Faujian Esa Gumelar
Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengembangan nilai kearifan lokal ekologi kampung adat Cikondang dalam lingkungan kebudayaan dan komunitas melalui ecomuseum Wawan Darmawan; Yeni Kurniawati; Iing Yulianti; Faujian Esa Gumelar
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/ajsp.v13i1.15140

Abstract

Masyarakat Adat Cikondang adalah masyarakat yang beretnis Sunda yang masih memegang nilai luhur dari masa ke masa. Nilai-nilai yang dipegang teguh terkait dengan kearifan lokal dalam melestarikan lingkungan hidup disekitarnya. Permasalahan utama yang dihadapi terkait dengan pengikisan budaya lokal yang terjadi di Indonesia terutama pada generasi muda. Indikatornya terlihat dalam ketidakpahaman generasi muda akan budaya lokal yang mesti dijaga dan semakin gencarnya budaya populer baru yang lebih digemari dibanding budaya tersebut. Adapun dalam kajian pustaka, peneliti memasukan dua konsep, pertama berkaitan dengan karakteristik Masyarakat Adat Cikondang yang merupakan masyarakat sosial agraris yang membuka ladang dengan menggunakan konsep pamali, Selain itu ada konsep ecomuseum yang berisi proyek warisan berbasis masyarakat lokal. Metode yang digunakan adalah metode netnografi yang dipandang sebagai metode kajian budaya khususnya komunikasi yang dimediasi Komputer. Hasil dan Bahasan merujuk pada nilai-nilai Masyarakat Adat Cikondang yang dapat diimplementasikan dalam proses pelestarian lingkungan hidup. Pewarisan tersebut dapat difasiltasi dengan konsep ecomuseum yang dijadikan wadah dalam penghayatan dan pengenalan bagi generasi muda. Simpulan dan implikasi merujuk pada nilai-nilai Nilai-nilai Masyarakat Adat Cikondang dapat dijadikan solusi dalam menjawab tantangan terkait kerusakan lingkungan yang terjadi diberbagai wilayah di Indonesia. Adapun keterbatasan penelitian ini terkait dengan sumber lisan, karena keterbatasan waktu dari peneliti.
Keterampilan Menulis Dan Bercerita Untuk Membangkitkan Kecintaan Sejarah Bagi Generasi Muda Murdiyah Winarti; Ayi Budi Santosa; Iing Yulianti; Faujian Esa Gumelar; Nurdiani Fathiarini
PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial) Vol 3, No 1 (2023): PAKIS, Maret 2023
Publisher : Pendidikan IPS FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/pakis.v3i1.6980

Abstract

This research aimed to develop a Community Service Program that focuses on improving the reading and writing skills of elementary and junior high school youth regarding local history in the East Bandung area. The program addressed issues such as the need for more understanding of local history, low interest in historical topics, and limited writing and storytelling skills among adolescents in the area. The program began with delivering material on writing and storytelling skills and local historical concepts to the participants. Although initially hesitant and embarrassed, the participants gradually became enthusiastic about sharing their stories. The program then continued with the practice of historical storytelling through objects in East Bandung, starting with the Bandros bus tour. The young educators within Bandros supported the program by hosting visits to Teras Sunda and Tugu Perjuangan. The program laid the foundation for habitual action to write and tell stories about local history among teenagers. The participants demonstrated their ability to tell stories with simple narrative formulations, such as what, where, when, who, why, and how. However, the program faced challenges in terms of timeliness, and the young participants were still hesitant to write down ideas related to historical places in their surroundings. Overall, the Community Service Program can potentially improve historical awareness and writing skills among the millennial generation in the East Bandung area.Keywords: Historical awareness, writing skills, millennial generation.