Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Analisis Potensi Dan Kinerja Kandidat Key Position Kepala Sma Kota Bandung Menggunakan Metode Human Asset Value Matrix Sofi Hanifah Hermawan; Budhi Yogaswara; Litasari Widyastuti Suwarsono
eProceedings of Engineering Vol 5, No 2 (2018): Agustus 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Mencermati tentang mutu kepala sekolah, berdasarkan laporan Bank Dunia (1999), bahwa menurunnya mutu pendidikan persekolahan di Indonesia disebabkan masih rendahnya tingkat profesionalisme kepala sekolah. Rendahnya profesionalisme diantaranya adalah karena masih lemahnya didalam cara pengangkatan. Untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan diperlukan guru yang profesional, bertanggung jawab, jujur, dan adil melalui pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karir yang dititik beratkan pada sistem prestasi kerja. Hasil penilaian prestasi kerja dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan penetapan keputusan kebijakan pengelolaan karir. Dalam rangka penemuan talenta tersebut, peneliti melakukan suatu rancangan talent pool. Talent pool untuk 1647 kandidat key position kepala sekolah SMA Kota Bandung menggunakan metode human asset value matrix. Hasil dari talent management ini, terdapat 41 orang yang masuk kedalam talent pool. Talenta ini tergolong consistence star (memiliki potensi dan kinerja tinggi). Talent development yang dapat diterapkan diantaranya ialah job rotation (memindahkan pegawai pada berbagai jabatan), job enrichment (menambah pekerjaan dengan kualitas atau kompleksitas), penugasan, sedangkan untuk pertumbuhan dan perkembangannya dapat diberikan beasiswa atau kursus. Kata kunci : talent management, human asset value matrix, talent pool, talent inventory, development Abstract Observing the quality of school principals, according to a World Bank report (1999), that the declining quality of schooling education in Indonesia is due to the low level of professionalism of principals. The low level of professionalism is because it is still weak in the way of appointment. To realize the implementation of governmental and development tasks required professional, responsible, honest and fair teachers through guidance that is implemented based on the system of work performance and career system focused on the system of work performance. The result of performance appraisal is used as the basis for consideration of decision of career management policy. In order to discover the talent, the researcher undertook a talent pool design. Talent pool for 1647 candidates for key position of high school principals of Bandung City using human asset value matrix method. The results of this talent management, there are 41 people who entered into the talent pool. This talent is consistent star (has high potential and performance). Talent development that can be applied include job rotation, job enrichment (add work with quality or complexity), assignment, while for growth and development can be given scholarship or course. Keywords : talent management, human asset value matrix, talent pool, talent inventory, development
Analisis Kinerja Pengelolaan Proyek Pembangunan Kantor Bkd Kab. Karanganyar Dengan Menggunakan Earned Value Method Permata Syafira Aulia; Budhi Yogaswara; Litasari Widyastuti Suwarsono
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Evaluasi proyek merupakan bagian dari agenda pengendalian agar proyek dapat dilaksanakan tepat mutu, waktu, dan biaya, serta diselesaikan secara efektif dan efisiensi. Proyek konstruksi sangat rentan dengan pembengkakan biaya dan tidak tepat waktunya penyelesaian. Dalam pengendalian biaya dan waktu ini telah diperkenalkan konsep Earned Value atau konsep nilai hasil. Metode Earned Value (nilai hasil) memberikan informasi status kinerja proyek pada suatu periode pelaporan dan memberikan informasi prediksi biaya yang dibutuhkan dan waktu untuk penyelesaian seluruh pekerjaan berdasarkan indikator kinerja saat pelaporan. Pembangunan BKD Kab. Karanganyar ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban dana APBD. Setiap dana APBD harus dipertanggung jawabkan secara biaya maupun fisik. Pada penelitian ini membahas mengenai analisa biaya dan jadwal diantaranya BCWS , BCWP, dan ACWP dengan nilai kontrak sebesar Rp. 1.148.086.000 dengan lama waktu penyelesaian kontrak selama 120 hari kalender yang selanjutnya diolah sehingga menghasilkan analisis varians yaitu CV dan SV. Dari ketiga analisis tersebut maka dapat menjadi lesson learn bagi proyek kedepannya sehingga manajemen kontraktor dapat mengambil tindakan sebelum adanya penyimpangan waktu maupun biaya, sehingga pada tahap closing seluruh kegiatan dapat berjalan sesuai kontrak. Kata kunci : Earned Value, Proyek Konstruksi, Closing, Lesson learn. Project evaluation is part of the control agenda to allow the project to be implemented in quality, time and cost, and to be effectively and efficiently resolved. Construction projects are particularly vulnerable to cost swelling and inappropriate timing of completion. In this cost and time control has introduced the concept of Earned Value or the concept of result value. The Earned Value method provides the project performance status information for a reporting period and provides the required cost prediction information and the time for completion of all jobs based on the performance indicators at the time of reporting. Development of BKD Kab. Karanganyar is one form of accountability of APBD funds. Every APBD fund must be accounted for both cost and physical. In this study discusses the cost and schedule analysis such as BCWS, BCWP, and ACWP with contract value of Rp. 1,148,086,000 and a contract completion period of 120 calendar days subsequently processed so that will produce analysis of variance of CV and SV. From the analysis sit will get the performance index analysis in the form of CPI and SPI. From these three analyzes it can be a lesson learned for future projects so that contractor management can take action before any deviation of time and cost, so that at the closing stage all activities can run according to the contract. Keywords: Earned Value, Construction projects, Closing, Lesson learn.
Evaluasi Pembobotan Kontrak Manajemen Tahun 2018 Sebagai Alat Penilaian Kinerja Institusi Universitas Telkom Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Ratu Nabila Octavia Pratama; Budi Sulistyo; Litasari Widyastuti Suwarsono
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

bstrak Universitas Telkom sebagai institusi dengan peran dan posisi strategis dalam pencapaian tujuan nasional dalam bidang pendidikan, perlu melakukan upaya perbaikan secara berkala untuk menciptakan generasi dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkarakter. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pengukuran kinerja yang komprehensif untuk melakukan evaluasi performa lembaga dan perencanaan tujuan. Universitas Telkom menerapkan penggunaan Kontrak Manajemen sebagai pengukuran kinerjanya yang berbasis Balanced Scorecard, namun terdapat beberapa ketidaksesuaian dalam penyusunan Kontrak Manajemen tersebut yaitu pemberian bobot indikator yang tidak melalui proses terstruktur dan komprehensif sehingga menjadi tidak representatif dalam hasil penyusunannya. Dalam penelitian ini kemudian didapatkan hasil yaitu terdapat beberapa indikator yang setelah melalui pembobotan ulang dengan pendekatan Analytical Hierarchy Process didapatkan hasil bobot yaitu perspektif Financial mendapatkan bobot sebesar 34,1%, perspektif Customer berbobot 28,3%, perspektif Internal Business Process mendapat bobot sebesar 19,5%, dan perspektif Learning & Growth berbobot 18,1%. Perubahan ini kemudian dapat mempengaruhi 3 aspek kegiatan yaitu pada Tahap Penyusunan, Tahap Pengukuran Kinerja, dan Tahap Evaluasi. Kata Kunci: Kontrak Manajemen, bobot indikator, Analytical Hierarchy Process, dan Pengukuran KinerjaAbstract Telkom University as an institution with a strategic role and position in achieving national goals in the field of education, needs to make periodic improvements to create a generation with quality human resources and character. Therefore, a comprehensive performance measurement is needed to evaluate the institution's performance and goal planning. Telkom University applies the use of Management Contracts as a measurement of its performance based on Balanced Scorecard, but there are some discrepancies in the preparation of the Management Contract, namely the provision of indicator weight that is not through a structured and comprehensive process so that it is not representative in the results of its compilation. In this study, the results obtained are that there are several indicators that after re-weighting with the Analytical Hierarchy Process approach, the results of weighting are that the Financial perspective gets a weight of 34,1%, the Customer perspective weighs 28,3%, the Internal Business Process perspective gets 19,5%, and Learning & Growth perspective weighs 18,1%. This change can then affect 3 aspects of activities, namely at the Preparation Stage, Performance Measurement Stage, and Evaluation Stage. Keywords: Management Contract, Indicators Weight, Analytical Hierarchy Process, and Performance Measurement
Perancangan Aplikasi Berbasis Komputer Untuk Laporan Keuangan Di Dian Broiler Dian Kristiana; Budi Praptono; Litasari Widyastuti Suwarsono
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Dian broiler adalah distributor ayam hidup yang sudah berdiri sejak tahun 2008. Saat ini terdapat permasalahan yang belum teratasi oleh Dian broiler yaitu dalam pencatatan semua transaksi usaha masih dilakukan dengan cara manual. Dampak yang ditimbulkan yaitu tidak efektif dan efisiennya proses pembuatan pencatatan transaksi dan dalam pembuatan laporan keuangan. Dalam menyelesaikan permasalahannya maka akan dilakukan perancangan proses sistem informasi manajemen usulan dan akan diaplikasikan pada sebuah perangkat lunak agar proses kerja pembuatan laporan lebih efektif dan efisien. Proses bisnis usulan yang telah didapatkan akan dipetakan dalam perancangan aplikasi. Fitur-fitur yang terdapat pada aplikasi disesuaikan dengan aktifitas proses bisnis usulan. Perancangan aplikasi, menggunakan metode Rapid Application Develepoment (RAD) dan penggambaran rancangannya menggunakan Data Flow Diagram Selanjutnya rancangan akan menggunakan Personal Home Page tools untuk bahasa pemograman dengan database My Structure Query Language (MySQL). Tahap terakhir, pengujian aplikasi dilakukan berdasarkan International Organization of Standaritation (ISO) 9126 dengan menguji dari beberapa aspek yaitu functionality, usability, efficiency, maintability, portability. Sehingga diharapkan aplikasi ini akan membantu proses bisnis manajemen keuangan pada Dian broiler. Kata kunci : manajemen keuangan, aplikasi, RAD, DFD, ISO 9126, Abstract Dian Broiler is a live chicken distributor that has been established since 2008. Currently there are obstacles that Dian Broiler has yet to overcome, namely in recording all transactions carried out manually. The impact is not effective and inefficient in the process of making reports and in preparing financial statements. Completion of this problem will then be carried out in designing the process of information and information that will be applied to an effective and efficient process. Business processes that have been found will be mapped in the application design. The features in the application are adjusted to the business process. Application design, using the Rapid Application Develepoment (RAD) method and drawing the design using Data Flow Diagrams. The design will then use Personal Home Page tools for programming languages with the My Structure Query Language (MySQL) database. The last stage, application testing is carried out based on International Standards Organization (ISO) 9126 by using several aspects, namely function, usability, efficiency, maintenance, portability. Hopefully this application will help financial management business processes in Dian Broiler. Keyword : financial management, application, RAD, DFD, ISO 9126
Perancangan Dan Pengukuran Sistem Manajemen Kinerja Menggunakan Metode Balanced Scorecard (studi Kasus Pada Pt. Primarindo Asia Infrastructure Tbk.) Leonardo Fredy Putra; Christanto Triwibisono; Litasari Widyastuti Suwarsono
eProceedings of Engineering Vol 4, No 2 (2017): Agustus, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. merupakan Perseroan yang bergerak dalam bidang produksi alas kaki. Perseroan ini menggunakan sistem pengukuran tradisional yaitu hanya melihat dari aspek keuangan sehingga aspek non-keuangan cenderung diabaikan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk merancang dan mengukur sistem manajemen kinerja Perseroan menggunakan metode Balanced Scorecard dengan 4 instrumen yang dimiliki yaitu Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal, dan Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran. Dalam perancangan sistem manajemen kinerja dihasilkan 14 KPI bagi Perseroan. Pengukuran yang dilakukan pada 14 KPI tersebut menghasilkan nilai kinerja keseluruhan Perseroan mencapai 63% dari nilai kinerja maksimal 100%. Penentuan traffic light system pada KPI menghasilkan 9 KPI yang bertanda hijau atau pencapaian kinerjanya tinggi, 2 KPI bertanda kuning atau pencapaian kinerjanya cukup baik, dan 3 KPI bertanda merah atau pencapaian kinerjanya tergolong rendah. Hasil pengukuran dan perancangan sistem manajemen kinerja dapat dijadikan sebagai tolak ukur Perseroan dalam melakukan proses evaluasi maupun perbaikan untuk meningkatkan kinerja demi tercapainya visi dan misi PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. Kata Kunci : Balanced Scorecard (BSC), Key Performance Indicator (KPI), Analytical Hierarchy Process (AHP), Traffic Light System
Rancangan Jumlah Kebutuhan Pegawai Logistik Di Pt. Xyz Berdasarkan Pengukuran Beban Kerja Menggunakan Metode Work Sampling Dan Nasa-tlx Muhammad Fadli Auliyufliha; Atya Nur Aisha; Litasari Widyastuti Suwarsono
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak – PT. XYZ adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan obat dan alat kesehatan atau disebut Pedagang Besar Farmasi (PBF). Selama sembilan bulan pertama tahun 2018, bagian divisi logistik tidak berhasil memenuhi target pesanan obat dan alat kesehatan yang sesuai jadwal secara tepat yang sebabkan karena beban kerja pegawai divisi logistik yang terlalu berat yang disebabkan karena kurangnya jumlah pegawai petugas gudang, sehingga menyebabkan kelalaian dan kelelahan para pegawai. Analisis beban kerja dan kebutuhan pegawai diperlukan untuk memastikan pendistribusian obat berjalan dengan baik. Analisis kebutuhan pegawai dilakukan dengan metode work sampling dan NASA-TLX. Hasil dari analisis beban kerja menunjukkan bahwa urutan beban kerja paling ringan ke yang paling berat melalui metode work sampling adalah Administrasi Gudang (64.85% - underload) – Kepala Seksi Logistik (71.00% - underload) – Petugas Gudang (78.86% - overload) – Kepala Gudang (78.96% - overload). Sedangkan dengan metode NASA-TLX adalah Administrasi Logistik (58.33 – tinggi) – Kepala Seksi Logistik (61.67 – tinggi) – Kepala Gudang (68.33 – tinggi) – Petugas Gudang (75.00 – tinggi). Berdasarkan beban kerja yang diukur, perusahaan membutuhkan enam orang pegawai untuk divisi logistik. Jumlah tersebut lebih satu pegawai dari kondisi eksisting perusahaan yang memiliki lima orang pegawai. Kata kunci: beban kerja, work sampling, NASA-TLX, kebutuhan pegawai Abstract - PT. XYZ is a company engaged in the trade of drugs and medical devices. During the first nine months of 2018, the logistics division did not succeed in meeting the targets for the order of drugs and medical devices that were on the right schedule due to the heavy workload of the logistics division staff due to the lack of staff in the warehouse, causing negligence and fatigue of the employees. Analysis of workload and employee needs is needed to ensure the distribution of drugs is going well. Analysis of employee requirements was carried out by the work sampling method and NASA-TLX. The results of the workload analysis indicate that the order of the lightest workload to the most severe through the work sampling method is Warehouse Administration (64.85% - underload) - Head of Logistics Section (71.00% - underload) - Warehouse Officer (78.86% - overload) - Head Warehouse (78.96% - overload). Whereas the NASA-TLX method is Logistics Administration (58.33 - high) - Logistics Section Head (61.67 - high) - Warehouse Head (68.33 - high) - Warehouse Officer (75.00 - high). Based on the measured workload, the company requires six employees for the logistics division. The number is more than one employee from the existing condition of the company that has five employees. Keywords: workload, work sampling, NASA-TLX, manpower need
Penentuan Jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja Teknisi Provisioning PT Telkom Akses Dengan Menggunakan Metode Full Time Equivalent Novita Permata Sari; Litasari Widyastuti Suwarsono; Atya Nur Aisha
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak - PT Telkom Akses (PTTA) merupakan anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, yang bergerak dalam bisnis penyediaan layanan konstruksi dan pengelolaan infrastuktur jaringan. Selama mengalami kenaikan pemesanan dalam pelayanan IndiHome pada PTTA area Kopo, teknisi provisioning selalu berupaya untuk mencapai target dan perusahaan dan berupaya menyelesaikan order pada hari yang ditugaskan., sehingga teknisi provisioning pada area Kopo membutuhkan tenaga kerja tambahan dari STO terdekat jika mengalami tren order yang meningkat. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis waktu baku dan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja yang diterima. Perusahaan membuat target pencapaian pada teknisi provisioning dalam memyelesaikan order dalam sehari melayani 4 order selama 120 menit untuk 1 order. Analisis waktu baku dilakukan dengan analisis waktu aktual dan waktu baku selama observasi. Untuk mengukur beban kerja pada teknisi provisioning dan mendapatkan jumlah kebutuhan tenaga kerja dapat menghitung dengan menggunakan metode Full Time Equivalent yang meliputi kategori beban kerja underload, nomal, dan overload. Dari hasil analisis pada penelitian mengenai beban kerja teknisi provisioning didapatkan hasil nilai FTE dengan kategori normal dan overload. Hasil perhitungan FTE pada teknisi provisioning terdapat 5 kelompok regu dengan beban kerja kategori overload (FTE > 1.28) adalah Regu 2 (1.50 – overload), Regu 3 (1.47 - overload), Regu 4 (1.44 - overload), Regu 7 (1.35 - overload), dan Regu 9 (1.37- overload). Berdasarkan hasil dari pengukuran beban kerja maka perusahaan perlu melakukan pemenuhan tenaga kerja pada teknisi provisioning area Kopo dengan menambah jumlah kebutuhan tenaga kerja sejumlah 10 orang yang terbagi menjadi 5 regu tambahan. Penelitian ini memberikan usulan kepada perusahaan dalam melakukan pemenuhan tenaga kerja dengan merekrut pegawai baru atau melakukan switching atau transfer teknisi dari area STO terdekat pada wilayah telekomunikasi Bandung. Kata kunci: Waktu baku, beban kerja, full time equivalent, kebutuhan tenaga kerja Abstract - PT Telkom Akses (PTTA) is a subsidiary of PT Telekomunikasi Indonesia, which is engaged in the business of providing construction services and management of network infrastructure. During the increase of bookings in the IndiHome services in the PTTA area of Kopo, the provisioning technicians always strive to reach the target and the company and attempt to complete the order on the assigned day., so that technicians are provisioning on the area Kopo requires additional labor from the closest STO if subjected to increased order trend. In this research will be conducted analysis of the raw time and labor needs based on the workload received. The company made achievement targets on the provisioning technician in order to set up a day to serve 4 orders for 120 minutes for 1 order. The default time analysis is performed with actual time analysis and default time during observation. To measure workloads on provisioning technicians and get the amount of labor needs can be calculated using Full Time Equivalent methods that include Underload, Nomal, and overload workload categories. From the analysis of the research on the workload of the provisioning technician obtained the results of FTE value with normal category and overload. FTE calculation result in provisioning technician There are 5 teams group with overload category workload (FTE > 1.28) is Squad 2 (1.50 – overload), Squad 3 (1.47-overload), Squad 4 (1.44-overload), squad 7 (1.35-overload), and Squad 9 (1.37-overload). Based on the results of the workload measurement, the company needs to fulfill the manpower to provisioning area technicians Kopo by increasing the number of manpower needs a total of 10 people divided into 5 additional teams. This research provides proposals to the company in fulfilling the manpower by recruiting new employees or switching or transferring technicians from the nearby STO area of Bandung Telecommunication area. Keyword: Standard time, workload, full time equivalent, employee requirement
Analisis Beban Kerja Dan Kebutuhan Tenaga Kerja Pada Lantai Produksi Divisi Injeksi Di Cv Gradient Menggunakan Metode Work Sampling Tiara Ayu Lestari; Christanto Triwibisono; Litasari Widyastuti Suwarsono
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak – CV Gradient merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang yang menghasilkan produk seperti molds, spare part, presss tool, jig & fixture. Tingginya pesanan produksi dalam setiap bulannya yang menyebabkan perusahaan mempunyai kebijakan bahwa beberapa pekerjaan dapat dikerjakan oleh satu pegawai serta adanya penambahan jam kerja dan hari kerja. Dampaknya hasil produksi yang dilakukan kurang maksimal yang mengakibatkan tidak tercapainya target produksi . Pengukuran beban kerja diperlukan untuk dapat mengetahui tingkatan beban kerja yang dimiliki oleh tenaga kerja serta kebutuhan pegawai dalam se tiap pekerjaan di lantai produksi divisi injeksi pada CV Gradient. Dalam melakukan pengukuran beban kerja digunakan metode work sampling yang diketahui bahwa pekerjaan mixing memiliki beban kerja tinggi (122,75%) , pekerjaan injeksi & sortir memiliki beban kerja normal (114,66%) dan pekerjaan packaging memiliki beban kerja rendah (94,28%). Kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh pegawai lantai produksi divisi injeksi yaitu 6 orang di pekerjaan mixing, 6 orang di pekerjaan injeksi & sortir dan 5 orang di pekerjaan packaging yaitu dengan jumlah 17 pegawai. Hasil kebutuhan tenaga kerja tersebut tidak sesuai dengan kondisi eksisting di lantai produksi divisi injeksi CV Gradient yaitu berjumlah 13 pegawai sehingga perlunya usulan penambahan tenaga kerja untuk pekerjaan mixing 2 orang dan pekerjaan packaging 2 orang untuk dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang sesuai dengan perhitungan beban kerja menggunakan metode work sampling. Kata Kunci : beban kerja, work sampling, kebutuhan tenaga kerja Abstract – CV Gradient is a manufacturing company that enganged in molding and plastic fabrication that produces molds, spare parts, press tool, jig and fixture. The high production demands on each month cause the company to make a policy that require each employee to do multiple assigments and additional working days and hours. This policy will impact on products quality and not be able to meet the production target. Workload measurement is required to determine the level of workload and number of employees needed in each assignment on injection division in production floor. In this case, workload measurement is using work sampling method, mixing work has the highest workload (122,75%), injection&sorting work has normal workload (114,66%) and packaging work has the lowest workload (94,28%). Based on the work sampling method, number of employees needed on each assignment in injection division is 6 employees for mixing assignment, 6 employees for injection&sorting assignment and 5 employees for packaging assignment. The results of the employee requirements are not accordance with the existing conditions on the production floor of the CV Gradient injection division. Thereforem it is necessary to propose the addition of 2 employees for mixing assignment and 2 employees for packaging assignment to be able to meet the number of employees required that in accordace to workloaf calculation using the work sampling method. Keywords: workload, work sampling, employee requirement
Usulan Kebutuhan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja Menggunakan Metode Full Time Equivalent Pada Divisi Finance Accounting And Tax Pt Xyz Safinah Rizkiyani; Christanto Triwibisono; Litasari Widyastuti Suwarsono
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Sumber daya manusia sebagai salah satu sumber daya utama dalam berjalannya operasional suatu perusahaan menunjukan pentingnya melakukan pengelolaan yang tepat terhadap sumberdaya tersebut. Melakukan pengelolaan yang tepat dapat dilakukan dengan adanya analisis beban kerja terhadap pekerjaan yang dilakukan pada posisi yang dipegang oleh karyawan. Demi meningkatkan pelayanan terhadap konsumen internal dan eksternal melalui laporan keuangan yang dilakukan PT XYZ, maka dilakukan analisis kebutuhan tenaga kerja pada divisi finance accounting & tax berdasarkan pada analisis beban kerja yang menggunakan metode Full Time Equivalent (FTE). Hasil analisis beban kerja yang dilakukan menggunakan metode FTE menghasilkan indeks beban kerja yang dapat diurutkan dari beban kerja yang tertinggi hingga terendah yaitu : accounting supervisor (1,620 FTE – overload) – finance officer (1,443 FTE – overload) - head of finance accounting (1,270 FTE - normal) – tax specialist (0,974 FTE – underload). Sedangkan beban kerja rata-rata divisi finance accounting & tax adalah 1,327 FTE. Jumlah karyawan accounting supervisor dan finance officer berdasarkan hasil perhitungan yaitu dua orang karyawan untuk masing-masing posisi tersebut. Menangani beban kerja berlebih dapat dilakukan dengan memberlakukan lembur untuk karyawan terkait. Pengoptimalan beban kerja yang kurang dapat dilakukan dengan perluasan atau penambahan tugas. Kata kunci : beban kerja, Full Time Equivalent (FTE), kebutuhan tenaga kerja Abstract Human resources, as one of the principal resources in the operation of the company, show the importance of the right management to manage them. It can be done by an analysis of workload toward the employee's job description. To increase the service to external and internal consumers through financial reports made by PT XYZ, then the analysis of the labor requirement is needed. It is done based on workload analysis using the Full-Time Equivalent method (FTE). The result of the workload analysis using the FTE method produces the index that can be sorted from the highest to the lower workload, that is: accounting supervisor (1,620 FTE – overload) – finance officer (1,443 FTE – overload) - head of finance accounting (1,270 FTE - normal) – tax specialist (0,974 FTE – underload). While the average of the workload in Finance, Accounting and Tax Division is 1,327 FTE. Total of the employee in the position accounting supervisor and finance officer based on the calculation are two employees for each position. To handle the overload of workload can be done by doing overtime. To optimization the underload of workload it can be done by enlargement job description. Keywords: workload, Full Time Equivalent (FTE), employee requirements
Analisa Beban Kerja Mental Unit Hubungan Masyarakat Di Pt. Angkasa Pura 1 (persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali Dengan Metode Nasa-tlx Refa Meirano Aldilla; Budhi Yogaswara; Litasari Widyastuti Suwarsono
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT. Angkasa Pura 1 (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam Layanan Transportasi Udara. Menekankan layanan ke wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur dalam menyediakan layanan lalu lintas udara dan bisnis bandara. Studi ini menganalisis beban kerja mental unit kerja Hubungan Masyarakat (HUMAS) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Unit ini bertugas sebagai juru bicara perusahaan untuk membantu pihak internal dan external untuk mengetahui informasi resmi dan terjamin mengenai keadaan bandara selain itu meluruskan masalah atau berita yang dapat merugikan atau merusak citra perusahaan. Kualitas unit kerja HUMAS sangat dipengaruhi oleh beban kerja yang diterima. Tujuan studi pengukuran beban kerja mental adalah untuk mengetahui kondisi beban kerja mental unit kerja HUMAS. Berdasarkan hasil pengukuran yang menghasilkan nilai beban kerja mental nilai digunakan untuk perhitungan kebutuhan karyawan yang diperlukan untuk mengurangi beban kerja mental di unit kerja HUMAS. Data analisis dapat digunakan untuk bahan evaluasi untuk mengembangkan kinerja dan kualitas kerja karyawan unit kerja HUMAS sehingga bisa lebih baik lagi. Metode yang dalam memproses data penelitian ini adalah NASA-TLX. Dalam pengukuran beban kerja mental pada unit Humas, nilai beban mental tertinggi adalah 68,67 dan nilai beban mental terendah adalah 59,33. Dengan mengetahui beban kerja mental masing-masing karyawan unit kerja HUMAS, selain itu dapat digunakan untuk menentukan kebijakan guna menjaga agar beban kerja mental karyawan tidak berlebihan atau tinggi yang dapat mengurangi kinerja dan kualitas karyawan. Kata kunci: Beban Kerja Mental, Internal, External, HUMAS, NASA-TLX Abstract PT. Angkasa Pura 1 (Persero) is a State-Owned Enterprise that is engaged in air transport services which emphasizes service to the Central Indonesia and Eastern Indonesia Region in providing air traffic services and aiport business. This study is analyzes mental workload in public relation unit work at I Gusti Ngurah Rai International Airport. This unit is working as a company spokeperson to help internal and external parties to knowing the official and guaranteed information about the airport, also straighten out an issue or news which can harm or damage the company’s image. The quality of public relation unit work strongly influenced by the workload they received. The purpose of mental workload measurement is to knowing the condition of Public Relation unit work mental workload. Based on that measurement output will proceed to determine employee needed to reduce the mental workload of public relation unit work. The analysis data can be use to evaluation material for developing the performance and quality of public relation unit work employees so it can be better. The method to processing the data in this study is NASA-TLX. In the measurement of mental workload in public relation unit work the highest mental workload value is 68,67 and the lowest mental workload value is 59,33. By knowing the mental workload of each employee of public relation unit work, the result also can be use to determine policies in order to maintain the employee’s mental workload is not excessive or high which can reduce the performance and quality of employees. Keywords: Mental Workload , Internal, External, Public Relation, NASA-TLX