Ricky S. M. Lakat
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

SEKOLAH TINGGI MUSIK DI MANADO: Arsitektur Simbolisme Kerin M. Karisoh; Ricky S. M. Lakat; Esli D. Takumansang
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Musik adalahvsalah satuvindustri yang memilikivprospek yangrbesar kedepannya sehingga peminat musik bisa berasal dari golongan apa saja, baik orang dewasa, anak kecil, pria maupun wanita. Di zaman modern ini keinginan masyarakat di bidang music terus meningkat, dapat dilihat berkembangnya music di dunia terlebih khusus yang ada di Indonesia. Musik dapat memberi keuntungan unutk kehidupan masyarakat dalam segi pendidikan, kesehatan maupun karir. Manado adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara merupakan pusat segala aktivitas masyarakat Sulawesi Utara menjadi dan juga menjadi salah satu pusat perkembangan musik yang ada di Sulawesi Utara, ditinjau dari banyaknyaakehadiran musisiddaerah karenaatidak lain sebagaiatuntutan karir sebagai ipenyanyi, pemusikddan lain sebagainya dan banyak darimmereka yangmmasih sulitmmengembangkan potensinya karena keterbatasan akan wadah untuk menampung bakat-bakat yang ada. Untuk itu perlu adanya suatu pendidikan formal dalam mewadahi kebutuhan masyarakatddalam bidangsseni khususnya seninmusik yaitu perancangannsekolah tinggimmusik di Manado. Tujuan perancangan sekolah tinggi music ini yaitu untuk memberikan sarana prasana dalam hal yang terkait segala kegiatan belajar mengajar music serta dapat mengoptimalkan kemampuan masyarakat dalam bidang seni music. Proses perancangan yang digunakan adalah metode glass box menurut Horst Rittel yaitu pengembang varietas-reduksi varietas yang kemudian dioptimalkan melalui ketiga tipe pendekatan yaitu pendekatan tipologi, lokasional dab tematik. Perancangan Sekolah Tinggi Musik menerapkan tema Arsitektur Simbolisme yang akan di bangun melalui perwujudan konsep desain, akan hadir dengan konsep yang baru, tidak hanya sebagai tempat menuntut ilmu, tapi juga memiliki jiwa dari seni itu sendiri lewat perwujudan elemen- elemen musik kedalam objek rancangan yang nantinya akan menjadi icon baru bagi dunia musik, bagi masyarakat dan bagi kota Manado. Kata Kunci : Sekolah Tinggi, Musik, Arsitektur Simbolisme
BITUNG SHOPPING CENTER. Morphogenesis in Architecture Jordi P. Basaen; Frits O. P. Siregar; Ricky S. M. Lakat
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19217

Abstract

            Kota Bitung adalah salah satu kota yang sangat pesat perkembangannya, mulai dari sektor industri, perdagangan, pariwisata dan jasa serta pembangunannya yang semakin maju, hal ini juga didukung oleh faktor letak geografis  berada pada lingkaran pasifik yang strategis sebagai pintu masuk ke ekonomi global. Selain itu usaha Pemerintah Kota Bitung untuk memperkenalkan  Kota Bitung sebagai Kota tujuan industri, pariwisata dan bisnis mulai dari penyempurnaan perizinan investasi bagi para investor lokal maupun asing untuk dapat berinvestasi didalamnya. Melihat peluang dan potensi yang dimiliki Kota Bitung sangat besar maka hadirlah konsep perencanaan Bitung Shopping Center atau Pusat Perbelanjaan berlokasi dipusat Kota Bitung, yang mengacu dari  kebutuhan akan jasa akomodasi sebagai penunjung dan penyediaan kebutuhan pokok maupun pusat rekreasi di Sulawesi Utara. Dalam perancangan objek Bitung Shopping Center ini, dengan tema “Morphogenesis In Architecture” konsep ini mencakup perubahan  evolusi pada konsep desain bangunan diharapkan dapat mampu beradaptasi dengan penekanan trasformasi bentuk gubahan dengan mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan sekitar berdasarkan analisa tapak serta permodelan dalam bentuk bangunan yang dinamis, sehingga desain yang dihasilkan tidak hanya menjadi desain yang kaku dan monoton tapi juga dapat menjadi desain yang sangat baik dan ramah terhadap lingkungan. Kehadiran Bitung Shopping Center ini diharapkan dapat memberikan fasilitas penyediaan kebutuhan berbelanja yang legkap, aman dan nyaman bagi para pemakai dengan berbagai kebutuhan yang berbeda-beda.          Kata kunci       : Kota Bitung, Shopping Center, Morphogenesis
SCIENCE CENTER AND PLANETARIUM DI SULUT. High Technology Architecture Vanessa C. Monintja; Roosye J. Poluan; Ricky S. M. Lakat
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.23685

Abstract

 Science Center and Planetarium adalah sebuah fasilitas yang menjadi tujuan wisata yang berbasis entertainment-edukasi, yang didedikasikan untuk menambah pengetahuan tentang sains seluruh pengunjung dari segala usia, seiring dengan berkembangnya jaman dan meningkatnya ilmu pengetahuan & teknologi (iptek). Science Center and Planetarium juga merupakan wahana membangun budaya iptek masyarakat melalui alat peraga iptek yang ditampilkan, agar setiap pengunjung dapat merasakan mudahnya belajar memahami berbagai konsep dan prinsip iptek. IPTEK selalu dikaitkan dengan teknologi canggih sehingga High Technology Architecture akan diterapkan baik pada bangunan maupun sistem didalam. Keberadaan Science Center and Planetarium dapat menjadi salah satu alternatif hiburan bagi anak-anak maupun pengunjung untuk dapat menjadi salah satu wahana pembelajaran sekaligus juga menjadi wahana wisata diluar pendidikan formal. Mengingat Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi yang kaya akan kearifan lokal yang dalam desain akan diolah berbasis teknologi canggih. Dengan adanya Science Center and Planetarium ini dapat memperkaya keranekaragaman tempat wisata yang berada di Sulawesi Utara. Kata kunci : Science Center,  Planetarium, Teknologi, Iptek, High Technology.
REVITALISASI TERMINAL MALALAYANG. High Tech Architecture Greifanny G. E. Manumpil; Ricky S. M. Lakat; Amanda S. Sembel
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.23694

Abstract

Perkembangan teknologi semakin pesat, membuat kehidupan masyarakat juga ikut terpengaruh oleh kecanggihannya. Serba praktis dan instan menjadi karakter yang sudah biasa ditemukan dalam kehidupan masyarakat. Terutama dalam bidang infrastruktur, kehadiran kendaraan beriringan dengan tingginya kelancaran ilmu komunikasi dan teknologi, membuat masyarakat semakin mudah dalam mengaksesnya. Terminal mulai mengalami degradasi fungsi akibat mudahnya masyarakat mengakses kebutuhan akan transportasi dengan teknologi yang ada saat ini. Dengan menerapkan tema High-Tech Architecture pada proses revitalisasi Terminal Malalayang, bisa membantu terminal menjadi lebih hidup kembali dan berfungsi selayaknya fungsi terminal itu sendiri. Dengan kemudahan dan kecanggihan dari teknologi, maka terminal malalayang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat secara praktis dan efisiensi, baik pengaturan pola ruang, penggunan teknologi pada system dalam bangunan, serta pemanfaatan material ciri khas high-tech architecture pada terminal itu sendiri.            Kata kunci : Revitalisasi, Terminal, High-Tech Architecture, Malalayang 
RELOKASI PASAR TRADISIONAL AMURANG. Arsitektur Post Modern Tiovany J. Tilaar; Surijadi Supardjo; Ricky S. M. Lakat
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.23825

Abstract

Di Kabupaten Minahasa Selatan terdapat  beberapa pasar tradisional, salah satunya adalah Pasar Tradisonal Amurang  yang terletak di pusat perkotaan Amurang, tepatnya di Kelurahan Uwuran Satu. Permasalahan yang dihadapi saat ini antar lain prasarana dan sarana yang sangat minim, ketidaknyamanan berbelanja (kumuh, semrawut, becek, kotor) serta pedagang yang semakin menjamur. Selanjutnya dalam RTRW  Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2014-2034, Pasar Tradisional Amurang ini akan direlokasi ke desa Bitung di area perkebunan yang berbatasan dengan Desa Kilometer Tiga. Oleh karena itulah perlu dibuat rancangan Pasar Tradisional Amurang yang baru. Metode perancangan Pasar Tradisional Amurang ini mengikuti metode desain generasi satu dari Christopher Alexander. Tema yang dipakai dalam merancang  Relokasi Pasar  Tradisional Amurang  ini yaitu Arsitektur  Post Modern bergaya Double CodingDari hasil perancangan yang telah dilakukan , dihasilkan rancangan pasar tradisonal Amurang yang  terdiri dari dua lantai, dimana terdapat dua area belanja yaitu pasar basah dan pasar kering . Sirkulasi dalam bangunan pasar yaitu berpola Grid. Sirkulasi kendaraan di luar bangunan berpola Linier menerus untuk menghindari terjadinya crosing  Area parkir diletakkan di sekeliling bagunan pasar untuk memudahkan pencapaian ke dalam bangunan. Sistem pencahayaan dan penghawaaan sebagian besar menggunakan pencahayaan dan penghawaan alami. Struktur bangunan utama  menggunakan struktur rangka kaku dengan material beton bertulang.  Kata Kunci :   Pasar Tradisional, Relokasi, Post ModernÂ