Khalishatun Zahra
Universitas Negeri Medan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pendampingan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Berciri Literasi Sains dan Numerasi bagi Mahasiswa Calon Guru Kab. Langkat Julia Mardhiya; Khalishatun Zahra
Solidaritas: Jurnal Pengabdian Vol. 2 No. 2 (2022): Solidaritas: Jurnal Pengabdian
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/sjp.v2i2.7062

Abstract

 Perangkat pembelajaran sebagai salah satu aspek pendukung pelaksanaan kurikulummenjadi pengetahuan pedagogik yang harus dimiliki oleh calon guru. Calon guru memiliki per-anan penting dalam mengkaji dan mengembangkan konsep pembelajaran terbaru saat ini yaituupaya peningkatan literasi sains dan numerasi bagi peserta didik. Kemampuan literasi sains dannumerasi sangat penting bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya dalam sains.Oleh karena itu, guru memiliki peran untuk mendukung peserta didik dengan mengidentifikasikemampuan literasi sains dan numerasi peserta didik. Kegiatan pendampingan dalam mengem-bangkan perangkat pembelajaran yang yang berciri literasi dan numerasi dilakukan dengan baikuntuk Mahasiswa calon guru di Kab. Langkat. Kegiatan tersebut meliputi workshop dan pendamp-ingan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran. Produk yang dihasilkan berupa rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja peserta didik (LKPD) dan instrumen penilaian.Peserta memberikan umpan balik positif pada rangkaian kegiatan. Pemahaman peserta diukurdengan menggunakan pretest dan posttest. Pertanyaan yang diajukan berisi tentang aspek-aspekyang perlu diperhatikan dalam menyusun perangkat pembelajaran, komponen perangkat pem-belajaran dan bagaimana literasi serta numerasi dapat diterapkan dalam perencanaan pembe-lajaran. Hasil nilai pretest dan posttest menunjukkan adanya peningkatan pemahaman pesertadalam menyusun perangkat pembelajaran.
Nande-nande Perengge-rengge: Pencari Nafkah, Kesetaraan Gender dan Role Model di Ruang Publik Kota Medan Apriani Harahap; Dita Aulia Putri; Ardiansyah Ardiansyah; Nur Aisyah Nasution; Khalishatun Zahra; Rizky Wahyudi
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 8, No 2 (2023): Januari
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v8i2.38494

Abstract

Nande-nande perengge-rengge adalah perempuan Karo yang bekerja sebagai pedagang eceran sayur-mayur di Pasar Raya Medan Metropolitan Trade Centre (MMTC) di Kota Medan. Sebagai perempuan Karo, Nande-Nande Perengge-rengge secara kultural seperti mata uang yang memiliki dua sisi, yakni secara kultural berada dibawah laki-laki, dipandang negatif atau mengalami subordinasi perempuan. Disisi lain, secara ekonomi perempuan Karo memegang peranan penting dalam pemenuhan ekonomi keluarga. Tujaun penelitian ini untuk menguraikan kontribusi Nande-nande Perengge-rengge dalam sektor perekonomian keluarga ditengah budaya patriarki dan mengungkapkan peranannya sebagai role model di ruang publik. Metode dalam penelitian ini adalah kulitatif deskriftif dengan menggunakan teknik analisis etnografi (analisis Spradley). Tahapan penelitian ini terdiri dari studi literatur, observasi, wawancara dan dokumentasi. Kontribusi dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga berada di tangan perempuan Karo Nande-nande Perengge-rengge, mereka menjadi tulang punggung atau sumber pendapatan keluarga (pencari nafkah). Melalui bekerja Nande-nande Perengge-rengge membuktikan posisi perempuan setara dengan laki-laki (bahkan lebih tinggi), mereka dapat memposisikan kembali kedudukannya dalam budaya yang patriarki. Sosok pedagang perempuan Karo yang berdikari sendiri dalam pemenuhan ekonomi keluarga, bisa membuka lowongan kerja bagi perempuan lain, sosok good girls yang sukses, pekerja keras, sederhana dan cerdas di ruang publik inilah yang bisa menjadi role model bagi perempuan lain. Nande-nande perengge-rengge is a Karo woman who works as a vegetable retailer at Pasar Raya Medan Metropolitan Trade Center (MMTC) in Medan City. As a Karo woman, Nande-Nande Perengge-rengge culturally is like a coin that has two sides, namely being culturally under men, viewed negatively or experiencing women's subordination. On the other hand, economically Karo women play an important role in fulfilling the family economy. The purpose of this study is to describe the contribution of Nande-nande Perengge-rengge in the family economy sector in the midst of a patriarchal culture and to reveal its role as a role model in the public sphere. The method in this study is descriptive qualitative using ethnographic analysis techniques (Spradley analysis). The stages of this research consist of literature study, observation, interviews and documentation. Contributions in fulfilling the family's economic needs are in the hands of Karo Nande-nande Perengge-rengge-rengge women, they are the backbone or source of family income and breadwinners. Through the work of Nande-nande Perengge-rengge to prove the position of women as equal to men (even higher), they can reposition their position in a patriarchal culture. The figure of a Karo woman trader who is independent in fulfilling the family economy, can open job vacancies for other women, the figure of good girls who are successful, hardworking, simple and intelligent in the public sphere can be a role model for other women. 
ANALISIS LOKASI IBUKOTA KERAJAAN SRIWIJAYA ABAD 7-8 M Najuah Najuah; Lulu Luciana Sinurat; Khalishatun Zahra; Akhila Ardianti Nasution; Cahaya Purnama Sari
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 8, No 1 (2023): Puteri Hijau: Jurnal Pendidikan Sejarah
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v8i1.44339

Abstract

Srivijaya Kingdom is one of the strong maritime kingdoms on the island of Sumatra and has a lot of influence in the archipelago with a wide area of authority. However, in fact the Srivijaya Kingdom was actually the "youngest" kingdom in the archipelago by its invention, because the name of the Srivijaya Kingdom was only "dug up" and surfaced around the beginning of the 20th century after the discovery of several inscriptions. The earliest evidence of the existence of this kingdom comes from the 7th century, a Chinese priest from the Tang Dynasty, I Tsing, wrote that he visited Srivijaya in 671 and stayed for 6 months. Furthermore, the oldest inscription about Srivijaya was also in the 7th century, namely the Kedukan Bukit inscription in Palembang, dated 682. There are many historical sources stating the existence of the Srivijaya Kingdom and its territories. However, there is no single source that clearly tells where the center of this Sriwijaya Kingdom lies. In this case, experts also differed opinions regarding the existence of the center of the Srivijaya Kingdom.