This Author published in this journals
All Journal Jurnal Agroteknologi
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PUPUK CAIR BATUAN SILIKAT DAN MULSA JERAMI PADI PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI CABAI RAWIT (Capsicum Frutescens L.) DI LAHAN KERING KECAMATAN MOYO HULU Idul Idhaliati; Ikhlas Suhada; Ade Mariyam Oklima
Jurnal Agroteknologi Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Agroteknologi
Publisher : Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.252 KB)

Abstract

Budidaya tanaman di lahan kering terkendala oleh ketersediaan air dan tingginya serangan hama (monyet dan babi hutan). Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan budidaya jenis tanaman yang tidak di sukai oleh hama tersebut seperti cabai rawit. Salah satu cara 44dengan menggunakan pupuk cair batuan silikat dan bahan penutup tahan seperti mulsa jerami padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan pupuk cair batuan silikat dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan produksi cabai rawit (Capsicum frutescens L.) di lahan kering Kecamatan Moyo Hulu. Penelitian ini telah dilaksanakan di bulan Februari 2022 sampai dengan Juni 2022 di Desa Sempe Jalan simpang Ai Beling Dusun Sempe A Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa, NTB. Metode yang digunakan pada penelitian yaitu menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 Faktor yaitu pupuk cair batuan silikat (P), dan mulsa jerami padi (M), masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Faktor dosis pupuk cair batuan silikat terdiri dari 2 taraf, yaitu P1= 4 L/Ha, P2= 6 l/Ha. Faktor mulsa jerami padi terdiri dari 3 taraf yaitu M0 = Tanpa mulsa, M1 = 5 cm, M2 =15 cm. Perlakuan tunggal penggunaan pupuk cair batuan silikat berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman umur 35 HSPT pada perlakuan P2. Perlakuan tunggal penggunaan mulsa jerami padi pada parameter tinggi tanaman umur 35 dan 95 HSPT, berat buah panen pertama (per tanaman, per bedeng, per hektar) serta berat total berpengaruh nyata pada perlakuan M2. Pada perlakuan kombinasi parameter berat pertanaman, perbedeng, dan perhektar, berpengaruh nyata pada panen pertama (umur 95 HSPT) memberikan pengaruh nyata pada perlakuan P2M2.