Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Risk Assessment Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Pekerjaan Bongkar Menggunakan Metode Hazard Identification, Risk Assessment, & Risk Control pada Pelabuhan Ciwandan di Banten Susiarni Magdalena; Harri Mochamad Mansur; Dwi Endah Kurniasari; Jaja Miharja
Quantum Teknika : Jurnal Teknik Mesin Terapan Vol 4, No 1 (2022): October
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jqt.v4i1.15882

Abstract

Unloading work at the port has a high risk. Thus, Occupational Health and Safety (K3) through risk assessment must always be considered so that it meets K3 standards so that the risk of work accidents can be reduced. This study aims to conduct a K3 risk assessment on unloading work using the HIRARC (hazard identification risk assessment control) method at the Ciwandan Port in Banten. This exploration is an assessment that concentrates on using a subjective methodology with the stages of a basic review, problem planning, and examination objectives, sharing information, managing HIRARC data, investigating the report, and making conclusions. The consequence of this study shows that the risk rating that can be identified is at least 2 Low, 7 High, and 8 Emergency from the aspect of working environment conditions, activities, and mental conditions of Ciwanden Banten Port workers. So it can be concluded that there are aspects of K3 that have a high risk and require higher attention. Therefore, further research is needed regarding risk control that can be provided based on a risk assessment from the word related to the Health and Safety (K3) technique HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control) at the Port of Ciwandan in Banten.
Analisis terhadap Penggunaan Arm Connection untuk Proses Pemuatan LNG Dapid Rikardo; Harri Mochamad Mansur
Journal Marine Inside Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : Politeknik Pelayaran Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.617 KB) | DOI: 10.56943/ejmi.v2i1.15

Abstract

Bahaya yang dapat diakibatkan oleh kebocoran LNG terletak pada cairan dari gas alam cair tersebut yang dapat merusak bahan yang terbuat dari besi. Bila terjadi kebakaran, akan mengakibatkan ledakan yang sangat dahsyat disamping itu apabila muatan gas cair tersebut mengenai bagian tubuh akan merusak susunan saraf dan tubuh akan terbakar dalam dingin (frostbite) karena titik didih gas alam cair tersebut adalah -163°C, artinya muatan tersebut sangat dingin. Dalam operasional kapal, baik dipelabuhan bongkar, pelabuhan muat maupun pada saat laden voyage dan ballast voyage, LNG yang diangkut merupakan muatan yang memiliki nilai jual yang sangat mahal dan termasuk kategori muatan berbahaya sesuai IMDG Code kelas 2 yaitu Liquefied Gas. Maka muatan tersebut harus benar-benar diperhatikan faktor keamanannya dan diperlukan penanganan yang lebih khusus terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh muatan bagi keselamatan crew, kapal beserta muatan itu sendiri. Untuk itu diperlukan suatu sistem yang dapat mencegah terjadinya kecelakaan yang diakibatkan oleh muatan diatas kapal. Emergency Shut-Down System (ESD System) merupakan salah satu sistem yang dirancang diatas kapal LNG untuk mengatasi hal tersebut dengan cara menutup atau mematikan peralatan yang menghubungkan masuk atau keluarnya muatan LNG di kapal, untuk menjamin keselamatan seluruh crew, kapal dan muatan itu sendiri. Tetapi dilain pihak, bila Emergency Shut-Down System (ESD System) ini aktif, berarti terdapat sesuatu yang tidak berfungsi atau berjalan dengan baik dan juga ada peralatan yang terganggu pada rangkaian sistem operasional muatan.
Analisis Strategi Awak Kapal dalam Menghadapi Bahaya Perompakan Ketika Melewati Daerah Berbahaya Zaldy Satria; Harri Mochamad Mansur
Journal Marine Inside Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Politeknik Pelayaran Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.248 KB) | DOI: 10.56943/ejmi.v2i2.21

Abstract

Perompakan terhadap suatu kapal sering menjadi isu di dalam dunia kemaritiman, karena hal tersebut berhubungan juga dengan keselamatan jiwa seorang Anak Buah Kapal. Pencegahan akan terjadinya suatu perompakan kapal harus melibatkan banyak pihak, baik itu yang datang dari pihak kapal, perusahaan, maupun petugas yang akan disewa perusahaan guna melakukan pengawalan terhadap kapal yang melintasi daerah berbahaya tersebut. Yang sering kali menjadi suatu permasalahan adalah kurangnya koordinasi antara pihak-pihak terkait ketika suatu kapal harus melintasi daerah berbahaya (high risk area). Dilatar belakangi oleh permasalahan tersebut, maka peneliti mencoba untuk merumuskan suatu rumusan masalah tentang bagaimana koordinasi pihak kapal dengan pihak perusahaan serta otoritas yang bertanggung jawab atas pengamanan di suatu wilayah sebelum dan selama memasuki daerah berbahaya. Dengan mengetahui rumusan masalah dari penelitian ini, maka diketahui juga tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui bagaimana koordinasi pihak kapal dengan pihak perusahaan serta otoritas yang bertanggung jawab atas pengamanan di wilayah sebelum dan selama memasuki daerah berbahaya. Pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk menggunakan metode yang bersifat kualitatif yang mana dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu pemecahan masalah yang salah satunya adalah penggunaan rencana perjalanan berupa company planning yang mana hal itu merupakan susunan rencana perjalanan yang dimiliki suatu perusahaan guna mengantisipasi terjadinya perompakan. Dengan mengacu pada company planning yang di dalamnya terdapat perintah-perintah yang dapat disiapkan oleh kapal ketika memasuki high risk area, maka kapal akan berlayar dengan selamat melewati perairan yang berbahaya tersebut.
Optimalisasi penerapan Marpol 73/78 Annex V pada KMP Legundi guna mencegah pencemaran laut Nursyamsu; Harri Mochamad Mansur; Suratan Samuel Daeli
Journal Marine Inside Vol. 5 No. 2 (2023)
Publisher : Politeknik Pelayaran Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62391/ejmi.v5i2.66

Abstract

Laut merupakan suatu perairan luas yang dalam dan sifatnya penting bagi keberlangsungan umat manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, di laut banyak dilakukan kegiatan, salah satunya adalah kegiatan pelayaran oleh kapal-kapal yang bernavigasi. Selain itu, terdapat berbagai regulasi yang mengatur kapal-kapal dalam melakukan pelayaran, salah satunya adalah Marpol 73/78 Annex V yang mengatur mengenai pencegahan pencemaran laut akibat pembuangan limbah dari sisa aktivitas pelayaran kapal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan objek penelitiannya adalah di KMP Legundi selama 12 bulan untuk mendapatkan data secara langsung. Rute pelayaran KMP Legundi adalah rute Merak-Bakauheni dan sebaliknya. Rute yang dilalui merupakan rute paling ramai sehingga peneliti tertarik untuk melakukan observasi di kapal tersebut. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa penerapan Marpol 73/78 Annex V di KMP Legundi masih belum terimplementasi dengan optimal, khususnya pada kapal penumpang mereka. Dalam hal ini, diperlukan sosialisasi kepada para penumpang, awak kapal maupun tim kebersihan kapal untuk selalu menjaga kebersihan kapal dan lingkungan laut dengan cara tidak membuang sampah sembarangan guna mencegah adanya pencemaran laut. Selain itu, perusahaan diharapkan dapat memberikan aturan khusus terhadap para awaknya dalam menjalankan aturan sesuai dengan Marpol 73/78 Annex V dan dapat memberikan fasilitas yang memadai sebagai fasilitas kebersihan di kapal. The sea is a vast, deep body of water, and its nature is vital for the survival of humanity. In everyday life, many activities are carried out at sea, including shipping activities by ships that navigate. Apart from that, various regulations regulate ships during shipping, one of which is Marpol 73/78 Annex V, which governs the prevention of marine pollution due to waste disposal from the remainder of ship shipping activities. The method used in this research is descriptive qualitative, with the research object being at KMP Legundi for 12 months to obtain data directly. The KMP Legundi shipping route is the Merak-Bakauheni route and vice versa. The route taken was the busiest, so researchers were interested in making observations on the ship. The research results found that implementing Marpol 73/78 Annex V at KMP Legundi still needs to be optimal, especially on their passenger ships. In this case, outreach to passengers, crew, and ship cleaning teams is required to maintain the ship's cleanliness and the marine environment by not throwing rubbish carelessly to prevent marine pollution. The company is also expected to provide special rules for its crew in carrying out Marpol 73/78 Annex V regulations. It can also provide adequate facilities on the ship, such as cleaning facilities.