Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Perbandingan Kinerja Mach-Zehnder berdasarkan Ragam Format Modulasi pada Jaringan FTTH KARIMAH, ZULIA NURUL; HAMBALI, AKHMAD; SUWANDI, SUWANDI
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 5, No 1 (2017): ELKOMIKA
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v5i1.73

Abstract

ABSTRAKPada jurnal ini dibuat pemodelan link FTTH pada software Optisystem 7.0 untuk mengetahui pengaruh dari Kerr effect dengan membandingkan performansi serat optik kaca dan serat optik plastik berdasarkan format modulasi berupa NRZ, RZ, RZ-DPSK, RZ-DQPSK dan CSRZ. Terdapat dua skenario, dengan skenario pertama, variabel input yang diubah adalah format modulasi pada Mach-zehnder, sedangkan pada skenario kedua, variabel yang diubah adalah pemakaian serat optik yang dipakai, yaitu serat optik bahan kaca, plastik dan hybrid kaca plastik. Hasil simulasi menunjukkan dengan efek linier dan non-linier pada kabel kaca yang menghasilkan performansi jaringan dari yang terbaik, dengan Q factor di atas 6 dan BER di bawah 10-9 adalah NRZ, RZ, RZ-DPSK, CSRZ dan RZ-DQPSK. Sedangkan dengan penggunaan kabel PMMA, yang menunjukkan performansi jaringan yang baik adalah dengan konfigurasi G652D-G652D-PMMA pada format modulasi NRZ, RZ, RZ-DPSK dan RZ-DQPSK. Efek non-linier yang terjadi pada jaringan ini hanya SPM dan XPM.Kata kunci: FTTH, mach-zehnder, format modulasi, efek non-linier, GOF, POF.ABSTRACTIn this journal is creating a FTTH link on Optisystem software 7.0 to determine the effect of Kerr effect by comparing the performance of fiber optic glass and plastic optical fiber based on modulation formats such as NRZ, RZ, RZ-DPSK, RZ-DQPSK and CSRZ. There are two scenarios, first, input variables are changed based on format in Mach-zehnder modulator, while in the second scenario, the changed variable is the material of optical fiber, the materials are optical fiber glass, plastic and hybrid plastic and glass. The simulation results based on comparison with linear and nonlinear effects on glass optical fiber, which produce Q factor above 6 and BER below 10-9 are NRZ, RZ, RZ-DPSK, CSRZ and RZ-DQPSK. While the use of PMMA cable, which indicates good network performance is the configuration G652D-G652D-PMMA on the modulation format NRZ, RZ, RZ-DPSK and RZ-DQPSK. Nonlinear effects that occur in this network only SPM and XPM.Keywords: FTTH, mach-zehnder, modulation format, nonlinear effects, GOF, POF.
Bidirectional Network in Hybrid Coarse Wavelength Division Multiplexing/Time Division Multiplexing (CWDM/TDM) on NG-PON2 for 40 Gbps Hambali, Akhmad; Pamukti, Brian
Jurnal Elektronika dan Telekomunikasi Vol 19, No 1 (2019)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jet.v19.13-19

Abstract

In this research, we propose hybrid Coarse Wavelength Division Multiplexing/Time Division Multiplexing (CWDM/TDM)-Passive Optical Networks (PON) scheme for optimizing the new technology of Gigabit-PON (GPON) called Next Generation-PON Stage 2 (NG-PON2). The simulation of using this scheme proved that Q-Factor increase and Bit Error Rate (BER) decreased, significantly. We use CWDM scheme for downstream while TDM is used for upstream, and we assimilate both of them with new configuration in bidirectional cable setting. CWDM is used due to low nonlinearity effect like Kerr effects. It has the same working principle based on (Time Wavelength Division Multiplexing-PON) TWDM-PON by differentiating the use of wavelength, it can be easily implemented on existing PON technology, and can be used in single-mode optical fiber (SMF) with greater bandwidth and much cheaper operational costs. From the calculations and simulations, it can be analyzed that the network Hybrid of CWDM / TDM-PON able to work on bit rate of 40/10 Gbps on the number of users 32, 64, and 128, with Q-Factor value is above 6 equal to International Telecommunication Union of Telecommunication (ITU-T) standard. The number of users 32 with two cable lengths of 10 and 20 km have value of Q-Factor 25.960 and 14.815 respectively, while64 users with the same cable length have Q-Factor value of 15.808 and 13.046 respectively. In addition, 128 users with the same cable length have BER value of 17.778 and 12.944 respectively.
PENGARUH SUDUT LED MULTIBEAM DAN INTERFERENSI CAHAYA MATAHARI TERHADAP CAKUPAN AREA PADA SISTEM LIGHT FIDELITY Dessinta Eka Wulandari; Akhmad Hambali; Muhammad Irfan Maulana
JOURNAL OF ELECTRICAL AND SYSTEM CONTROL ENGINEERING Vol 5, No 2 (2022): Journal of Electrical and System Control Engineering
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jesce.v5i2.5775

Abstract

Perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Keinginan masyarakat untuk mengakses internet dengan cepat dan efisien semakin meningkat. Light Fidelity (Li-Fi) merupakan teknologi komunikasi tanpa kabel yang mempunyai kecepatan transfer data yang cepat dan spektrum frekuensi yang lebih besar daripada Wireless Fidelity (Wi-Fi). Tugas Akhir ini akan melakukan perancangan simulasi untuk mengetahui kinerja lampu LED multibeam dengan perubahan arah sudut beamnya sebesar 15°, 30°, dan 45° terhadap coverage area. Penelitian ini dilakukan di ruangan yang berukuran 5 x 5 x 3 meter. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem tanpa interferensi cahaya matahari lebih baik dari pada dengan interferensi cahaya matahari. Hasil coverage area tanpa interferensi pada arah sudut beam 15° sebesar 24.84 m2 dan pada saat arah sudut beam 30°, 45° mendapatkan luas coverage area sebesar 25 m2. Sedangkan menggunakan interferensi cahaya matahari menghasilkan coverage area pada tiap arah sudut beam 15°, 30°, dan 45° adalah sebesar 18.76 m2, 22.6 m2, 22.8 m2. Sehingga ruangan yang tidak terinterferensi cahaya matahari mendapatkan daya terima yang lebih bagus dibandingkan dengan ruangan yang terinterferensi cahaya matahari.
Analisis Kinerja Multiple Pulse Position Modulation terhadap Interferensi Lampu Neon pada Sistem VLC Naffisa Naufal Andriani; Akhmad Hambali; M. Irfan Maulana
Risenologi Vol. 6 No. 1b (2021): CASTLE: Conference on Social, Science, Technology, Language and Education Rese
Publisher : Kelompok Peneliti Muda Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47028/j.risenologi.2021.61b.241

Abstract

Visible Light Communication (VLC) technology is a wireless communication system that transmit information using the visible light spectrum. VLC has the advantage of not being affected by electromagnetic interference, but can be affected by interference from ambient light. There are two types of interference in the VLC system, namely natural interference from sunlight and ambient light interference from fluorescent or incandescent lamps. This study discusses the effect of fluorescent light interference on the VLC system using Multiple Pulse Position Modulation (MPPM) in a 10x10x3 meter room with Line Of Sight (LOS) channel. There are two scenarios carried out in this study discusses. The first scenario is the delivery of information using the VLC system without interference, while the second scenario is the delivery of information with interference from fluorescent lights. The final results of the simulations show that the VLC system in scenario I has a better performance compared to the VLC system in scenario II. This is evidenced by the results of the BER value obtained in scenario I with 2-PPM modulation obtained a value of 0.416, in 4-PPM modulation obtained a value of 0.335, and with 8-PPM modulation obtained a value of 0.231. In scenario II the BER value obtained with 2-PPM modulation is 0.466, in 4-PPM modulation is 0.432 and with 8-PPM modulation is 0.384. It also shows that 8-PPM modulation is the best modulation to transmit data compared to 2-PPM and 4-PPM modulation.
Analisis Perbandingan Kinerja Mach-Zehnder berdasarkan Ragam Format Modulasi pada Jaringan FTTH ZULIA NURUL KARIMAH; AKHMAD HAMBALI; SUWANDI SUWANDI
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 5, No 1 (2017): ELKOMIKA
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v5i1.73

Abstract

ABSTRAKPada jurnal ini dibuat pemodelan link FTTH pada software Optisystem 7.0 untuk mengetahui pengaruh dari Kerr effect dengan membandingkan performansi serat optik kaca dan serat optik plastik berdasarkan format modulasi berupa NRZ, RZ, RZ-DPSK, RZ-DQPSK dan CSRZ. Terdapat dua skenario, dengan skenario pertama, variabel input yang diubah adalah format modulasi pada Mach-zehnder, sedangkan pada skenario kedua, variabel yang diubah adalah pemakaian serat optik yang dipakai, yaitu serat optik bahan kaca, plastik dan hybrid kaca plastik. Hasil simulasi menunjukkan dengan efek linier dan non-linier pada kabel kaca yang menghasilkan performansi jaringan dari yang terbaik, dengan Q factor di atas 6 dan BER di bawah 10-9 adalah NRZ, RZ, RZ-DPSK, CSRZ dan RZ-DQPSK. Sedangkan dengan penggunaan kabel PMMA, yang menunjukkan performansi jaringan yang baik adalah dengan konfigurasi G652D-G652D-PMMA pada format modulasi NRZ, RZ, RZ-DPSK dan RZ-DQPSK. Efek non-linier yang terjadi pada jaringan ini hanya SPM dan XPM.Kata kunci: FTTH, mach-zehnder, format modulasi, efek non-linier, GOF, POF.ABSTRACTIn this journal is creating a FTTH link on Optisystem software 7.0 to determine the effect of Kerr effect by comparing the performance of fiber optic glass and plastic optical fiber based on modulation formats such as NRZ, RZ, RZ-DPSK, RZ-DQPSK and CSRZ. There are two scenarios, first, input variables are changed based on format in Mach-zehnder modulator, while in the second scenario, the changed variable is the material of optical fiber, the materials are optical fiber glass, plastic and hybrid plastic and glass. The simulation results based on comparison with linear and nonlinear effects on glass optical fiber, which produce Q factor above 6 and BER below 10-9 are NRZ, RZ, RZ-DPSK, CSRZ and RZ-DQPSK. While the use of PMMA cable, which indicates good network performance is the configuration G652D-G652D-PMMA on the modulation format NRZ, RZ, RZ-DPSK and RZ-DQPSK. Nonlinear effects that occur in this network only SPM and XPM.Keywords: FTTH, mach-zehnder, modulation format, nonlinear effects, GOF, POF.
Bidirectional Network in Hybrid Coarse Wavelength Division Multiplexing/Time Division Multiplexing (CWDM/TDM) on NG-PON2 for 40 Gbps Akhmad Hambali; Brian Pamukti
Jurnal Elektronika dan Telekomunikasi Vol 19, No 1 (2019)
Publisher : LIPI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jet.v19.13-19

Abstract

In this research, we propose hybrid Coarse Wavelength Division Multiplexing/Time Division Multiplexing (CWDM/TDM)-Passive Optical Networks (PON) scheme for optimizing the new technology of Gigabit-PON (GPON) called Next Generation-PON Stage 2 (NG-PON2). The simulation of using this scheme proved that Q-Factor increase and Bit Error Rate (BER) decreased, significantly. We use CWDM scheme for downstream while TDM is used for upstream, and we assimilate both of them with new configuration in bidirectional cable setting. CWDM is used due to low nonlinearity effect like Kerr effects. It has the same working principle based on (Time Wavelength Division Multiplexing-PON) TWDM-PON by differentiating the use of wavelength, it can be easily implemented on existing PON technology, and can be used in single-mode optical fiber (SMF) with greater bandwidth and much cheaper operational costs. From the calculations and simulations, it can be analyzed that the network Hybrid of CWDM / TDM-PON able to work on bit rate of 40/10 Gbps on the number of users 32, 64, and 128, with Q-Factor value is above 6 equal to International Telecommunication Union of Telecommunication (ITU-T) standard. The number of users 32 with two cable lengths of 10 and 20 km have value of Q-Factor 25.960 and 14.815 respectively, while64 users with the same cable length have Q-Factor value of 15.808 and 13.046 respectively. In addition, 128 users with the same cable length have BER value of 17.778 and 12.944 respectively.
PENGARUH BENTUK GEOMETRI PEMASANGAN LAMPU LED TERHADAP AKURASI INDOOR PSITIONING LI-FI MENGGUNAKAN TEKNIK RECEIVE SIGNAL STRENGTH (RSS) Jaka Satria Prayuda; Denny Darlis; Akhmad Hambali
TEKTRIKA Vol 5 No 2 (2020): TEKTRIKA Vol.5 No.2 2020
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/tektrika.v5i2.3993

Abstract

Informasi untuk mengetahui lokasi benda atau seseorang merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini, teknologi Global Positioning System (GPS) dapat diandalkan ketika berada di luar ruangan. Namun, ketika di dalam ruangan, GPS akan sulit menjangkau secara spesifik area bangunan. Dengan memanfaatkan teknologi Light Fidelity (Li-Fi), Indoor Positioning System (IPS) akan lebih mudah dilakukan dan mempunyai keunggulan dari segi akurasi dan efisiensi energi. Tetapi, jika dikaitkan dengan IPS, pemasangan lampu Light Emitting Diode (LED) perlu diperhatikan geometri pemasangannya. Penelitian ini membahas akurasi IPS pada Li-Fi apabila dengan berbagai bentuk geometri dan lokasi pemasangan lampu LED yang berbeda-beda. Teknik positioning Received Signal Strength (RSS) digunakan dengan mengambil kuat daya terima sebagai estimasi suatu jarak. Dengan membandingkan masing-masing bentuk geometri, maka didapatkan data konfigurasi terbaik untuk implementasi IPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jumlah lampu LED dan bentuk geometri akan berpengaruh terhadap akurasi positioning. Hasil menunjukkan bahwa geometri segi enam memiliki rata-rata error yang lebih kecil dibandingkan geometri yang lain, yakni sebesar 1,53×10?05m. Semakin banyak lampu LED atau poin referensi dengan rentang jarak lampu yang lebih rapat, maka dapat menghasilkan positioning yang lebih baik. Kata Kunci: Light Fidelity (Li-Fi), Indoor Positioning System (IPS), Received Signal Strength (RSS), Geometri.
Analisis Perancangan Teknologi Hybrid Gpon Dan Xgpon Pada Jaringan Ftth Di Perumahan Batununggal Nur Rizki Yulizar; Akhmad Hambali; Andi Audy Oceanto
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi yang berada di masyarakat, terutama teknologi informasi dan komunikasi, memicu masyarakat untuk mendapatkan layanan yang mudah dan efisien. Dengan terus meningkatnya jumlah masyarakat dan kebutuhan layanan maka dibutuhkanlah sarana komunikasi yang mampu melayani semua layanan, yaitu seperti suara, data, dan video, yang selanjutnya akan disebut dengan layanan triple play. Dengan pesatnya perkembangan tersebut, maka diperlukan kapasitas yang besar juga untuk dapat melayani kebutuhan tersebut.Pada tugas akhir ini peneliti merancang jaringan hybrid dengan menggabungkan teknologi GPON dan XGPON untuk menambah kapasitas dan sebagai proses bertahap untuk migrasi teknologi ke XGPON. Perancangan ini dimulai dengan menentukan lokasi, pengumpulan data, dan spesifikasi perangkat yang digunakan oleh PT. Telkom. Kemudian akan dianalisis berdasarkan parameter yang telah ditetapkan berupa link power budget, rise time budget, signal to noise ratio, dan bit error rate.Pada penelitian ini didapatkan hasil perhitungan dan simulasi dari proses migrasi teknologi GPON ke XGPON dengan hibridisasi teknologi untuk melakukan proses pergantian bertahap. Keluaran yang didapatkan yaitu penggabungan jaringan yang dirancang adalah layak dengan memenuhi standar jaringan yang ada dengan Link Power Budget sebesar -20,5547 dBm untuk GPON dan -20,8247 dBm untuk XGPON, Rise Time Budget bernilai 0,2516 ns untuk GPON dan untuk XGPON didapatkan nilai ttx dan trx maksimum sebesar 49,365 ps, SNR bernilai 25,9208 dB untuk GPON dan 25,31344 dB untuk XGPON, dan BER bernilai 6,86 x 10-29 untuk GPON dan 1,477 x 10-20 untuk XGPON. Tugas akhir ini juga diharapkan dapat memberi rekomendasi untuk peningkatan kapasitas jaringan pada link optik STO Cijaura ke Perumahan Batununggal. Kata kunci : GPON, XGPON, link power budget, rise time budget, SNR, BER
Konsumsi Daya Pada Splitter Untuk Jaringan Optical Next Generation Taufik Abdurrahman; Akhmad Hambali; Brian Pamukti
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan akan data rate yang tinggi semakin meningkat dalam jaringan telekomunikasi untuk dapat melayani aplikasi high bandwidth yang memuaskan. Dengan meningkatkan kebutuhan data rate, isu konsumsi daya membutuhkan solusi untuk energy efficiency. Energy efficiency telah menjadi aspek yang sangat penting dalam network design karena meningkatnya konsumsi energi pada saat transmisi berkaitan dengan perfomansi dari sistem. Evolusi teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) ke Next Generation Passive Optical Network stage 2 (NGPON2) merupakan langkah dalam memberikan layanan yang lebih baik karena mampu memberikan peningkatan bandwidth dan quality of service (QOS) untuk layanan konektifitas best-effort high speed dengan lebih banyak split ratio dan jangkauan yang lebih jauh. Dalam penelitian ini akan merancang dan mensimulasikan jaringan Bidirectional NGPON2 dengan teknik TWDM yang memiliki total bitrate 40 Gbps untuk downstream dan 10 Gbps untuk upstream dengan menggunakan kombinasi passive splitter 3 stage pada jarak 30 km. Pendekatan untuk mendapatkan hasil menggunakan perhitungan link power budget, BER dan Q-Factor serta mengacu kepada standar ITU-T.
Perancangan Jaringan Fiber To The Building (fttb) Dengan Menggunakan Teknologi Berbasis Gpon Di Mall Cihampelas Walk Andika Putra Ramadhan; Akhmad Hambali; Brian Pamukti
eProceedings of Engineering Vol 5, No 2 (2018): Agustus 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PON (Passive Optical Network) merupakan teknologi baru yang telah menggantikan teknologi sebelumnya yaitu narrow band dan broadband.Teknologi GPON memiliki bit rate sebesar 2,5 Gbps untuk arah downstream dan 1,25 Gbps untuk arah upstream. Dalam Tugas Akhir ini telah dilakukan perancangan jaringan Fiber To The Building (FTTB) yang diaplikasikan pada bangunan di Mall Cihampelas Walk. Dengan jarak terjauh sebesar 2,6782 km dan menggunakan splitter 1:4 dan 1:8. Penentuan uji kelayakan dilakukan dengan menghitung parameter kelayakan. Hasil yang didapat dari perhitungan empiris dan simulasi, maka diperoleh LPB terbaik pada jarak terjauh dengan titik ODCB 1 sebesar –17,4 dBm untuk arah downstream, -22,467 dBm untuk arah upstream, dan pada simulasi sebesar -16,919 dBm pada arah downstream, dan -19,475 dBm pada arah upstream. Untuk Q-Factor diperoleh perhitungan empiris sebesar 20,53 dan simulasi sebesar 13,63, untuk arah upstream sebesar 15, 37 dan simulasi sebesar 7,74. BER dengan arah downstream mendapat 1,1 x 10−59 untuk perhitungan empiris dan 1,1 x 10−42 dari simulasi, sementara pada arah upstream diperoleh 2,2 x 10−42 pada perhitungan empiris, dan 4,94 x 10−15 pada simulasi. Kata kunci : GPON, FTTB, LPB, RTB, BER Abstract PON (Passive Optical Network) is a new technology that has replaced the previous technology that is narrow band and broadband. GPON technology has a bit rate of 2.5 Gbps for downstream direction and 1.25 Gbps for upstream direction. In this Final Project has been done the design of Fiber To The Building (FTTB) network that is applied to the building at Mall Cihampelas Walk. With the furthest distance of 2.6782 km and use the splitter 1: 4 and 1: 8. Determination of feasibility test is done by calculating the feasibility parameter. Results obtained from empirical and simulation calculations, then obtained the best LPB at the furthest distance with ODC-B 1 point of -17.4 dBm for downstream direction, -22.467 dBm for upstream direction, and at -16.919 dBm simulation in the downstream direction, and -19.475 dBm in the upstream direction. For Q-Factor obtained empirical calculation 20,53 and simulation equal to 13,63, for upstream direction equal to 15, 37 and simulation equal to 7,74. BER with downstream direction gets 1.1 x for empirical calculations and 1.1 x from simulation, while in upstream direction it is obtained 2.2 x on empirical calculation, and 4.94 x in simulation. Keywords: GPON, FTTB, LPB, RTB, BER
Co-Authors Achmad Rifiandi Achmad Wildan Almaiz Ade Rizki Ginanjar Adhy Rizkya Oktauzi Putra Afief Dias Pambudi Afif Glenta Utama Ageak Raporte Bermano Aghnia Sabika Agung Mujadid Ahmad Hidayat Ahyadan Weka Pratomo Ajeng Rahmaningtyas Firnadya Al Akbar Aldrin Fakhri Azhari Andi Audy Oceanto Andi Imam Dwi Rezky Andi Oceanto Andika Putra Ramadhan Andre Frendra Zuli Andri Eryawan Ahmad Rifki Andy Oceanto Anissa Okta Adi Perwita Arfianto Fahmi Argo Hernito Ario Prabowo Arumadina Islamiq Aulia Nugraha B. Richard Tampubolon Bagas Sidiq Haryanto Bernadetta Sekar Pratiwi Brian Pamukti Denny Darlis Dessinta Eka Wulandari Desti Madya Saputri Dharu Arseno Dimas Hendratno Efri Suhartono Eka Yunita Dian Pratiwi Ericha Septya Dinata Fahira Indriyana Fajri Tanjung Fajria Nur Rahmawati Faris Bayu Azanto Fatrheza Imantaqwa Fauzan Munggara Fauzi Muhammad Iqbal Gede Teguh Laksana Gustommy Bisono Hafiddudin Hafiddudin Hafidudin . Harry Rachmatsyah Herin Damara Ditya Hermawan Widiyanto Hersanda Narpatangga Kistrawan Ignatio Chriesma Diba Sanggiantara Ihsan Saputro Ilham Bayu Prabowo Indrarini Dyah Irawati ISTI FASYA Jaka Satria Prayuda Johanes Nicolas Panjaitan Juwita Sekar Harum KARIMAH, ZULIA NURUL Kindi Alfitrandy Kris Sujatmoko Kurnia Cahya Ade Putra Kurniawan Gustyanto Lazuardi Ramadeanto Lita Harpaning Pertiwi M. Irfan Maulana M. LUTHFI M. LUTHFI M.Irfan Maulana Marcellus Haninditya Maulana Pragnya Ghita Michelle Christine Mochammad Hafiz Kurnia Mochammad Hasan Jauhari Mohamad Fadhian Mohammad Bima Putra Brayoga Muhamad Arief Permana Muhamad Prasetyo Notonegoro Muhamad Ramdlan Kirom Muhamad Rizky Darmawansyah Muhammad Afrizal Muhammad Afrizal Muhammad Etfrawan Shobirin Muhammad Fajar Nugraha Muhammad Hawary Muhammad Hidayat Abibi Muhammad Iqbal Muhammad Irfan Maulana Muhammad Irfan Maulana Muhammad Luthfi Ramadhan Abdul Rachman Muhammad Rayhan Hasibuan Muhammad Yasyir Musarah Wim Nabilla Aprilia Nadia Herma Wati Naffisa Naufal Andriani Najib Asqolani Akbar Naufal Karyadi Novian Indriani Putri Nugraha Septiana Pamungkas Nur Fahmi Farabi Nur Rizki Yulizar Nurrochman Prabowo Odang Yusuf Okta Mia Sari Olyvia Noviyanti Oq Vinesto Riyadi Paliwan Paliwan Paundra Aldila Pugar Athma Praja R. Bambang Cahyo Widodo Rahmadianti Nelson Rasyid Vikri Prisdiansyah Ratih Kusuma Wardhani Raynanda Chandra Wibisono Rendy Munadi Reyga Prayogo Richo Pratama Putra Ridhwan Gandaatmaja Ridwan Pratama Ripai Ripai Rizky Maulana Arpan Rizky Mauludy Muttaqien Rizky Satria Ryan Topani Sarah Shafira Wijaya Sasono Rahardjo Satrio Priambodo Satya Prianggono Sugito Sugito Suwandi Suwandi Suwandi Suwandi Syawal Alam Machfuddin Taufik Abdurrahman Taufik Akbar Tiara Fadila Tiara Mustika Tjahjo Adiprabowo R Uke Kurniawan Usman Umar Fachreza Unang Sunarya Valendira Putri Wahyu Nur Annisa Wani Wahdania Winda Friandawa Winda Ika Syukrina Windy Christalia Yennisa Yesiana Yuliana Permata Sari Zehan Zulkarnaen Zulfi Zulfi Zulfikar Sandy Pratama ZULIA NURUL KARIMAH