Ady Setiawan
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI GURU SEKOLAH KHUSUS DI KOTA PONTIANAK Setiawan, Ady; Sukmawati, Sukmawati; Chiar, M.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 8, No 9 (2019): September 2019
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (947.745 KB)

Abstract

 Abstract This study aims to determine how the teachers’ achievement motivation, the principals’ transformational leadership, and school climate, also how the influence of each and simultaneously all variables. The general objective of this research is to determine the influence of transformational leadership and school climate on the achievement motivation of teachers in special schools in Pontianak, Indonesia. This research uses quantitative research methods and uses a questionnaire as a data collection tool. The subjects of this study were 65 teachers of special schools in elementary schools (SDLB) in Pontianak. Their characteristics are permanent teachers, a minimum of two years of work, status as government employees or non, and a bachelor’s degree. The results of the study are: (1) a description of teachers’ achievement motivation is classified as high (34.38%) and variations score 92-99; (2) the description of transformational leadership is quite good (45.32%) and variations score 110 - 122; (3) the description of special school climate is classified as good (39.06%) and variations score 103-110; (4) transformational leadership influences the teachers’ achievement motivation; (5) school climate influences teachers’ achievement motivation; and (5) simultaneously, transformational leadership and school climate influence teachers’ achievement motivation. The conclusion of this study is the achievement motivation of special school teachers in Pontianak is influenced by the principals’ transformational leadership and school climate by 39.50% simultaneously, while the other 60.50% is influenced by other variables. Keywords: Achievement Motivation, School Climate, Transformational Leadership
PELAKSANAAN KURIKULUM MODIFIKASI DI SEKOLAH INKLUSIF(STUDI KASUS DI SD NEGERI 4 KREBET, JAMBON, PONOROGO) SETIAWAN, ADY
Inspirasi Manajemen Pendidikan Vol 4, No 2 (2016): Inspirasi Manajemen Pendidikan
Publisher : Inspirasi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep pendidikan inklusif di Indonesia merupakan sebuah konsep yang baru, sehingga dibutuhkan perhatian yang lebih serius dalam berbagai hal, salah satunya kurikulum yang digunakan. Berdasarkan pada temuan awal peneliti, menunjukkan bahwa selama ini sekolah yang diteliti telah melaksanakan kurikulum sekolah inklusif yang sedikit berbeda dari ketentuan umum yang diberikan pemerintah melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PPK-LK). Mekanisme pelaksanaan tersebut merupakan hasil pengalaman sekolah dalam melayani PDBK yang sudah dilakukan jauh sebelum ditunjuk oleh pemerintah. Berdasarkan temuan awal tersebut, peneliti mengambil fokus penelitian tentang pelaksanaan kurikulum modifikasi sekolah inklusif di SD Negeri 4 Krebet, desa Sidoharjo, kecamatan Jambon, kabupaten Ponorogo. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kurikulum modifikasi sekolah inklusif di sekolah tersebut. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, GPK, guru kelas, guru mata pelajaran, orang tua PDBK, dan sumber lain yang dapat memberikan data akurat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif melalui studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui proses wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pelaksanaan kurikulum modifikasi sekolah inklusif di SD Negeri 4 Krebet, Jambon, Ponorogo terdiri dari enam kegiatan yaitu: 1) persiapan dalam pelaksanaan kurikulum modifikasi sekolah inklusif. Tiga hal yang dipersiapkan sehingga terbentuk inclusive culture yakni tenaga pendidik melalui pelatihan baik dari pemerintah atau usaha sekolah melalui join program dan melalui keterlibatan langsung dengan PDBK di setiap kegiatan, sarana prasarana yang telah aksesibel, dan orang tua melalui berbagai kegiatan sosialisasi; 2) identifikasi dan asesmen PDBK. Aspek akademik dilakukan sekolah secara mandiri, sedangkan aspek non akademik dibantu oleh professional, pusat sumber, dan lembaga terkait; 3) pembuatan profil siswa bagi PDBK. Dilakukan oleh GPK menggunakan format sendiri, karena belum ada format khusus dari pemerintah; 4) perencanaan kurikulum modifikasi melalui tim khusus dan tim umum; 5) penggunaan kurikulum modifikasi dalam pembelajaran. Sekolah membagi menjadi seting kelas inklusif dimana seluruh peserta didik belajar bersama dalam satu kelas, dan seting kelas khusus yang diperuntukkan bagi PDBK, berlokasi di ruang sumber dan hanya dilaksanakan dua kali seminggu, selain itu sekolah menyiapkan berbagai kegiatan vokasional seperti menganyam, berkebun, dan kegiatan ekstrakurikuler seperti seni tari reog, tari, karawitan, rebana, olahraga, pramuka, dll; dan 6) evaluasi pelaksanaan kurikulum sekolah inklusif dilakukan secara internal setiap tiga bulan dan melibatkan seluruh elemen termasuk orang tua peserta didik, baik regular maupun PDBK, dan komite di setiap akhir semester.Kata kunci: kurikulum modifikasi, sekolah inklusif, peserta didik berkebutuhan khusus
EFEKTIVITAS GERAKAN LITERASI DIGITAL DI SEKOLAH JENJANG PENDIDIKAN DASAR DI KOTA PONTIANAK Ady Setiawan; Lukmanulhakim Lukmanulhakim; Andini Linarsih
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Vol 15, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jvip.v15i1.60994

Abstract

The purpose of this study was to obtain information on the effectiveness of the digital literacy movement and what factors influence the effectiveness of the digital literacy movement in Sekolah Dasar Negeri dan Sekolah Menengah Pertama Negeri Kota Pontianak. The research approach used is quantitative research and descriptive study. The data for this study were sourced from schools, especially from principals and teachers, with details as many as 141 Sekolah Dasar Negeri and 28 Sekolah Menengah Pertama Negeri. The data collection technique is direct communication by conducting interviews with principals, teachers and students. Analysis of research data using Content Input Process and Product (CIPP) analysis, then the data is analyzed using SPSS statistics program. The digital literacy movement in Pontianak State Elementary Schools and Junior High Schools in general is still not effective. Judging from the class base, school culture base, and community base. There are several factors that influence the effectiveness of the digital literacy movement in Sekolah Dasar Negeri dan Sekolah Menengah Pertama Negeri Kota Pontianak.
Digital Literature Understanding of Early Childhood Education Teachers in Pontianak, West Kalimantan Lukmanulhakim; Andini Linarsih; Ady Setiawan
Kiddo: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/kiddo.v4i1.8235

Abstract

The purpose of this research was to obtain information about Understanding Digital Literature Early Childhood Education (PAUD) Teachers in Pontianak in the class base, school culture base, and community base they have. This research approach is descriptive qualitative. Sources of data are PAUD teachers in Pontianak spread over 6 sub-districts with 30 institutions, and 90 teachers. Data collection with observation, interviews, and documentation studies. Data collection tools in the form of observation guides, interviews, and documentation. Data analysis by collecting, reducing, presenting, and drawing conclusions. The results concluded that the digital literacy of PAUD teachers in Pontianak in general was still lacking. This is due to: 1) class base: The number of digital literacy trainings attended by teachers is still very low, the intensity of the application of digital literacy in learning activities is still lacking and driven by Covid-19, the level of understanding of teachers is still low; 2) the basis of school culture: the number and variety of reading materials and digital-based teaching aids is still lacking, the frequency of use of digital learning resources is still lacking, the number of presentations of school information using digital media is less, policies regarding digital literacy is not optimal; 3) basic community: community support in the form of providing digital literacy facilities and infrastructure in schools. The level of involvement of parents, the community, and schools in the development of digital literacy is sufficient through the school's social community.
Inovasi Media Pembelajaran Berbasis Augmented Reality Hewan Khas Kalimantan Barat Arwana Red Bagi Anak Usia Dini 5-6 Tahun Lukmanulhakim; Ady Setiawan; Andini Linarsih
Jurnal Pelita PAUD Vol 7 No 2 (2023): Jurnal Pelita PAUD
Publisher : STKIP Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33222/pelitapaud.v7i2.3059

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran hewan khas Kalimantan Barat berbasis Augmented Reality bagi anak usia dini 5-6 tahun, dengan target khusus menghasilkan produk media pembelajaran tentang mengenalkan hewan khas Kalimantan Barat berbasis Augmented Reality bagi anak usia dini 5-6 tahun sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan model ADDIE (Analyse, Design, Development, Implementation, Evaluation). Tahapan penelitian meliputi analisis kebutuhan, merancang media, mengembangkan media, melakukan ujicoba, dan mengevaluasi. Ujicoba terbatas dilakukan di Kota Pontianak dan Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat dengan subjek ujicoba guru. Pengumpulan Data dilakukan dengan: (a) observasi; (b) kuesioner; & (c) wawancara (focus group interview). Analisis data dalam penelitian ini terdiri atas analisis data kualitatif dan uji beda (t-test /U-Mann Witney/wilcoxon). Hasil penelitian berupa aplikasi berbasis Augmented Reality yang mengenalkan salah satu hewan khas Kalimantan Barat yaitu Siluk Merah atau Arwana Red. Aplikasi tersebut memuat profil, karakterteristik, perkembangbiakan (reproduksi), makanan, dan nilai-nilai karakter pendidikan yang dapat diambil dari hewan tersebut. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis AR tentang pengenalan salah satu hewan khas Kalbar, Arwana Red bagi anak usia 5-6 tahun dapat disimpulkan bahwa media tersebut dinyatakan layak untuk digunakan.
MODIFIKASI KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH ATAS MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK Ady Setiawan
Edukhasi: Jurnal Inovasi Pendidikan Vol 1 No 1 (2023): Jurnal Inovasi Pendidikan
Publisher : Edu Berkah Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (902.072 KB) | DOI: 10.60132/jip.v1i1.10

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang manajemen modifikasi kurikulum di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan kualitatif. Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang dilakukan secara eksploratif dan mendalam. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, dementasi, dan observasi. Analisis data meliputi uji kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas. Subyek penelitian ini berjumlah 8 orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah dan 2 wakil kepala sekolah, 5 orang guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) desain kurikulum di sekolah terdiri dari: Mengidentifikasi debat dan analisis kebutuhan, menentukan tujuan dan indikator pengukuran, menentukan strategi, mengimplementasikan hasil desain kurikulum, dan mengevaluasi serta membalas. Desain dilakukan bersama dengan masukan dari Komite Sekolah dan bimbingan dari Dinas Pendidikan kota dan provinsi (2) Hampir semua guru linier dalam mengajar mata pelajaran yang dapat sesuai dengan kualifikasi akademiknya, hanya 3 orang atau 6,25% dari total 48 guru tidak linier; (3) Hasil desain kurikulum adalah: (a) Dokumentasi hasil penyusunan kurikulum; (B) Hasil belajar akademik yang sangat baik; (c) Prestasi non akademik di bidang olahraga, seni, dan kepramukaan di tingkat lokal, regional, dan nasional; (d) Menambah program seperti sister school, pendidikan pesantren, life skills, dan persiapan menjadi SPK (Satuan Pendidikan Kerja Sama). Implikasi penelitian ini terdiri dari pengelolaan kurikulum mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi serta hasil terdiri dari keberhasilan siswa.