Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERAMPASAN HAK PENDIDIKAN PEREMPUAN DALAM IKATAN PERKAWINAN USIA ANAK DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN (Analisis Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012) Kartika, Norma Yuni; Darwin, Muhajir; Sukamdi, Sukamdi
Vidya Karya Vol 31, No 2 (2016)
Publisher : Vidya Karya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract. This study aimed to find out the deprivation of womens education right in the bond of child age marriage in the province of South Kalimantan. The design of the study was cross-sectional study using data Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) in 2012. The right of women education in this study is the educational attainment and achievement of nine-year compulsory education of 15-49 years old women. The age of first marriage is divided into three categories, namely under 18 years, 18-20 years and above 20 years. The population of this study in accordance with the population on the IDHS 2012 in South Kalimantan. Analysis of the data using the percentage distribution and Chi Square test. The highest percentage of women at first marriage age under 18 years, 18-20 years and over 20 years in a row namely ungraduated of primary school (38.81%), ungraduated of junior high school (30.32%) and graduate of junior high school (33.86 %). The highest percentage of first marriage age under 18 years old and 18-20 years old at is similar, namely not achieving the nine years compulsory (93.84% and 71.48%), while the highest percentage age of first marriage of women over 20-year is achieving the nine year cumpolsary (56.65%). Keywords: deprivation, womens education right, marriage age Abstrak. Tulisan ini bertujuan mengetahui perampasan hak pendidikan perempuan dalam ikatan perkawinan usia anak di Provinsi Kalimantan Selatan. Rancangan penelitian cross sectional dengan menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012. Hak pendidikan perempuan dalam penelitian ini yaitu pencapaian pendidikan dan pencapaian wajib belajar sembilan tahun perempuan 15-49 tahun. Usia perkawinan pertama dibagi tiga kategori, yaitu di bawah 18 tahun, 18-20 tahun dan di atas 20 tahun. Populasi tulisan ini sesuai dengan populasi pada SDKI 2012 di Provinsi Kalimantan Selatan.  Analisis data menggunakan distribusi prosentase dan  uji Chi Square. Prosentase tertinggi usia perkawinan pertama perempuan di bawah 18 tahun, 18-20 tahun dan di atas 20 tahun berturut-turut yaitu tidak tamat SD (38,81 %), tidak tamat SMP (30,32 %) dan Tamat SMP (33,86 %). Usia perkawinan pertama di bawah 18 tahun dan 18-20 tahun prosentase tertingginya sama, yaitu tidak tercapainya wajib belajar sembilan tahun (93,84 % dan 71,48 %), sedangkan usia perkawinan pertama perempuan di atas 20 tahun tertinggi pada tercapainya wajib belajar sembilan tahun (56,65 %). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa perkawinan usia anak perempuan mayoritas tidak mencapai wajib belajar sembilan tahun. Artinya ikatan perkawinan usia anak telah merampas hak pendidikan perempuan di Kalimantan Selatan.  Kata kunci: perampasan, hak pendidikan perempuan, perkawinan usia anak 
PERAN WANITA DALAM MENGHADAPI BONUS DEMOGRAFI BERDASARKAN DAERAH TEMPAT TINGGAL DI KALIMANTAN SELATAN Kartika, Norma Yuni
Media Komunikasi Geografi Vol 19, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.92 KB) | DOI: 10.23887/mkg.v19i2.13763

Abstract

Kalimantan Selatan memiliki peluang untuk menikmati bonus demografi dengan jendela kesempatan (the window of opportunity) di Kalimantan Selatan dimana rasio ketergantungan mencapai titik terendah 39,7 pada tahun 2025. Maka jendela kesempatan harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Posisi perempuan di beberapa negara termasuk Indonesia lebih rendah dibandingkan laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan. Peran wanita dalam bonus demografi menjadi tantangan yang harus dipersiapkan oleh pemerintah provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran wanita dalam menghadapi bonus demografi berdasarkan daerah tempat tinggal di Kalimantan Selatan.Analisis data sekunder menjadi metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah daerah tempat tinggal (perdesaan dan perkotaan), dan variabel bebas penelitian ini yaitu tingkat pendidikan, status bekerja, usia perkawinan pertama, usia persalinan pertama, kematian anak, fertilitas dan indek kekayaan perempuan yang dianalisis menggunakan tabel silang dan uji Chi Square dengan memanfaatkan Software Statistical Package Social Science (SPSS).Berdasarkan hasil uji Chi Square (X2) semua variabel bebas X2hitung > X2tabel, yang berarti semua variabel bebas mempunyai perbedaan yang bermakna dengan daerah tempat tinggal. Ini mencerminkan terjadinya ketimpangan tingkat pendidikan, status bekerja, usia perkawinan pertama, usia persalinan pertama, kematian anak, fertilitas dan indek kekayaan perempuan berdasarkan daerah tempat tinggal. Peran wanita dalam menghadapi bonus demografi berdasarkan daerah tempat tinggal selain meminimalisir ketimpangan yang ada antara daerah perdesaan dan perkotaan di Kalimantan Selatan, juga harus mengelola kelebihan yang sudah ada seperti status bekerja dan fertilitas, serta di bidang pendidikan lebih meningkatkan tingkat pendidikan, juga dibidang kesehatan seperti usia perkawinan pertama, usia persalinan pertama, kematian anak dan fertilitas. Dibutuhkan kebiajakn yang berbasis gender dan kebijakan yang tidak tepat hanya akan membuat bonus demografi lewat begitu saja.
Family Strategy To Fulfill The Needs When Covid-19 Pandemic Disasters Occured Kartika, Norma Yuni; Normelani, Ellyn; Efendi, Muhammad; Sopyan, Sopyan
Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series Vol 3, No 1 (2020): Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.302 KB) | DOI: 10.20961/shes.v3i1.45064

Abstract

Policies taken by the government to prevent the spread of Covid-19 which is easily contagious have an impact on family income. This research is to determine the strategies undertaken by women in fulfilling their family meet during the Covid-19 pandemic in Andaman Village, Anjir Muara Pasar District, Barito Kuala Regency, South Kalimantan Province. The research method used in this study is a quantitative research method. There were 40 respondents with the sampling using quota sampling method. The data was collected by using a questionnaire which was arranged based on observations before the research was undertaken then the results were analyzed descriptively. The results showed that there were three strategies undertaken by respondents to fulfill their family ends meet during a pandemic, namely related to work, savings, and borrowing money. Related to work, there were three types of activities, namely 5 percent getting a main job, 45 percent getting a side job, and 32.5 percent adding more working hours. Meanwhile 100 percent of respondents started to make savings and 5 percent of respondents borrowed money.