Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN STUNTING PADA ANAK (LITERATURE REVIEW) Linda Risyati; Agustina A. Seran; Nurlaelah Al Tadom
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 14 No 4 (2022): EDISI SPESIAL
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v14i4.975

Abstract

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Sanitasi higiene juga merupakan faktor penting yang harus diperhatikan, terutama sarana air bersih, ketersediaan jamban, pengolahan air limbah, pembuangan sampah, dan kebiasaan cuci tangan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan factor lingkungan sanitasi higiene dengan kejadian stunting pada anak. Desain penelitian ini adalah literature review, untuk mengidentifikasi faktor risiko lingkungan yang terkait dengan stunting. Proses pelaksanaannya secara systematic review dengan mengumpulkan artikel-artikel menggunakan search engine guna menelusuri materi artikel terkait kejadian stunting pada anak. Search engine yang digunakan diantaranya adalah Google Schoolar, dengan kata kunci factor lingkungan AND kualitas air AND pembuangan sampah AND pembuangan limbah AND jamban AND hygiene AND stunting AND balita OR anak OR 0-59 bulan. Analisis data dilakukan dengan ekstraksi data dengan mengelompokkan data menurut variabel yang ingin dikaji. Setelah terkumpul langkah selanjutnya adalah sintesis data untuk dihubungkan guna mendapatkan korelasi determinan penyebab stunting dengan kejadian stunting. Berdasarkan hasil literature review disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna terkait factor lingkungan diantaranya yaitu kondisi fisik air bersih, kepemilikan jamban sehat, sarana pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, dan higiene terhadap kejadian stunting pada balita
Pemberdayaan Remaja dalam Optimalisasi Peningkatan Kesehatan Reproduksi Irfan Irfan; Linda Risyati; Fitri Handayani
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 3 (2023): Volume 6 No 3 Maret 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i3.8596

Abstract

ABSTRAK Kesehatan reproduksi remaja mencakup perilaku seksual beresiko antara lain seks pra nikah yang dapat berakibat pada kehamilan yang tidak diinginkan, perilaku seksual berganti-ganti pasangan, aborsi tidak aman, dan perilaku beresiko tertular infeksi menular seksual (IMS) termasuk HIV. Mencegah dan melindungi remaja dari perilaku seksual beresiko dan perilaku beresiko lainnya serta mempersiapkan remaja untuk menjalani kehidupan reproduksi yang sehat dan bertanggung jawab yang meliputi persiapan fisik, psikis, dan social untuk menikah dan menjadi orang tua pada usia yang matang. Pengabdian masyarakat dilakukan dalam kegiatan bertahap yaitu tahapan pretest, penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja, postest, pemilihan duta kesehatan reproduksi remaja, dan pelatihan duta remaja. Hasil pre-test dan post-test ditampilkan dalam bentuk tabel deskripsi. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat peningkatan pengetahuan remaja perihal kesehatan reproduksi remaja diantaranya definisi Kesehatan reproduksi, organ reproduksi, kehamilan tidak diinginkan, infeksi menular seksual, dan kekerasan seksual. Terdapat perubahan persentase pengetahuan responden dengan peningkatan pengetahuan baik sebesar 60% serta penurunan persentase pengetahuan kurang sebesar 16%. Terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman pelajar MAN Kota Kupang tentang Kesehatan reproduksi remaja. Kata Kunci: Remaja, Kesehatan Reproduksi, Infeksi Menular Seksual  ABSTRACT Adolescent reproductive health includes risky sexual behavior, including premarital sex which can result in unwanted pregnancies, multiple sexual partners, unsafe abortion, and risky behaviors for contracting sexually transmitted infections (STIs) including HIV. Prevent and protect adolescents from risky sexual behavior and other risky behaviors as well as prepare adolescents to lead a healthy and responsible reproductive life which includes physical, psychological, and social preparation for marriage and parenthood at a mature age. Community service is carried out in stages, namely the pretest stage, counseling on adolescent reproductive health, posttest, selection of healthy adolescent ambassadors, and training of healthy adolescent ambassadors. The results of the pre-test and post-test are displayed in the form of a description table. Based on the results of the analysis, it is known that there is an increase in adolescent knowledge about adolescent reproductive health including the definition of reproductive health, reproductive organs, unwanted pregnancy, sexually transmitted infections, and sexual violence. There is a change in the percentage of respondents' knowledge with an increase in good knowledge of 60% and a decrease in the percentage of less knowledge by 16%. There is an increase in knowledge and understanding of students of MAN Kupang City about adolescent reproductive health. Keywords: Adolescents, Reproductive Health, Sexually Transmitted Infections
Factors Caused for Intra Natal Care and Postnatal Care at Home: Qualitative Study on the Location of Birth Agustina Abuk Seran; Nurlaelah Al-Tadom; Adriana Boimau; Sherlyansie Boimau; Linda Risyati
Jurnal Keperawatan Vol 14 No 3 (2022): Jurnal Keperawatan: Supp September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.13 KB)

Abstract

The safe motherhood program aims to strengthen maternal health efforts at regional and national levels in the context of equality, poverty reduction, and human rights. However, maternal mortality remains a major challenge for health systems worldwide. Maternal morbidity and mortality rates in the Province of East Nusa Tenggara (NTT) are still a problem because of complications during pregnancy or childbirth and there are stillbirths monitored and assisted by non-professionals at home. To increase and encourage the use of maternal health services, it is very important to understand the factors that influence maternal care-seeking behavior in NTT. This study was designed to explore societal values ​​and practices surrounding labor and the postpartum period, the influence of these values ​​and practices on health-seeking behavior, and the barriers and enabling factors to seek and utilizing maternal health services. We performed a rapid ethnographic assessment of maternal care-seeking behavior. It discusses local beliefs and practices related to childbirth and postpartum to determine the socio-cultural factors that contribute to the low absorption of maternal health services in NTT Province. This study seeks to identify and assess the factors that influence home delivery in Malacca District, NTT Province. This research is a qualitative research with an ethnographic approach. Data collection was carried out in April-August 2022 in Malacca Regency. Data were collected through in-depth interviews and FGDs with 30 informants, namely new mothers giving birth 0-3 months Thematic analysis of interview data and FGDs. Of the 30 cases submitted, 16 cases decided to give birth at a health care facility, 12 cases gave birth at home, 2 cases gave birth on the way to a health facility. Five dominant themes affecting the location of delivery were identified: the perception of normal delivery; motivation to encourage the provision of health facilities; home delivery and postpartum practices; decision-making process; and the level of knowledge about the danger signs of labor and postpartum.
Self Management Ibu Hamil dengan Anemia Linda Risyati; Nurlaelah Al-Tadom; Firda Kalzum Kiah
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 1 (2024): Volume 7 No 1 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i1.12522

Abstract

ABSTRAK Anemia selama kehamilan berhubungan dengan pertumbuhan janin terhambat, IUFD, kelahiran preterm, gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak janin, dan BBLR. Anak-anak yang lahir dengan cadangan besi yang rendah, akan memiliki cadangan besi yang rendah pada usia 6–9 bulan dan berisiko tinggi mengalami defisiensi besi. Anak yang lahir dengan defisiensi besi berisiko mengalami kesulitan perkembangan kognitif, social-emosional, fungsi adaptif, dan motoric. Ibu hamil dengan anemia memerlukan penanganan dan perawatan selama kehamilan, dimana penanganannya membutuhkan managemen diri atau self management. Mewujudkan self management yang baik melalui pendampingan dan penyuluhan pada ibu hamil dengan anemia. Metode Penelitian: Pengabdian masyarakat dilakukan dalam kegiatan bertahap yaitu tahapan yaitu identifikasi pengetahuan melalui pretest, edukasi dan penyuluhan tentang anemia ibu hamil, nutrisi, dan pengelolaan anemia, dilanjutkan postest. Tahapan terakhir dilakukan evaluasi pengelolaan anemia khususnya perilaku minum tablet besi. Hasil pre-test dan post-test ditampilkan dalam bentuk tabel deskripsi. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat peningkatan pengetahuan. Terdapat perubahan presentase pengetahuan responden dengan peningkatan pengetahuan baik sebesar 51,5% serta penurunan persentase pengetahuan kurang sebesar 15,1%. Sebagian besar ibu hamil patuh dalam meminum tablet Fe yaitu sebesar 81,8%. Self management ibu hamil yang dilaksanakan dalam pengabdian masyarakat ini berhasil dilaksanakan dengan peningkatan pengetahuan tentang anemia dan kepatuhan meminum tablet Fe pada ibu hamil dengan anemia. Kata Kunci: Self Management, Ibu Hamil, Anemia  ABSTRACT Anemia during pregnancy is associated with stunted fetal growth, IUFD, preterm birth, impaired fetal brain growth and development, and LBW. Children born with low iron reserves will have low iron reserves at the age of 6–9 months and are at high risk of experiencing iron deficiency. Children born with iron deficiency are at risk of experiencing difficulties in cognitive, social-emotional, adaptive function and motor development. Pregnant women with anemia require treatment and care during pregnancy, where treatment requires self-management. To realize good self-management through assistance and counseling for pregnant women with anemia. Method: Community service is carried out in gradual activities, namely the stages, namely identification of knowledge through pretest, education and counseling about anemia in pregnant women, nutrition and management of anemia, followed by posttest. The final stage was to evaluate the management of anemia, especially the behavior of taking iron tablets. The results of the pre-test and post-test are displayed in the form of a description table. Based on the results of the analysis, it is known that there is an increase in knowledge. There was a change in the percentage of respondents' knowledge with an increase in good knowledge of 51.5% and a decrease in the percentage of poor knowledge of 15.1%. Most pregnant women adhere to taking Fe tablets, namely 81.8%. The self-management of pregnant women carried out in this community service was successfully implemented by increasing knowledge about anemia and compliance with taking Fe tablets in pregnant women with anemia. Keywords: Self Management, Pregnant Women, Anemia