Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Desain Geometri Optimal Pada Knalpot Dengan Ruang Ekspansi Ganda Menggunakan Algoritma Genetika Lukman Nugraha; Reza Fauzi Iskandar; M Saladin Prawirasasra
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKnalpot merupakan perangkat yang biasa digunakan untuk mengurangi tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh mesin bakar. Namun, kinerja dari knalpot memiliki masalah pada ruang kerja yangsangat terbatas. Nilai rugi transmisi yang dihasilkan oleh knalpot sangat bergantung pada ruang kerjayang disediakan. Algoritma genetika merupakan sebuah stochastic global search method yang dapatmemprediksi nilai rugi transmisi terbaik dari sebuah desain knalpot dengan cara mengoptimasi desainknalpot tersebut. Pada penelitian ini, metode transfer matriks digunakan untuk mencari persamaan rugitransmisi yang dihasilkan oleh desain knalpot ruang ekspansi ganda. Perangakat lunak MATLABdigunakan untuk melakukan proses optimasi menggunakan metode algoritma genetika dalam mencaridesain knalpot yang menghasilkan nilai rugi transmisi paling maksimum. Dari hasil simulasi, desain yangdihasilkan setelah melalui proses optimasi mampu memberikan nilai rugi transmisi sebesar 22.24 dB,dimana nilai tersebut adalah nilai paling maksimum yang mampu dihasilkan oleh knalpot dengan ruangekspansi ganda. Kata Kunci: knalpot, transfer matriks, algoritma genetika, rugi transmisi, matlab.Abstract Mufflers are commonly used to reduce the level of noise produced by the combustion engine. However, theperformance of the muffler has a problem in a very limited work space. The transmission loss value producedby the muffler is very dependent on the work space provided. Genetic algorithm is a stochastic global searchmethod that can predict the best transmission loss value from the muffler design by optimizing the mufflerdesign. In this case, the matrix transfer method is used to find the transmission loss equation produced by themuffler design with a double expansion chamber. MATLAB software is used to perform the optimizationprocess using the genetic algorithm method in finding the muffler design that produces the maximumtransmission loss. From the simulation results, the design produced after optimization process is able toprovide a transmission loss value of 22.24 dB, where the value is the maximum value that can be produced bythe double expansion chamber muffer. Keywords: muffler, transfer matrix, genetic algorithm, transmission loss, matlab
Pengaruh Konfigurasi Atap Bangunan Terhadap Beban Termal Ruangan Cornellius Wisesa Wisnu Bayu Kresna; Ery Djunaedy; M Saladin Prawirasasra
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pendingin udara berperan besar dalam konsumsi energi rumah tangga di Indonesia. Meningkatnyapertumbuhan ekonomi Indonesia diikuti dengan peningkatan penggunaan pendingin udara, namun tidakdiikuti dengan konfigurasi atap bangunan yang sesuai. Bangunan memiliki beberapa bagian yang menjadiselubung bangunan dan atap merupakan selubung teratas yang terpapar pancaran matahari sepanjanghari. Ada banyak jenis konfigurasi atap yang terdiri dari berbagai macam material. Ada beberapapenelitian yang menyebutkan tiap material atap mempengaruhi beban termal pada ruang dibawahnya.Namun belum diketahui konfigurasi yang paling baik dalam mencegah peningkatan beban termal ruangyang disebabkan radiasi matahari. Dengan kecilnya beban termal maka mengurangi konsumsi energipendingin ruangan. Pada penelitian ini telah dilakukan pengujian menggunakan EnergyPlus dengan 7material atap, 6 material plafon, 4 material insulasi, dan 2 jenis aluminium foil dengan 5 skenario. Hasilnyapada bangunan studi kasus berupa minimarket di Universitas Telkom, konfigurasi skenario 3 denganmaterial atap bitumen, insulasi polyester dan aluminium foil bubble pada bagian bawah atap, dan plafonakustik memiliki performa yang paling baik. Kata Kunci: Selubung bangunan, beban termal, konfigurasi atap.Abstract Air conditioning contributes for energy consumption of residential building in Indonesia. The Indonesiaeconomic growth followed by increased use of air conditioning, but not followed by appropriate roofconfiguration. Building has a several parts as building envelope and the roof is the upper building envelopeexposed to the sun’s rays throughout the day. There is a lot of building roof configuration composed by variouskinds of materials. Several study said that every materials give an effect to thermal loads of the room. However,it is not known which configuration is best in preventing an increase in room thermal load caused by solarradiation. A small thermal loads help to reduce the air conditioning energy consumption. In this study, testinghas been carried out using enegyPlus with 7 roofing materials, 6 ceiling materials, 4 insulation materials, and2 types of aluminum foil with 5 scenarios. The result is in case studies building: minimarkets at TelkomUniversity, scenario 3 configuration with bitumen roofing material, polyester insulation with bubble aluminumfoil below roofing material, and acoustic ceiling has the best performance.Keywords: Building envelope, thermal loads, roof configuration.
Studi Pembuatan Dan Uji Coba Menara Pendingin Untuk Chiller Berbasis Tec Rizal Amirah Dalal Amran; Tri Ayodha Ajiwiguna; M Saladin Prawirasasra
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Menara pendingin merupakan salah satu komponen penting dalam suatu sistem pendinginan yangberfungsi sebagai alat untuk mendinginkan air keluaran kondensor yang dikontakkan langsung dengan udaralingkungan secara konveksi paksa menggunakan fan. Dalam tugas akhir ini dilakukan studi pembuatan dan ujicoba menara pendingin untuk Chiller berbasis Thermoelectric Cooler (TEC) dan kinerja nya dievaluasi. Parameteryang dibutuhkan untuk mengevaluasi menara pendingin yaitu temperatur, laju aliran volume, dan kelembabanudara. Setelah semua parameter didapatkan, kinerja menara pendingin yaitu kapasitas pelepasan kalor danefektivitas dapat dievaluasi. Penelitian ini dilakukan berbagai kondisi eksperimen, seperti mengatur tegangantermoelektrik (TEC), laju aliran volume air menara pendingin, dan tegangan kipas. Variasi stimulus tegangan TECdan tegangan kipas yaitu sebesar 3 V, 6 V, 9 V, dan 12 V. Sedangkan variasi stimulus laju aliran volume air menarapendingin sebesar 1 LPM, 2 LPM, dan 3 LPM. Pengambilan data dilakukan pada kondisi di luar ruangan dengankeadaan teraliri udara lingkungan dan tersinari cahaya matahari. Hasil pengambilan data didapatkan untuk besarkapasitas pelepasan kalor terbesar 220.5 J/s pada tegangan TEC 12 V dengan laju aliran volume air 3 LPM dantegangan kipas 12 V. Kapasitas pelepasan kalor terkecil sebesar 14.28 J/s pada tegangan TEC 3 V dengan lajualiran volume air 1 LPM tegangan kipas 9 V dan 12 V. Kapasitas pelepasan kalor bergantung pada kecepatan lajualiran massa air dan selisih beda temperatur input output air menara pendingin. Semakin besar nilai keduanyamaka nilai kapasitas pelepasan kalornya akan semakin besar. Nilai efektivitas tertinggi yaitu 21.25% padategangan TEC 9 V dengan laju aliran volume air 1 LPM dan tegangan kipas 12 V. Nilai efektivitas terendah yaitu2.71% pada tegangan TEC 12 V dengan laju aliran volume air 2 LPM dan tegangan kipas 12 V.Kata Kunci : Menara pendingin, Chiller berbasis TEC , kapasitas pelepasan kalor, efektivitas Abstract Cooling tower is one of the important components in a cooling system that functions as a tool to coolthe condenser output water which is contacted directly with environmental air by forced convection using a fan. In this final project, a study of the realization and testing of cooling towers for Thermoelectric Cooler (TEC) basedchillers and their performance was evaluated. The parameters needed to evaluate cooling towers are temperature,volume flow rate, and air humidity. After all the parameters obtained, the performance of the cooling tower is theheat release capacity and effectiveness can be evaluated. In this study various experimental conditions werecarried out, such as regulating thermoelectric voltage, cooling tower water flow rate, and fan voltage. TEC voltagestimulus variations and fan voltage are 3 V, 6 V, 9 V, and 12 V. While variations in the flow rate stimulus forcooling tower water volume are 1 LPM, 2 LPM, and 3 LPM. Data retrieval is carried out in conditions outsidethe room with a state of environmental air flowing and exposed to sunlight. The data collection results wereobtained for the largest large heat discharge capacity of 220.5 J / s at 12 V TEC voltage with a flow rate of 3 LPMwater volume and 12 V fan voltage. The smallest heat removal capacity of 14.28 J / s at TEC 3 V voltage with awater volume flow rate 1 LPM 9 V and 12 V fan voltage. The heat release capacity depends on the speed of thewater mass flow rate and the difference of the water temperature input output of the cooling tower. The greatervalue of both, the greater heat release capacity. The highest value of effectiveness is 21.25% at TEC 9 V voltagewith a flow rate of 1 LPM water volume and 12 V fan voltage. The lowest value of effectiveness is 2.71% at TEC12 V voltage with a flow rate of 2 LPM water volume and 12 V fan voltage.Keywords : Cooling tower, TEC-based chiller, heat release capacity, effectiveness