Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH LAJU ALIRAN UDARA TERHADAP HAMBATAN TERMAL HEAT SINK UNTUK PENDINGIN ELEKTRONIK Tri Ayodha Ajiwiguna
TEKTRIKA Vol 1 No 2 (2016): TEKTRIKA Vol.1 No.2 2016
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/tektrika.v1i2.1748

Abstract

Pengukuran hambatan termal dari lima jenis geometri heat sink berbeda untuk keperluan pendingin elektronik dilakukan pada penelitian ini. Sistem alat uji hambatan termal yang dibuat terdiri dari modul termoelektrik sebagai sumber panas, stainless steel sebagai material rujukan, dan kipas untuk memvariasikan laju aliran udara. Temperatur udara, bagian bawah dan atas material rujukan diukur dengan menggunakan termokopel tipe T. Laju aliran udara diatur sehingga memiliki nilai dari 0.06 sampai dengan 0.16 m3/s. Disipasi kalor diukur dengan menghitung laju aliran kalor konduksi yang terjadi pada material rujukan. Dari pengukuran tersebut, hambatan termal dari masing-masing heat sink kemudian dihitung dan dibandingkan dengan berbagai nilai laju aliran udara. Dari hasil yang didapatkan secara umum bahwa semakin besar laju aliran udara mengakibatkan menurunnya hambatan termal dari heat sink
Effect Of HHO On Emissions And Efficiency In Two Stroke Engine 150cc J. W. Paletekan; S. Suwandi; Tri Ayodha Ajiwiguna; Eddy Ariffin
JMECS (Journal of Measurements, Electronics, Communications, and Systems) Vol 4 No 1 (2018): JMECS
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jmecs.v4i1.1698

Abstract

Emission generated by motor vehicles is one of the environmental pollution and it can interfere with the health, especially on the 2-stroke engine in which the emissions are greater than the 4-stroke engine. In this study, HHO, generated by electrolysis process in a reactor, was injected into 2-stroke engine. A test method called "idle" was performed using SNI 19-7118.3-2005 standard so that the emissions generated on the 2-stroke engine was reduced. HHO was added by forwarding the gas through the hose on bubbler and entering the air hose filter in the carburator. The reactors were conditioned to produce 400 ml electrolysis and a catalyst such as KOH with different concentrations. It affected the rate of HHO flow. Prior to the addition of HHO, levels of HC was 6453 ppm at 6000 rpm and it decreased by 31.66% when the HHO was added. This decrease also occurred in CO, where the levels of CO fell from 2. 56% to 1.75 %. On the other hand CO2 levels increased from 2.23 % to 4.22 % with the HHO addition. In this study, it was found that the best HHO rate was147 mLpm. Besides, at 6000 rpm, the engine efficiency increases 5.1 % when 147 mLpm HHO was added.
Analisis Dan Simulasi Pengaruh Jenis Insulator Termal Pada Dinding Tanki Air Panas Terhadap Laju Penurunan Suhu Air Dalam Tanki Dyan Franco Sinulingga; M Ramdlan Kirom; Tri Ayodha Ajiwiguna
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam pemanfaatan energi, salah satu komponen terpenting adalah media penyimpan energi (energy storage), karena fungsinya untuk mejaga energi yang sudah didapat untuk tidak hilang, agar dapat dimanfaatkan kemudian. Maka perlu dilakukan perancangan sebuah penyimpan energi yang baik, dalam penelitian ini dirancang sebuah tangki air panas yang dapat menahan suhu panas pada air di dalamnya untuk tetap terjaga tinggi, prinsipnya sederahana yaitu hanya dengan menambahkan isolator panas pada dinding tangki air panas tersebut, karena dengan menambahkan bahan yang buruk dalam menghantar panas diharapkan dapat menahan panas keluar dari dalam tangki ke lingkungan. Pada penelitian ini yang dilakukan adalah simulasi dalam bentuk perhitungan secara analitik dan numerik, dan kemudian membandingkan hasil dari kedua metode tersebut. Untuk simulasi dengan metode analitik dilakukan dalam software Comsol Multiphysics 4.3, sedangkan metode numerik dilakukan perhitungan secara manual menggunakan persamaan-persamaan empiris di dalam software Microsoft excel dan R Gui 3.4.2. Pada awal penelitian dilakukan percobaan isolator yang menggunakan Rockwool Cladding Roll dan Glasswool Quietel dengan variasi ketebalan 1 cm, 1,5 cm dan 2 cm untuk setiap jenis isolator, dan dilakukan simulasi dengan durasi selama 18 jam dengan anggapan tangki menahan panas keluar dari jam 3 sore hingga 9 pagi. Hasil simulasi sistem untuk kedua metode berupa suhu akhir air setelah 18 jam dengan tetapan suhu awal air adalah 80 ℃. Dan hasil akhir suhu air dibandingkan antara simulasi metode analitik dan metode numerik. Sementara untuk selisih nilai akhir simulasi metode numerik dengan simulasi metode analitik adalah < 7 %. Pada tinjauan waktu kerja simulasi 18 jam dan hasil simulasi dibandingankan dalam satuan derajat celcius dan suhu lingkungan steady state 23,3 ℃.
Pengaruh Kecepatan Fluida Terhadap Efisiensi Termal Pada Kolektor Panas Matahari Plat Datar Aliran Paralel Daulat Kliston Simatupang; Muhamad Ramdlan Kirom; Tri Ayodha Ajiwiguna
eProceedings of Engineering Vol 4, No 1 (2017): April, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menggunakan plat datar aliran paralel untuk menganalisis kecepatan fluida terhadap efisiensi. Kolektor panas matahari plat datar aliran paralel mengumpulkan dan menyerap radiasi sinar matahari, dimana panas dari matahari di konversikan menjadi panas kolektor yang berguna untuk memanaskan fluida (air) dalam pipa penerima. Kolektor panas terdiri dari plat berbahan tembaga dicat hitam, pipa penerima yang berbahan tembaga yang dicat hitam yang di bentuk paralel serta dasar dari bahan kayu sebagai pelapis dan juga diatas nya diberikan kaca. Desain alat yaitu panjang 0,87 m dan lebar 0,59 m dengan sudut 15o. Pengujian dilakukan dengan lima variable yaitu 0.1 lpm sampai dengan 0.5 lpm. Dari pengujian didapat nilai efisiensi yaitu 23%, 34%, 64,3%, 54,55%, dan 47,62% dan debit 0,1 lpm memiliki nilai efisiensi paling baik yaitu 64,3 %. Dari seluruh pengujian menunjukkan bahwa perbedaan temperatur input dan output fluida (air) pada pipa penerima, serta kecepatan aliran fluida dapat mempengaruhi efisiensi dari kolektor panas matahari plat datar aliran paralel. Kata kunci: Kolektor panas matahari plat datar aliran paralel, variasi kecepatan aliran fluida, efisiensi panas.
Pengaruh Kesalahan Perhitungan Beban Pendinginan Tanpa Koreksi Lintang Selatan Pada Metode Cltd Untuk Bangunan Di Bandung Novika Fithrah Ulfa; Muhamad Ramdlan Kirom; Tri Ayodha Ajiwiguna
eProceedings of Engineering Vol 4, No 1 (2017): April, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh koreksi lintang selatan pada perhitungan beban pendinginan menggunakan metode CLTD (Colling Load Temperature Difference) berdasarkan ASHRAE GRP 158. Perhitungan beban pendinginan dilakukan pada empat ruang yang berada di gedung deli Universitas Telkom. Keempat ruang yang dijadikan objek penelitian memiliki dinding yang terkena sunlit dari arah yang berbeda. Ruang p 403 memiliki dinding utara sebagai dinding yang terkena sunlit, p 406 memiliki dinding selatan sebagai dinding yang terkena sunlit, laboratorium fisika dasar memiliki dinding timur sebagai dinding yang terkena sunlit, dan laboratorium teknik tenaga listrik memiliki dinding barat sebagai dinding yang terkena sunlit. Perhitungan beban pendinginan dilakukan dengan dua cara yaitu tanpa koreksi lintang selatan dan dengan koreksi lintang selatan, yang hasilnya akan dibandingkan untuk menghasilkan eror. Hasil akhir dari penelitian ini diperoleh bahwa pengaruh kesalahan penggunaan metode CLTD koreksi lintang selatan dengan CLTD tanpa koreksi lintang selatan ternyata tidak terlalu terasa, hal ini dikarenakan pulau jawa terletak paling selatan tidak terlalu jauh dengan garis khatulistiwa atau ekuator, eror yang diperoleh untuk ruang P 403 sebesar 1,834%, P 406 sebesar 2,468%, laboratorium fisika dasar sebesar 0,28%, dan laboratorium teknik tenaga listrik sebesar 0%. Kata kunci: perhitungan beban pendinginan, CLTD, koreksi lintang selatan.
Pengaruh Laju Aliran Fluida Terhadap Efisiensi Termal Pada Kolektor Panas Matahari Jenis Plat Datar Yan Dewa Prabawa; Muhamad Ramdlan Kirom; Tri Ayodha Ajiwiguna
eProceedings of Engineering Vol 4, No 1 (2017): April, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Flat-plate solar collector (FPC) merupakan salah satu aplikasi panel surya. FPC dapat mengumpulkan dan menyerap radiasi sinar matahari ke arah bagian plat penyerap dengan bergantung luasan kolektor. Model FPSC terdiri dari penyerap berbahan plat tembaga, pipa penerima yang berbahan tembaga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh laju aliran fluida kerja yang mengalir terhadap efisiensi termal. Desain kolektor panas dibuat dengan lebar 0,59 m, panjang 0,87 m, sudut penempatan kolektor 15o tegak lurus dengan matahari. Pengujian dilakukan menggunakan bahan pipa penerima dengan panjang total 5.46 m dan debit aliran fluida divariasikan dari 0,1 liter/menit sampai dengan 0,5 liter/menit. Hasil yang diperoleh selama 5 jam dari pengujian pada bahan pipa penerima dan debit aliran fluida 0.3 liter/menit menghasilkan nilai efisiensi panas 85%. Dari seluruh pengujian menunjukkan bahwa perbedaan temperatur input dan output fluida pada pipa penerima, dan debit aliran fluida dapat mempengaruhi efisiensi FPC. Kata kunci : Flat-plate solar collector, variasi debit aliran fluida, efisiensi panas.
Rancang Bangun Dan Realisasi Alat Ukur Performansi Pendingin Termoelektrik Eky Irmansyah; Abrar Abrar; Tri Ayodha Ajiwiguna
eProceedings of Engineering Vol 4, No 1 (2017): April, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam peneltian ini dilakukan suatu sistem alat uji sistem refrigerasi dengan menggunakan modul pendingin peltier TEC 12706, TEC 12710, TEC 12715, dan SP 1848 dimana modul ini memanfaatkan efek peltier. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui nilai performansi peltier berupa besaran heat absorb, heat emission, dan koefisien kinerja serta hubungannya terhadap arus pada peltier. Pada pengujian ini dilakukan dengan mengukur temperatur antara sisi dingin peltier dengan logam perantara dan temperatur antara logam perantara dengan heat sink serta beberapa data yang lain. Dimana pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari jenis-jenis peltier yang telah disebutkan diatas. Dari hasil penelitian didapatkan kriteria jenis peltier TEC 12706 yang paling baik untuk digunakan sebagai sistem refrigerasi dengan nilai heat absorb sebesar 24.5 watt, heat emission sebesar 39.86 watt, dan koefisien kinerja sebesar 1.6. Kata Kunci : refrigerasi, heat absorb, heat emission, koefisien kerja.
Rancang Bangun Sistem Refrigerasi Termoelektrik Dan Simulasi Distribusi Temperatur Menggunakan Comsol Multiphysics Dian Gunawan; Ismudiati Puri Handayani; Tri Ayodha Ajiwiguna
eProceedings of Engineering Vol 4, No 1 (2017): April, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pros es  refrigeras i  adalah  pros es  penarikan  kalor  dari  s uatu  benda  atau  ruangan  ke  lingkungan  s ehingga temperatur   benda   atau  ruangan   ters ebut  lebih  rendah   dari   temperatur   lingkungannya.   Pada  kehidupan s ehari  hari  refrigeras i  yang  banyak  digunakan  adalah  s is tem kompres i  uap berukuran bes ar dan berpotens i menimbulkan    perus akan   lapis an   ozon.   Pada   penelitian   ini   dirancang   s is tem   pendingin   yang   ramah lingkungan  dengan  menggunakan  termoelektrik,  s uatu  perangkat  yang  mengubah  tegangan  lis trik  menjadi s uatu  perbedaan  s uhu  diantara  kedua  s is i  termoelektrik .   Pada penelitian  ini  s is tem pendingin  terdiri  atas kotak  berukuran 11 x 11 x 14 cm yang terbuat dari  styrofoam, termoelektrik,  heat sink, kipas luar dan kipas dalam.  Pros es  pendinginan  terjadi  dengan  memanfaatkan  s is i  dingin  termoelektrik   dan  mendis tribus ikan kalor  pada  s is i  panas   melalui  pros es  konduks i  dan  konveks i.  Selanjutnya  s is tem  pendingin  diuji  dengan varias i  tegangan  dari  2  V –  12  V s elama 30  menit.  Dari  has il pengujian, tegangan 12  V dapat menurunkan s uhu  hingga  10.7   C  .  Kemudian  s is tem  dimodelkan  menggunakan  COMSOL  untuk  mengetahui  dis tribus i s uhu pada s is tem. Has il  pemodelan  dis tribus i  s uhu di  dalam s is tem, terlihat  bahwa  s aat keadaan tunak  s uhu di   dalam   s is tem   pendingin   memiliki   rata   rata   11    C   dan  tercapai   dalam  waktu  1800   detik.  Pros es pendinginan bis a lebih diefektifkan  jika pros es dis tribus i panas  ke lingkungan lebih baik. Hal ini terlihat dari has il  s imulas i s uhu yang menghas ilkan s uhu rata-rata mendekati  0  C pada s aat s is i panas  termoelektrik  30  C. Kata kunci: Refrigeras i, termoelektrik, COMSOL®
Rancang Bangun Alat Uji Termolelektrik Portabel Dan Analisis Rangkaian Termoelektrik Nuzul Hesty Pranita; Kiki Azura; Abrar Ismardi; Tri Ayodha Ajiwiguna; Ismudiati Puri Handayani
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract—Computer has been part of our daily life. In order to work properly and to avoid over heating which might damage the machine, it required a cooling system which effectively distribute heat from the electronic devices into surrounding environment. Generally, the cooling system only distributes the heat. The potential heat conversion into electricity in computer has not been studied intensively. In this study, we implement a thermoelectric generator module which converts heat into electicity in combination with hybrid cooling system on CPU processor, a main crucial part in computer system which produces a lot of heat and its work is very temperature dependent. We used a thermoelectric module TEG241-1.0-12 which can generate electricity up to 12.1 volt at temperature difference of 110oC and Seebeck coefficient from 35 mV/οC up to 45 mV/οC. The available size of thermoelectric module is found to be matched with the CPU processor and the hybrid heat sink structure so that no structural adjustment is required. We used hybrid cooling system of PC Cooler Hybrid W120 which consists of an aluminium heat sink and water cooling with flow rate of 6.7 liters/minute. We found that a 2.5 V and 0.19 A (≈ 0.5 W) electricity can be generated when a thermoelectrics module is implemented in Intel Core i3- 2100 microprocessor. The observed different temperature between hot and cold sides of thermoelectric is 54 οC while the processor temperature is 80 oC. This study shows the potential implementation of thermoelectric for heat conversion into electricity on CPU processor without endangers the machine. Keywords—thermoelectrics; CPU processor; hybrid cooling;
Rancang Bangun Pengondisi Temperatur Air Pada Akuarium Budi Daya Udang Crystal Red Rio Nugroho; Abrar Abrar; Tri Ayodha Ajiwiguna
eProceedings of Engineering Vol 4, No 1 (2017): April, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu aspek terpenting dalam budi daya udang hias adalah temperatur air yang harus dijaga pada temperatur optimal. Umumnya, temperatur air yang optimal untuk habitat udang hias adalah 22-25 °C. Kalor dari lingkungan dapat masuk melalui kaca dan permukaan air, sehingga menjadi beban pendinginan. Pada penelitian ini, yang dimanfaatkan untuk menurunkan temperatur air adalah sisi dingin thermoelectric. Beban pendinginan akuarium kaca dengan wadah 30cm×20cm×25cm, tebal kaca 6 mm dan volume air 6,6 liter yang menggunakan pompa air 18 watt adalah sebesar 19,16 watt. Nilai beban pendinginan ini jika temperatur lingkungan berada pada 30°C dan temperatur air 24°C. Hasilnya adalah pada percobaan menggunakan satu buah TEC, kalor dapat diserap sebesar 18,87 watt. Pada percobaan menggunakan dua buah TEC, masing- masing TEC dapat menyerap kalor sebesar 12,06 watt. Pada percobaan menggunakan tiga buah TEC, masing- masing TEC dapat menyerap kalor sebesar 9,32 watt. Alat yang dibuat pada penelitian ini dapat menurunkan dan menjaga temperatur air sampai dengan 24°C dengan tingkat ketelitian ± 0,1°C. Kata kunci: pendingin, thermoelectric, beban pendinginan.