Ade Sofa
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pelaksanaan Koordinasi Pemerintah Daerah Dan Perusahaan Listrik Negara Dalam Pengadaan Jaringan Listrik Daerah Pedesaan Fajar Ifan Dolly; Asra'i Maros; Ade Sofa; Aisyah Aisyah
Jurnal Administrasi Sosial dan Humaniora Vol 2, No 1 (2018): Juni
Publisher : Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.57 KB) | DOI: 10.56957/jsr.v2i4.46

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan koordinasi pemerintah daerah dan PLN dalam pengadaan jaringan listrik daerah pedesaan. Selain itu juga untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh pemerintah daerah dan PLN dalam pengadaan jaringan listrik pedesaan. Dan untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan PLN dalam pengadaan jaringan listrik pedesaan. Penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif dengan metode kualitatif. Populasi penelitian adalah manajer dan kepala teknisi PT. PLN, Kepala Bappeda dan Kepala Sarana dan Prasarana, sedangkan sampel diambil sebanyak delapan orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan koordinasi Bappeda dan PT PLN dalam pengadaan jaringan listrik pedesaan secara teori telah berjalan dengan baik, tetapi dalam praktiknya belum efektif karena masih ada desa yang belum memiliki jaringan listrik dan masih ada masyarakat yang belum listrik. Hambatan yang dihadapi Bappeda adalah tidak memiliki kebijakan langsung untuk membangun jaringan listrik pedesaan. Sedangkan kendala yang dihadapi oleh PT. PLN adalah PLN berharap pemerintah untuk menegaskan kebijakan pembebasan lahan, kurangnya sosialisasi oleh PLN, kepadatan penduduk yang rendah dan faktor geografis yang sulit dijangkau. Upaya yang dilakukan oleh Bappeda dan PLN adalah untuk meningkatkan standar peraturan untuk persiapan, pengelolaan, pengawasan, dan prosedur untuk penyediaan jaringan listrik pedesaan, dana desa, untuk membuat kebijakan khusus yang mengatur pengadaan jaringan listrik pedesaan dan desa yang belum didukung oleh listrik.
STIMULASI UNTUK TERLAMBAT BICARA Fina Afriany; Ade Sofa
Jurnal Administrasi Sosial dan Humaniora Vol 6, No 1 (2022): Juni
Publisher : Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.746 KB) | DOI: 10.56957/jsr.v4i4.216

Abstract

Kemampuan bicara dan berbahasa pada anak berbeda beda, perkembangan kemampuan memerlukan stimulasi yang tepat sehingga tahapan tumbuh kembangnya sesuai dengan usianya. Akan tetapi ketika kemampuan bicara anak tidak sesuai dengan usianya, maka anak mengalami terlambat bicara (Speech delay), yang dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti, lingkungan, gangguan psikiatri, neurologi serta gangguan perilaku anak, dan dapat pula karena sesalahan pola asuh orang tua sehingga anak tidak terstimulasi dengan baik. Dari fenomena yang ada, banyak orang tua yang datang untuk memeriksakan anaknya adalah masalah gangguan berbicara atau keterlambatan bicara (Speech delay). Pada umumnya para orang tua menyadari ketika kemampuan bicara anak mereka tidak sesuai jika dibandingkan teman sebaya. Oleh sebab itu anak perlu diberikan stimulasi yang tepat untuk mengembangkan kemampuan bicaranya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian terdiri dari 3 (tiga) orang anak yang mengalami terlambat bicara. Teknik penelitian yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan audiovisual atau dokumentasi. Waktu pemberian stimulasi untuk pelaksanaan penelitian ini adalah selama 60 menit sebanyak 8 kali pertemuan dalam satu bulan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan stimulasi dapat diberikan dengan, merangsang minat berbicara, mengucapkan suku kata, pengucapan (lafal) dan pengenalan kalimat sederhana. Masing masing anak menunjukkan perkembangan kemampuan bicaranya dalam proses stimulasi yang diberikan. Ketiga anak masih belum optimal dalam proses pengenalan kalimat sederhana sehingga masih perlu distimulasi dan masih membutuhkan waktu yang lebih utuk terus mengembangkan kemampuannya.
Analisis Ketersediaan Bahan Baku Terhadap Stabilitas Operasional Perusahaan (Studi Pada PT. Sari Aditya Loka II Bungo) Ariyanto Ariyanto; Ade Sofa; Deni Handani; Sasmito Prasojo
Jurnal Administrasi Sosial dan Humaniora Vol 1, No 1 (2017): Juni
Publisher : Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.819 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk analisis ketersediaan bahan baku dalam menjaga stabilitas operasional perusahaan PT. Sari Aditya Loka II bungo. Hambatan yang dihadapi oleh perusahaan PT. Sari Aditya Loka II Bungo dalam pemenuhan ketesediaan bahan baku, serta upaya yang dilakukan PT. Sari Aditya Loka II Bungo dalama mengatasi hambatan ketersediaan bahan baku TBS. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriftip dengan pendekatan kualitatif. Populasinya adalah seluruh bagian terkait bidang produksi PT. Sari Aditya Loka II Bungo. Sedangkan informan berjumlah Sembilan (9) orang ditentukan dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data dilakukan dengan mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan, analisis ketersediaan bahan baku terhadap stabilitas operasional perusahaan PT. Sari Aditya Loka II Bungo mengacu pada jalinan kemitraan yang dibangun dengan masyarakat. Adapun hambatan-hambatan yang dihadapi PT. Sari Aditya Loka II Bungo dalam pemenuhan ketersediaan bahan baku adalah tidak tersedianya kebun inti plasma pribadi, jalinan kemitraan yang kurang erat, serta terjadinya siklus musim trek pada buah sawit. Sedangkan upaya yang dilakukan oleh PT. Sari Aditya Loka II Bungo dalam mengatasi hambatan ketersediaan pasokan bahan baku adalah dengan meraih pasokan Tanda Buah Segar secara optimal dengan memanfaatkan peluang yang ada pada mitra bisnis. Adanya kesepakatan yang kuat pada jalinan kemitraan, terbangunnya kolam cadangan air dan pendistribusian tandan kosong.