Muhammad Fauzi Arif
Laboratorium Mikrobiologi Dan Genetika Molekuler, Departemen Biologi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Jenis-jenis Araceae di lantai hutan Air Terjun Berambai, Samarinda, Kalimantan Timur Linda Oktavianingsih; Nur Miati; Muhammad Fauzi Arif; Medi Hendra
Jurnal Biologi Udayana Vol 27 No 1 (2023): JURNAL BIOLOGI UDAYANA
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBIOUNUD.2023.v27.i01.p03

Abstract

Araceae merupakan herba dengan berbagai macam manfaat etnobotani yg dikenali dengan bunganya yang berbentuk tongkol dan tumbuh subur di kawasan hutan tropis. Hutan Air Terjun Berambai merupakan salah satu kawasan hutan sekunder dataran rendah yang sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan familia Araceae. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan karakteristik tumbuhan familia Araceae yang hidup di kawasan lantai hutan Air Terjun Berambai, Samarinda, Kalimantan Timur. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksplorasi yaitu dengan menjelajahi kawasan Hutan Air Terjun Berambai. Hasil pengamatan menunjukan terdapat delapan jenis Araceae yang yaitu Pichinia disticha S.Y. Wong & P.C. Boice, Rhaphidophora australasica F.M. Bailey, Alocasia princeps W. Bull., Schismatoglottis calyptrata (Roxb.) Zoll. & Moritzi, Colocasia esculenta (L.) Schott, Aridarum sp., Amorphophalus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson, dan Philodendron crassinervium Lindl. dengan karakter sintesis berupa berbatang basah, bunga berbentuk tongkol, dan berseludang. Tumbuhan familia Araceae yang ditemukan di Hutan Air Terjun Berambai tumbuh secara epifit maupun terestrial. Penelitian ini menjadi landasan data inventarisasi tumbuhan famili Araceae yang ada di lantai hutan Air Terjun Berambai, Samarinda, Kalimantan Timur yang belum ada sebelumnya.
Comparison of Lysis Buffers for Saliva DNA Extraction using Modified Magnetic-Silica Nanoparticle Beads Muhammad Fauzi Arif; Ahadi Damar Prasetya; Indra Lesmana; Niken Satuti Nur Handayani
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol. 11 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.biotropika.2023.011.01.01

Abstract

Our previous study revealed that modified MAGSi (magnetic-silica nanopartivel beads) had various sizes and shapes that affected the DNA extraction process. In this study, we combined our MAGSi with several kinds of lysis buffer for DNA extraction to analyze the result. Human saliva DNA was extracted using three kinds of MAGSi. Each of them was made differently. We used ATL buffer, Triton Buffer, and without buffer for cell lysis. The concentration and purity of the extracted DNA were analyzed using spectrophotometry. Extracted DNA also was used as template DNA for DNA amplification using beta globin gene. This study revealed that our MAGSi-1 provided the best result for DNA concentration and purity. This study also revealed that DNA extraction using lysis buffer produced less concentration yield and purity value but it was more consistent. The concentration and purity value were different but consistent. All the extraction can be used as DNA template for amplification of human beta globin gene. Further studies are still needed to determine the effectiveness and consistency of the lysis buffer and our MAGSi.
PENDAMPINGAN BUDIDAYA LARVA TENTARA LALAT HITAM (HERMETIA ILLUCENS) KOMUNITAS PETERNAK SAPI DI SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR Ari Sanjaya; Didit Suprihanto; Wulan Sari; Rudianto Rudianto; Rudy Agung Nugroho; Retno Aryani; Hetty Manurung; Muhammad Fauzi Arif; Iyut Jaya Toimsar
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 8 No. 1 (2024): Jurnal Panrita Abdi - Januari 2024
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v8i1.23750

Abstract

Black Soldier Fly larvae commonly known as maggot (Hermetia illucens), are currently gaining momentum to convert organic waste. Using bioconversion technology of organic waste with maggot, will not only help in decomposing waste but also the results of cultivation can improve the economy of society. This community service aimed to provide assistance in maggot cultivation for the cattle breeder community, Sangatta City, East Kalimantan province, so that they are familiar with and able to cultivate maggot, especially for producing high protein feed ingredients. The present community service activity was attended by a group of cattle breeders from the Sangatta area, East Kalimantan, and accompanied by a community service team from Mulawarman University. The activity lasted for three months and the implementation was carried out using the method of material presentation, discussion, question and answer, and the practice of maggot cultivation. The activity was carried out at the house of the Sangatta cattle farmer, East Kalimantan. As a result of the activity, cattle breeders have been able to start maggot cultivation and provide an evaluation that the activity is very important because it adds new insight and understanding about maggot cultivation, especially for food security in the area around the capital of the archipelago, Indonesia.  ---  Larva lalat tentara hitam atau dikenal awam sebagai belatung atau maggot dengan nama ilmiah (Hermetia illucens), saat ini popular dibudidayakan untuk merombak limbah organik. Dengan adanya teknologi biokonversi limbah organik dengan maggot, maka tidak hanya membantu dalam merombak limbah namun juga hasil budidaya dapat meningkatkan perekonomian. Pengabdian kepada masyarakat kali ini bertujuan memberikan pendampingan budidaya maggot bagi komunitas peternak sapi Sangatta, Kalimantan Timur, agar mengenal dan mampu membudidayakan maggot dan menghasilkan larva yang mengandung bahan pakan berprotein tinggi. Pengabdian diikuti oleh kelompok peternak sapi dari wilayah Sangatta, Kalimantan Timur dan didampingi oleh tim pengabdi dari Universitas Mulawarman. Kegiatan berlangsung total selama 3 bulan dan pelaksanaan dilakukan dengan metode presentasi materi, diskusi, tanya jawab dan praktek budidaya maggot. Kegiatan dilaksanakan di rumah peternak sapi Sangatta, Kalimantan Timur. Hasil kegiatan, peternak sapi telah mampu memulai budidaya maggot dan memberikan evaluasi bahwa kegiatan sangat penting karena menambah wawasan dan pemahaman baru tentang budidaya maggot terutama untuk ketahanan pangan di wilayah sekitar Ibukota Negara Nusantara, Indonesia.