Iman Satra Nugraha, Iman Satra
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR PENENTU YANG MEMPENGARUHI PETANI MENANAM TANAMAN SELA DIANTARA KARET DI SUMATERA SELATAN Nugraha, Iman Satra; Alamsyah, Aprizal; Agustina, Dwi Shinta; Syarifa, Lina Fatayati
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 34, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v34i1.217

Abstract

Kebiasaan menanam tanaman sela telah lama dilakukan oleh petani. Namun, pada saat pendapatan petani meningkat karena harga karet tergolong tinggi petani karet masih membudayakan menanam tanaman sela. Oleh karena  itu penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor dominan yang mempengaruhi petani konsisten menanam tanaman sela. Penelitian dilakukan di Desa Pangkul (Kabupaten Muara Enim), Desa Lubuk Bandung (Kabupaten Ogan Ilir) dan Desa Marta Jaya (Kabupaten Ogan Komering Ulu). Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode survei melalui wawancara secara terstruktur. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive dengan jumlah sampel 43 responden. Pengolahan data menggunakan analisis regresi stepwise. Variabel yang berpengaruh kuat tersebut yaitu pendapatan tanaman sela, pengalaman berkebun, pendidikan petani, tujuan menanam tanaman sela dan pekerjaan pokok petani dengan masing-masing nilai koefesien adalah 0,000001 ; 0,003 ; -0,03 ; 0,16 ; -0,07. Variabel bebas yang berpengaruh positif terhadap perilaku menanam tanaman sela adalah pendapatan tanaman sela, pengalaman berkebun dan tujuan menanam tanaman sela. Sedangkan variabel bebas lainnya berpengaruh negatif. Diterima : 4 Agustus 2015 / Direvisi : 4 Februari 2016 / Disetujui : 16 Maret 2016 How to Cite : Nugraha, I., Alamsyah, A., Agustina, D., & Syarifa, L. (2016). Faktor-faktor penentu yang mempengaruhi petani menanam tanaman sela diantara karet di Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Karet, 34(1), 77-88. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/217
DAMPAK POLA PEREMAJAAN PARTISIPATIF TERHADAP PERKEMBANGAN PERKEBUNAN KARET RAKYAT DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PROVINSI SUMATERA SELATAN Syarifa, Lina Fatayati; Agustina, Dwi Shinta; Alamsyah, Aprizal; Nugraha, Iman Satra
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 35, Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v1i1.283

Abstract

Penerapan pola peremajaan karet partisipatif di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) telah berjalan lebih kurang 10 tahun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan penerapan model peremajaan karet partisipatif, serta dampaknya terhadap perkembangan perkebunan karet rakyat di Kabupaten OKU. Penelitian dilakukan dengan metode survei di desa-desa yang menerapkan pola peremajaan karet partisipatif. Pemilihan responden dilakukan secara acak yaitu memilih sepuluh petani peserta program dan lima  petani non peserta program yang berada disekitar proyek di setiap desa. Selanjutnya analisis data dilakukan secara diskriptif. Dari hasil pengamatan disimpulkan bahwa proyek peremajaan partisipatif di Kabupaten OKU telah memberikan dampak positif terhadap petani peserta proyek dan lingkungan sekitarnya. Hal ini tampak dari adanya perluasan areal penanaman karet di desa, bertambahnya areal karet klonal yang dimiliki petani, meningkatnya pengetahuan dan adopsi petani peserta dan non peserta terhadap teknologi perkaretan, dan meningkatnya pengetahuan petani dalam akses perbankan. Namun demikian, petani masih memerlukan pelatihan yang lebih intensif dalam hal penyadapan dan pengendalian penyakit karet. Untuk keberlanjutan program peremajaan, pemerintah daerah setempat telah banyak memfasilitasi kebijakan program pengembangan karet melalui pembiayaan program bantuan bibit untuk kebun usaha tani dan pembibitan, serta pelatihan bagi para petugas teknis dan petani karet.
POTENSI DAN KENDALA DALAM PENGUATAN DAN PENUMBUHAN KELOMPOK PEMASARAN BAHAN OLAH KARET TERORGANISIR DI PROVINSI SUMATERA SELATAN Syarifa, Lina Fatayati; Agustina, Dwi Shinta; Alamsyah, Aprizal; Nugraha, Iman Satra
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 34, Nomor 2, Tahun 2016
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v34i2.228

Abstract

Sistem pemasaran terorganisir telah mampu meningkatkan mutu bokar dan bagian harga yang diterima petani. Oleh karena itu, diperlukan pembinaan untuk memperkuat dan menumbuhkan sistem pemasaran tersebut dengan mengidentifikasi kendala yang menghambat dan potensi yang memperkuat kelompok pemasarannya. Penelitian dilakukan dengan metode survei. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposif di: 1) lokasi UPPB/KUD/Gapoktan yang masih aktif melakukan pemasaran bersama melalui lelang atau kemitraan; 2) lokasi yang sudah terbentuk kelompok pemasaran namun belum melakukan pemasaran lelang atau kemitraan; dan 3) lokasi Gapoktan/KUD/UPPB yang sudah tidak aktif lagi. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terhadap kelompok pemasaran. Hasil survei menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menghambat penguatan kelompok pemasaran adalah kurangnya komitmen masyarakat untuk terus berkelompok, kurangnya kesadaran untuk menjaga mutu bokar, dan kurangnya keterbukaan antara pengurus dan anggota. Pada kelembagaan pemasaran diperlukan bimbingan dan penyuluhan mengenai pemasaran terorganisir dan bimbingan teknis dalam meningkatkan mutu bokar. Sementara itu faktor pendukung yang dapat memperkuat lembaga pemasaran adalah adanya keterbukaan antara pengurus dan anggota, dan adanya kegiatan yang bersifat dapat mengikat anggota seperti kegiatan simpan pinjam dan penyediaan saprodi atau sembako.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI KARET (STUDI KASUS PETANI KARET DI WILAYAH OPERASIONAL PERUSAHAAN MIGAS KABUPATEN MUSI BANYUASIN) Nugraha, Iman Satra; Alamsyah, Aprizal; Agustina, Dwi Shinta
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 36, Nomor 2, Tahun 2018
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v36i2.594

Abstract

Musi Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang berkontribusi terhadap produksi karet di Provinsi Sumatera Selatan. Namun disisi lain produksi karet yang dihasilkan oleh petani karet belum optimal. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi produksi karet sehingga produksi karet petani dapat meningkat. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive di 7 desa dengan masing-masing desa terdiri 30 responden. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder dan untuk analisis data menggunakan spss 16. Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan petani mayoritas hanya mencapai Sekolah Dasar dan memiliki pengalaman berkebun karet selama 15 tahun. Sedangkan faktor yang berpengaruh nyata terhadap produksi karet adalah kepemilikan lahan karet (X2), jumlah tenaga kerja (X3), jenis bahan tanam yang digunakan (X4) dan penggunaan pupuk (X5). Sedangkan pendapatan keluarga sebesar Rp 3.732.000,- per bulan dan karet merupakan  sumber pendapatan terbesar terhadap total pendapatan keluarga dengan kontribusi sebesar Rp 2.024.000,- per bulan sedangkan selebihnya berasal dari kegiatan berdagang dan buruh.
STUDI PERKIRAAN HARGA KARET MINGGUAN DI TINGKAT PETANI DENGAN PENDEKATAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA DAN BIAYA BERKEBUN KARET DI MUSI BANYUASIN Nugraha, Iman Satra; Alamsyah, Aprizal; Agustina, Dwi Shinta
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 37, Nomor 1, Tahun 2019
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v37i1.622

Abstract

Enam tahun terakhir ini harga karet mengalami kecenderungan menurun dan berdampak kepada pendapatan petani, sehingga kebutuhan petani tidak dapat terpenuhi dan tidak dapat melakukan peremajaan karet (membangun kebun karet). Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran perkiraan harga karet mingguan di tingkat petani. Penelitian dilakukan di Kabupaten Musi Banyuasin, dengan menggunakan 210 responden. Pengambilan sampel secara purposive sampling dan pengambilan data menggunakan metode wawancara. Pengolahan data dilakukan secara kuantitatif yaitu dengan pendekatan biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan keluarga sehari-hari dan berkebun karet. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan petani sebesar IDR 935.611,- per minggu dengan proporsi untuk kebutuhan rumah tangga sebesar IDR 712.557,- per minggu dan biaya berkebun karet sebesar IDR 223.054,- per minggu. Dengan rata-rata produksi karet petani sebesar 85 kg – 90 kg, maka perkiraan harga karet ditingkat petani sebesar IDR 10.369,- s.d IDR 11.007,- per kg per minggu. Dengan perkiraan harga tersebut petani akan dapat meningkatkan pendapatan sehingga petani dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari serta membangun kebun karet klonal.
Cocopeat as Soil Substitute Media for Rubber (Hevea brasiliensis Müll. Arg.) Planting Material Cahyo, Andi Nur; Sahuri, Sahuri; Nugraha, Iman Satra; Ardika, Risal
Journal of Tropical Crop Science Vol 6 No 01 (2019): Journal of Tropical Crop Science
Publisher : Department of Agronomy and Horticulture, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.761 KB) | DOI: 10.29244/jtcs.6.01.18-29

Abstract

To establish rubber plantations smallholders in South Sumatra, Indonesia, plant materials are planted in polybags fi lled with top soil media from the local area. Good quality media is very important to ensure optimal growth of the rubber planting materials. The availability of top soil has become increasingly limited. In order to fulfi ll the need of planting media, cocopeat, which is available in abundance in the area, can potentially be an alternative to top soil. Cocopeat can potentially be used alone, or in combination with other type of media. In this study, cocopeat was mixed with soil at several mixture ratios to determine the best formula of cocopeat based planting media for rubber planting material. The study was conducted from August 2016 to January 2017 in the Nursery of Sembawa Research Centre Experimental Field, Palembang, South Sumatra, Indonesia. A completely randomized design was employed with six combinations of cocopeat and soil, replicated three times. This study showed that the best mixture ratio is 80% cocopeat and 20% soil, whereas 100% soil or 100% cocopeat is not recommended. The use of cocopeat as planting media should be followed by balanced fertilization in order to provide nutrients that are not available in cocopeat.
Modification of Rubber (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) Spacing for Long-term Intercropping Sahuri, Sahuri; Cahyo, Andi Nur; Ardika, Risal; Nugraha, Iman Satra; Alamsyah, Aprizal; Nurmansyah, Nurmansyah
Journal of Tropical Crop Science Vol 6 No 01 (2019): Journal of Tropical Crop Science
Publisher : Department of Agronomy and Horticulture, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.445 KB) | DOI: 10.29244/jtcs.6.01.50-59

Abstract

Low prices of rubber has been a serious problem to rubber growers in Indonesia. Rubber-based intercropping systems offers a practical solution to this issue and increasing overall productivity, for example by growing upland rice and maize between the rubber tree rows. This study was aimed to determine the suitable spacing in rubber planting to facilitate long-term rubber-based intercropping systems. A field experiment was established in a smallholder rubber plantation in the Tanah Laut Regency, South Kalimantan with area of 50 ha. Two planting patterns of rubber clone PB260 were tested: (1) single row planting pattern (SR) by 6 m x 3 m, and (2) double row planting pattern (DR) by 18 m x 2 m x 2.5 m. The experiment showed that the girth of the rubber trees with the SR system at the 1st tapping year was slightly larger than that in the DR system, even though statistically it was not signifi cant. The latex yield per tree of SR and DR systems were similar, however, latex yield per hectare of SR system was higher than the DR system due to a higher tree population in the SR system. The DR system was technically suitable for long term intercropping, because when the rubber tree reached 8 to 9-year-old, the light penetration was > 80% at distance of about 4 m from the rubber tree rows. Economically, DR system can increase the added values for rubber farmers because it allows long term intercropping. Rubber-based intercropping with DR system is suitable to be applied, especially by smallholders, with a marginal benefi t cost ratio of around 2.07. Keywords: Hevea, intercropping system, rubber planting pattern, spatial arrangement