Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN OBAT DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) DAN METODE HYBRID SISTEM UNTUK MEMINIMUMKAN TOTAL BIAYA PERSEDIAAN STUDI KASUS : KLINIK MEDIKA 24 Sari, Gita Purnama; Sulistyo, Budi; Santosa, Budi
Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Vol 2 No 03 (2015): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Juli 2015
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.967 KB) | DOI: 10.25124/jrsi.v2i03.58

Abstract

Klinik Medika 24 merupakan salah satu klinik pratama yang berada di daerah Kabupaten Bandung. Pada Klinik Medika 24, pengendalian obat yang terdapat di klinik terbilang belum baik sehingga mengakibatkan permasalah yaitu persediaan obat melebihi dari permintaan tiap bulan yang berdampak pada tingginya total biaya persediaan. Hal ini dapat terjadi karena klinik Medika 24 belum mengklasifikasikan obat berdasarkan nilai pemakaiannya dan tingkat kekritisan obat tersebut dalam pengendalian obatnya, serta dalam melakukan pemesanan obat klinik Medika 24 tidak memperhatikan persediaan maksimum dan sisa persediaan yang ada. Dari permasalahan tersebut, pada penelitian ini dilakukan pengklasifikasian obat dengan menggunakan analisis ABC-VED dan menerapkan sistem inventori probabilistik metode Continuous Review (s,S) dan metode Hybrid Sistem untuk menghasilkan parameter persediaan yang mendekati optimal dengan perhitungan Hadley-Within. Berdasarkan pengklasifikasian obat dengan menggunakan analisis ABC-VED dihasilkan 3 kelas obat. Perhitungan dengan metode Continuous Review (s,S) untuk obat kelas I memberikan penurunan total biaya persediaan 51%. Sedangkan perhitungan dengan menggunakan metode Hybrid Sistem untuk obat ekelas II dan kelas III memberikan penurununan total biaya persediaan sebesar 49%.
KEBIJAKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL CONTINUOUS REVIEW (S,S) WITH PROBABILISTIC DEMAND DI GUDANG BAHAN BAKU PT SMA Nugroho, Danang Satria Mustari; Sulistyo, Budi; Ardiansyah, M Nashir
Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Vol 1 No 02 (2014): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Oktober 2014
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.465 KB)

Abstract

Persediaan merupakan bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi yang menunggu untuk diproses pada tahap selanjutnya. PT SMA, perusahaan yang terletak di Sunter, Pegangsaan Dua, Cikarang, Cibitung, dan Cikampek bergerak dalam bidang otomotif untuk memenuhi permintaan sepeda motor di Indonesia. PT SMA telah mencapai 4,2 juta unit untuk total kapasitas produksi sepeda motor tiap tahun. PT SMA Pegangsaan Dua telah memproduksi 5 jenis sepeda motor. Ketidakseimbangan antara jumlah produksi konstan dan permintaan kebutuhan komponen kepada pemasok berubah-ubah. Hal ini dapat berpengaruh terhadap peningkatan total biaya persediaan. Berdasarkan kasus ini, perusahaan membutuhkan perbaikan dalam menentukan jumlah dan interval pemesanan bahan baku optimal. Dengan menggunakan model Continuous Review, jumlah dan interval pemesanan optimal dapat ditentukan untuk meminimasi total biaya persediaan.
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENANGANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN Puspita, Ika Arum; Sulistyo, Budi; Pratami, Devi
Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Vol 3 No 02 (2016): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - April 2016
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.427 KB) | DOI: 10.25124/jrsi.v3i02.27

Abstract

PEMDA (Pemerintah Daerah) diharapkan memiliki Perda bangunan gedung yang mengatur tentang penataan bangunan dan lingkungan. Pada kenyataannya pembangunan bangunan masih banyak yang dibangun tanpa dilengkapi dengan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), selain itu masih banyak bangunan yang dibangun tanpa memperhatikan daya dukung lingkungan yang menyebabkan rawan banjir, longsor, kumuh dan rawan kriminalitas. Penelitian ini merupakan perancangan aplikasi yang dapat mempermudah pemerintah dalam mengontrol bangunan yang mmiliki IMB. Aplikasi ini berisikan data bangunan, tata ruang, penggunaan lahan, dan fungsionalitas bangunan. Dari sistem ini akan ditampilkan informasi bangunan beserta kriteria atau fungsionalitas bangunan yang sesuai dengan IMB-nya. Fungsi lain dari aplikasi sistem informasi geografis (SIG) sebagai salah satu pendukung pengambilan keputusan perizinan pengajuan pembuatan IMB. Selain itu juga dapat digunakan untuk pendokumentasian data kepemilikan IMB menadi satu data base.
KPI Selection Using The AHP Method on SOE X Berliana, Regine Rahmada; Sulistyo, Budi; Suwarsono, Litasari Widyastuti
IPTEK Journal of Proceedings Series No 1 (2020): The 1st International Conference on Business and Engineering Management (IConBEM)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2020i1.8487

Abstract

PT X (Persero), a state-owned enterprise under the Ministry of Indonesia SOEs (KBUMN), is required to set up the Key Performance Indicators (KPI) Regulations based on the Assessment Criteria for Performance Excellence (KPKU). The re-weighting of KPIs using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method is conducted by selecting performance indicators based on five perspectives. Based on the study results, selected performance measures for financial and market perspectives are cash position, cash-to-cash time cycle, income, and financial operations efficiency. Selected performance measures for customer focus perspective are customer complaints, complaint management, effective complaint resolution, and warranty claims; customer satisfaction and dissatisfaction; and retention, acquisition, and loss of customers and customer accounts. Selected performance measures for product and process effectiveness perspective are product performance, work system performance, improved performance of administrative functions and other supporting functions; and indicators of internal responsiveness. Selected performance measures for the perspective of workforce focus are turnover and effectiveness of training, retraining, or cross-functional training. Selected performance measures for leadership, governance, and community responsibility perspectives are the company's contribution to social welfare, achievements worthy of note in this field; and environmental, legal, and regulatory compliance.
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENANGANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN Ika Arum Puspita; Budi Sulistyo; Devi Pratami
JRSI (Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri) Vol 3 No 02 (2016): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - April 2016
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jrsi.v3i02.27

Abstract

PEMDA (Pemerintah Daerah) diharapkan memiliki Perda bangunan gedung yang mengatur tentang penataan bangunan dan lingkungan. Pada kenyataannya pembangunan bangunan masih banyak yang dibangun tanpa dilengkapi dengan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), selain itu masih banyak bangunan yang dibangun tanpa memperhatikan daya dukung lingkungan yang menyebabkan rawan banjir, longsor, kumuh dan rawan kriminalitas. Penelitian ini merupakan perancangan aplikasi yang dapat mempermudah pemerintah dalam mengontrol bangunan yang mmiliki IMB. Aplikasi ini berisikan data bangunan, tata ruang, penggunaan lahan, dan fungsionalitas bangunan. Dari sistem ini akan ditampilkan informasi bangunan beserta kriteria atau fungsionalitas bangunan yang sesuai dengan IMB-nya. Fungsi lain dari aplikasi sistem informasi geografis (SIG) sebagai salah satu pendukung pengambilan keputusan perizinan pengajuan pembuatan IMB. Selain itu juga dapat digunakan untuk pendokumentasian data kepemilikan IMB menadi satu data base.
PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN OBAT DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) DAN METODE HYBRID SISTEM UNTUK MEMINIMUMKAN TOTAL BIAYA PERSEDIAAN STUDI KASUS : KLINIK MEDIKA 24 Gita Purnama Sari; Budi Sulistyo; Budi Santosa
JRSI (Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri) Vol 2 No 03 (2015): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Juli 2015
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jrsi.v2i03.58

Abstract

Klinik Medika 24 merupakan salah satu klinik pratama yang berada di daerah Kabupaten Bandung. Pada Klinik Medika 24, pengendalian obat yang terdapat di klinik terbilang belum baik sehingga mengakibatkan permasalah yaitu persediaan obat melebihi dari permintaan tiap bulan yang berdampak pada tingginya total biaya persediaan. Hal ini dapat terjadi karena klinik Medika 24 belum mengklasifikasikan obat berdasarkan nilai pemakaiannya dan tingkat kekritisan obat tersebut dalam pengendalian obatnya, serta dalam melakukan pemesanan obat klinik Medika 24 tidak memperhatikan persediaan maksimum dan sisa persediaan yang ada. Dari permasalahan tersebut, pada penelitian ini dilakukan pengklasifikasian obat dengan menggunakan analisis ABC-VED dan menerapkan sistem inventori probabilistik metode Continuous Review (s,S) dan metode Hybrid Sistem untuk menghasilkan parameter persediaan yang mendekati optimal dengan perhitungan Hadley-Within. Berdasarkan pengklasifikasian obat dengan menggunakan analisis ABC-VED dihasilkan 3 kelas obat. Perhitungan dengan metode Continuous Review (s,S) untuk obat kelas I memberikan penurunan total biaya persediaan 51%. Sedangkan perhitungan dengan menggunakan metode Hybrid Sistem untuk obat ekelas II dan kelas III memberikan penurununan total biaya persediaan sebesar 49%.
KEBIJAKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL CONTINUOUS REVIEW (S,S) WITH PROBABILISTIC DEMAND DI GUDANG BAHAN BAKU PT SMA Danang Satria Mustari Nugroho; Budi Sulistyo; M Nashir Ardiansyah
JRSI (Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri) Vol 1 No 02 (2014): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Oktober 2014
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persediaan merupakan bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi yang menunggu untuk diproses pada tahap selanjutnya. PT SMA, perusahaan yang terletak di Sunter, Pegangsaan Dua, Cikarang, Cibitung, dan Cikampek bergerak dalam bidang otomotif untuk memenuhi permintaan sepeda motor di Indonesia. PT SMA telah mencapai 4,2 juta unit untuk total kapasitas produksi sepeda motor tiap tahun. PT SMA Pegangsaan Dua telah memproduksi 5 jenis sepeda motor. Ketidakseimbangan antara jumlah produksi konstan dan permintaan kebutuhan komponen kepada pemasok berubah-ubah. Hal ini dapat berpengaruh terhadap peningkatan total biaya persediaan. Berdasarkan kasus ini, perusahaan membutuhkan perbaikan dalam menentukan jumlah dan interval pemesanan bahan baku optimal. Dengan menggunakan model Continuous Review, jumlah dan interval pemesanan optimal dapat ditentukan untuk meminimasi total biaya persediaan.
Perbaikan Penjadwalan Aktivasi Starter Pack Untuk Meminimasi Keterlambatan Dengan Menggunakan Metode Earliest Due Date Pada PT XYZ Riska Retno Widyaningsih; Budi Sulistyo; Murni Dwi Astuti
JATI UNIK : Jurnal Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri Vol 1, No 2 (2018): April
Publisher : Industrial Engineering, Engineering of Faculty, Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (784.838 KB) | DOI: 10.30737/jatiunik.v1i2.113

Abstract

PT XYZ is one of the company that move in telecommunications services, starter pack products, and vouchers. The problems in PT XYZ is lateness of starter pack activation in regional warehouse that cause waiting time of starter pack’s pick up by retailer. Lateness problem happened because there is no fixed scheduling policy yet, so there is no determination of job’s priority. In this research will be developed scheduling policies including job allocation each machine per day and sequencing of job. The method used is the earliest due date. In this method, job sequence will be determined based on the smallest due that influence the Completion time of a job. Scheduling do for one machine that doing six jobs in one week. The data used is the starter pack activation data in October 2014. Based on the existing calculations condition, there is a delay of 7.8 hours on job Site  s in Jakarta and 15.3 hours on job Site  s Surabaya. Processing time and due date of each job are the input in the methods used. The results of calculation of the proposed conditions in PT XYZ by using a method capable of lowering the earliest due date delay activation up to 38% compared to the existing condition. Completion time of 6 job in a week with the existing condition is 30.3 hours to 18.3 hours on the proposed conditions.PT XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi, produk starter pack, dan voucher pulsa. Permasalahan yang terjadi pada PT XYZ yaitu keterlambatan aktivasi starter pack digudang regional yang menyebabkan terjadinya waktu tunggu pengambilan starter pack oleh retailer. Permasalahan keterlambatan terjadi karena belum adanya kebijakan penjadwalan pasti, sehingga belum adanya penentuan prioritas job. Pada penelitian ini, akan dikembangkan kebijakan penjadwalan termasuk pembagian job setiap mesin per hari dan pengurutan pengerjaan job. Metode yang digunakan adalah earliest due date. Pada metode ini akan ditentukan urutan pengerjaan job berdasarkan due date terkecil yang berpengaruh terhadap waktu penyelesaian suatu job. Penjadwalan dilakukan terhadap satu mesin yang mengerjakan enam job dalam satu minggu. Data yang digunakan adalah data aktivasi starter pack periode Oktober 2014. Berdasarkan perhitungan kondisi eksisting, terdapat keterlambatan 7.8 jam pada job site Jakarta dan 15.3 jam pada job site Surabaya. Waktu proses dan due date setiap job akan menjadi input-an dalam metode yang digunakan. Hasil dari perhitungan kondisi usulan di PT XYZ dengan menggunakan metode earliest due date mampu menurunkan keterlambatan aktivasi starter pack hingga 38% dibanding kondisi eksisting. Waktu penyelesaian 6 job dalam satu minggu pada kondisi eksisting 30.3 jam menjadi 18.3 jam pada kondisi usulan. 
Perbaikan Penjadwalan Aktivasi Starter Pack Untuk Meminimasi Keterlambatan Aktivasi Dengan Menggunakan Metode Earliest Due Date Pada Pt Xyz Riska Retno Widyaningsih; Budi Sulistyo; Murni Dwi Astuti
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi, produk starter pack, dan voucher pulsa. Permasalahan yang terjadi pada PT XYZ yaitu keterlambatan aktivasi starter pack di gudang regional yang menyebabkan terjadinya waktu tunggu pengambilan starter pack oleh retailer. Permasalahan keterlambatan terjadi karena belum adanya kebijakan penjadwalan yang pasti, sehingga belum adanya penentuan prioritas job. Pada penelitian ini, akan dikembangkan kebijakan penjadwalan termasuk pembagian job setiap mesin per hari dan pengurutan pengerjaan job. Metode yang digunakan adalah earliest due date. Pada metode ini akan ditentukan urutan pengerjaan job berdasarkan due date terkecil yang berpengaruh terhadap waktu penyelesaian suatu job. Penjadwalan dilakukan terhadap satu mesin yang mengerjakan enam job dalam satu minggu. Data yang digunakan adalah data aktivasi starter pack periode Oktober 2014. Berdasarkan perhitungan kondisi eksisting, terdapat keterlambatan 7.8 jam pada job site Jakarta dan 15.3 jam pada job site Surabaya. Waktu proses dan due date setiap job akan menjadi inputan dalam metode yang digunakan. Hasil dari perhitungan kondisi usulan di PT XYZ dengan menggunakan metode earliest due date mampu menurunkan keterlambatan aktivasi starter pack hingga 38% dibanding kondisi eksisting. Waktu penyelesaian 6 job dalam satu minggu pada kondisi eksisting 30.3 jam menjadi 18.3 jam pada kondisi usulan. Kata Kunci : aktivasi, penjadwalan, starter pack, earliest due date
Usulan Kebijakan Persediaan Kategori Obat Keras Dan Obat Bebas Pada Apotek 12 Pt. Xyz Dengan Menggunakan Metode Persediaan Probabilistik Continuous Review (s,s) Amanda Inke Mahardika; Budi Sulistyo; Efrata Denny Saputra Yunus
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Apotek 12 PT. XYZ adalah salah satu apotek layanan kesehatan utama dari PT. XYZ cabang Jawa Barat yang melayani konsumen 24 jam menyediakan 2219 SKU’s (Stock Keeping Units) yang terbagi dalam 999 obat keras, 245 obat bebas terbatas, 576 obat bebas, 166 alat kesehatan, 108 customer goods, 23 susu, dan 102 lainnya. Apotek 12 PT.XYZ melakukan pemesanan untuk persediaan berdasarkan penjualan sebelumnya, persediaan yang memiliki nilai penyerapan dana tinggi dan obat yang harus tersedia di apotek tanpa adanya ketentuan jumlah pemesanan dan tidak memperhatikan sisa persediaan di apotek. Pada kategori obat keras dan obat bebas memiliki jumlah penjualan sebesar 61,8477% dan 35,5445%, dengan total penyerapan dana dari obat keras Rp 17.246.213.152 dan obat bebas Rp 7.973.461.308 di apotek. Total penyerapan dana yang tinggi menunjukkan total persediaan apotek tinggi dengan penjualan kategori obat keras dan kategori obat bebas yang tidak seimbang menghasilkan overstock pada kategori ini. Overstock dapat diatasi dengan pengendalian persediaan menggunakan metode Continuous Review(s,S). Dalam penelitian dilakukan klasifikasi analisis ABC dan VED menggunakan matriks ABC-VED menghasilkan 3 kelompok yaitu prioritas I, prioritas II dan prioritas III. Penelitian dilakukan untuk prioritas I kategori obat keras dan obat bebas menghasilkan penghematan total biaya persediaan sebesar 47% dari aktual apotek 12 PT.XYZ. Kata kunci : Persediaan, Analisis ABC, Analisis VED, Continuous Review(s,S)