Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Pengaruh Penambahan Quartz Powder pada Reactive Powder Concrete terhadap Terbentuknya Kalsium - Silikat - Hidrat Kushartomo, Widodo; Makarim, Chaidir Anwar; Supartono, FX.; Sumawiganda, Sugandar
Jurnal Teknik Sipil Vol 20, No 3 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.733 KB)

Abstract

Abstrak. Penelitian yang dilakukan adalah menjelaskan mengenai penggunaan quartz powder dalam reactive powder concrete (RPC) terutama pengaruhnya terhadap struktur mikro dan kuat tekan. Dalam desain campuran RPC, selain menentukan jumlah material yang digunakan, temperatur curingdivariasikan guna menjelaskan fungsi quartz powder. Perendaman, penguapan dan penguapan bertekanan tinggi merupakan teknik yang digunakan untuk melakukan variasi temperatur curing. Pengamatan struktur mikro dilakukan menggunakan difraksi sinar x (XRD) dan scaning electron microscopy (SEM). Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa quartz powder dalam RPC memiliki peranan menurunkan tingkat workabilitas campuran, memicu terbentuknya C-S-HIV dan meningkatkan kuat tekan.Abstract. The objective of the research is to explain the use of quartz powder in reactive powder concrete, particularly its effect on micro structure and compresive strength. In RPC mix design, besides determining the amount of material used, curing temperature was varied to explain the role of the quartz powder. Immersion curing, steam curing and high presure steam curing were method used to vary curing temperature.Observaton of micro structure was conducted using X-ray difraction (XRD) and scanning electron microscopy (SEM). It was shown that quartz powder in RPC was able to reduce concrete mix level of workability, triggered the formation of C-S-HIV and inreasedcompresive strength.
Pengaruh Penggunaan Serat Baja Terhadap Flexural Toughness Reactive Powder Concrete Kushartomo, Widodo; Christianto, Daniel; Suryani, Jenny
Jurnal Teknik Sipil Vol 23, No 2 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.594 KB) | DOI: 10.5614/jts.2016.23.2.3

Abstract

Abstrak. Penelitian ini menjelaskan perilaku flexural toughness dari reactive powder concrete berpenguat serat baja lokal dengan fraksi volume dan aspek rasio yang berbeda-beda. Contoh uji berbentuk prisma dengan ukuran 100 x 100 x 350 mm yang dibuat dengan serat baja dan tanpa serat baja. Serat baja yang digunakan 0% (kontrol), 1,0%, 1,5%, dan 2,0% terhadap volume dan aspek rasio 75, 100, 125. Contoh uji dikelurkan dari cetakan setelah 24 jam kemudian direndam dalam air selama 3 hari, setelah itu contoh uji dirawat dengan penguapan selama 8 jam pada temperatur 90°C. Pengujian Flexural toughness dilakukan ketika prisma telah berumur 28 hari. Hasil penelitian memperlihatkan, volume dan aspek rasio serat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap flexural toughness reactive powder concrete.Abstract. This research present flexural toughness behavior of local steel fiber reinforced reactive powder concrete produced with different steel fibers volume fraction and aspect ratio. Prismatic concrete specimens of 100 x 100 x 350 mm were prepared with and without steel fiber. Steel fiber was used of 0% (control), 1,0%, 1,5%, and 2,0% by volume and 75, 100 and 125 as aspect ratio. Specimens were de-molded after 24 hours and cured in water until 3 days, after that the speciments were cure by steam curing for 8 hours at 90°C. Flexural toughness of the prisms has beendefined at 28 day old. The result show that the effects of fibre volume and aspec ratio on flexural toughness of reactive powder concrete are very significant.
Pengaruh Serat Lokal Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Lentur Reactive Powder Concrete dengan Teknik Perawatan Penguapan Kushartomo, Widodo; Christianto, Daniel
Jurnal Teknik Sipil Vol 22, No 1 (2015)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.256 KB) | DOI: 10.5614/jts.2015.22.1.4

Abstract

Abstrak. Penelitian yang dilakukan adalah mempelajari penggunaan serat baja produksi dalam negeri sebagai bahan campuran pada pembuatan Reactive Powder Concrete (RPC), guna mengurangi ketergantungan serat baja import yang biasa digunakan dalam pembuatan RPC. Volume serat baja yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,0%, 1,0%, 1,5 % dan 2,0%, sedangkan perbandingan antara panjang serat terhadap diameternya atau disebut sebgai aspek rasio (l/d) masing-masing adalah 50, 75 dan 100. Benda uji berupa silinder dengan diameter 75,0 mm, panjang 150,0 mm dan balok berukuran 100,0mm x 100,0mm x 350,0 mm. Dalam proses perawatan seluruh benda uji direndam dalam air selama 3 hari pada temperatur 20oC dilanjutkan dengan penguapan bertemperatur 90oC selama 8 jam. Pengujian dilakukan terhadap kuat tekan dan kuat lentur (modulus of rupture) setelah beton berumur 28 hari. Hasil pengujian menunjukkan, dengan diameter serat sebesar 0,3 mm berakibat pada penurunan nilai  kuat tekan RPC, sebaliknya terjadi peningkatan yang sangat besar terhadap kuat lentur RPC yaitu sebesar 300% - 400%. Kuat tekan dan kuat lentur optimum terjadi pada volume serat 1,5% dan aspek rasio l/d = 75 dengan nilai masing-masing adaalah 89,36 MPa dan 27,01 MPa.Abstract. The research is studying the use of domestically produced steel fibers, as an ingredient in the manufacture of reactive powder concrete (RPC), in order to reduce dependence on imported steel fiber used in the manufacture of RPC. The volume of steel fibers used in this study was 0.0%, 1.0%, 1.5% and 2.0%, while the ratio between the length of the fiber to its diameter, or was designated aspect ratio (l / d) of each is 50, 75 and 100. Test specimen in the form of a cylinder with a diameter of 75.0 mm, 150.0 mm length, the beam size 100,0 mm 100,0 mm x 350.0 mm.  the curing process the specimen is immersed in water for 3 days at 20oC followed by steam curing at 90°C for 8 hours. The specimen was tested on the compressive strength and flexural strength (modulus of rupture) of concrete after 28 days old. The results of the research, 0.3 mm fiber diameter decreases the compressive strength of RPC, otherwise increasing the flexural strength of RPC in the amount of 300% - 400%. Optimum value of compressive strength and flexural strength in 1.5% of fibre volume and aspect ratio l / d = 75 with the value of 89.36 MPa and 27.01 MPa.
PENGARUH TEPUNG MARMER TERHADAP SIFAT MEKANIK REACTIVE POWDER CONCRETE Linggasari, Dewi; Sutandi, Arianti; Kushartomo, Widodo
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v2i2.3013

Abstract

Penelitian ini berkaitan dengan sifat mekanik reactive powder concrete akibat penggunaan tepung marmer sebagai salah satu komponen material pembentuknya. Sifat mekanik beton dipengaruhi oleh banyak faktor.  Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap sifat mekanik tersebut adalah jenis dan komposisi bahan pembentuk beton. Sifat-sifat fisika dan kimia material berupa ukuran butiran dan komposisi kimia setiap memiliki dampak cukup besar pada sifat mekanik beton. Penggunaan tepung marmer dalam penelitian ini juga didasarkan pada ukuran butiran  dan komposisi kimia yang dimiliki tepung marmer. Jumlah tepung marmer yang digunakan sebagai komponen pembentuk reactive powder concrete berkisar antara 0% - 30% terhadap berat semen.  Perawatan benda uji dilakukan dengan metode perendaman penguapan pada temperatur 90oC - 95oC selama 8 jam. Pengujian mekanik dilakukan pada umur 7 hari pada benda uji berbentuk silinder dan balok, berupa kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur. Kata kunci: mekanik, tepung, marmer, ukuran, komposisi This research relates to the mechanical properties of reactive powder concrete due to the use of marble flour as one of its ingredients. The mechanical properties of concrete are influenced by many factors. One of the factors that influence its mechanical properties is the type and composition of concrete-forming materials. The physical and chemical properties of the material in the form of grain size and chemical composition each have a considerable impact on the mechanical properties of concrete. The use of marble flour in this study is also based on grain size and chemical composition of marble flour. The amount of marble flour used as an ingredient of reactive powder concrete is around 0% - 30% of the weight of cement. The treatment of the specimen was carried out by the evaporation immersion method at a temperature of 90oC - 95oC for 8 hours. Mechanical testing was carried out at the age of 7 days on cylindrical and beam specimens, in the form of compressive strength, tensile strength and flexural strength. Keywords: mechanics, flour, marble, size, composition
PENGARUH NILAI CBR TANAH DASAR DAN MUTU BETON TERHADAP TEBAL PELAT PERKERASAN KAKU METODE BINA MARGA Shinta, Ni Luh Putu; Kushartomo, Widodo; Varian, Mikhael
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v1i1.436

Abstract

Untuk menentukan tebal pelat Perencanaan perkerasan kaku memerlukan beberapa parameter seperti nilai CBR tanah dasar, mutu beton, dan beban lalu lintas. Kondisi di lapangan dalam setiap seksi panjang jalan seringkali memiliki nilai CBR yang berbeda, ini berdampak pada perencanaan sehingga membutuhkan waktu cukup lama dalam menghitung tebal pelat. Proses perhitungan juga membutuhkan waktu dan ketelitian jika dilakukan secara manual. Penelitian ini menggunakan parameter tanah dasar dari nilai: CBR 3% sampai dengan 11%, dan mutu beton yang digunakan dalam perencanaan adalah K200, K225, K250, K275 dan K300. Penelitian menghasilkan metode yang lebih sederhana untuk merencanakan suatu perkerasan kaku yaitu dengan mempergunakan grafik hubungan antara nilai CBR, mutu beton, dan tebal pelat beton untuk menentukan tebal pelat yang dibutuhkan. Grafik diperoleh berdasarkan metode Bina Marga 2002 dan telah divalidasi dengan tingkat keakuratan yang cukup signifikan.Kata kunci : Perkerasan, CBR, beton, pelat, Bina Marga.
PENGARUH UKURAN BUTIRAN MAKSIMUM TERHADAP KUAT TEKAN REACTIVE POWDER CONCRETE Sutandi, Arianti; Kushartomo, Widodo
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v3i1.5193

Abstract

Kuat tekan beton merupakan faktor yang paling dominan untuk menentukan kualitas beton dibandingkan faktor lainnya. Kuat tekan beton atau mutu beton dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah perbandingan semen terhadap air (fa/s), kualitas material, perbandingan komposisi material dan sebagainya. Gradasi butiran agregat  juga merupakan salah satu faktor yang berperan penting untuk menentukan mutu beton. Agregat dengan ukuran butiran yang lebih halus dan bervariasi dapat memperkecil volume pori yang terbentuk, sehingga susunan butiran yang baik akan menghasilkan kepadatan tinggi dan porositas minimum. Pada penelitian ini dipelajarai pengaruh ukuran butiran maksimum agregat halus terhadap  kuat tekan reactive powder concrete. Benda uji dibuat dalam bentuk silinder dengan diameter 100,0 mm dan tinggi 200,0 mm. Ukuran diameter maksimum agergat halus dibuat dalam tiga jenis yaitu 300 µm. 425 µm, dan 600 µm. Seluruh benda uji dirawat dengan teknik perendaman selama 3 hari, dilanjutkan dengan steam curing pada temperature 90 oC – 95 oC selama 4 jam. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 7 hari. Hasil pengujian menunjukkan terjadinya peningkatan kuat tekan recative powder concrete dengan bertambah kecilnya ukuran butiran maksimum agregat halus. The compressive strength of concrete is the most dominant factor to determine concrete quality compared to other factors. Concrete compressive strength and grade are influenced by several factors, including water cement ratio (fa/s), material quality, material composition, and others. Aggregate gradation is also one of the dominant factors that play an important role in determining the quality of concrete. Finer and varied aggregate size can reduce void volume, so that a good granular structure will produce high density and minimum porosity. In this research, the effect of maximum size of fine aggregate on the compressive strength of reactive powder concrete was studied. The specimens were made in cylindrical shapes with a diameter of 100.0 mm and a height of 200.0 mm. The maximum diameter size of fine agergate was varied in three types, 300 µm. 425 µm, and 600 µm. All specimens were treated with immersion technique for 3 days, followed by steam curing at 90 oC - 95 oC for 4 hours. Compressive strength testing was done at the age of 7 days. The test results showed that the increase of maximum fine aggregate size increase the compressive strength of reactive powder concrete.
Sifat Mekanis Beton Normal dengan Campuran Tepung Marmer Kushartomo, Widodo; Sari, Dewi Permata
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 24, Nomor 1, JULI 2018
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.281 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v24i1.17525

Abstract

This study is describe about the mechanical properties of normal concrete by adding of marble flour based on the mixed plan made. The compressive strength of the planned test object fc '20.0 and fc' 30.0 MPa was prepared by using the ACI method. The addition of marble flour in a concrete mixture varies from 0%, 5%, 10%, 15%, 20% and 25% to the weight of the cement used. Concrete test specimens were made in the form of cylinders 15.0 cm in diameter, 30.0 cm in height and made in the form of concrete beams measuring 15.0 cm x 15.0 cm x 75.0 cm, the type of mechanical testing performed in the form of compressive strength tests on cylindrical specimen, split tensile strength test on cylindrical specimen and flexure test on beam specimen. Curing is done by immersion technique at 25ºC and the test is done when the concrete is 28 days old. The test results show that the addition of marble flour to the normal concrete mixture can increase its mechanical properties by 26% for compressive strength, 24% for split tensile strength, and 17% for flexural strength. 
MEMPERKIRAKAN PERBANDINGAN KADAR AIR SEMEN PADA BETON KERAS Kushartomo, Widodo; Sutandi, Arianti; Linggasari, Dewi
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v4i1.7416

Abstract

Comparison of cement water content (w / c-ratio) is one important factor to determine the strength of concrete, so it is important to know the ratio of the amount of water used in a concrete mix. Many problems that arise related to the quality of concrete in ready-made buildings require an in-depth investigation of the composition of concrete materials in order to estimate the quality of concrete including the ratio of the amount of water to cement. Estimating the ratio of the amount of water to the amount of cement in hard concrete is not an easy matter, there are many factors that influence it. A number of special tests are needed on hard concrete to get the accuracy of the ratio of cement water content (w / c-ratio). A number of test specimens were prepared for testing with known water content and amount of cement. After going through the treatment process for 28 days, at the age of 60 days all test specimens are examined both chemically and volumetricly to recalculate the amount of water and cement that has been used. The calculation results show the technique used has a suitability of 99% to the planning. ABSTRAKPerbandingan kadar air semen (w/c-ratio) merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan kekuatan beton, sehingga penting sekali mengetahui perbandingan jumlah air yang digunakan dalam suatu adukan beton. Banyak permasalahan yang muncul terkait mutu beton pada bangunan yang sudah jadi memerlukan penyelidikan     yang mendalam terhadap komposisi material beton tersebut guna memperkirakan mutu beton termasuk didalamnya perbandingan jumlah air terhadap semen. Memperkirakan perbandingan jumlah air terhadap jumlah semen pada beton keras bukan merupakan suatu perkara yang mudah, ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Diperlukan sejumlah pengujian khusus pada beton keras untuk mendapatkan akurasi nilai perbandingan kadar air semen (w/c-ratio). Sejumlah benda uji disiapkan untuk pengujian dengan kadar air dan jumlah semen yang telah diketahui. Setelah melalui proses perawatan selama 28 hari, pada umur 60 hari seluruh benda uji diperiksa baik secara kimiawi maupun secara volumetrik untuk menghitung ulang jumlah air dan semen yang telah digunakan. Hasil perhitungan menunjukkan teknik yang digunakan  memiliki kesesuaian sebesar 99% terhadap perencanaan.
CITARUM HARUM – INVESTIGASI LAPANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT SEDIMENTASI PADA SUNGAI CITARUM Kurniawan, Vittorio; Setyarini, Ni Luh Shinta Eka; Kushartomo, Widodo; Tajudin, Anissa Noor; Sandjaya, Arif
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 1, No 2 (2018): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.469 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v1i2.2895

Abstract

Sungai Citarum adalah sungai yang sangat strategis bagi masyarakat mengingat Sungai Citarum merupakan sungai yang menjadi sumber kehidupan bagi 35 juta jiwa masyarakat yaitu sumber air baku bagi penduduk DKI Jakarta, sumber air irigasi seluas 420.000 hektar di Jawa Barat, sumber listrik sebesar 1.900 MW bagi kawasan Jawa-Bali, dan rumah bagi 3 bendungan besar. Namun, Sungai Citarum tengah berada dalam masalah sedimentasi yang akan memperparah efek banjir dan memperpendek umur bendungan-bendungan yang ada.Kegiatan investigasi lapangan di Sungai Citarum dilaksanakan pada Mei 2018. Kegiatan ini dilakukan di beberapa lokasi di sepanjang Sungai Citarum dari hulu sampai hilir pada sebanyak 5 titik. Pada lokasi-lokasi ini, survey hidrometri yang dilakukan adalah pengukuran kecepatan arus sungai dengan currentmeter dan pengukuran kadar sedimen layang dengan US DH-48. Kedua pengukuran tersebut dilakukan pada beberapa titik di satu penampang untuk mendapatkan rata-rata dari kecepatan aliran dan kadar sedimen layang.Dengan menganalisis hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa bahwa kadar sedimen layang cenderung lebih besar di daerah hilir daripada di daerah hulu. Hasil ini menyiratkan bahwa semakin banyak sedimen yang terdapat pada sungai di bagian hilir dibandingkan dengan di bagian hulu. Hal ini disebabkan oleh banyaknya sedimen yang berasal dari longsoran DAS Citarum. Semakin ke hilir, semakin banyak sedimen yang masuk ke dalam sistem Sungai Citarum. Fenomena ini konsisten dengan maraknya perubahan tata guna lahan dari hutan ke daerah industri atau permukiman yang memudahkan terjadinya longsoran sedimen dari DAS ke dalam tubuh sungai.  
Effek Ukuran Butiran Maksimum terhadap Nilai Modulus of Rupture Reactive Powder Concrete Kushartomo, Widodo; Linggasari, Dewi; Sutandi, Arianti
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 26, Nomor 1, JULI 2020
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.359 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v26i1.25088

Abstract

Modulus of rupture (R) is a measurement of a tensile strengh of a concrete beam. The value of R is affected by the size of fine aggregat grain, the density of the concrete beam and the water-cement ratio. The unit of R is MPa expressing the tensile strength of the concrete beam without reinforcement to withstand a buckling failure. The distance between the supports of the concrete beam should not be less than three times of the height of the beam. In this research the size of the concrete beam speciment was 100 mm x 100 mm x 350 mm, the maximum fine aggregate size was varied (300 µm, 425 µm, and 600 µm) and the water-cement ratio was also varied (0.25, 0.22 and 0,20). All speciments were cured by steam curing and were tested after seven days. The results show that the larger the size of the fine aggregat grain and the higher the water-cement ratio, the smaller the R.