Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

IT GOVERNANCE CAPABILITY LEVEL IDENTIFICATION OF COBIT 2019 AT THE RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU, MANADO, NORTH SULAWESI Joe Yuan Mambu; Rolly Junius Lontaan; Erienika Lompoliu; Jannice Salindeho; Jenifer Sambul
semanTIK : Teknik Informasi Vol 8, No 2 (2022): semanTIK : Teknik Informasi
Publisher : Informatics Engineering Department of Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55679/semantik.v8i2.28547

Abstract

In terms of technology, governance can be implemented effectively and efficiently if it can provide functionality or value that applies to businesses of all sizes and types. IT governance design can help you explore design factors that influence governance and includes a workflow for planning a governance system for your enterprise. Control Objectives for Information and Related Technologies (COBIT) is a framework created by ISACA that contains guidance or guidance documents that may be useful to auditors, users, and management. COBIT is an internationally recognized and applied best practice for information, information technology, and organizational risk which can be used to define information technology to maximize IT control. As it is required to improve IT service, the design of IT governance was conducted at the Central Unit Hospital (RSUP) Prof. Kandou, Manado, North Sulawesi, using the latest version of COBIT, COBIT 2019. The following is an explanation of the priorities of Malayang Hospital. Governance below 25 points is proficiency level 1. The results shows that there are five objectives that becomes main priority (reaching level 4): EDM03, APO12, BAI02, BAI03 and BAI05. These objectives are the ones recommended to be audited. The second tier that may also suggested to be audited are objectives with capability level 3: APO07, APO08, BAI01, BAI07, DSS01, DSS02 and MEA01.Keywords; COBIT 2019, IT Governance, RSUP Prof. Kandou Malalayang
Analisis Perbandingan Metode Fingerprinting dan Dead Reckoning Pada Sistem Penentuan Posisi Dalam Ruangan Rolly Junius Lontaan; Oktoverano Lengkong; Jacquline Waworundeng
TeIKa Vol 13 No 01 (2023): TeIKa: April 2023
Publisher : Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36342/teika.v13i01.3082

Abstract

Indoor positioning system technology is one of the solutions to problems that cannot be done by positioning technology for objects determined by the Global Positioning System (GPS) when the position is in a multi-storey building. To determine the position in the room, there are several methods, including the fingerprinting method and the dead reckoning method, which are methods that will be analyzed in comparison between the two methods by testing their performance or accuracy, the advantages and disadvantages of each method and providing recommendations for the use of the appropriate method. appropriate in certain situations. Where Fingerprinting is more accurate in situations with lots of obstructions and high signal density, while dead reckoning is more suitable for use in situations with lots of movement and few obstructions.
PENGENALAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI) KEPADA SISWA/I SMK NEGERI 1 SORONG Rolly Junius Lontaan; Semmy Wellem Taju
Servitium Smart Journal Vol 1 No 2 (2023): Servitium Smart Journal
Publisher : Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Artificial Intelligence (AI) adalah cabang ilmu komputer yang perkembangan sangat pesat dan sangat membantu kita dalam memecahkan berbagai macam permasalahan dari yang sederhana hingga yang kompleks oleh sebab itu pengenalan AI sangat penting bagi siswa di SMK Karena teknologi ini semakin banyak digunakan di berbagai bidang termasuk pada bidang pendidikan. Sebagai siswa yang memasuki dunia profesional masa depan, pemahaman tentang AI akan sangat berharga dalam mempersiapkan Anda menghadapi perubahan dan tantangan era digital. Dalam pengenalan AI, siswa akan mempelajari tentang aplikasi AI dalam kehidupan sehari-hari, seperti chatbot, dan machine learning. Melalui kegiatan magang siswa di Universitas Klabat Siswa SMK Negeri 1 Sorong diperkenalkan tentang AI untuk mempersiapkan diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan pengembangan keterampilan siswa. Kegiatan ini telah menjadikan siswa/i SMK Negeri 1 Sorong mengenal, mengetahui dan bahkan membuat aplikasi sederhana mengenal obyek dan Chatbot with AIML.
Mengakselerasi Keterampilan Rekayasa Perangkat Lunak: Peranan DevOps, SDLC, dan CI/CD dalam Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK N 1 Pusomaen Semmy Wellem Taju; Stenly Richard Pungus; Rolly Junius Lontaan; Reymon Rotikan; Marchel Timothy Tombeng
Servitium Smart Journal Vol 2 No 1 (2023): Servitium Smart Journal
Publisher : Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31154/servitium.v2i1.24

Abstract

Rekayasa Perangkat Lunak (software engineering) merupakan proses komprehensif yang melibatkan pengembangan program aplikasi. Pemahaman mendalam mengenai DevOps (Development Operation), Siklus Hidup Pengembangan Perangkat Lunak (Software Development Life Cycle atau SDLC), serta Integrasi Berkelanjutan/Pengiriman Berkelanjutan (Continuous Integration/Continuous Deployment atau CI/CD) adalah esensial dalam pengembangan aplikasi yang modern. DevOps diarahkan untuk meningkatkan kemudahan akses terhadap software. Model SDLC yang tradisional seringkali dipilih karena kesesuaiannya dalam mengembangkan aplikasi yang mudah dievaluasi. Namun, keterbatasan model ini mengakibatkan pola kerja yang monoton bagi pengembang, sehingga menghambat perubahan dan adaptasi yang cepat. Sebagai solusi, model CI/CD telah dikembangkan menjadi pendekatan inovatif yang mengubah proses pengembangan perangkat lunak dari manual menjadi otomatis. CI/CD tidak hanya memudahkan dan mempercepat proses pengembangan tetapi juga meningkatkan kualitas dari software yang dirilis. Survei yang dilakukan melalui pre-test di SMK N 1 Posumaen menunjukkan adanya kekurangan dalam pengetahuan siswa mengenai prinsip rekayasa perangkat lunak yang canggih ini. Setelah penyampaian materi yang dirancang khusus, terdapat peningkatan yang signifikan dalam pemahaman siswa, sebagaimana dibuktikan oleh hasil post-test.