Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Strategi Pembelajaran Membuat Dummy Gaun Menggunakan Teknik Draping Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Vokasional Desain Fashion Khairunnisa Butar Butar; Elfi Husnita Hasibuan; Olivia Feby Mon Harahap; Nurlaila Nurlaila; Armina Sari Harahap; Elfira Aulia Hasibuan
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 2 No. 2 (2020): JPDK
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v2i2.11877

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan strategi pembelajaran pembuatan dummy gaun dengan teknik draping pada peserta didik, meliputi : 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Evaluasi hasil belajar, dan 4) Hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran membuat teknik draping. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian mahasiswa program studi Pendidikan Vokasional Desain Fashion Universitas Aufa Royhan Padangsidimpuan. Metode pengumpulan data meliputi : Observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan : (1) Perencanaan pembelajaran masih kurang efektif dan RPS yang belum dikembangkan. 2) Pelaksanaan pembelajaran sudah cukup baik, yang ditunjukkan metode menjelaskan, penugasan, demonstrasi, dan praktik; media pembelajaran menggunakan dummy yang dilengkapi dengan jobsheet dan handout untuk membantu pemahaman siswa dalam membuat dummy gaun teknik draping (3) Evaluasi hasil belajar membuat dummy gaun drapping cukup baik, meliputi penilaian kognitif, afektif, dan psikomotor dengan nilai akhir 100% mahasiswa diatas Kriteria Ketuntasan Maksimum (KKM) dan hasil sesuai dengan desain (moodboard). (4) Kendala atau hambatan yang dihadapi pada pembelajaran yaitu; waktu yang diperlukan melebihi jam perkuliahan, pekerjaan dosen pengampu yang cukup padat, kurangnya tingkat kesabaran mahasiswa dalam mengerjakan produk, serta fasilitas praktik masih kurang sehingga harus menggunakan manequeen secara bergantian. Disarankan agar instansi melengkapi fasilitas belajar yang dibutuhkan mahasiswa semakin meningkat sehingga dapat memperlancar proses pembelajaran. Hendaknya instansi juga mengadakan kursus atau pelatihan bagi dosen pengampu untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki. Bagi dosen pengampu juga dapat menggali dan mengembangkan kembali RPS dan strategi pembelajaran dengan melihat perkembangan teknologi dan zaman serta karakteristik mahasiswa yang berbeda-beda.
Hubungan Pengetahuan Mahasiswa Dalam Pengolahan Limbah Kain Batik Menjadi Asesoris Fashion Elfi Husnita Hasibuan; Khairunnisa Butar -Butar; Nurlaila Nurlaila; Olivia Feby Mon Harahap; Fitri Rahma Handayani; Fadillah Fadillah; Maysaroh Maysaroh; Yulia Astuti; Rizki Aninda Muda
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 3 No. 2 (2021): JPDK
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v3i2.11885

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan mahasiswa dalam pengolahan limbah kain menjadi asesoris fashion. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Aufa Royhan Pada Mahasiswa Pendidikan Vokasional Desain Fashion. Penelitian ini dilaksankan pada 18 Oktober sampai 03 Nopember 2021. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan survey lapangan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Pendidikan Vokasional Desain Fashion sebanyak 16 orang Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Teknik analisis data menggunakan analisis koelasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hubungan antara pengetahuan pengolahan limbah dan kemampuan mahasiswa dalam pengolahan limbah kain batik menjadi aesoris fashion hasilnya tidak signifikan. Dari hasil analisis korelasi tidak didapat korelasi yang signifikan antara pengetahuan pengolahan limbah kain dengan kemampuan mahasiswa dalam pengolahan limbah kain menjadi asesoris fashion adalah sebesar 0,019 jika berdasarkan tabel koefisien korelasi termasuk tingkat hubungan yang sangat rendah. Hal ini menunjukan bahwa hubungan antara pengetahuan pengolahan limbah dan kemampuan mahasiswa dalam pengolahan limbah kain menjadi asesoris fashion termasuk tingkat hubungan yang sangat rendah. Hasil penelitian menunjukan para responden yaitu mahasiswa Program Studi Desain Fashion sudah memiliki pengetahuan pengolahan limbah kain tergolong sedang. Sedangkan kemampuan mahasiswa dalam pengolahan limbah kain batik partisipasi siswa dalam pengolahan sudah tergolong baik.. Namun kedua variable ini termasuk tingkat hubungan yang sangat rendah.
PENGARUH SISTIM PEMBUATAN POLA DASAR TERHADAP PASSUAI GAUN CASUAL UNTUK POSTUR TUBUH GEMUK PENDEK Elfi Husnita Hasibuan; Khairunnisa Butar - butar; Nurlaila -; Olivia Feby Mon Harahap; Fitri Rahma Handayani
Jurnal Kesehatan Ilmiah Aufa Royhan Vol 4 No 2 (2019): Vol.4 No.2 Desember 2019
Publisher : Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/health.v4i2.982

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) mengetahui passuai gaun casual untuk wanita dengan postur tubuh gemuk pendek yang dibuat menggunakan pola dasar Praktis. (2) mengetahui passuai gaun casual untuk wanita dengan postur tubuh gemuk pendek yang dibuat menggunakan pola dasar Bunka I. (3) membuktikan pengaruh sistim pola dasar terhadap passuai gaun casual untuk wanita dengan postur tubuh gemuk pendek. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen murni dengan desain factorial 2x1. Validitas penelitian menggunakan teknik judgement expert dan reliabilitas menggunakan reliabilitas rattings. Metode pengumpulan data dengan angket skala Likert.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) passuai gaun casual untuk postur tubuh gemuk pendek menggunakan pola dasar Praktis termasuk dalam kategori tepat. (2) passuai gaun casual untuk postur tubuh gemuk pendek menggunakan pola dasar Bunka termasuk dalam kategori tepat. (3) terdapat pengaruh sistim pembuatan pola dasar terhadap passuai gaun casual untuk postur tubuh gemuk pendek dengan hasil pola dasar bunka lebih tepat dengan signifikansi 5% maupun 1% (2,11<31,129>2,90). Kata Kunci : Sistim Pembuatan Pola, Passuai Gaun Casual , dan Gemuk Pendek. ABSTRACT This study aims to determine:(1) (1) knowing of fit for short fat body shape with the basic pattern of practical system. (2) knowing of fit for short body shape with the bunka I basic pattern. (3) prove a impact of making basic pattern system have an impact on fitting casual dresses for short fat body fat. This was an true experimental study with 2x1 factorial design. Validity used judgement expert and reliability used reliability rattings. Metod for data collection with Likert scale. The results showed that:(1) fitting result of casual dress for short fat body shape with the basic pattern of practical systems is in a good category.(2) fitting result of casual dress for short fat body shape with basic bunka systems pattern is in a good category.(3) there is influence basic pattern of practical systems and basic bunka I pattern systems with result Bunka basic pattern is good and precise to apply with significancy 5% or 1% (2,11<31,129>2,90). Keywords : making pattern system, fitting casual dress, and short fat body shape.
Penyuluhan Tentang keterampilan Tata Busana Dasar pada Masyarakat Desa Purwodadi Kota Padangsidimpuan Sumatera Utara Khairunnisa Butar-Butar; elfi husnita hasibuan; Olivia Feby Mon Harahap; Nurlaila -
Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA) Vol. 1 No. 1 (2019): Vol. 1 No. 1 Desember 2019
Publisher : Universitas Aufa Royhan Di Kota Padangsidipuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/jpma.v1i1.990

Abstract

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dilakukan di Desa Purwodadi Kecamatan Batunadua Kota Padangsidimpuan. Sebagaian besar masyarakat di desa ini berprofesi sebagai petani yang berpenghasilan tidak menetap sesuai hasil panen, bahkan kaum perempuan berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan pengangguran. Dengan mayoritas masyarakat belum memiliki keterampilan khusus untuk menambah penghasilan. Untuk itu perlu adanya pemberdayaan masayrakat untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Kegiatan pengabdian ini ditujukan untuk ibu-ibu rumah tangga Desa Purwodadi. PKM ini dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan dasar. Penyuluhan yang diberikan untuk menambah wawasan masyarakat tentang tata busana (fashion) dan peluang bisnis di bidangnya. Pelatihan tata busana yang diberikan yaitu pelatihan menjahit dasar dan membuat pola dasar. Hasil kegiatan pengabdian ini adalah masyarakat mendapatkan keterampilan baru (tata busana) yang dapat menjadi peluang usaha dalam menambah penghasilan.
PELATIHAN PEMBUATAN HIASAN JILBAB DARI KAIN PERCA PADA PESERTA BLK KOTA PADANGSIDIMPUAN Elfi Husnita Hasibuan; Khairunnisa Butar - butar; Nurlaila -; Olivia Feby Mon Harahap
Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA) Vol. 1 No. 1 (2019): Vol. 1 No. 1 Desember 2019
Publisher : Universitas Aufa Royhan Di Kota Padangsidipuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/jpma.v1i1.1014

Abstract

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertujuan untuk melatih jiwa wirausaha Ibu-ibu rumah tangga yang ikut dalam pelatihan di BLK Kota Padangsidimpuan melalui pemanfaatan limbah kain perca menjadi produk yang bernilai ekonomis. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Maret 2019. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk: 1) penyuluhan dan pemahaman wirausaha pada Ibu-ibu rumah tangga yang ikut dalam pelatihan di BLK Kota Padangsidimpuan, 2) praktik dan pendampingan pembuatan produk/Bros, 3) monitoring dan evaluasi. Hasil dari kegiatan tersebut adalah: Ibu-ibu rumah tangga yang ikut dalam pelatihan di BLK Kota Padangsidimpuan mampu memanfaatkan limbah kain perca menjadi produk unik antara lain: 1) bros, 2) Ikat Rambut dll, serta produk kreativitas lainnya yang memiliki nilai jual. Diharapkan, kegiatan ini mampu menjadikan Ibu-ibu r umah tangga yang kreatif dan mengurangi limbah kain perca dengan mengubahnya menjadi produk yang lebih bermanfaat. Kata kunci : Kain Perca, Bros, Ibu-Ibu ABSTRACT Community Service (PKM) aims to train the entrepreneurial spirit of housewives who participate in training at BLK Padangsidimpuan City through the utilization of patchwork waste into products that have economic value. This activity was carried out in March 2019. This activity was carried out in the form of: 1) counseling and understanding of entrepreneurship for housewives who participated in training at BLK Padangsidimpuan City, 2) practice and assistance in making products/brooches, 3) monitoring and evaluation . The results of these activities were: Housewives who took part in the training at BLK Padangsidimpuan City were able to utilize patchwork waste into unique products, including: 1) brooches, 2) Hair ties etc., as well as other creative products that have selling points. It is hoped that this activity will be able to make housewives creative and reduce patchwork waste by turning it into more useful products. Keywords: patchwork, brooches, mothers.
PELATIHAN PEMBUATAN BUSANA RUMAH PADA PESERTA BLK KOTA PADANGSDIMPUAN Elfi Husnita Hasibuan; Khairunnisa Butar - butar; Nurlaila -; Olivia Feby Mon Harahap
Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA) Vol 2 No 3 (2020): Vol. 2 No. 3 Desember 2020
Publisher : Universitas Aufa Royhan Di Kota Padangsidipuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/jpma.v2i3.1047

Abstract

Abstract Training on making home clothes is one of the efforts to increase human resources, especially mothers, in this case BLK participants in Padangsidimpuan City. This skill can be used as a filler in spare time and used as a business opportunity that can increase income for household life. The aim of the research is to describe the instructor's activities, learning outcomes and the responses of the trainees. This type of research is quasi-experimental research with a One Shot Case Study design. The training was held in 2 meetings. Data collection methods used are observation and questionnaires. Analysis of instructor activity data used the mean value, learning outcomes and participant responses used percentages. The results of the research on the instructor's activities during the training for making home clothes got a very good mean. Mean Instructor activity at meeting I got 3.76 good category (Good) and meeting II got 4.05 very good category (SB). The learning outcomes of the participants were seen from the process starting from cutting patterns, placing patterns, cutting materials, moving pattern marks, sewing pockets, slits, sides, fitting I and II, was 85% in the Very Good category (SB), while taking measurements, making patterns, sewing the hem, neatness is 70% Good category (B) and the resulting negligee is 50% Good category (B). The results of the participants' response to the negligee making training were 100% very good (SB), participants felt happy, useful, needed further development, the instructor's activities made it easier to make negligee, and on time, the material was easy to understand, which was new. It can be concluded that the instructor's activities as a whole are good, the learning outcomes are good and the response of the trainees is very good. Abstrak Pelatihan pembuatan busana rumah merupakan salah satu upaya peningkatan Sumber Daya Manusia khususnya ibu-ibu dalam hal ini peserta BLK Kota Padangsidimpuan. Keterampilan ini dapat dijadikan sebagai pengisi waktu luang dan dijadikan sebagai peluang usaha yang dapat menambah penghasilan bagi kehidupan rumah tangga. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan aktifitas instruktur, hasil belajar dan repon peserta pelatihan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan desain One Shot Case Study. Pelatihan dilaksanakan 2 kali pertemuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan angket. Analisis data aktifitas instruktur menggunakan nilai mean, hasil belajar serta respon peserta menggunakan persentase. Hasil penelitian aktifitas instruktur selama pelatihan pembuatan busana rumah mendapatkan mean sangat baik. Mean Aktifitas instruktur pertemuan I Mendapatkan 3,76 kategori baik (Baik) dan pertemuan II mendapatkan 4,05 kategori Sangat Baik (SB). Hasil belajar peserta dilihat dari proses mulai dari memotong pola, meletakkan pola, memotong bahan, memindahkan tanda pola, menjahit saku, belahan, sisi, pengepasan I dan II, adalah 85% kategori Sangat Baik (SB), sedangkan mengambil ukuran, membuat pola, menjahit belahan, kerapian adalah 70% kategori Baik (B) dan hasil jadi daster adalah 50% kategori Baik (B). Hasil respon peserta terhadap pelatihan pembuatan daster 100% sangat baik (SB), peserta merasa senang, bermanfaat, perlu dikembangkan lebih lanjut, aktivitas instruktur mempermudah pembuatan daster, dan tepat waktu, materi mudah dipahami, merupakan hal baru. Dapat disimpulkan bahwa aktifitas instruktur secara keseluruhan adalah baik, hasil belajar baik dan respon peserta pelatihan sangat baik.
Gambaran Penerapan Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di ruang laboratorium tata busana SMK Negeri 3 Padangsidimpuan Elfi Husnita Hasibuan; Khairunnisa Butar-butar; retno desti dwi meilasari
Jurnal Kesehatan Ilmiah Aufa Royhan Vol 9 No 1 (2024): Vol.9 No. 1 Juni 2024
Publisher : Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/health.v9i1.1285

Abstract

Penggunaan ruang laboratorium mengharuskan setiap siswa untuk berhadapan langsung dengan banyaknya peralatan yang berpotensi memiliki bahaya. Maka, penerapan Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) tentunya menjadi faktor penting dalam pelaksanaan setiap kegiatan belajar (praktik) yang perlu diperhatikan, karena terjadinya kecelakaan dalam kegiatan praktik karena unsur penerapan K3 yang berlaku dan dijalankan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran penerapan Kesehatan dan keselamaptan kerja (K3) di ruang laboratorium tata busana SMK Negeri 3 Padangsidimpuan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan teknik analisis data deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambrakan standar Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di ruang laboratorium tata busana. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan K3 memerlukan banyak perhatian dan perbaikan sesuai dengan standar yang telah diatur dalam UU nomor 1 tahun 1970, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) RI No. 5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja dan juga peraturan Menteri Pendidikan RI no 40 tahun 2008 tentang sarana dan prasarana sekolah menengah kejuruan. Dalam penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada lingkungan SMK Negeri 3 Padangsidimpuan, sudah diusahakan sebaik mungkin untuk dapat memenuhi standar dan peraturan yg berlaku. Terdapat beberapa faktor yang ditemukan seperti faktor ekonomi dan pemahaman. Pada faktor ekonomi, terbatasnya anggaran yang untuk pengalokasian khusus K3, sehingga saat ini masih di khususkan pada pengeluaran keperluan sekolah lainnya seperti pengadaan mesin jahit dan perlengakapan praktik pendukung lainnya. Saran yang dapat diberikan adalah untuk mengupayakan agar kelak penerapan K3 dapat lebih maksimal sesuai dengan standar yang berlaku. Dengan menganggarkan dana pengelolaan ruang praktik dan juga pemahaman pengguna laboratorium tentang pentingnya penerapan K3 dalam kegiatan pembelajaran guna menjaga diri dari kecelakaan kerja.
PELATIHAN PEMBUATAN BUSANA RUMAH PADA PESERTA BLK KOTA PADANGSDIMPUAN Elfi Husnita Hasibuan; Khairunnisa Butar - butar; Nurlaila -; Olivia Feby Mon Harahap
Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA) Vol. 2 No. 3 (2020): Vol. 2 No. 3 Desember 2020
Publisher : Universitas Aufa Royhan Di Kota Padangsidipuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/jpma.v2i3.1047

Abstract

Abstract Training on making home clothes is one of the efforts to increase human resources, especially mothers, in this case BLK participants in Padangsidimpuan City. This skill can be used as a filler in spare time and used as a business opportunity that can increase income for household life. The aim of the research is to describe the instructor's activities, learning outcomes and the responses of the trainees. This type of research is quasi-experimental research with a One Shot Case Study design. The training was held in 2 meetings. Data collection methods used are observation and questionnaires. Analysis of instructor activity data used the mean value, learning outcomes and participant responses used percentages. The results of the research on the instructor's activities during the training for making home clothes got a very good mean. Mean Instructor activity at meeting I got 3.76 good category (Good) and meeting II got 4.05 very good category (SB). The learning outcomes of the participants were seen from the process starting from cutting patterns, placing patterns, cutting materials, moving pattern marks, sewing pockets, slits, sides, fitting I and II, was 85% in the Very Good category (SB), while taking measurements, making patterns, sewing the hem, neatness is 70% Good category (B) and the resulting negligee is 50% Good category (B). The results of the participants' response to the negligee making training were 100% very good (SB), participants felt happy, useful, needed further development, the instructor's activities made it easier to make negligee, and on time, the material was easy to understand, which was new. It can be concluded that the instructor's activities as a whole are good, the learning outcomes are good and the response of the trainees is very good. Abstrak Pelatihan pembuatan busana rumah merupakan salah satu upaya peningkatan Sumber Daya Manusia khususnya ibu-ibu dalam hal ini peserta BLK Kota Padangsidimpuan. Keterampilan ini dapat dijadikan sebagai pengisi waktu luang dan dijadikan sebagai peluang usaha yang dapat menambah penghasilan bagi kehidupan rumah tangga. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan aktifitas instruktur, hasil belajar dan repon peserta pelatihan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan desain One Shot Case Study. Pelatihan dilaksanakan 2 kali pertemuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan angket. Analisis data aktifitas instruktur menggunakan nilai mean, hasil belajar serta respon peserta menggunakan persentase. Hasil penelitian aktifitas instruktur selama pelatihan pembuatan busana rumah mendapatkan mean sangat baik. Mean Aktifitas instruktur pertemuan I Mendapatkan 3,76 kategori baik (Baik) dan pertemuan II mendapatkan 4,05 kategori Sangat Baik (SB). Hasil belajar peserta dilihat dari proses mulai dari memotong pola, meletakkan pola, memotong bahan, memindahkan tanda pola, menjahit saku, belahan, sisi, pengepasan I dan II, adalah 85% kategori Sangat Baik (SB), sedangkan mengambil ukuran, membuat pola, menjahit belahan, kerapian adalah 70% kategori Baik (B) dan hasil jadi daster adalah 50% kategori Baik (B). Hasil respon peserta terhadap pelatihan pembuatan daster 100% sangat baik (SB), peserta merasa senang, bermanfaat, perlu dikembangkan lebih lanjut, aktivitas instruktur mempermudah pembuatan daster, dan tepat waktu, materi mudah dipahami, merupakan hal baru. Dapat disimpulkan bahwa aktifitas instruktur secara keseluruhan adalah baik, hasil belajar baik dan respon peserta pelatihan sangat baik.
PKM Pelatihan Tentang Kriya Tekstil Pemanfaatan Limbah Kain Perca dalam Pembuatan Kreatif Fabric Menggunakan Teknik Jahit Yoyo menjadi Busana Daur Ulang (Art wear) pada Kader TP. PKK Kelurahan Pekan Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Elfi Husnita Hasibuan; Khairunnisa Butar-Butar, S.Pd.,M.Ds.; retno desti dwi meilasari
Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA) Vol. 6 No. 1 (2024): Vol.6 No. 1 April 2024
Publisher : Universitas Aufa Royhan Di Kota Padangsidipuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/jpma.v6i1.1281

Abstract

Industri kreatif adalah industri tersendiri dengan penampilan pada keunggulan kreativitas dalam menghasilkan desain – desain kreatif yang melekat pada produk barang / jasa yang dihasilkan. Industri kreatif merupakan kumpulan dari sektor – sektor industri yang mengutamakan kreativitas dan inovasi sebagai modal utama dalam menghasilkan suatu produk. Industri kriya tekstil dalam hal ini dapat dipandang sebagai komponen inti dari suatu industri kreatif dimana implementasinya bisa dikembangkan untuk mendukung nilai tambah produk sehingga dapat dijadikan industri unggulan. Pada komponen industri kreatif, modal utama nya adalah intelektual dengan unsur seni, budaya, teknologi dan bisnis. Penggalian potensi untuk menemukan peluang bisnis dapat dilakukan dengan mengupgrade kemampuan dan keterampilan para ibu – ibu kader PKK kelurahan pekan tanjung morawa dengan meningkatkan kreativitas dan inovasi yang up to date dalam pemanfaatan limbah kain perca untuk pembuatan busana daur ulang yang kontemporer. Konsep Zero waste ini menjadi trend fesyen yang mengusung konsep fesyen ramah lingkungan (sustainable) berkelanjutan untuk menjaga alam dari sumber sampah terbesar di muka bumi dan membuka peluang bisnis / wirausaha di bidang keterampilan bagi ibu – ibu TP PKK Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Kreatif fabric atau manipulasi fabric adalah Menurut Wolf (1996), Manipulating Fabric atau manipulasi kain adalah suatu teknik menghias bahan dengan memanfaatkan beberapa macam teknik menghias kain dan membuat bahan baru menjadi bernilai seni tinggi. Saat ini fabric manipulation sedang banyak digemari oleh para fashion preneur, dengan menambahkan fabric manipulation ke dalam pakaiannya sebagai dekoratif busana. Fabric manipulation adalah sebuah teknik jahit membentuk bahan/kain lipatan kerut, lipit (pleats), tucking, smocking, flounces, matelase (quilting), korsase, ruffles, patchwork, yoyo, origami,slashing, jumputan, ecoprint. Teknik Yoyo yaitu sebuah pola berbentuk lingkaran yang dijelujur melingkar menjadi bulatan kerut (yoyo). Rangkaian yoyo ini bisa menjadi berbagai kreasi, seperti taplak meja, tas laptop, tutup galon, hingga dompet dan dekoratif busana. Cara membuat kerut yoyo ini sangatlah mudah. Anda cukup melipat tepi kain berukuran ± 2 mm ke arah dalam kain, lalu jelujur kelilingnya. Setelah itu, tarik benang hingga kain berkerut, lalu matikan benang tersebut. Metode pelaksanaan yang dilakukan adalah dengan metode komunikasi dua arah (narasumber dan peserta) dengan melakukan demonstrasi, praktek dan evaluasi. Sedangkan alat dan bahan yang digunakan adalah kain perca / sisa limbah jahitan, gunting kain, jarum tangan dan benang jahit. Hasil dari kegiatan ini yaitu antusisme dari peserta / ibu – ibu kader TP.PKK Kecamatan Tanjung Morawa dalam pemanfaatan limbah kain perca dalam pembuatan kreatif fabric menggunakan teknik jahit yoyo menjadi busana daur ulang (art wear). Dari gagasan konsep / ide yg di berikan narasumber kepada para peserta kemudian menghasilkan produk fesyen daur ulang yang upcycle layak pakai untuk busana panggung (art wear) sehingga mendapat respon yang positif dari peserta dalam kegiatan kader PKK dan masyarakat. Dari kegiatan ini terlihat ketertarikan dari para peserta ( kader TP.PKK ) untuk mengembangkan limbah kain perca menjadi produk fesyen dengan konsep zero waste sebagai pengelolaan sampah industry kreatif yang memiliki nilai jual dan peluang usaha ibu – ibu kader TP.PKK kelurahan Pekan kecamatan Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang.