Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Resource Allocation Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (aco) Pada Sistem Sc-fdma Long Term Evolution (lte) Arah Uplink Nur Indah; Arfianto Fahmi; Tjahjo Adiprabowo R
eProceedings of Engineering Vol 4, No 1 (2017): April, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu isu yang berkaitan dengan pengembangan LTE adalah pemanfaatan multiuser diversity. Multiuser diversity adalah keberagaman kondisi kanal yang muncul dari banyaknya user. Isu ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas sistem, yaitu dengan cara pengalkasian sumber daya radio yang baik. Pada jurnal ini diajukan algoritma Ant Colony Optimization (ACO) pada sistem LTE arah uplink. ACO merupakan salah satu jenis algortima metaheurstik yang bekerja berdasarkan aktifitas semut dimana semut-semut tersebut menggunakan informasi feromon dan nilai heuristik. Semut buatan tersebut bergerak secara parallel dalam melakukan evaluasi solusi pengalokasian. Simulasi dilakukan dengan menggunakan 2 skenario degan melihat varias semut dan variasi iterasinya. Dari simulasi didapatkan bahwa untuk jumlah iterasi sebesar 80, jumlah semut yang sedikit (10 - 40) dapat meningkatkan average user throughput. Sedangkan jumlah iterasi dapat meningkatkan average user throughput dengan persentase kenaikan sebesar 0.05%. ACO juga dapat menjamin fairness yang bagus untuk sistem, yaitu dalam kisaran angka 0,99985 atau 99.985% fair. Sedangkan dalam kompleksitas waktu, ACO memiliki kompleksitas waktu lebih tinggi jika dibandingkan dengan algoritma konvensional, seperti RR. Tetapi tingginya kompleksitas waktu ACO dapat dikurangi dengan mengkuantifikasi dua variabelnya, yaitu jumlah semut dan iterasi, sehingga dapat setara dengan RR. Studi lebih jauh dapat dilakukan dengan meneliti pengaruh perubahan parameter-parameter ACO atau membandingkan dengan metode metaheuristik lainnya. Kata Kunci: LTE, SC-FDMA, ACO, resource block, semut buatan
Analisis Simulasi Routing Protokol Hierarkial Leach Dan Pegasis Pada Wireless Sensor Network Menachem Bayazid Aufar; Rendy Munadi; Tjahjo Adiprabowo R
eProceedings of Engineering Vol 4, No 1 (2017): April, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wireles s Sens or Network adalah s alah s atu teknologi jaringan nirkabel yang bis a memberikan banyak manfaat bagi kehidupan s ehari-hari. Jaringan WSN terdiri dari s ejumlah node yang diatur s edemikian rupa s ehingga menjadi s ebuah jaringan yang antar node nya bis a bekerja s ama s atu s ama lain. Setiap node memiliki kemampuan processing, memiliki transceiver RF, memiliki s umber daya, s erta mengakomodas i berbagai s ens or dan aktuator. Node bekerja s ecara nirkabel dan bis a mengorganis ir diri s endiri dalam ad-hoc fashion. Sis tem ters ebut dapat merevolus i cara kita hidup dan bekerja karena bis a diimplementas ikan s ecara luas . Jaringan, baik kabel maupun nirkabel, tanpa routing protocol akan menjadi tidak berguna. Routing protocol berperan penting karena routing protocol menentukan bagaimana paket akan dikirim. Routing protocol pada Wireless Sensor Network s endiri bermacam-macam. Salah s atunya adalah routing protocol hierarkial. Tujuan utama routing s ecara hierarkial adalah untuk memanfaatkan kons ums i energi node s emaks imal mungkin dengan cara melibatkan tiap node dalam s ebuah komunikas i multi -hop. LEACH dan PEGASIS adalah s alah s atu teknik perutean yang bekerja s ecara hierarkial yang digunakan pada WSN. Dalam penelitian ini, penulis akan mencoba mens imulas ikan s ebuah jaringan s ens or nirkabel yang menggunakan LEACH dan PEGASIS di dalamnya dan menganalis a has il s imulas i ters ebut. Simulas i akan menggunakan Software NS2. Has il s imulas i menunjukkan bahwa routing protocol PEGASIS lebih baik dalam pemanfaatan node, kons ums i energy, dan pengiriman data dibandi ngkan routing protocol LEACH. Kata kunci : Wireless Sensor Network, NS2, LEACH, dan PEGASIS
Analisis Performansi Optical Traffic Grooming Dalam Elastic Optical Network Berbasis Ofdm Richo Pratama Putra; Akhmad Hambali; Tjahjo Adiprabowo R
eProceedings of Engineering Vol 3, No 3 (2016): Desember, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan masyarakat Indonesia saat ini untuk komunikasi data terus meningkat, Salah satu jaringan komunikasi yang mampu menangani kebutuhan masyarakat akan komunikasi data adalah jaringan komunikasi optic. Umumnya di Indonesia sebagian besar jaringan komunikasi optic menggunakan teknologi WDM. Masalah utama dalam Teknologi WDM optic adalah kurang efisiensinya dalam hal jumlah spektrum slot yang diutilisasi dan transmitter yang digunakan dalam suatu topologi jaringan optic.Untuk menyelesaikan permasalahan ini, digunakan elastic optical network berbasis OFDM. Utilisasi spektrum slot dan transmitter yang digunakan dalam suatu jaringan elastic optical network berbasis OFDM dapat dilihat dengan menggunakan algoritma Integer Linear Programming dengan metode Optical Traffic Grooming . Prinsip algoritma Integer Linear Programming adalah mencari nilai minimal atau maksimal dari suatu parameter berdasarkan constraint yang dibutuhkan, dimana constraint untuk perhitungan Integer Linear Programming ini disesuaikan agar mendukung metode Optical Traffic Grooming . Dipilih total 80 data kandidat jalur hasil algoritma k-shortest path untuk diinisialisasi dalam algoritma ILP, dengan total perbandingan data dalam ILP sebanyak 6080 data, dihasilkan Ctotal = 30400 spektrum slot dengan nilai D sebesar 4 subcarriers. Dan total penggunaan transmitter Ttotal = 5472, jika dibandingkan dengan non grooming penghematan transmitter yang diperoleh adalah 10% dengan nilai D sebesar 4 subcarriers. Kata Kunci : OFDM, Elastic Optical Network, Integer Linear Programming, Traffic Grooming
Perancangan Dan Analisis Titik Labuh Jaringan Cincin Palapa Dan Jaringan Ekstensi Untuk Pulau Maluku Hersanda Narpatangga Kistrawan; Akhmad Hambali; Tjahjo Adiprabowo R
eProceedings of Engineering Vol 3, No 3 (2016): Desember, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang membentang dari ujung timur sampai ujung barat dengan letak geografis terbentang jauh dan menjadikan komunikasi terkendala oleh waktu dan jarak. Untuk mengatasi kendala geografis ini, dibutuhkan jaringan infrastruktur telekomunikasi yang dapat memperkecil jarak dan mempersingkat waktu untuk menyatukan pulau-pulau di Indonesia dalam satu lingkaran jaringan komunikasi.Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi membuat mega-proyek jaringan “ Palapa Ring “ merupakan jaringan kabel serat optic berkapasitas tinggi yang dibentangkan dibawah laut dan berfungsi sebagai penghubung pengiriman data dan informasi. Skema perancangannya, jaringan Palapa Ring untuk Pulau Maluku ini kabel yang dibentangkan dibawah laut akan menjadi backbone dan menghubungkan pulau-pulau pada titik labuh. Selanjutnya jaringan titik labuh akan terhubung dengan jaringan ekstensi untuk dapat mencapai titik di setiap kabupaten dan kota di Pulau Maluku yang tidak menjadi titik labuh jaringan Palapa Ring tersebut. Perencanaan dari lokasi titik labuh maupun jaringan ekstensi mempertimbangkan berbagai parameter seperti letak geografis dan kepadatan penduduk, serta mensimulasikan dengan optic system. Setelah itu dilakukan perhitungan Optical Link Budget dan Rise Time Budget yang berguna untuk dasar tolak ukur perencanaan yang dapat di implementasikan dilapangan. Kata Kunci : Palapa Ring, Titik Labuh, Jaringan Ekstensi, Maluku
Analisis Simulasi Topologi Hybrid Pada Wireless Sensor Network Menggunakan Protokol Routing Optimized Link State Routing Dan Dynamic Source Routing Zhafari Luthfan Oswar; Rendy Munadi; Tjahjo Adiprabowo R
eProceedings of Engineering Vol 3, No 3 (2016): Desember, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu teknologi wireless yang sangat berkembang saat ini adalah Wireless Sensor Network (WSN). Wireless sensor network terdiri atas sejumlah besar node. Setiap node memiliki kemampuan untuk mengirim, menerima, dan men� deteksi.Zigbee telah menyediakan layer network untukaplikasi W•ireless Sensor Network----.. ...-----(WSN), sehingga mampu melakukan pengiriman data secara multihop menggunakan metode routing yang ada menuju ke coordinator. Hal ini diperlukan karena dalam aplikasi real di WSN terdapat masalah yaitu jarak jangkauan antar node yang terbatas serta suplai energi yang terbatas. Oleh karena itu, diperlukan sebuah metode routing agar dapat mengatasi masalah tersebut dan mencari rute alternatif ke coordinator. DSR dan OLSR adalah salah satu metode routing pada wireless ad-hoc routing yang dinilai cocok pada WSN karena topologinya yang dinamis dengan energi yang terbatas. Tugas akhir ini menganalisis perbandingan kinerja dua protokol wireless ad-hoc routing DSR dan OLSR. Analisis perbanding� andilakuka -n --m -.....e .. lalui simulasi dengan ban tu ansoftware Network Simulator 2.35 dan VirtualBox. Simulasi jaringan menggunakan standard Zigbee/IEEE 802.15.4. dengan penggunaan topologi hybrid. Analisis dan simulasi yang dilakukan akan menghasilkan nilai parameter performance metrics berupa delay, throughput, packet loss dan energy consumption. Skenario yang digunakan dalam simulasi adalah perubahan ukuran paket data yang dikirim dan penambahan durasi simulasi. Berdasarkan hasil simulasi pada skenario yang sudah ditentukan, protocol routing DSR secara keseluruhan mempunyai nilai performance metrics yang lebih baik dibandingkan dengan routing protocol OLSR. Dimana de-n ..gan melihat hasil nilai throughput yang lebih tinggi, packet loss yang lebih pada OLSR lebih baik. Maka protocol ro I uting yang lebih baik untu • k diterapkan pada WSN adalah DSR.