Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

The Effect of Drought Stress on Growth and Total Flavonoid Content of Tabat Barito Plant (Ficus deltoidea Jack) Hetty Manurung; Wawan Kustiawan; Irawan Wijaya Kusuma; Marjenah
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 10 No. 1 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.559 KB) | DOI: 10.29244/jhi.10.1.55-62

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perlakuan cekaman kekeringan terhadap pertumbuhan dan kadar flavonoid total tumbuhan tabat barito. Penelitian dilakukan di rumah kaca Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan kapasitas lapang air (KL) yaitu: KL 100%, KL 80%, KL 60% dan KL 40%. Setelah tanaman berumur 9 bulan dilakukan pengamatan terhadap peubah pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah cabang, diameter batang, biomassa). Perlakuan cekaman kekeringan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, diameter batang dan biomassa tanaman. Berdasarkan hasil uji fitokimia ekstrak daun tabat barito mengandung alkaloid, fenolik, flavonoid, steroid dan kumarin. Kadar total flavonoid ekstrak daun tertinggi dihasilkan pada perlakuan KL 40% sebesar 430.77 μg Catechin Equivalen (CE) mg-1 ekstrak daun dan berbeda nyata dengan perlakuan KL 100%, 80% dan 60%. Kadar flavonoid total terendah terdapat pada perlakuan KL 100% sebesar 282.05 μg CE mg-1 ekstrak. Secara umum, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan cekaman kekeringan secara nyata menghambat pertumbuhan dan meningkatkan kadar total flavonoid ekstrak daun tabat barito. Kata kunci: budidaya, cekaman kekeringan, flavonoid, tabat barito (Ficus deltoidea)
EVALUASI DIET KOLIN DAN METIONIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) (Evaluation of Dietary Choline and Methionine on The Growth Performance and Feed Indices of Common Carp (Cyprinus carpio)) Rahma Suci; Rudy Agung Nugroho; Retno Aryani; Hetty Manurung; Rudianto Rudianto
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 16, No 2 (2020): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.16.2.%p

Abstract

Kolin dan metionin bermanfaat dalam imunitas, pertumbuhan, deposisi lipid dan protein pada ikan. Penambahan kolin dan metionin dalam pakan ikan mas (Cyprinus carpio) perlu dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan kolin dan metionin pada pakan terhadap pertumbuhan dan efektivitas pakan ikan mas. Sejumlah 1.350 ekor ikan (umur ±2 bulan, berat awal 25,29±0,10 gram, panjang 10,5±11,2 cm) dibagi menjadi tujuh kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol dengan masing-masing tiga pengulangan. Kelompok kontrol dan perlakuan diberi diet basal (5 kali sehari) dengan penambahan persentase (%) rasio kolin dan metionin berbeda. Kelompok D1 = tanpa kolin dan metionin (kontrol); D2-8 adalah kelompok ikan dengan penambahan formulasi kombinasi kolin dan metionin sebagai berikut: D2 (0%:0,15%), D3 (0,04%:0%), D4 (0,04%:0,15%), D5 (0,08%:0%), D6 (0,08%: 0,15%), D7 (0,12%:0%), D8 (0,12%: 0,15%) selama 12 minggu. Parameter pertumbuhan yaitu: berat akhir, pertambahan berat badan, pertambahan berat harian, laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan, efisiensi pakan, laju efisiensi protein, dan kelangsungan hidup ikan mas yang diukur pada akhir minggu ke 12. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa nilai tertinggi berat akhir, pertambahan berat badan, pertambahan berat harian, laju pertumbuhan spesifik, rasio efisiensi protein, dan efisiensi pakan didapat pada ikan mas kelompok D8. Sementara rasio konversi pakan ikan kelompok D3 menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari ikan kelompok lainnya. Kesimpulan penelitian adalah diet D8 dapat diterapkan dan bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan ikan. Sementara diet D3 bermanfaat untuk menaikkan efisiensi pakan dan rasio konversi pakan ikan mas. Choline and methionine are beneficial in immunity, growth, lipid and protein deposition in fish. A supplementation of choline and methionine in Carp fish (Cyprinus carpio) feed should be performed to improve growth and feed efficiency. This study evaluated the importance of choline and methionine supplementation on the growth and feed efficiency. In total 1,350 fish (± 2 months old, initial weight 25.29 ± 0.10 g, length 10.5 ± 11.2 cm) were randomly divided into triplicates seven treatment groups and one control group. For 12 weeks, the control and treatment fish groups were given a basal diet (5 times per day) with a different percentage (%) ratio of choline and methionine. Namely: D1 = without choline and methionine (control); D2-8 are groups of fish with a combination of formulation and methionine as follows: D2 (0%: 0.15%), D3 (0.04%: 0%), D4 (0.04%: 0.15%), D5 (0.08%: 0%), D6 (0.08%: 0.15%), D7 (0.12%: 0%), D8 (0.12%: 0.15%). Growth parameters such as: final weight (FW), body weight gain (BWG), daily weight gain (DWG), specific growth rate (SGR), feed conversion ratio (FCR), feed efficiency (FE), protein efficiency rate (PER), and survival rate were determined at the end of the week 12. The results showed that optimum FW, BWG, DWG, SGR, PER, and FE were obtained in D8 group. Meanwhile, the FCR of D3 group was higher than other groups. In conclusion, D8 diet is beneficial to to increase fish growth, while D3 diet is useful for increasing FE and FCR of carp. 
IDENTIFIKASI JAMUR PADA UMBI BAWANG MERAH (Allium cepa L.) YANG TERSERANG PENYAKIT DENGAN METODE BLOTTER ON TEST Hetty Manurung; Hendra Setiawan
PROSIDING SEMINAR KIMIA SEMINAR NASIONAL KIMIA 2013
Publisher : PROSIDING SEMINAR KIMIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi jamur yang menyerang umbi bawang merah (Allium cepa L.) setelah pasca panen selama penyimpanan yang mengakibatkan busuk pada umbi bawang, dilakukan di Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Samarinda Kalimantan Timur. Metode yang digunakan adalah Blotter On Test. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu usaha untuk mencegahpenyebaran penyakit pada tanaman yang diakibatkan oleh jamur khususnya penyakit busuk umbi pada bawang merah. Dari hasil penelitian yang dilakukan (isolasi dan identifikasi) diketahui bahwa jamur yang menyerang umbi bawang merah adalah golongan/suku Netriaceae yaitu jamur Fusarium sp. Ciri- ciri dari umbi bawang merah yang terserang jamur Fusarium sp. yaitu umbi akan menampakkan dasar umbi yang berwarna putih, karena adanya massa cendawan dan umbi membusuk dimulai dari pangkal umbi, jika diamati secara morfologi dari luar umbi akan nampak berwarna coklat kehitam-hitaman dan berair.
Pembekalan Teknik Ekstraksi, Skrining, dan Uji Antimikrobia Bahan Alam bagi Guru-Guru SMA Di Kota Samarinda Eko Kusumawati; Rudy Agung Nugroho; Retno Aryani; Hetty Manurung; Yanti Puspita Sari
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 6 No 1 (2021): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jpm.v6i1.4040

Abstract

Sebagai salah satu faktor penting dalam pendidikan, guru harus meningkatkan pengetahuan, baik teoritis maupun keterampilan, seperti praktik laboratorium, terutama untuk guru biologi. Berdasarkan hal ini, tujuan program pengabdian masyarakat adalah untuk meningkatkan keterampilan teoritis dan praktis guru biologi SMA. Program pengabdian masyarakat ini diikuti oleh 30 guru dari berbagai SMA di Samarinda. Teori tentang ekstraksi, penyaringan, dan teknik uji antimikrobia dari sumber daya alam dilakukan di ruang kelas, sedangkan penggunaan rotary evaporator, freeze drying, skrining uji fitokimia, dan uji antimikrobia dilakukan di laboratorium yang dibantu oleh teknisi laboratorium. Setelah menerima program pengabdian masyarakat ini, nilai rata-rata kepuasan yang diberikan oleh para guru melalui kuisioner yaitu: (skala 5) sebanyak 49%, baik (skala 4) sebanyak 47%, cukup (nilai skala 3) ) sebesar 5% dan lebih kecil (skala nilai 2) sebesar 1%. Kesimpulan, kegiatan pengabdian ini berjalan dengan baik dan mempunyai manfaat baik bagi guru biologi SMA di Samarinda.
Subchronic Toxicity Test of Indian Almond (Terminalia catappa) Leaves Water Extract on The Liver Histology of Mice (Mus musculus) Nugroho Rudy; Ni Cening Sri Puspa; Retno Aryani; Widha Prahastika; Rudianto; Hetty Manurung
BIOEDUSCIENCE Vol 4 No 2 (2020): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (810.974 KB) | DOI: 10.22236/j.bes/425173

Abstract

Background: Indian almond (Terminalia catappa) is used as an alternative medicine by the community to treat various diseases. However, limited research has been conducted on the subchronic toxicity of Indian almond water extracts on the liver. Present study aimed to determine the subchronic toxic effects of Indian almond leaf water extract on the liver histology of mice and to evaluate the safe dose of Indian almond leaf water extract with various doses (125, 250, 500, 750 and 1000 mg/kg). Methods: In total of 33 male mice were randomly divided into 11 groups, each group consisting of three mice as replication. For 30 days, mice in five treatment groups were orally treated every day with water extracts of green Indian almond leaf while other five groups were given water extracts of brown Indian almond leaves and compare with control group. At the end of day 30, all mice were sacrificed, and hepar was taken out for histological preparations. The histopathological changes in the liver was observed and assessed based on histological damage in the term of degeneration and necrosis. Results: The administration of green and brown Indian almond water extract at doses of 125, 250, 500, 750 and 1000 mg / kg BB showed a toxic effect on the liver of mice. The toxic effect was due to the high doses, causing a cell swelling damage and increased liver necrosis. Conclusion: Indian almond leaf water extract can cause toxic effects on the liver of mice at the doses implemented.
PELATIHAN BUDIDAYA MAGGOT BAGI KLASTER SAPI BERKAH USAHA BERSAMA, DESA TELUK PANDAN BONTANG, KALIMANTAN TIMUR Hetty Manurung; Imam Rosadi; Ari Susandy Sanjaya; Wulan Lyhig Ratna sari; Rudianto Rudianto; Rudy Agung Nugroho; Retno Aryani; Andy Nurcahyono
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6 No 2 (2022)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.6.2.102-107.2022

Abstract

Faktor harga pakan terutama komponen protein merupakan salah satu komponen utama yang menjadi masalah karena mahal harganya. Oleh karena itu, para peternak umumnya mencari alternatif sumber protein lain, salah satunya adalah maggot atau larva lalat tentara hitam (Hermetia illucens). Tujuan Pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memperkenalkan dan melatih budidaya maggot kepada kelompok peternak sapi klaster sapi berkah usaha bersama, desa Teluk Pandan Bontang, Kalimantan Timur untuk menghasilkan maggot yang berprotein tinggi. Metode yang dilaksanakan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan yang berupa ceramah, tanya jawab, dan praktik budidaya. Hasil pengabdian yaitu, anggota kelompok peternak sapi klaster sapi berkah usaha bersama, desa Teluk Pandan Bontang, Kalimantan Timur ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan, adanya interaksi tanya jawab dan juga praktek mandiri budidaya maggot. Kesimpulan yang didapat dari kegiatan pengabdian ini adalah anggota kelompok peternak sapi klaster sapi berkah usaha bersama, desa Teluk Pandan Bontang, Kalimantan Timur telah mengenal dan mampu melakukan budidaya maggot yang akan digunakan sebagai sumber protein untuk menekan harga pakan dalam usaha peternakan. Kata kunci: maggot, peternak sapi, bontang ABSTRACT The price of feed, especially protein, is an important factor because it has an expensive price. For this reason, farmers usually search for other alternative protein sources, one of which is maggot/Black Soldier Fly larvae (Hermetia Illucens). The purpose of this community service is to introduce and train maggot cultivation to the cattle breeder community in a group of cow farmer clustered Teluk Pandan Village, Bontang City, East Kalimantan to produce high protein nutrient from maggot. The method implemented was began with preparation stage, implementation in the form of lectures, questions and answers, and cultivation practices. The results of the community service were that members of the group of cow farmer clustered Teluk Pandan Village, Bontang City, East Kalimantan actively participated in training activities, question and answer interactions, and performed the maggot cultivation. The conclusion obtained from this community service activity was that members of the group of cow farmer clustered Teluk Pandan Village, Bontang City, East Kalimantan are familiar with and able to cultivate maggot which will be used as a source of protein to reduce feed prices in the livestock business. Keywords: black soldier fly larvae, cow farmer, bontang
Uji Kandungan Metabolit Sekunder dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Lai (Durio kutejensis) (Hassk.) (Becc.) dengan Metode DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) Hetty Manurung; Dwi Susanto; Rika Zulia Hapsari
EduBiologia: Biological Science and Education Journal Vol 3, No 2 (2023): EduBiologia: Biological Science and Education Journal
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/edubiologia.v3i2.18431

Abstract

Lai (Durio kutejensis Hassk. Becc) merupakan tumbuhan endemik di wilayah pulau Kalimantan. Daun lai memiliki kandungan metabolit sekunder dan secara tradisional digunakan sebagai bahan obat dan kosmetik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder (Fitokimia) apa saja yang terdapat dalam ekstrak etanol daun lai serta uji aktivitas antioksidannya. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Perkembangan Tumbuhan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman. Uji kandungan fitokimia secara kualitatif dilakukan terhadap alkaloid, fenolik, flavonoid, saponin, tannin, kuinom, steroid-triterpenoid, dan glikosida. Uji fitokimia secara kuantitatif dilakukan terhadap kandungan total fenol dan flavonoid. Biokativitas antioksidan  menggunakan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl). Hasil penelitian menunjukkan senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada ekstrak etanol daun lai adalah alkaloid, triterpenoid, fenolik, flavonoid, kuinon, dan tanin. Kandungan total fenol (TPC) ekstrak daun lai sebesar 911,50 µg Gallic Acid Equivalent (GAE)/g ekstrak dan kandungan total flavonoid sebesar 1.190,50 µg Quercetin Equivalent (QE)/g ekstrak. Nilai inhibisi tertinggi terdapat pada konsentrasi ekstrak 100 ppm sebesar 43,14%. Bioaktivitas Antioksidan adalah kategori sedang dengan nilai IC50 sebesar 115,472 ppm.
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Patin (Pangasius sp.) Setelah Pemberian Pakan Bersubstitusi Biji Ketapang (Terminalia catappa L.) Retno Aryani; Rudy Agung Nugroho; Windi Rosiana Dewi; Yanti Puspita Sari; Hetty Manurung; Rudianto Rudianto
Al-Kauniyah: Jurnal Biologi Vol 16, No 2 (2023): AL-KAUNIYAH JURNAL BIOLOGI
Publisher : Department of Biology, Faculty of Science and Technology, Syarif Hidayatullah State Islami

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/kauniyah.v16i2.12800

Abstract

 AbstrakPenggunaan biji tumbuhan yang mengandung protein tinggi sebagai bahan substitusi tepung ikan dalam pelet telah beberapa dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan patin (Pangasius sp.) setelah pemberian pakan bersubstitusi biji Terminalia catappa L. selama 12 minggu sebanyak 120 ekor ikan yang diberi pakan variasi substitusi tepung ikan: 0% (kontrol), 10, 15, dan 20%. Pertambahan bobot ikan (BWG), penambahan berat harian (DWG), pertambahan bobot mingguan (AWG), laju pertumbuhan relatif harian (SGR), pertambahan panjang total (LG), konversi pakan (FCR), efisien pakan (FE), dan kelangsungan hidup (SR) diukur setiap minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi biji 10–20% dibandingkan dengan kontrol tanpa substitusi tidak ada beda nyata dalam parameter BWG, DWG, AWG, SGR, LG, FE dengan nilai tertinggi pada perlakuan 15% (P2) dan FCR 20% (P3). Sementara, SR berkisar 83,33–100%. Biji Ketapang dapat digunakan sebagai substitusi tepung ikan antara 10–20% untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan yang optimum.AbstractThe use of nut plant which contains high protein level as a substitution for fish meal in the diet of fish has been performed in some researches. This study was conducted to determine the growth and survival of catfish (Pangasius sp.) fed ketapang (Terminalia catappa L.) seeds substitution for fish meal in their test diet for 12 weeks. The aquarium contained 120 fish that fed various concentrations of substitution with ketapang seeds in the test diet, vis: 0% (control), 10, 15, and 20%. Fish weight gain (BWG), daily weight gain (DWG), weekly weight gain (AWG), relative daily growth rate (SGR), total fish length (Length gain), feed conversion (FCR), feed efficiency (FE), and survival (SR) were measured every week. The results showed that 10 to 20% ketapang seed substitution compare to control had no significant effect in term of  BWG, DWG, AWG, SGR, Length gain. The highest FE was achieved at 15% substitution while FCR 20%. The SR showed the percentage ranges from 83.33–100%. This study concluded that ketapang seed can be used as a fish meal substitution from 10–20% for optimum growth and survival of catfish.
Subchronic Toxicity Test of Indian Almond (Terminalia catappa) Leaves Water Extract on The Liver Histology of Mice (Mus musculus) Nugroho Rudy; Ni Cening Sri Puspa; Retno Aryani; Widha Prahastika; Rudianto Rudianto; Hetty Manurung
BIOEDUSCIENCE Vol 4 No 2 (2020): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/j.bes/425173

Abstract

Background: Indian almond (Terminalia catappa) is used as an alternative medicine by the community to treat various diseases. However, limited research has been conducted on the subchronic toxicity of Indian almond water extracts on the liver. Present study aimed to determine the subchronic toxic effects of Indian almond leaf water extract on the liver histology of mice and to evaluate the safe dose of Indian almond leaf water extract with various doses (125, 250, 500, 750 and 1000 mg/kg). Methods: In total of 33 male mice were randomly divided into 11 groups, each group consisting of three mice as replication. For 30 days, mice in five treatment groups were orally treated every day with water extracts of green Indian almond leaf while other five groups were given water extracts of brown Indian almond leaves and compare with control group. At the end of day 30, all mice were sacrificed, and hepar was taken out for histological preparations. The histopathological changes in the liver was observed and assessed based on histological damage in the term of degeneration and necrosis. Results: The administration of green and brown Indian almond water extract at doses of 125, 250, 500, 750 and 1000 mg / kg BB showed a toxic effect on the liver of mice. The toxic effect was due to the high doses, causing a cell swelling damage and increased liver necrosis. Conclusion: Indian almond leaf water extract can cause toxic effects on the liver of mice at the doses implemented.
PENGENALAN BUDIDAYA MAGGOT PADA PETERNAK SAPI DI DESA SUMBERSARI, LOA KULU KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR Retno Aryani; Rudy Nugroho; Hetty Manurung; Ari Sanjaya; Didit Suprihanto; Wulan Sari; Yanti Sari; Rudianto Rudianto; Widha Prahastika; Nurul Fadila; Iyut Toimsar; Christiano Jhonson
Jurnal Abditani Vol. 6 No. 2 (2023): Oktober
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/abditani.v6i2.233

Abstract

Maggot atau awam mengenal dengan larva lalat tentara hitam/Black Soldier Fly (BSF), akhir-akhir ini menjadi primadona masyarakat. Budidaya maggot sangat mudah, dengan hanya menggunakan substrat limbah organik atau berupa limbah dari peternakan hewan misalnya kotoran sapi, budidaya maggot sudah dapat dilakukan. Namun demikian, bagi sebagian kelompok masyarakat, khususnya peternak sapi di wilayah Desa Sumbersari, Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pengetahuan mengenai budidaya maggot dengan memanfaatkan kotoran sapi sebagai substrat belum pernah diketahui. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memperkenalkan budidaya maggot kepada anggota peternak sapi di desa Sumbersari, Loa Kulu, Kutai Kartanegara. Kegiatan diikuti oleh 15 orang peternak sapi yang merupakan mitra dari PT Berkah Salama Jaya, Sentral Penggemukan Sapi. Pelaksanaan kegiatan dibagi menjadi tiga tahap yaitu perencanaan, persiapan dan pelaksanaan. Metode pelaksanaan dilakukan dengan ceramah, praktek dan diskusi. Hasil pengabdian ini ada beberapa peserta yang memulai budidaya maggot untuk mengoptimalkan peternakan sapi yang telah ada. Dengan kegiatan ini maka peternak sapi di wilayah desa Sumbersari, Loa Kulu, Kutai Kartanegara, mendapatkan pengetahuan baru mengenai budidaya maggot dan prospek untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.