Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbedaan Metode Inkuiri Dengan Metode Ekspositori Dalam Memecahkan Masalah Matematis Siswa di Kelas VIII SMP Amin Harahap; Islamiani Safitri; Priti Adella; Nurul Hijrah
JURNAL PEMBELAJARAN DAN MATEMATIKA SIGMA (JPMS) Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan (FKIP) Universitas Labuhan Batu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jpms.v8i1.3911

Abstract

Dalam proses pembelajaranmatematika siswa harus terlibat sepenuhnya. Belajar bukan hanya menyerap informasi secara pasif, melainkan aktif dan terampil. Oleh karena itu, seorang guru matematika diharapkan mampu menggunakan suatu metode yang lebih mantap agar matematika itu disenangi oleh siswa sekaligus membantu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal matematika dan siswa dilibatkan secara aktif mental dan fisiknya dalam belajar matematika. Dasar dari pemecahan masalahya itu kemampuan belajar dalam situasi proses berpikir. Salah satu yang termasuk dalam model pemrosesan informasi yaitu model pembelajaran inkuiri Dengan demikian metode inkuiri sangat bermanfaat dan dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar matematika siswa, dengan demikian belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,  sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya jadi disimpulkan Model Pembelajaran Inkuiri Mempengaruhi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa di Kelas VIII-5 SMP S PKMI Efesus Aek Batu dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 69,30 dan model Pembelajaran Ekspositori Tidak Mempengaruhi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa di Kelas VIII-6 SMP S PKMI Efesus Aek Batu dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 23,63 sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Pembelajaran Ekspositori Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa di SMP S PKMI Efesus Aek Batu.
Pandangan Tokoh Organisasi Keislaman Terhadap Fatwa MUI Tentang Shalat Berjamaan Masa Pandemi Covid-19 Nurul Hijrah; Syaiful Aziz
Muqaranah Vol 7 No 1 (2023): Muqaranah
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/muqaranah.v7i1.17336

Abstract

MUI Fatwa No 14 of 2020 states that pilgrims must wear masks covering their mouths and noses in order to avoid air contact between one congregation and another congregation. This has elicited a different reaction from the people of South Sumatra, especially Palembang, because the procedures for congregational prayers that have been carried out by Muslims so far refer to the Shari'a that has been established by Islam, namely in accordance with the procedures taught by the Prophet Muhammad. This research is a type of empirical normative research. The type of research method used by the author is the combination of the two elements, namely examining through a product analysis approach that tends to be perspective. The type of data used in this research is qualitative, while the data source uses two sources, namely primary data sources and secondary data sources. The results of the study concluded that the South Sumatran Indonesian Islamic Da'wah Council expressed an opinion that maintaining distance in congregational prayers is haram because it has exceeded the limit, unless it is in accordance with the Shari'a. The South Sumatra Indonesian Islamic Propagation Council and the Muhamadiyah Regional Leaders implemented MUI Fatwa No. 14 of 2020 concerning Organizing Worship during the Covid-19 Outbreak.