Ketut Sudiantara
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemanfaatan Kelompok Swabantu Tuberculosis Dalam Mewujudkan Rumah Sehat Komang Ayu Henny Achjar; Aris Santjaka; Ketut Sudiantara; I Nyoman Jirna; I Wayan Sudiadnyana
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 3 No 1 (2023): JPMI - Februari 2023
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.943

Abstract

Tidak dapat dipungkiri jumlah penderita TB dan angka drop out TB masih tinggi, walaupun pemerintah sudah melakukan beberapa terobosan melalui pemberdayaan peran keluarga dan kader sebagai pengawas minum obat (PMO), program Indonesia Sehat melalui pendekatan keluarga (PIS-PK) dengan kunjungan rumah. Permasalahannya, penanganan Kasus TB di desa Tibubeneng Kabupaten Badung belum dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi. Tenaga perkesmas Puskesmas sebagai ujung tombak penemu kasus pada kegiatan luar gedung Puskesmas melalui pendekatan keluarga binaan di wilayah kerjanya belum berjalan optimal. Hal ini disebabkan karena kurangnya pelatihan perkesmas yang diperoleh termasuk pencatatan pelaporan kasus, keterbatasan jumlah SDM Puskesmas serta keterbatasan sarana prasarana. Sejak tahun 2016, setiap desa di Kabupaten Badung terdapat tim KBS (Krama Badung Sehat) yang terdiri dari perawat, bidan dan supir ambulan. Permasalahan yang ada tim KBS juga tidak pernah terpapar pelatihan pengelolaan TB di rumah. Di sisi lain, penanganan TB di desa Tibubenneg juga belum menyentuh lingkungan rumah, padahal rumah yang tidak sehat dapat menjadi risiko penularan TB kepada anggota keluarga di rumah. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat adalah terlaksananya pelatihan perkesmas terintegrasi antara petugas perkesmas Puskesmas, keluarga, PMO, tim KBS, kader, kelompok swabantu. Serta pemberdayaan kepada masyarakat tentang modifikasi kamar yang ditempati pasien TB, pembuatan miniatur rumah sehat sebagai contoh rumah sehat bagi keluarga TB.
Pemberdayaan Kader dan Keluarga Dalam Pengelolaan DM Pada Lansia di Rumah Komang Ayu Henny Achjar; I Ketut Gama; Ketut Sudiantara
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 3 No 4 (2023): JPMI - Agustus 2023
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.1332

Abstract

Kabupaten Badung merupakan kabupaten dengan jumlah kasus penderita DM tahun 2020 masuk dalam 10 besar penyakit tertinggi. Permasalahan yang ada, selama ini program perkesmas di Puskesmas Kuta I yang mewilayahi desa Tibubebeng belum berjalan optimal dikarenakan terbatasnya jumlah SDM, pendidikan dan kualitas SDM Puskesmas beragam, kurangnya sarana prasarana yang diperlukan puskesmas,  tidak rutinnya pelatihan perkesmas termasuk bagaimana menemukan kasus, asuhan keperawatan keluarga dengan lansia DM (pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi) di rumah, pencatatan pelaporan kasus.  kurangnya pemberdayaan keluarga dalam pengelolaan lansia DM di rumah,  program PIS-PK yang dilakukan oleh Puskesmas dan belum membahas tentang perlunya dukungan sosial keluarga melalui pemberdayakan keluarga dengan mengikutsertakan potensi keluarga, memandirikan keluarga melalui pelatihan terkait pentingnya edukasi diet seimbang, monitoring gula darah, latihan fisik, obat obatan DM sesuai anjuran, terapi komplementer, latihan senam kaki DM. Kegiatan pengabdian masyarakat bertujuan untuk pemberdayaan kader lansia dan keluarga DM dalam pengelolaan lansia DM di rumah. Metode pengabmas melalui kegiatan pelatihan terintegrasi DM, pelayanan kesehatan langsung, terapi komplementer senam kaki lansia DM serta pemanfaatan herbal sebagai pengobatan komplementer lansia DM di rumah.    Hasil kegiatan Perilaku kader lansia dalam pengelolaan DM setelah diberikan pelatihan terintegrasi terbanyak pengetahuan baik (80%), sikap baik (60%) dan tindakan baik (80%). Perilaku keluarga lansia dalam pengelolaan DM setelah diberikan pelatihan terintegrasi terbanyak pengetahuan baik (75%), sikap baik (70%) dan tindakan baik (80%).