Burhanuddin Ihsan
Program Studi Akuakultur, Universitas Borneo Tarakan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KEANEKARAGAMAN BAKTERI PADA RUMPUT LAUT (Kappaphicus alvarezii) DI PERAIRAN PANTAI AMAL Burhanuddin Ihsan; Yulma Yulma; Endah Retnaningrum
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 18, No 4 (2022): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.18.4.%p

Abstract

Rumput laut (Kappaphycus alvarezii) merupakan komoditas penting perikanan yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi dan menjadi salah satu sumber devisa negara serta sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir. Selain itu rumput laut banyak digunakan sebagai bahan dasar industri makanan, farmasi dan energi. Namun produksi rumput laut kota Tarakan pada tahun 2019 mengalami penurunan dari 159.468 ton menjadi 152.76 ton. Salah satu yang menyebabkan terjadinya penurunan produksi rumput laut adalah serangan penyakit  ice-ice yang disebabkan oleh bakteri. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui keanekaragaman bakteri yang terdapat pada rumput laut di perairan Pantai Amal Tarakan. Isolasi bakteri dilakukan dengan menggunakan metode stread plat pada media TCBS (thiosulphate citrate bile salt sucrose) dan TSA (thiosulphate sucrosa agar). Sampel rumput laut dihaluskan lalu diambil sebanyak 5 gram kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri yang berisi media TCBS dan TSA. Selanjutnya diinkubasi pada suhu 370C atau suhu ruangan selama 24 jam. Identifikasi bakteri dilakukan dengan mengacu pada buku Bergey’s Manual of Determinatif Bacteriology dan Manual For the Identification of Medical Bacteria dengan melakukan uji biokimia yang meliputi; Uji Pewarnaan Gram, Test Oksidase, Katalase, O/F (Oksidasi/Fermentasi), glukosa, motility, Produksi asam dari karbohidrat (D-Glukosa dan D-mannitol), lysin, urea, ornithin dan methil red. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat Keanekaragaman bakteri pada rumput laut (Kappaphycus alvarezii) di perairan Pantai Amal Tarakan diantaranya Corynebacterium, Acinetobacter, Bacillus, Pseudomonas dan Vibrio yang berpotensi menyebabkan penyakit ice-ice. Rekomendasi: Perlu menjaga keseimbangan lingkungan dengan memperhatikan parameter kualitas air, agar rumput laut tidak stres, sebab infeksi bakteri bersifat sekunder. Seaweed (Kappaphycus alvarezii) is an important fishery commodities that has a high economic value and is a source of foreign exchange and a source of income for coastal communities. In addition, seaweed is widely used as a basic material for the food, pharmaceutical and energy industries. However, Tarakan's seaweed production in 2019 decreased from 159.468 tons to 152.576 tons. One of the causes of a decrease in seaweed production is the attack of ice-ice disease caused by bacteria. The purpose of this study was to determine the diversity of bacteria found in seaweed in the waters of Amal Beach, Tarakan. Bacterial isolation was carried out using TCBS (thiosulphate citrate bile salt sucrosa) and TSA (thiosulphate sucrosa agar) media. Seaweed samples were mashed and then taken as much as 5 grams and then put into a petri dish containing TCBS and TSA media. Then incubated at 37°C or room temperature for 24 hours. Identification of bacteria is carried out by referring to the book Bergey's Manual of Determinative Bacteriology and Manual For the Identification of Medical Bacteria by conducting biochemical  tests which include; Gram stain test, oxidase test, catalase, O/F (Oxidation-Fermentation), glucose, motility, acid production from carbohydrates (D-glucose and D-mannitol), lysine, urea, ornithine and methyl red. The results showed that there was a diversity of bacteria in seaweed (Kappaphycus alvarezii) in the waters of the Tarakan Amal Coast including Corynebacterium, Acinetobacter, Bacillus, Pseudomonas and Vibrio which have the potential to cause ice-ice disease. Recommendation: It is necessary to maintain environmental balance by paying attention to water quality parameters, so that seaweed is not stressed, because bacterial infections are secondary.
PELATIHAN PEMBUATAN SABUN ANTIBAKTERIAL DARI RUMPUT LAUT DAN BUAH NIPAH DI PESISIR PANTAI AMAL TARAKAN Imra Imra; Burhanuddin Ihsan; Andika Andika
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 8 No. 2 (2023): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 8 NO. 2 MEI 2023
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v8i2.25123

Abstract

Rumput laut dan buah nipah diketahui memiliki sifat antibakteri sehingga dapat menghentikan pertumbuhan bakteri dan dapat dijadikan bahan alami dalam pembuatan sabun. Tarakan khususnya pesisir pantai Amal telah memproduksi rumput laut yang sangat melimpah melalui kegiatan budidaya rumput laut E. cottoni. Produksi rumput laut Tarakan sebesar 450 ton/bulan pada tahun 2012. Tanaman nipah juga banyak ditemukan di pesisir pantai  Amal Kota Tarakan yang belum termanfaatkan secara optimal. Tujuan kegiatan pelatihan ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan sabun yang dibuat dengan penambahan rumput laut. Metode pembuatan sabun rumput E. cottoni terdiri dari 3 proses, proses pertama pencampuran tiga bahan utama yakni NaOH, minyak, dan air. Proses kedua penambahan bahan tambahan yakni rumput laut dan pewarna pada saat trace, dan proses terakhir pencetakan dan pengemasan. Kegiatan pelatihan diharapkan menjadi pengetahuan tambahan untuk menciptakan peluang usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir Kota Tarakan. Kegiatan pengabdian telah dilaksanakan di rumah produksi UMKM Ar Raihan Pesisir Pantai Amal Kota Tarakan dengan jumlah peserta 26 orang yang terdiri dari ibu-ibu pembudidaya rumput laut dan UMKM. Kegiatan dilaksanakan pada hari Senin 18 Juli 2022 selama 1 hari. Kegiatan meliputi penyuluhan terkait potensi nipah dan rumput laut serta praktek pembuatan sabun antibakterial dari buah nipah dan rumput laut. Kata kunci: Buah nipah, E. cottoni, Pantai Amal, sabun. ABSTRACT Seaweed and nipa fruit are known to have antibacterial properties so they can stop the growth of bacteria which can be used as natural ingredients in soap making. Tarakan, especially the Amal coast, has produced abundant seaweed through E.cottoni seaweed cultivation. Tarakan seaweed production was 450 tonnes/month in 2012. Nipah plants are also found along the Amal coast of Tarakan City which have not been utilized optimally. The purpose of this training activity is to find out the process of making coir made with the addition of seaweed. The method of making E.cottoni grass soap consists of 3 processes, the first process is mixing the three main ingredients namely NaOH, oil and water. The second process is adding additional ingredients, namely seaweed and dyes during the trace, and the final process is printing and packaging. The training activities are expected to become additional knowledge to create business opportunities to improve the coastal communities of Tarakan City. Community service activities have been carried out at the UMKM production house Ar Raihan Coastal Amal Beach, Tarakan City with 26 participants consisting of seaweed cultivators and UMKM. The activity was carried out on Monday 18 July 2022 for 1 day. Activities include counseling related to the potency of nipa and seaweed as well as the practice of making antibacterial soap from nipa fruit and seaweed Keywords: Nipah fruit, E. cottoni, Amal Beach, soap.