Amelia Niwele
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maluku Husada

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

ANALISIS KADAR VITAMIN C EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR (Moringa Oleifera Lam) DARI DESA KAIRATU MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Jamila F. Kabakoran; Amelia Niwele; Sitti Zaenab
Jurnal Nurse Vol. 3 No. 1 (2020): Januari : Jurnal Nurse
Publisher : STIKES KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1733.363 KB) | DOI: 10.57213/nurse.v3i1.117

Abstract

Moringa leaves (Moringa oleifera lam) is a type of plant from the Moringacecae tribe. Moringa leaves are found everywhere, but in the community, Moringa leaves are only used as a fence or garden barrier, but in fact Moringa leaves are one of the plants that contain lots of nutrients, both minerals and vitamins, one of which is vitamin C. The problem of this research is that many people do not knowing that Moringa leaves contain a lot of vitamin C so it is very good for consumption, especially during the COVID-19 pandemic like today. This study is a quantitative study that aims to determine the levels of vitamin C in the ethanol extract of Moringa leaves (Moringa Oleifera Lam) in Waiselang Hamlet, Kairatu Village. The sampling technique used in this research is purposive sampling. Moringa leaves were extracted using maceration method with 70% ethanol solvent for 7 days and analyzed using UV-Vis spectrophotometry at a wavelength of 560 nm. The results obtained were calculated using a linear regression equation and showed that the vitamin C content of the ethanolic extract of Moringa leaves (Moringa Oleifera Lam) in Waiselang Hamlet, Kairatu Village on average was 85.030 mg/100gr.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN TURI (Sesbania grandiflora L) TERHADAP PERTUMBUHAN Stapylococcus aureus DENGAN METODE CAKRAM Jamila Fachrunisa Kabakoran; Amelia Niwele; Mustamar Yuyun
Jurnal Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Vol 1 No 2 (2022): Mei: Jurnal Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trianandra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.827 KB) | DOI: 10.55606/klinik.v1i2.1162

Abstract

Turi leaves (Sesbania grandiflora L) have potential as antimicrobials against pathogens because contains secondary metabolites of tannins and saponins which work as antimicrobials.The purpose of this study was to determine the content of secondary metabolites from ethanol extract Turi leaves (Sesbania grandiflora L) and antibacterial activity of the ethanol extract of turi leaves (Sesbania grandiflora L) on the growth of Staphylococcus aureus bacteria. The method used in this research is Disc Diffusion with concentration variants of 25%, 50%, 75% and 100% and amoxicillin as positive control. The results of this study indicate that the ethanol extract of Turi leaves (Sesbania grandiflora L) contains tannin and saponin secondary metabolites works as a compound that inhibits the growth of Staphylococcus aureus bacteria, test results antibacterial activity at concentrations of 25% and 50% had the diameter of the inhibition zone formed of 20mm and 24mm, whereas at a concentration of 100% it is very strong and effective in inhibits the growth of Staphylococcus aureus bacteria due to the diameter of the inhibition zone formed of 33mm, whereas in the positive control amoxicillin had a very strong inhibition zone in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus bacteria with an inhibition zone diameter of 30mm.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Singkong (Manihot Esculenta Crantz) Terhadap Daya Hambat Bakteri Escherichia Coli Lisa Potti; Amelia Niwele; Misdar Al Umar
Jurnal Riset Rumpun Ilmu Kesehatan (JURRIKES) Vol. 1 No. 1 (2022): April : Jurnal Riset Rumpun Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrikes.v1i1.896

Abstract

Secara farmakologi daun singkong mempunyai aktivitas sebagai antiinflamasi, antibakteri, antioksidan. Kandungan yang terdapat dalam daun singkong yaitu air, fosfor, karbohidrat, kalsium, vitamin c, protein, lemak, vitamin B1, zat besi, flavanoid, saponin, tanin dan triterpenoid. Daun singkong dipercaya memiliki berbagai manfaat untuk pengobatan penyakit seperti dapat mengobati rematik, asam urat, anemia, konstipasi, serta untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan dapat pula mengatasi masalah diare. Berdasarkan penelitian sebelumya oleh (Mutia dkk,.2017) mengemukakan bahwa daun singkong (Manihot esculenta Cranz) memiliki kandungan flavonoid,saponin dan tanin yang digunakan sebagai antibakteri. Salah satunya bakteri penyebab diare yaitu Escherisia Coli.Adanya efek anti bakteri pada daun ubi kayu dikarenakan mengandung mengandung senyawa antibakteri yaitu saponin, tannin dan flavonoid. Bakteri Escherisia Coli merupakan mikroorganisme patogen yang sering menginfeksi manusia. Bakteri ini merupakan salah satu yang menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih, meningitis, pneumonia,diare dan infeksi lainnya. Penyebaran bakteri Escherchia Colli dapat melalui kegiatan tangan ke mulut atau dengan cara pemindahan pasif melalui perantara makanan maupun minuman. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak daun ubi kayu dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan gram negatif. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek antibakteri ekstrak daun ubi kayu terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Ekstrak ubi kayu dibuat dalam tiga konsentrasi (20%, 40%, 60%) yang diuji daya hambatnya. Penelitian ini menggunakan bakteri Escherichia coli yang dibiakkan dengan media EMBA (Eosin Meythelen Blue Agar) dengan metode paper disk. Didapatkan adanya zona bening disekitar paperdisk yang mengandung ektrak daun ubi kayu. Simpulan penelitian ini adalah ekstrak ubi kayu (Manihot esculenta Crans) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Eschericia coli. Konsentrasi paling efektif dalam menghambat bakteri adalah 60%.
UJI FARMAKOLOGI EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KERSEN (Muntigua calabula L) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT (Mus musculus) Jayanti Djrami; Amelia Niwele; Novita Polpoke
Jurnal Riset Rumpun Ilmu Kesehatan (JURRIKES) Vol. 1 No. 1 (2022): April : Jurnal Riset Rumpun Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes mellitus merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang diakibatkan oleh kurangnya insulin atau terjadinya resistensi insulis. Daun kersen (Muntigua calabula L) merupakan salah satu tanaman herbal yang berfungsi sebagai antidiabetes. Untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang ada pada daun kersen dan mengetahui apakah daun kersen efektif terhadap penurunan kadar glukosa darah serta konsentrasi berapakah yang paling efektif terhadap penurunana kadar glukosa darah pada mencit (Mus muscullus) yang diinduksi aloksan. Maka metode yang digunakan ialah metode eksperimental dengan rancangan penelitian adalah rancangan acak lengkap. Dilakukan pengujian fitokimia untuk melihat kandungan metabolit sekunder daun kersen mengandung senyawa tanin, flavanoid, saponi dan trepenoid. Setelah itu dilakukan pengukuran pada mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok dengan akuadest sebagai control negatif, metformin sebgai control positif dan ekstrak daun kersen dengan konsentrasi yg berbeda-beda 65%, 70% dan 75% kemudian didapatkan hasil dari penelitian, setelah data diuji mengunakan uji-T (test uji) dan diuji mengunakan paired sampel test, dari hasil uji diketahui bahwa nilai p=0,003 yang berarti nilai tersebut lebih kecil dari nilai probalitas yakni ,0,05 jadi disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian ekstrak daun kersen terhadap pengaruh penurunankadar gula darah dilihat dari nilai signifikanya 0,003. Sehingga didapatkan bahwa ekstrak metabolit sekunder daun kersen dapat menurunkan kadar gula darah dan konsentrasi yang paling efektif dalam menurunkan kadar gula darah adalah konsentrasi 70%.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Randu (Ceiba Pentandra L ) Terhadap Bakteri Escherichia Colli Dengan Menggunakan Metode Difusi Sumuran Alice M. Luhulima; Amelia Niwele; Ramdani I. Fitrawan
Jurnal Pengabdian Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2022): Maret: Jurnal Pengabdian Ilmu Kesehatan
Publisher : Politeknik Pratama Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jpikes.v2i1.1275

Abstract

Diare adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri escherichia colli yang melebihi batas flora normal dalam tubuh manusia. Salah satu obat tradisional yang diketahui dapat menghambat pertumbuhan bakteri adalah daun randu (Ceiba pentandra L), Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam daun randu (Ceiba pentandra L) dan mengetahui konsentrasi yang efektif dari ekstrak etanol daun randu (Ceiba pentandra L) terhadap bakteri escherichia colli. metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode difusi sumuran. Penelitian ini menggunakan ekstrak etanol 70% daun randu (Ceiba pentandra L) yang dilakukan secara maserasi dengan variasi konsentrasi ekstrak yaitu 60%, 80%, dan 100%, untuk control positif menggunakan anbiotik cotrimoxazole dan control negative menggunakan aquadest. Pada pengujian antibakteri ekstrak etanol 70% daun randu (Ceiba pentandra L) menunjukan bahwa pada konsentrasi 60% didapatkan zona hambat rata-rata sebesar 18,25 mm, 80% didapatkan zona hambat rata-rata sebesar 20,25 mm, dan 100% didapatkan zona hambat rata-rata sebesar 21,50 mm. Untuk control negative digunakan aquadest, hasilnya tidak terbentuk zona hambat dan control positif digunakan antibiotic cotrimoxazole dan didapatkan zona hambat rata-rata sebesar 34 mm. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa daun randu (Ceiba pentandra L) ini memiliki aktivitas sebagai antibakteri.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dengan Menggunakan Metode Difusi Sumuran Lisa Potti; Amelia Niwele; Arni Mardiana Soulisa
Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2022): Maret: Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan
Publisher : Politeknik Pratama Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jrik.v2i1.1438

Abstract

Tanaman obat merupakan tanaman yang sangat popular yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional dan jamu, yang bila dikonsumsi akan meningkatkan kekebalan tubuh (immune system). Salah satu jenis tanaman yang berkhasiat obat adalah tanaman pepaya, mulai dari daun, buah hingga bijinya. Salah satu bagian dari pepaya yang ternyata juga memiliki khasiat sebagai bahan obat adalah kulit dari buah pepaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder yang ada di dalam kulit buah pepaya (carica papaya L.) Serta mengetahui aktivitas antibakteri ekstral etanol kulit buah pepaya (carica papaya L.) Terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metode maserasi selama 3 hari dan remaserasi selama 1 hari dengan pelarut etanol 96%. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Metode difusi agar sumuran digunakan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah pepaya (carica papaya L.) Larutan dibuat dengan variasi konsentrasi yaitu 50% 100% dan 150% dalam b/v dengan kontrol positif kloramfenikol dan kontrol negatif aquadest. Pengamatan yang dilakukan untuk uji skrining fitokimia ekstrak etanol kulit buah pepaya asal Desa Negeri Lima mengandung senyawa tanin, alkaloid dan saponin. Hasil uji antibakteri ekstrak etanol kulit buah pepaya memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus pada konsentrasi 50% sampai dengan 150% dengan rata-rata diameter zona hambat 16,00 mm sampai dengan 21,50 mm dengan kategori kuat hingga sangat kuat. Hal ini menunjukan bahwa ekstrak kulit buah pepaya (carica papaya L.) Mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Formulasi Dan Evaluasi Fisik Sediaan Balsem Jahe Merah (Zingiber Officinale Rosc) Asal Kabupaten Kepulauan Sula Dengan Variasi Konsentrasi Zat Aktif Jayanti Djarami; Amelia Niwele; Nurul Sakinah Soamole
Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2022): Maret: Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan
Publisher : Politeknik Pratama Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jrik.v2i1.1439

Abstract

Jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) merupakan tanaman multi fungsional karena selain sebagai rempah, tanaman ini termasuk empat besar tanaman obat yang banyak digunakan diantaranya untuk: jamu gendong, industri kecil obat tradisional, industri obat tradisional, industri makanan/minuman dan bumbu . Selain itu, kandungan minyak atsiri jahe juga merupakan salah satu peluang usaha peningkatan nilai ekonomis jahe, berkembangnya agroindustri obat-obatan herbal dan kosmetik, menjadikan peluang pengembangan jahe sebagai salah satu bahan bakunya menjadi sangat terbuka. Balsem merupakan sediaan yang penggunaannya di oleskan kekulit dengan tangan dan memberikan rasa panas yang sulit hilang. bentuk sediaan balsam yang di oleskan dengan tangan ini di perlukan suatu inovasi yang memiliki sifat menghangatkan, menenangkan dan juga memiliki aroma yang menyegarkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan metabolit sekunder ekstrak etanol jahe merah dan memformulasi sediaan balsam dari ekstrak etanol jahe merah . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif kualitatif dalam memformulasikan memformulasi sediaan balsam dari ekstrak etanol jahe merah dengan Hasil penelitian menunjukan ekstrak etanol jahe merah mengandung senyawa metabolit sekunder: flavanoid, saponin, tannin dan fenolik. Uji organoleptis menunjukan berwarna coklat tua, berbau oleum menthea, bentuk semi padat, semuanya homogenitas, dengan pH 6, uji daya sebar 5 cm, uji daya kejat selama 6 detik. Kesimpulan menunjukan balsem jahe merah memenuhi persyaratan evaluasi sediaan balsem.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70% Anggur Laut (Caulerpa Racemosa) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dengan Menggunakan Metode Difusi Alice Luhulima; Amelia Niwele; Sartika Sari Kadimas
Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2022): Maret: Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan
Publisher : Politeknik Pratama Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jrik.v2i1.1443

Abstract

Anggur laut (Caulerpa racemosa) merupakan salah satu jenis tumbuhan yang bermanfaat untuk pengobatan terapi, anggur laut (Caulerpa racemosa) mengandung senyawa kimia yang berfungsi sebagai antibakteri seperti alkaloid, flavanoid, tanin, saponin dan steroid. Antibakteri adalah zat yang menghambat dan membunuh. Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang menyebabkan infeksi bernanah pada kulit manusia. Penelitian ini merupakan penelitian experimental laboratorium. Penelitian menggunakan ekstrak kental etanol 70% anggur laut (Caulerpa racemosa), variasi konsentrasi ekstrak yaitu 20%, 40%, 60%, dan 80%, untuk kontrol negatif menggunakan aquades dan untuk kontrol positif menggunakan cloramphenicol. Pada pengujian antibakteri ekstrak etanol 70% anggur laut (Caulerpa racemosa) terhadap bakteri Staphylococcus aureus menunjukan bahwa pada konsentrasi 80% dan 60% sensitif untuk menghambat pertumbuhan bakteri dengan diameter zona hambat sebesar 32 mm dan 29 mm, sedangkan konsentrasi 20% dan 40% intermedian menghambat pertumbuhan bakteri dengan diameter zona hambat 24 mm dan 26 mm. Kontrol negatif tidak terjadi aktifitas antibakteri dan tidak memiliki diameter zona hambat, kontrol positif mempunyai diameter zona hambat yaitu sebesar 30 mm. Dari hasil tersebut maka anggur laut (Caulerpa racemosa)berfungsi sebagai antibakteri.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70 % Daun Mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.) Terhadap Bakteri Propionibacterium acne Dengan Menggunakan Metode Difusi Sumuran Toria Sangadji; Amelia Niwele; Dwi Intan Safira Wally
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Vol. 2 No. 1 (2022): MARET : Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Amik Veteran Porwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jikki.v2i1.1154

Abstract

Daun mangkokan merupakan salah satu jenis tanaman hias pekarangan yang digunakan dalam pengobatan. Daun segar tanaman mangkokan memiliki beberapa khasiat di antaranya anti-inflamasi, peluruh air seni, mencegah rambut rontok dan juga menghilangkan bau badan. Beberapa bahan kimia yang terkandung di dalamnya di antaranya alkaloid, saponin, flavanoid, polifenol, lemak, kalsium, fosfor, besi, serta vitamin (A, B, dan C). Antibakteri adalah zat yang menghambat dan membunuh. Propionibacterium acne merupakan bakteri gram positif yang dapat menyebabkan jerawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.) terhadap bakteri Propionibacterium acne. Penelitian ini merupakan penelitian eksprimental laboratorium. Penelitian menggunakan ekstrak kental etanol 70% daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.), variasi konsentrasi ekstrak yaitu 60%, 80% dan 100%. Antibiotik yang digunakan sebagai kontrol positif yaitu tetrasiklin, sedangkan kontrol negatif digunakan aquades. Pada pengujian antibakteri ekstrak etanol daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.) terhadap bakteri Propionibacterium acne menunjukan bahwa pada konsentrasi 60%, 80% dan 100% sensitif untuk menghambat pertumbuhan bakteri dengan diameter zona hambat sebesar 17 mm, 18 mm dan 24 mm. Kontrol negatif tidak terjadi aktifitas antibakteri dan tidak memiliki diameter zona hambat, kontrol positif mempunyai diameter zona hambat yaitu sebesar 28 mm. Hasil pengujian daya hambat ekstrak etanol 70% daun mangkokan terhadap bakteri Propionibacterium acne memiliki aktivitas antibakteri dengan kategori kuat.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70 % Daun Mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.) Terhadap Bakteri Propionibacterium acne Dengan Menggunakan Metode Difusi Sumuran Toria Sangadji; Amelia Niwele; Dwi Intan Safira Wally
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Vol. 2 No. 1 (2022): MARET : Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Amik Veteran Porwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jikki.v2i1.1154

Abstract

Daun mangkokan merupakan salah satu jenis tanaman hias pekarangan yang digunakan dalam pengobatan. Daun segar tanaman mangkokan memiliki beberapa khasiat di antaranya anti-inflamasi, peluruh air seni, mencegah rambut rontok dan juga menghilangkan bau badan. Beberapa bahan kimia yang terkandung di dalamnya di antaranya alkaloid, saponin, flavanoid, polifenol, lemak, kalsium, fosfor, besi, serta vitamin (A, B, dan C). Antibakteri adalah zat yang menghambat dan membunuh. Propionibacterium acne merupakan bakteri gram positif yang dapat menyebabkan jerawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.) terhadap bakteri Propionibacterium acne. Penelitian ini merupakan penelitian eksprimental laboratorium. Penelitian menggunakan ekstrak kental etanol 70% daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.), variasi konsentrasi ekstrak yaitu 60%, 80% dan 100%. Antibiotik yang digunakan sebagai kontrol positif yaitu tetrasiklin, sedangkan kontrol negatif digunakan aquades. Pada pengujian antibakteri ekstrak etanol daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.) terhadap bakteri Propionibacterium acne menunjukan bahwa pada konsentrasi 60%, 80% dan 100% sensitif untuk menghambat pertumbuhan bakteri dengan diameter zona hambat sebesar 17 mm, 18 mm dan 24 mm. Kontrol negatif tidak terjadi aktifitas antibakteri dan tidak memiliki diameter zona hambat, kontrol positif mempunyai diameter zona hambat yaitu sebesar 28 mm. Hasil pengujian daya hambat ekstrak etanol 70% daun mangkokan terhadap bakteri Propionibacterium acne memiliki aktivitas antibakteri dengan kategori kuat.