Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KANDUNGAN KIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA UMBI BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia (L.) Merr.) HASIL FERMENTASI Sani nurlaela fitriansyah; Naimah Puteri; Nur Muthmainnah; Nur Asni Setiani
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.389 KB) | DOI: 10.58327/jstfi.v10i2.181

Abstract

Umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr.) memiliki kandungan fenol dan flavonoid yang berkhasiat sebagai antioksidan. Kandungan kimia dalam suatu tumbuhan dapat dipengaruhi dengan adanya proses pengolahan bahan baku. Salahsatu proses pengolahan baku tumbuhan yaitu dengan adanya fermentasi menggunakan pemanasan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh fermentasi pada kandungan kimia dan aktivitas antioksidan pada ekstrak umbi bawang dayak. Penelitian ini dilakukan dengan fermentasi umbi bawang dayak dengan pemanasan selama 10, 20 dan 30 hari. Ekstraksi dilakukan menggunakan maserasi dengan pelarut etanol 70%. Penetapan kadar fenol total, flavonoid total dan aktivitas antioksidan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan, ekstrak umbi bawang dayak hasil fermentasi selama 30 hari memiliki kadar fenol total, kadar flavonoid total dan aktivitas antioksidan tertinggi, ditunjukkan secara berurutan (3,721 g GAE/100 g ekstrak ± 0,210; 0,378 g QE/100 g ekstrak ± 0,189, IC50 peredaman DPPH 28,689 µg/mL± 0,144). Adanya proses fermentasi dan lama proses fermentasi dapat mempengaruhi kandungan kimia dan aktivitas antioksidan ekstrak umbi bawang dayak.
PERBANDINGAN METODE FERMENTASI, EKSTRAKSI, DAN KEPOLARAN PELARUT TERHADAP KADAR TOTAL FLAVONOID DAN STEROID PADA DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg) Hesti Riasari; Sani Nurlaela Fitriansyah; Irna Siti Hoeriah
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.089 KB) | DOI: 10.58327/jstfi.v11i1.165

Abstract

Daun sukun mengandung metabolit sekunder antara lain flavonoid, polifenol, kuinon, dan steroid1. Proses biosintetik dapat menyebabkan perubahan warna, kandungan, dan jenis kandungan yang ada pada daun sukun. penelitian menggambarkan konsentrasi total metabolit sekunder yang dipisahkan berdasarkan polaritas pelarut dan metode ekstraksi. Proses biosintetik adalah fermentasi daun hijau segar menjadi daun hijau fermentasi (HF) melalui metode fermentasi aerob dan anaerob. Ekstraksi dilakukan dengan dua metode yaitu metode panas (sokletasi) dan metode dingin (maserasi) untuk membandingkan metode ekstraksi yang lebih baik. Ekstraksi dilakukan dengan kepolaran bergradasi menggunakan pelarut N-heksana, etil asetat, dan etanol. Ekstraksi kepolaran bertingkat akan menghasilkan senyawa-senyawa tertentu yang terpisah secara spesifik pada setiap pelarut yang digunakan, oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data ilmiah mengenai pengaruh metode fermentasi, metode ekstraksi, dan gradien polaritas pelarut terhadap kandungan flavonoid dan steroid total ekstrak daun. . sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg). Hasil kandungan flavonoid total tertinggi adalah ekstrak etil asetat dari daun sukun fermentasi aerobik dengan metode maserasi 0,3054 g QE/100g dan kandungan steroid total tertinggi pada ekstrak N-heksana dari daun sukun fermentasi aerobik maserasi 0 , 1169g/100g. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa metode ekstraksi terbaik untuk menentukan kadar total flavonoid dan steroid adalah metode maserasi. Sedangkan polaritas pelarut yang baik untuk penentuan kadar flavonoid total adalah etil asetat aerobik, dan N-heksana aerobik untuk penentuan kadar steroid total, metode fermentasi yang efektif dalam meningkatkan kadar metabolit sekunder pada daun sukun adalah metode fermentasi aerobik.