Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search
Journal : Jurnal Redoks : Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia

EKSTRAKSI ZAT WARNA DARI DAUN JATI MUDA (Tectona grandis Linn. F.) DAN APLIKASINYA PADA BENANG TENUNAN BIMA ruslan R; agrippina wiraningtyas; Silaturahmi S
JURNAL REDOKS : JURNAL PENDIDIKAN KIMIA DAN ILMU KIMIA Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Redoks : Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia
Publisher : Program Studi Pendidikan Kimia STKIP Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.268 KB) | DOI: 10.33627/re.v4i1.512

Abstract

Indonesia adalah negara yang sangat kuat dalam penyediaan bahan baku bersumber dari alam, namun masyarakat belum mampu memanfaatkannya dengan baik. Salah satu tumbuhan yang dapat berpotensi sebagai pewarna alami adalah daun jati muda (Tectona grandis Linn. F.). Dimana daun jati muda mengandung zat pewarna antosianin yang dapat memberikan warna merah, ungu bahkan merah gelap dan tanin yang dapat memberikan warna cokelat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konsentrasi pelarut terhadap ekstrak zat warna pada daun jati muda, mengetahui konsentrasi optimum pada ekstraksi zat warna dari daun jati muda dengan menggunakan metode maserasi dan mengetahui pengaruh variasi konsentrasi pelarut terhadap zat warna daun jati muda pada pewarnaan benang bahan baku kain tenunan Bima. Ekstrak daun jati muda didapat dengan cara diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol konsentrasi 50%, 60%, 70%, 80% dan 90%. Ekstrak yang diperoleh kemudian diukur nilai absorbansinya menggunakan alat spektrofotometer Uv-Vis pada rentang panjang gelombang 190-700 nm, serta digunakan untuk mewarnai benang tenunan. Hasil penelitian ini adalah variasi konsentrasi pelarut etanol berpengaruh terhadap ekstrak zat warna dari daun jati muda dengan metode maserasi. Konsentrasi optimum pelarut etanol untuk ekstraksi zat warna dari daun jati muda dengan metode maserasi adalah konsentrasi pelarut etanol 80% yang menghasilkan nilai absorbansi 1,425. Dan variasi konsentrasi pelarut etanol berpengaruh terhadap hasil warna pada bahan baku benang tenunan Bima.
EKSTRAKSI ZAT WARNA DARI KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia Mangostana L) DAN APLIKASINYA PADA BENANG TENUN BIMA Sri Rahma Wati; Ruslan R; agrippina wiraningtyas; Sry Agustina
JURNAL REDOKS : JURNAL PENDIDIKAN KIMIA DAN ILMU KIMIA Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Redoks : Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia
Publisher : Program Studi Pendidikan Kimia STKIP Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.809 KB) | DOI: 10.33627/re.v4i1.513

Abstract

Kulit buah manggis sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dan masih dianggap sebagai limbah oleh masyarakat maupun penjual masih kurang dan bahkan dibuang begitu saja. Salah satu bahan yang dapat di gunakan untuk pembuatan zat warna alami yaitu dari kulit buah manggis (Garcinia mangostana L). Kandungan yang terdapat pada buah manggis antasionin yang menghasilkan warna merah, ungu, dan biru (Indra 2009). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh waktu pelarut terhadap ekstrak zat warna dari kulit buah manggis, mengetahui waktu optimum pada ekstrak zat warna kulit buah manggis dengan menggunakan metode maserasi, dan mengetahui pengaruh variasi waktu pelarut terhadap zat warna dari kulit buah manggis pada pewarnaan benabg bahan baku kain tenunan Bima. Ekstrak kulit buah manggis didapat dengan cara diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol waktu 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, dan 5 jam. Ekstrak yang diperoleh kemudian diukur nilai absorbansinya menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis pada rentang panjang gelombang 190-600 nm, serta digunakan untuk mewarnai benang tenunan. Hasil penelitian ini adalah variasi waktu pelarut etanol berperngaruh terhadap ekstrak zat warna dari kulit buah manggis dengan metode maserasi. Waktu optimum pelarut etanol untuk ekstrak zat warna dari kulit buah manggis dengan metode maserasi adalah waktu 4 jam yang menghasilkan nialai absorbansi 4.459. Dan variasi waktu pelarut etanol berpengaruh terhadap hasil warna pada bahan baku benang tenunan Bima.