Ratna Lestari
Universitas Sumatera Barat

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS DI RUMAH SAKIT TUGU JAYA Silvia Indra; Ratna Lestari; Riki Rinaldi
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 13, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v13i2.1672

Abstract

Penyakit tuberkolosis merupakan penyakit yang masih tinggi kejadiannya di masyarakat. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang menyerang paru-paru. Gejala yang ditimbulkan berupa gejala respiratorik seperti batuk lebih dari 3 minggu, batuk berdarah, sesak nafas, dan nyeri dada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik responden dengan kejadian Tuberkolosis di Rumah Sakit Tugu Jaya. Metode analitik observasional dengan pemeriksaan kuantitatif terhadap ada atau tidak ada bakteri Mycobacterium tuberculosis menggunakan metode tes cepat (GeneXpert) pada sampel sputum (dahak) pasien yang dihubungkan dengan karakteristik responden. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Rumah Sakit Tugu Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir pada bulan Agustus tahun 2022. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 90 orang responden. Analisis data menggunakan uji Chi-square.Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara jenis kelamin (p-value= 0,001), umur (p-value= 0,015), pekerjaan (p-value= 0,04) dan lama batuk (p-value= 0,02) dengan kejadian penyakit TB Paru. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah dari 90 orang responden 69 orang (76,7%) dinyatakan positif BTA dan 21 orang (23,3%) negatif BTA. Nilai p-value seluruh variabel independent adalah kecil dari 0,05. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin (p-value= 0,001), umur (0,015), pekerjaan (0,04) dan lama batuk (0,02). Keempat variabel independent tersebut baik jenis kelamin, umur, pekerjaan dan lama batuk berhubungan dengan kejadian TB Paru
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI OLEH PEMILIK DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN VII KOTO DAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN Ratna Lestari; Wiya Elsa Fitri; Adewirli Putra
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 14, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v14i1.1909

Abstract

Berdasarkan data Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Kesehatan Daerah (UPT Labkesda) Kabupaten Padang Pariaman Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di kabupaten Padang Pariaman berjumlah 172 dan yang melakukan pemeriksaan Laboratorium pada tahun 2022 hanya berjumlah 78 depot (45,3%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap pemilik depot air minum isi ulang dengan keteraturan pemeriksaan kandungan total Coliform di laboratorium. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah semua pemilik depot air minum isi ulang (DAMIU) di Kecamatan VII Koto Sungai Sariak dan Kec. Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman tahun berjumlah 46 orang. Sedangkan jumlah sampel ditetapkan dengan cara total populasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2022, pengumpulan data menggunakan kuesioner melalui angket, pengolahan data secara komputerisasi, analisis data deskriptif dilakukan secara univariat dan analisis uji statistik dilakukan secara bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan 71,7% pemilik depot air minum tidak teratur melakukan pemeriksaan mikrobiologi laboratorium, 65,2% tingkat Pendidikan pemilik depot tergolong rendah, 56,5% pemilik depot air minum  memiliki tingkat pengetahuan yang rendah, 58,7% pemilik depot air minum memiliki sikap yang negatif. Terdapat hubungan tingkat Pendidikan (p=0,005), pengetahuan (p=0,001) dan sikap (p=0,006) dengan keteraturan pemeriksaan mikrobiologi laboratorium di Kecamatan VII Koto Sungai Sariak dan Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman tahun 2022. Pemilik depot air minum diharapkan dapat meningkatkan motivasinya dalam melakukan keteraturan pemeriksaan mikrobiologi secara berkala dan menjadikan hasil pemeriksaan laboratorium sebagai indikator untuk melakukan perbaikan dalam penyelenggaraan depot air minum isi ulang.
Analisis Mikrobiologi Air Minum Isi Ulang Disekitar Kampus Iii Bung Hatta Padang Dengan Metoda Mpn (Most Probable Number) Ratna Lestari
Nan Tongga Health And Nursing Vol. 16 No. 1 (2021): Nan Tongga Health and Nursing
Publisher : Universitas Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59963/nthn.v16i1.84

Abstract

Air merupakan kebutuhan dasar bagi setiap makhluk hidup. Air berfungsi sebagai pelarut senyawa-senyawa organik dan menstabilkan suhu tubuh, serta membantu berlangsungnya berbagai reaksi kimia pada tingkat seluler. Selain memberi manfaat yang menguntungkan, air juga dapat menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan apabila air yang digunakan tidak memenuhi persyaratan kesehatan. Beberapa penyakit berbahaya yang disebabkan karena mengkonsumsi air yang terkontaminasi diantaranya adalah diare, kolera, disentri, hepatitis A, thypoid dan polio. Dalam penyediaan air bersih siap minum, Depot Air Minum isi Ulang (DAMIU) harus memastikan kualitas airnya memenuhi standar persyaratan kesehatan yang berlaku. Menurut data yang diperoleh, cukup banyak DAMIU yang tidak memenuhi persyaratan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pengujian kualitas air minum isi ulang di sekitar kampus III Bung Hatta sesuai parameter mikrobiologi dengan metoda MPN. Metoda MPN (Most Probable Number) terdiri dari uji penduga (presumptive test), uji penguat (confirmed test) dan uji pelengkap (completed test). Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif melalui uji laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari empat sampel air minum isi ulang yang di uji (sampel 1,2 3 dan 4) semuanya menunjukkan hasil positif terkontaminasi bakteri Coliform dari golongan E. coli. Total bakteri Coliform tertinggi adalah pada sampel 4 yaitu 460 MPN/100ml dan terendah pada sampel 3 yaitu 64 MPN/100ml. Keempat sampel yang diuji tidak memenuhi persyaratan kualitas air minum yang ditetapkan oleh PERMENKES No.492 tahun 2010.
Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Gejala Penyakit Kulit Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat Ratna Lestari
Nan Tongga Health And Nursing Vol. 17 No. 1 (2022): Nan Tongga Health and Nursing
Publisher : Universitas Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59963/nthn.v17i1.98

Abstract

Kulit adalah salah satu bagian tubuh yang cukup sensitif terhadap berbagai macam penyakit. Lingkungan yang kotor akan menjadi sumber munculnya berbagai macam penyakit kulit. Penyakit berbasis lingkungan masih mendominasi 10 besar penyakit di Puskesmas Sukamenanti akibat masih buruknya kondisi lingkungan diantaranya penyakit kulit. Sanitasi lingkungan mencakup tentang sarana sanitasi berupa jamban, penyediaan air bersih, pembuangan limbah dan pembuangan sampah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dengan gejala penyakit kulit di wilayah kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif dengan metode penelitian Cross sectional yang dilaksanakan pada tanggal 25 Februari - 25 Maret 2021. Populasi penelitian ini adalah seluruh rumah yang ada di wilayah kerja Pusksesmas Sukamenanti. Teknik sampling adalah sistematik sampling dengan jumlah sampel sebanyak 96 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan Check List. Data diolah secara komputerisasi dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji “chi square” dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian didapatkan responden yang mengalami gejala penyakit kulit yaitu sebanyak 51 responden (53,1%) dan responden dengan sanitasi lingkungan buruk yaitu sebanyak 50 responden (52,1%), dan hasil uji statistik Chi Square antara variabel sanitasi lingkungan dengan gejala penyakit kulit yaitu p value = 0,000. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan sanitasi lingkungan dengan gejala penyakit kulit di wilayah kerja Puskesmas Sukamenanti Tahun 2021. Disarankan kepada pihak puskesmas agar dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang penyakit kulit melalui penyuluhan dan bagi masyarakat agar dapat menjaga sanitasi lingkungan dengan baik sehingga terhindar dari penyakit kulit.