Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pola Komunikasi Anak Autis: Studi Etnografi pada Keterampilan Interaksi Anak Autis di SLB Cinta Mandiri Lhokseumawe Marhamah Rusdy
Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 25, No 1 (2019): Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/albayan.v25i1.4089

Abstract

Penelitian ini membahas tentang pola komunikasi anak autis: studi etnografi komunikasi dalam berinteraksi di SLB Cinta Mandiri Lhokseumawe. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa sajakah peristiwa komunikasi yang terjadi pada anak autis ketika berinteraksi, dan bagaimanakah pola komunikasi anak autis berdasarkan peristiwa komunikasi. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis peristiwa komunikasi yang terjadi pada anak autis ketika berinteraksi, dan untuk menganalisis pola komunikasi anak autis berdasarkan peristiwa komunikasi. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitattif dengan pendekatan studi etnografi komunikasi. Teknik mengumpulkan data penelitian ini adalah pengamatan terhadap perilaku verbal dan nonverbal anak autis, wawancara dengan guru dan orang tua, dan kajian dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa komunikasi anak autis ketika berinteraksi terjadi pada saat terapi dan reguler di dalam kelas dan di luar kelas dalam aktivitas bermain dan olah raga. Terapi yang dilakukan guru menggunakan metode  picture exchange communication system (PECS) dengan cara menunjukkan gambar sehingga anak tertarik dan fokus pada  komunikasi yang berlangsung. Sedangkan pola komunikasi anak autis dalam bentuk komunikasi interpersonal anatara anak autus dengan guru di sekolah dan anatara anak autis dengan orang tua di rumah. Komunikasi interpersonal yang berlansung secara tatap muka bersifat komunikasi verbal dan nonverbal. Selain itu, komunikasi berlangsung dengan pola komunikasi instruksional, dimana guru memberikan perintah untuk diikuti oleh anak. Sementara pola komunikasi orang tua dengan anak autis lebih efektif dengan menerapkan pola asuh demokratis, yaitu penerimaan dan perlakuan orang tua terhadap anak autis dengan kasih sayang dan baik. Kata Kunci: Pola Komunikasi, Interpersonal, Bahasa Verbal dan Nonverbal, Autisme. 
Pengaruh Literasi Digital Terhadap Pencegahan Informasi Hoaks pada Remaja di SMA Negeri 7 Kota Lhokseumawe Marhamah Rusdy
Jurnal Pekommas Vol 6, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : BBPSDMP KOMINFO MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30818/jpkm.2021.%x

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh literasi digital terhadap penyebaran informasi hoaks pada remaja di SMA N 7 Kota Lhokseumawe. Kemajuan teknologi memberikan kemudahan dalam mengakses informasi yang menjadikannya rawan terhadap penyebaran informasi hoaks. Melalui peningkatan kemampuan literasi digital pada remaja akan meningkatkan kemampuannya  dalam bermedia sosial dan berinternet, juga mampu menganalisis keabsahan suatu informasi. Penelitian ini dilakukan dengan teknik kuantitatif dan korelasional sebagai  jenis risetnya. Riset ini menggunakan representatif responden sebanyak 72 orang dan instrument penelitian angket. Hasil penelitian menjelaskan bahwa secara signifikan dan negatif  literasi digital berpengaruh terhadap penyebaran linformasi hoaks sebesar 20,6%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi yang tinggi menjadikan penyebaran informasi hoaks bertambah rendah. Tingkat literasi digital remaja di SMA N 7 Kota Lhokseumawe termasuk pada kategori tinggi yaitu sebesar 56.94%,  dan tingkat penyebaran informasi hoaks termasuk pada kategori rendah yaitu 69,44%.
The Pattern of Disaster Communication and Media to Improve Community Alertness in North Aceh Regency nfn Fauzi; Marhamah Rusdy
Jurnal Pekommas Vol 5, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : BBPSDMP KOMINFO MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30818/jpkm.2020.2050203

Abstract

This study aims to analyze the forms of communication carried out and the media used by the North Aceh District Disaster Management Agency in improving community alertness. This research uses descriptive research type, and qualitative research approaches.  Research data obtained through interviews, observations, and documentation studies. Research informants, namely the Local Government, the Head of the North Aceh District Disaster Management Agency, the District Head of Langkahan, the Head of North Aceh SAR, the Head of RRI Lhokseumawe. The results showed that the communication carried out by the North Aceh District Disaster Management Agency was interpersonal communication and mass communication through socialization and simulation about disasters. While the communication media used, namely the mass media both print media and radio media to inform disaster management policies. It also used traditional media as local wisdom namely kentongan. Kentongan media are considered effective when communication tools that use technology do not function. 
Hubungan Perubahan Format Programa RRI dengan Kepuasan Pendengar di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Marhamah Marhamah
Jurnal Pekommas Vol 17, No 2 (2014): Agustus 2014
Publisher : BBPSDMP KOMINFO MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.726 KB) | DOI: 10.30818/jpkm.2014.1170204

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perubahan format (redesain) programa RRI dengan kepuasan pendengar di Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan jenis penelitian kuantitatif. Data penelitian diambil dengan menggunakan kuesioner serta diolah dan dianalisis secara deskriptif dan statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan format programa RRI yang meliputi siaran berita, siaran agama Islam, musik/lagu dan penyiar/penyaji acara, mempunyai hubungan yang signifikan dan positif dengan kepuasan pendengar. Perubahan format programa RRI ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas siaran, karena salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pendengar radio adalah kualitas siarannya.
Representation of Islamic Communication Ethics in Etnis Gayo Cultural Culture in Aceh Central District (Representasi Etika Komunikasi Islam dalam Budaya Tutur Etnis Gayo di Kabupaten Aceh Tengah) nfn Marhamah
Jurnal Pekommas Vol 3, No 1 (2018): April 2018
Publisher : BBPSDMP KOMINFO MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30818/jpkm.2018.2030108

Abstract

This study discusses the verbal symbols of Islamic communication ethics in Gayo ethnic speech in Central Aceh District. Speech in Gayo culture is a greeting or call between individuals, between groups or individuals with groups. In Gayo culture, it is unethical to call someone by name directly. Speech in Gayo culture is placed in the context of the kinship system and social structure. The method used in this research is qualitative research with ethnographic approach of communication. While the data collection techniques used are observation, documentation, as well as interviews with customary figures or cultural figures, community leaders or elders, and the community. Then the data were analyzed using semiotics analysis of Roland Barthes version. The results of this study indicate that the verbal symbols of Islamic communication ethics in Gayo ethnic speech in Central Aceh Regency seen in the use of speech used in everyday life is based on kinship system or kinship and position or function (said degree). The denotative meaning in this speech can be understood from the meaning described in Gayo. While the connotative meaning in this speech is understood based on Gayo cultural values. Understanding the connotative meaning of this speech become a reference in using speech in accordance with the context that gave rise to the myth in Gayo culture called kemali, jis, moth and sumang.Penelitian ini membahas mengenai simbol-simbol verbal etika komunikasi Islam dalam budaya tutur etnis Gayo di Kabupaten Aceh Tengah. Tutur dalam budaya Gayo merupakan kata sapaan atau panggilan antar individu, antar kelompok atau individu dengan kelompok. Dalam budaya Gayo, tidak etis memanggil seseorang dengan menyebut namanya langsung. Tutur dalam budaya Gayo ditempatkan pada konteks sistem kekerabatan dan struktur sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneltian kualitatif dengan pendekatan etnografi komunikasi. Sementara teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan, dokumentasi, serta wawancara dengan tokoh adat atau tokoh budaya, tokoh masyarakat atau sesepuh , dan masyarakat. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan analisis semiotika versi Roland Barthes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa simbol-simbol verbal etika komunikasi Islam dalam budaya tutur etnis Gayo di Kabupaten Aceh Tengah terlihat pada pemakaian tutur yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari didasarkan pada sistem kekerabatan atau kekeluargaan dan jabatan atau fungsi (tutur gelar). Makna denotatif dalam tutur ini dapat dipahami dari arti yang dijelaskan dalam bahasa Gayo. Sedangkan makna konotatif dalam tutur ini dipahami berdasarkan nilai-nilai budaya Gayo. Pemahaman makna konotatif dari tutur ini menjadi acuan dalam memakai tutur sesuai dengan konteksnya yang menunculkan mitos dalam budaya Gayo disebut dengan kemali, jis, jengat, dan sumang.
Semiotic Analysis of Islamic Communication Message of Melengkan at Gayonese Culture in Central Aceh Marhamah Marhamah; Linur Ficca Agustina
Jurnal Komunikasi Islam Vol. 9 No. 2 (2019): December
Publisher : Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3419.546 KB) | DOI: 10.15642/jki.2019.9.2.193-212

Abstract

This study discusses the forms of the message and the principles of Islamic communication at Gayo ethnic culture in Central Aceh District. Using qualitative research with the semiotics analysis approach in analysing the text of the customary speech written by A.R. Hakim Aman Pinan, this research found that the form of messages contained in the custom of downcast is the form of informative messages namely messages spoken by pemelengkan only in the form of persuasive messages, namely pemelengkan give advice containing persuasion so that awareness arises in the communicant, and coercive messages, namely pemelengkan give orders to comply with customs and sanctions against these violations. Additionally, the principles of Islamic communication contained this culture are the principle of qaulan sadiddan, qaulan kariman, qaulan layyinan, qaulan maysuran, and qaulan ma’rufan.
The Pattern of Disaster Communication and Media to Improve Community Alertness in North Aceh Regency nfn Fauzi; Marhamah Rusdy
Jurnal Pekommas Vol 5 No 2 (2020): October 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Multi Media “MMTC” Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30818/jpkm.2020.2050203

Abstract

This study aims to analyze the forms of communication carried out and the media used by the North Aceh District Disaster Management Agency in improving community alertness. This research uses descriptive research type, and qualitative research approaches.  Research data obtained through interviews, observations, and documentation studies. Research informants, namely the Local Government, the Head of the North Aceh District Disaster Management Agency, the District Head of Langkahan, the Head of North Aceh SAR, the Head of RRI Lhokseumawe. The results showed that the communication carried out by the North Aceh District Disaster Management Agency was interpersonal communication and mass communication through socialization and simulation about disasters. While the communication media used, namely the mass media both print media and radio media to inform disaster management policies. It also used traditional media as local wisdom namely kentongan. Kentongan media are considered effective when communication tools that use technology do not function. 
Pengaruh Literasi Digital Terhadap Pencegahan Informasi Hoaks pada Remaja di SMA Negeri 7 Kota Lhokseumawe Marhamah Rusdy
Jurnal Pekommas Vol 6 No 2 (2021): October 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Multi Media “MMTC” Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56873/jpkm.v6i2.4271

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh literasi digital terhadap penyebaran informasi hoaks pada remaja di SMA N 7 Kota Lhokseumawe. Kemajuan teknologi memberikan kemudahan dalam mengakses informasi yang menjadikannya rawan terhadap penyebaran informasi hoaks. Melalui peningkatan kemampuan literasi digital pada remaja akan meningkatkan kemampuannya  dalam bermedia sosial dan berinternet, juga mampu menganalisis keabsahan suatu informasi. Penelitian ini dilakukan dengan teknik kuantitatif dan korelasional sebagai  jenis risetnya. Riset ini menggunakan representatif responden sebanyak 72 orang dan instrument penelitian angket. Hasil penelitian menjelaskan bahwa secara signifikan dan negatif  literasi digital berpengaruh terhadap penyebaran linformasi hoaks sebesar 20,6%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi yang tinggi menjadikan penyebaran informasi hoaks bertambah rendah. Tingkat literasi digital remaja di SMA N 7 Kota Lhokseumawe termasuk pada kategori tinggi yaitu sebesar 56.94%,  dan tingkat penyebaran informasi hoaks termasuk pada kategori rendah yaitu 69,44%.
The Islamic Dialectics and Local Culture in The Petawaren Tradition in Gayo Community Marhamah Rusdy; Fauzi Fauzi
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 22, No 2 (2020): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/eh.v22i2.9205

Abstract

This research aims to analyze the rituals or practices as well as traditional objects used in the Petawaren tradition of the Gayo community in Central Aceh District. This research is descriptive research using a qualitative approach. The data needed are the ritual or implementation of Petawaren tradition and the traditional objects used, especially at a wedding or Ngerje ceremony. Primary data are obtained from research informants, namely traditional leaders, cultural figures, and community leaders, while secondary data are obtained from the relevant literature, documents, results of previous studies, and references. The techniques of collecting data are done by interviewing, observing, and documenting. This research also employs a relational dialectical theory. The results conclude that Petawaren tradition is purely Gayo culture, whereas the dialectics of Islam and Petawaren tradition in the Gayo community is more like accommodation of Islamic values. Therefore, the interpretation of the customary symbols, practices, and objects is eventually based on the Islamic teachings which replace the animistic beliefs existing before the arrival of Islam. Penelitian ini bertujuan menganalisis ritual (amalan) serta benda-benda adat yang digunakan dalam pelaksanaan tradisi Petawaren masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menerapkan pendekatan kualitatif. Data yang diperlukan berupa tata cara pelaksanaan serta benda-benda yang digunakan dalam tradisi Petawaren pada upacara perkawinan Ngerje. Data utama bersumber dari informan penelitian, yaitu sesepuh (petue), tokoh adat, dan tokoh masyarakat. Sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur, dokumen, hasil penelitian terdahulu, dan referensi yang relevan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengamatan, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori dialektika relasional. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tradisi Petawaren adalah murni budaya Gayo, sedangkan dialektika Islam dan tradisi Petawaren pada masyarakat Gayo lebih kepada akomodasi nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, pemaknaan terhadap simbol-simbol, ritual (amalan), dan benda-benda adat pada akhirnya didasarkan pada ajaran Islam, menggantikan kepercayaan animisme yang ada sebelum Islam datang.
Pola Komunikasi dan Stratifikasi dalam Budaya Tutur Masyarakat Gayo Marhamah Marhamah
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 16, No 2 (2014): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.045 KB) | DOI: 10.18860/el.v16i2.2779

Abstract

Speech is a system call or a form of greeting in Gayo society. The division is closely related to the form of speech or other forms of family kinship system in Gayo society. Because it is a path connecting said to strengthen the bond of kinship within a family and village. The use of said form is used, depending on the position or stratification in the path of an opponent said kinship facing speakers. Said also reflected in the manner and attitude of politeness of speakers against opponents he said, called the ethics of communication. This paper aims to describe patterns of communication in Gayo society called the speech and its relationship to stratification or hierarchy within the kinship system and ethical values   contained in the communication of Islam said. Tutur merupakan sistem panggilan atau bentuk sapaan yang ada dalam masyarakat Gayo. Pembagian bentuk tutur berkaitan erat dengan sistem kekerabatan atau bentuk keluarga dalam masyarakat Gayo. Karena itu tutur merupakan jalur penghubung untuk menguatkan ikatan kekerabatan dalam suatu keluarga dan kampung. Pemakaian bentuk tutur yang digunakan, bergantung kepada kedudukan atau stratifikasi dalam jalur kekerabatan dari lawan tutur yang dihadapi penutur. Dalam tutur juga tergambar cara dan sikap kesantunan berbahasa dari penutur terhadap lawan tuturnya, yang disebut dengan etika komunikasi. Tulisan ini bertujuan untuk mendiskripsikan pola komunikasi dalam masyarakat Gayo yang disebut dengan tutur dan hubungannya dengan stratifikasi atau hirarki dalam sistem kekerabatan serta nilai-nilai etika komunikasi Islam yang terkandung dalam tutur.