Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

VARIASI MORFOLOGI DIATOM EPILITIK SEBAGAI INDIKATOR LINGKUNGAN PADA KISARAN SALINITAS BERBEDA DI PERAIRAN BANDA BAKALI DAN LUBUK MINTURUN Fitri, Wiya Elsa
Jurnal Ipteks Terapan Vol 9, No 3 (2015): JIT
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.982 KB) | DOI: 10.22216/jit.2015.v9i3.463

Abstract

AbstractThe study on epilithic diatoms due to the range salinity at Banda Bakali estuary and the upper part had been done on January to May 2012. Five stations had been choosen as sampling area according to salinity range. The artificial substrats was used in each stations instead of natural substrat. Brushing methode were applied in this study. Identification of the epilithic diatoms  had been made, based on related literatures. 27 species of epilithic diatoms were recorded, the location which has the riches species is Lubuk Minturun (20 specieses). Had been found 2 dominant species in whole location, they are Synedra ulna dan Fragillaria vaucheria,  but Gomphonema gracile, Navicula radiosa, dan Nitzschia vermicularis had been found in salinity 2-10 o/oo in Banda Bakali. Cocconeis placentula, Cymbella turgidula, Cymbella affinis, dan Gyrogsigma kuetzingii just had been foun in fresh water (salinity 0 o/oo) but Cymbella lanceolata, Coconeis sp, Dploneis sp, Ephitemia adnanta, Eunotia major just had been foundin fresh water (salinity 0 o/oo) in Lubuk Minturun. Morphological variation had been done on frustules size in Synedra ulna dan Fragillaria vaucheria species are shorter and wider with increasing salinity and temperature. Abstrak Penelitian mengenai Variasi Morfologi Diatom Epilitik sebagai Indikatorlingkungan pada Kisaran Salinitas Berbeda di Perairan Banda Bakali dan Lubuk Minturun telah dilakukan pada bulan Januari hingga April 2012. Sampel dikoleksi dari 10 stasiun yang ditetapkan secara purposive dengan pertimbangan perbedaan salinitas. Substrat buatan diletakkan pada setiap stasiun sebagai pengganti substrat alami. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metoda ”Brushing”. Spesies yang ditemukan diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi yang sesuai. Ditemukan 27 jenis diatom epilitik, jenis terbanyak (20 jenis ) ditemukan pada salinitas 0o/oo di Lubuk Minturun, ditemukan paling sedikit (2 jenis) pada salinitas 5-15 o/oo di Banda Bakali. Dua jenis diatom yang menempati salinitas 0-25 o/oo yang ditemukan pada seluruh lokasi, yaitu Synedra ulna dan Fragillaria vaucheria; sementara Gomphonema gracile, Navicula radiosa, dan Nitzschia vermicularis hanya ditemukan pada salinitas 2-10 o/oo di Banda Bakali. Jenis Diatom yang hanya ditemukan pada perairan tawar (salinitas 0 o/oo) Cocconeis placentula, Cymbella turgidula, Cymbella affinis, dan Gyrogsigma kuetzingii, sementara Cymbella lanceolata, Coconeis sp, Dploneis sp, Ephitemia adnanta, Eunotia major hanya ditemukan di perairan tawar Lubuk Minturun.Synedra ulna dan Fragillaria vaucheria terbukti mengalami variasi morfologi dengan frustule yang semakin memendek dan melebar seiring dengan peningkatan salinitas dan suhu serta penurunan O2. Keywords: Diatom, variasi morfologi,salinitas, indikator perairan.
KARAKTERISASI PERTUKARAN ION TIMBAL (II) DENGAN KALSIUM PADA PROSES BIOSORPSI ALGA HIJAU CLADOPHORA FRACTA Putra, Ade Wirli; Fitri, Wiya Elsa
Jurnal Ipteks Terapan Vol 10, No 2 (2016): JIT
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.63 KB) | DOI: 10.22216/jit.2016.v10i2.421

Abstract

ABSTRAKKarakterisasi pertukaran ion Pb2+ dengan Ion Ca2+ dalam larutan menggunakan proses biosorbsi dengan biomassa alga hijau cladofora fracta  telah diteliti.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui selektifitas pertukaran pertukaran ion Pb2+  dengan ion Ca2+ dan sebaliknya, Pengaruh pH eluen terhadap desorpsi  ion Pb2+  dan adsorpsi Ion Ca2+, Karakterisasi desorpsi  Ion Ca2+ dan  Ion Pb2+ dengan larutan HNO3 0,1 M dan H2O akan diamati pada penelitian ini. Hasil penelitian yang diperoleh memperlihatkan bahwa proses pertukaran ion Ca2+ dengan ion Pb2+ lebih mudah terjadi dibandingkan pertukaran ion Pb2+ dengan Ca2+. Desorpsi  ion Pb2+ relatif rendah saat pH eluen sama dengan pH optimum biosorpsi  ion  Pb2+ (pH 4,0). Pada pH 5,0 kemungkinan terjadi endapan  timbal (II) hidroksida ( Pb(OH)2 ).  Penyerapan  ion Ca2+, yang terdapat  dalam eluen, lebih besar terjadi pada pH yang lebih tinggi (pH 5,0). Desorpsi ion Pb2+ dengan larutan HNO3 0,1M dan H2O memperlihatkan hasil yang berbeda (masing-masing  28,10% dan 15,56%), sedangkan desorpsi ion Ca2+ dengan  larutan HNO3 0,1M dan H2O tidak memperlihatkan berbeda yang signifikan (masing-masing 37,91% dan 34,75%), sehingga larutan HNO3 0,1M sebagai eluen pendesorpsi ion Pb2+ dari biosorben lebih efektif dibandingkan eluen H2O.  ABSTRACTCharacterization of  Pb 2+ ion exchange with Ca2 + ions using the process biosorbtion with green algae biomass Cladofora fracta been investigated. This study aims to determine the selectivity of the exchange ion exchange Pb 2+ ions with Ca2 + and vice versa, Effect of pH eluent to desorption of ions Pb 2+ and adsorption of ions Ca2 +, Characterization desorption of ions Ca2 + and Ion Pb 2+ with a solution of HNO3 0.1 M and H2O will be observed in this study. The results obtained showed that the Ca2 + ion exchange process with Pb 2+ ions more readily than Pb 2+ ion exchange with Ca2 +. Desorption of Pb 2+ ion is relatively low at the same eluent pH with a pH optimum biosorption Pb 2+ ions (pH 4.0). At pH 5.0 the possibility of deposition of lead (II) hydroxide (Pb (OH) 2). Ca2 + absorption, contained in the eluent, greater in the higher pH (pH 5.0). Desorption of Pb 2+ ions with a solution of 0.1 M HNO3 and H2O showed different results (respectively 28.10% and 15.56%), while the desorption of Ca2 + ions with a solution of 0.1 M HNO3 and H2O showed no significant different (each respectively 37.91% and 34.75%), so that a solution of 0.1 M HNO3 as eluent pendesorpsi Pb 2+ ions from biosorbent more effective than eluent H2O. Kata kunci: Alga Hijau Cladophora fracta; Biosorpsi; Kalsium (Ca); Timbal (Pb).
VARIASI MORFOLOGI DIATOM EPILITIK SEBAGAI INDIKATOR LINGKUNGAN PADA KISARAN SALINITAS BERBEDA DI PERAIRAN BANDA BAKALI DAN LUBUK MINTURUN Wiya Elsa Fitri
Jurnal Ipteks Terapan Vol 9, No 3 (2015): JIT
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.982 KB) | DOI: 10.22216/jit.2015.v9i3.463

Abstract

AbstractThe study on epilithic diatoms due to the range salinity at Banda Bakali estuary and the upper part had been done on January to May 2012. Five stations had been choosen as sampling area according to salinity range. The artificial substrats was used in each stations instead of natural substrat. Brushing methode were applied in this study. Identification of the epilithic diatoms  had been made, based on related literatures. 27 species of epilithic diatoms were recorded, the location which has the riches species is Lubuk Minturun (20 specieses). Had been found 2 dominant species in whole location, they are Synedra ulna dan Fragillaria vaucheria,  but Gomphonema gracile, Navicula radiosa, dan Nitzschia vermicularis had been found in salinity 2-10 o/oo in Banda Bakali. Cocconeis placentula, Cymbella turgidula, Cymbella affinis, dan Gyrogsigma kuetzingii just had been foun in fresh water (salinity 0 o/oo) but Cymbella lanceolata, Coconeis sp, Dploneis sp, Ephitemia adnanta, Eunotia major just had been foundin fresh water (salinity 0 o/oo) in Lubuk Minturun. Morphological variation had been done on frustules size in Synedra ulna dan Fragillaria vaucheria species are shorter and wider with increasing salinity and temperature. Abstrak Penelitian mengenai Variasi Morfologi Diatom Epilitik sebagai Indikatorlingkungan pada Kisaran Salinitas Berbeda di Perairan Banda Bakali dan Lubuk Minturun telah dilakukan pada bulan Januari hingga April 2012. Sampel dikoleksi dari 10 stasiun yang ditetapkan secara purposive dengan pertimbangan perbedaan salinitas. Substrat buatan diletakkan pada setiap stasiun sebagai pengganti substrat alami. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metoda ”Brushing”. Spesies yang ditemukan diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi yang sesuai. Ditemukan 27 jenis diatom epilitik, jenis terbanyak (20 jenis ) ditemukan pada salinitas 0o/oo di Lubuk Minturun, ditemukan paling sedikit (2 jenis) pada salinitas 5-15 o/oo di Banda Bakali. Dua jenis diatom yang menempati salinitas 0-25 o/oo yang ditemukan pada seluruh lokasi, yaitu Synedra ulna dan Fragillaria vaucheria; sementara Gomphonema gracile, Navicula radiosa, dan Nitzschia vermicularis hanya ditemukan pada salinitas 2-10 o/oo di Banda Bakali. Jenis Diatom yang hanya ditemukan pada perairan tawar (salinitas 0 o/oo) Cocconeis placentula, Cymbella turgidula, Cymbella affinis, dan Gyrogsigma kuetzingii, sementara Cymbella lanceolata, Coconeis sp, Dploneis sp, Ephitemia adnanta, Eunotia major hanya ditemukan di perairan tawar Lubuk Minturun.Synedra ulna dan Fragillaria vaucheria terbukti mengalami variasi morfologi dengan frustule yang semakin memendek dan melebar seiring dengan peningkatan salinitas dan suhu serta penurunan O2. Keywords: Diatom, variasi morfologi,salinitas, indikator perairan.
KARAKTERISASI PERTUKARAN ION TIMBAL (II) DENGAN KALSIUM PADA PROSES BIOSORPSI ALGA HIJAU CLADOPHORA FRACTA Ade Wirli Putra; Wiya Elsa Fitri
Jurnal Ipteks Terapan Vol 10, No 2 (2016): JIT
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jit.2016.v10i2.421

Abstract

ABSTRAKKarakterisasi pertukaran ion Pb2+ dengan Ion Ca2+ dalam larutan menggunakan proses biosorbsi dengan biomassa alga hijau cladofora fracta  telah diteliti.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui selektifitas pertukaran pertukaran ion Pb2+  dengan ion Ca2+ dan sebaliknya, Pengaruh pH eluen terhadap desorpsi  ion Pb2+  dan adsorpsi Ion Ca2+, Karakterisasi desorpsi  Ion Ca2+ dan  Ion Pb2+ dengan larutan HNO3 0,1 M dan H2O akan diamati pada penelitian ini. Hasil penelitian yang diperoleh memperlihatkan bahwa proses pertukaran ion Ca2+ dengan ion Pb2+ lebih mudah terjadi dibandingkan pertukaran ion Pb2+ dengan Ca2+. Desorpsi  ion Pb2+ relatif rendah saat pH eluen sama dengan pH optimum biosorpsi  ion  Pb2+ (pH 4,0). Pada pH 5,0 kemungkinan terjadi endapan  timbal (II) hidroksida ( Pb(OH)2 ).  Penyerapan  ion Ca2+, yang terdapat  dalam eluen, lebih besar terjadi pada pH yang lebih tinggi (pH 5,0). Desorpsi ion Pb2+ dengan larutan HNO3 0,1M dan H2O memperlihatkan hasil yang berbeda (masing-masing  28,10% dan 15,56%), sedangkan desorpsi ion Ca2+ dengan  larutan HNO3 0,1M dan H2O tidak memperlihatkan berbeda yang signifikan (masing-masing 37,91% dan 34,75%), sehingga larutan HNO3 0,1M sebagai eluen pendesorpsi ion Pb2+ dari biosorben lebih efektif dibandingkan eluen H2O.  ABSTRACTCharacterization of  Pb 2+ ion exchange with Ca2 + ions using the process biosorbtion with green algae biomass Cladofora fracta been investigated. This study aims to determine the selectivity of the exchange ion exchange Pb 2+ ions with Ca2 + and vice versa, Effect of pH eluent to desorption of ions Pb 2+ and adsorption of ions Ca2 +, Characterization desorption of ions Ca2 + and Ion Pb 2+ with a solution of HNO3 0.1 M and H2O will be observed in this study. The results obtained showed that the Ca2 + ion exchange process with Pb 2+ ions more readily than Pb 2+ ion exchange with Ca2 +. Desorption of Pb 2+ ion is relatively low at the same eluent pH with a pH optimum biosorption Pb 2+ ions (pH 4.0). At pH 5.0 the possibility of deposition of lead (II) hydroxide (Pb (OH) 2). Ca2 + absorption, contained in the eluent, greater in the higher pH (pH 5.0). Desorption of Pb 2+ ions with a solution of 0.1 M HNO3 and H2O showed different results (respectively 28.10% and 15.56%), while the desorption of Ca2 + ions with a solution of 0.1 M HNO3 and H2O showed no significant different (each respectively 37.91% and 34.75%), so that a solution of 0.1 M HNO3 as eluent pendesorpsi Pb 2+ ions from biosorbent more effective than eluent H2O. Kata kunci: Alga Hijau Cladophora fracta; Biosorpsi; Kalsium (Ca); Timbal (Pb).
Bioremediasi Logam Berat Pb(II) Dan Cu(II) Pada Air Lindi Menggunakan Chlorella Vulgaris Wiya Elsa Fitri; Chamy Rahmatiqa; Adewirli Putra
Dalton : Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia Vol 4, No 1 (2021): (Mei) Dalton : Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia
Publisher : Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.424 KB) | DOI: 10.31602/dl.v4i1.4877

Abstract

Bioremediasi merupakan salah satu upaya penurunan kadar logam berat pada air yang tercemar. Penelitian terkait bioremediasi dalam penurunan kadar logam berat oleh Mikroalga, khususnya Chlorella vulgaris sudah ada, namun, masih sebatas uji penurunan kandungan logam berat skala laboratorium. Belum ada penelitian tentang penurunan kadar Logam Berat pada air lindi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi logam berat pada Air Lindi TPA Air Dingin, kapasitas penurunan konsentrasi logam berat dan akumulasi logam dalam sel Chlorella vulgaris. Metoda penelitian yang diguanakan adalah metoda ekperimental. Hasil penelitian yang diketahui bahwa Chlorella vulgaris dapat tumbuh baik didalam medium air lindi, terlihat dari pertumbuhan yang signifikan sampai fase stasioner, dan terjadi perubahan warna serta bau. Chlorella vulgaris memiliki kemampuan menurunkan kadar logam Pb (II) 80,6% dan Cu (II) 70,9% dalam medium. Konsentrasi logam Pb(II) dan Cu(II) sel Chlorella vulgaris lebih tinggi bandingkan dengan konsentrasi dalam medium kultur di akhir penelitian dengan Nilai BCF logam Pb 5.03 dan ion Cu 3.08 (BCF>1), yang artinya Chlorella vulgaris merupakan akumulator logam Pb dan Cu.
EFEKTIVITAS MULTI SOIL LAYERING DALAM MEREDUKSI LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA Adewirli Putra; Wiya Elsa Fitri
Dalton : Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia Vol 2, No 2 (2019): (November) Dalton : Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia
Publisher : Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.626 KB) | DOI: 10.31602/dl.v2i2.2394

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui kandungan cemaran limbah cair industri kelapa, hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa konsentrasi senyawa cemaran yang terdapat pada limbah cair industri kelapa ini diatas ambang batas, oleh sebab itu perlu dilakukan pengolahan menggunakan metoda Multi Soil Layering. Tujuan penelitian ini untuk melihat efektifitas MSL dalam mereduksi limbah cair industri kelapa menjadi air layak minum. Hasil proses pengolahan limbah cair ini, dianalisa parameter terkait dengan baku mutu air layak minum, baik dalam proses aerasi maupun non aerasi dengan memvariasikan laju alir, parameter yang dianalisa antara lain pH, Nitrit, Phospat, Sulfat, Klorida, Mn, Fe. Data yang diperoleh dari parameter yang tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa parameter yang di ujikan tersebut memenuhi standar baku mutu air minum sesuai dengan nilai standar baku mutu Kepmenkes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010
Pelatihan dan Pendampingan Budidaya Tanaman Obat Keluarga di Pekarangan Masyarakat Sekitar TPA Air Dingin Wiya Elsa Fitri; Feni Rahayu Gusti; Oktariyani Dasril; Adewirli Putra
Jurnal Abdimas Saintika Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v1i1.576

Abstract

Kondisi lingkungan yang tidak sehat menyebabkan tingginya kasus penyakit disekitar TPA Air Dingin. Rendahnya status sosial ekonomi dan kurangnya pengetahuan akan obat herbal menyebabkan masyarakat sering mengabaikan masalah kesehatan. Budidaya Tanaman Obat menjadi alternative pemecahan yang tepat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun tujuan dari Pengabdian ini untuk (1) meningkatkan pengetahuan masyarakat setempat mengenai jenis tanaman obat dan manfaat berbagai jenis tanaman obat, (2) meningkatkan pengetahuan tentang teknik budidaya tanaman obat dan (3) meningkatkan pemanfaatan lahan sekitar tempat tinggal dan pekarangan masyarakat dengan budidaya tanaman obat keluarga. Metode kegiatan yang digunakan adalah pemberian pengetahuan dan pembentukan sikap melalui penyuluhan (ceramah dan diskusi), praktik langsung dan pendampingan kepada masyarakat disekitar TPA Air Dingin. Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan ini diikuti oleh 35 peserta. Dari hasil kegiatan ini, terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai jenis tanaman obat dan pemanfaatannya (49,56%), peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai teknik budidaya tanaman obat (48,3%) dan sebanyak 68% Rumah Tangga telah mulai membudidayakan TOGA di pekarangan masing-masing.
PKM Pembuatan Sistem Pengolahan Air Limbah Sederhana dan Pegelolaan Limbah Cair Tahu dengan Metode Fotodegradasi Gusliani Eka Putri; Wiya Elsa Fitri; Inge Angelia; Oktariyani Dasril; Edison ,
Jurnal Abdimas Saintika Vol 2, No 1 (2020): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v2i1.544

Abstract

Natural Tofu Business has been established since 1999. The Natural Tofu Business already has a Waste Water Treatment System( WWTS) but it was not in accordance with the standards. This condition can have a negative impact on the environment because the natural tofu business was located near to the river. Purpose of community service to improve knowledge about liquid waste management, training to design WWTS that was good and training in the management of liquid waste with photodegradation techniques. The methods used are lectures, discussions, questions and answers, and demonstrations (practice). The results from these community service activities were increased respondents' knowledge about tofu liquid waste, forming a good WWTS consisting of 4 wastewater storage tanks. Photodegradation techniques can reduce of Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD) and Total Suspended Solid (TSS) of tofu liquid waste after photocatalysts were added for 2 and 4 hours with sunlight irradiation so that liquid waste was safely disposed of in the river. This photodegradation technique was proven effective in decomposing liquid waste that needs to be developed in the future.
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA KEPEMILIKAN JAMBAN DI DESA BARU SEMERAH KECAMATAN SITINJAU LAUT KABUPATEN KERINCI Wiya Elsa Fitri; Gusliani Eka Putri
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 7, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/781220162017%p1

Abstract

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah dengan menyediakan failitas sanitasi dasar di masyarakat,salah satunya Jamban. Rendahnya tingakat kepemilikan jamban di Kabupaten Kerinci (60%) terutama di Desa Baru Semerah yang memiliki tingkat kepemilkan jamban terendah dengan tingakt kejadian diare Balita tertinggi akibat sanitasi yang buruk tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kepemilikan Jamban di Desa Baru Semerah Kecamatan Sitinjau Laut Kabupaten Kerinci pada tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel secara simple random sampling, didapatkan sampel sebesar76 kepala keluarga dan dilakukan pada Bulan Agustus hingga September 2015.dari hasil penelitian diperoleh hasil lebih dari separoh responden (77,6%) tidak memiliki jamban. Sebagian besar responden 80,3% memiliki penghasilan rendah, sebanyak 73,9% memiliki tingkat pengetahuan yang rendah mengenai jamban sehat, 55,3% sikap yang negatif terhadap penggunaan jamban, 73,7 % menyatakan petugas tidak berperan, 53,95% ketersediaan air bersih yang tidak baik. Terdapat hubungan yang bermakna antara penghasilan kepala keluarga dengan kepemilikan jamban p-value 0,00, Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kepemilikan jamban p-value0,013, Ada hubungan yang bermakna sikap dengan kepemilikan jamban p-value 0,00, ada hubungan yang bermakna antara peran petugas dengan kepemilikan jamban p-value 0,01 dan hubungan yang bermakna antara ketersediaan air bersih dengan kepemilikan jamban p-value 0,01.Keywords: Kepemilikan Jamban, penghasilan, pengetahuan, sikap, peran petugas, ketersediaan air bersih, sanitasi
KAJIAN KUALITAS AIR LIMBAH PENAMBANGAN EMAS SEBAGAI AKIBAT PENAMBANGAN EMAS TANPA IZIN (PETI) Gusliani Eka Putri; Wiya Elsa Fitri; Eliza Arman; Shelvy Haria Roza
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 7, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/781220162017%p1

Abstract

Aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) dapat merusak lingkungan karena proses penambangan skala kecil mengeluarkan limbah merkuri dengan kadar yang tinggi ke perairan sebab para penambang menggunakan metoda amalgamasi dalam proses pendulanagan emas. Penggunaan amalgamator raksa dalam proses pendulangan emas mengahsilkan limbah merkuri yang tinggi akan tetapi perolehan emas sedikit. Hal ini tentu akan berakibat buruk pada lingkungan dan masyarakat. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan desain penelitian menggunakan cross sectional. Sampel penelitian di dapatkan di kawasan penambangan emas di Desa Talakiak, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan. Dalam penelitian dianalisa kualitas alir limbah dengan parameter kekeruhan, zat padat terlarut, zat tersuspensi, Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), DO (Dissolved Oxygen) dan kadar Merkuri (Hg). Hasil parameter tersebut menunjukkan kekeruhan, zat padat terlarut, zat tersuspensi, BOD, COD, DO yang tinggi pada semua titik sampel. Hasil tersebut menunjukan bahwa kualitas air lembah penambangan sudah tercemar. Hasil tersebut diperkuat dengan uji kandungan merkuri tiap sampel juga diatas ambang batas toleransi kadar merkuri dalam air yaitu 0,001 mg/L.Kata Kunci : Kadar Merkuri (Hg), penambangan emas, parameter kimia