Dian Fitriana, Dian
Mahasiswa FKIP Universitas Sriwijaya

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kualitas Udara dan Keluhan Sesak Napas Pemulung di Tempat Pembuangan Akhir Fitriana, Dian; Siwiendrayanti, Arum
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 3 No 3 (2019): HIGEIA: July 2019
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v3i3.30229

Abstract

Abstrak TPA Blondo memiliki potensi menjadi sumber pencemaran udara dan  berpotensi mengganggu kesehatan pemulung. Faktor yang mungkin menyebabkan gangguan pernapasan pemulung yaitu faktor individu dan pencemaran udara di TPA yang disebabkan karena aktivitas pengelolaan sampah yang berpotensi menghasilkan gas SO2 dan NO2. Hasil survei pendahuluan dengan 15 orang pemulung di TPA Blondo, 2 orang mengeluhkan pernah sesak napas. Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran kadar SO2, Kadar NO2, faktor individu, penggunaan APD masker dan keluhan sesak napas pemulung. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini 50 orang pemulung yang bekerja di TPA Blondo dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Analisis data dilakukan secara univariat dan disajikan dalam bentuk persentase. Hasil menunjukkan bahwa pada pengukuran kadar SO2 di dalam dan luar TPA sebesar 32,917 µgr/Nm3 dan 20,234 µgr/Nm3. Sedangkan hasil pengukuran kadar NO2 di dalam dan luar TPA sebesar 21,665 µgr/Nm3 dan 18,35 µgr/Nm3. Kadar SO2 dan NO2 pada kedua titik lokasi masih memenuhi nilai baku mutu. Persentase keluhan sesak napas pada lokasi dalam dan luar TPA yaitu sebesar 38,71% dan 21,05%. Simpulan penelitian ini yaitu pada kadar SO2 dan NO2 yang lebih tinggi persentase keluhan sesak napas juga lebih tinggi. Disarankan untuk menggunakan APD masker saat bekerja. Abstract Blondo landfill has the potential to be a source of air pollution and has the potential to disrupt the health of scavengers. Factors that may cause scavenger breathing disorders are individual factor and air pollution in landfill caused by waste management activities that have the potential to produce sulfur dioxide and nitrogen dioxide gasses. The results of the preliminary survey with 15 scavengers at Blondo Landfill, 2 people complained about having dyspnea. The purpose of this study is to provide a description of the concentration of sulfur dioxide and nitrogen dioxide, individual factor, the use of PPE mask and scavenger’s dyspnea complaint.This type of research is quantitative descriptive. The sample in this study were 50 scavengers who worked at Blondo Landfill with a total sampling technique. Data analysis was carried out in a univariate and presented as a percentage.The results showed that the measurement of SO2 levels inside and outside landfill were 32.917 µgr/Nm3 and 20.234 µgr/Nm3. While the results of the measurement of NO2 levels inside and outside the landfill were 21.665 µgr/Nm3 and 18.35 µgr/Nm3. SO2 and NO2 levels at both location points still fill the quality standard value. The percentage of complaint of dyspnea in the landfill location inside and outside is 38.71% and 21.05%.The conclusion of this study is higher levels of SO2 and NO2 make the percentage of complaint of dyspnea is also higher. It is recommended to use PPE mask when working.  
Kualitas Udara dan Keluhan Sesak Napas Pemulung di Tempat Pembuangan Akhir Fitriana, Dian; Siwiendrayanti, Arum
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 3 No 3 (2019): HIGEIA: July 2019
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v3i3.30229

Abstract

Abstrak TPA Blondo memiliki potensi menjadi sumber pencemaran udara dan berpotensi mengganggu kesehatan pemulung. Faktor yang mungkin menyebabkan gangguan pernapasan pemulung yaitu faktor individu dan pencemaran udara di TPA yang disebabkan karena aktivitas pengelolaan sampah yang berpotensi menghasilkan gas SO2 dan NO2. Hasil survei pendahuluan dengan 15 orang pemulung di TPA Blondo, 2 orang mengeluhkan pernah sesak napas. Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran kadar SO2, Kadar NO2, faktor individu, penggunaan APD masker dan keluhan sesak napas pemulung. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini 50 orang pemulung yang bekerja di TPA Blondo dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Analisis data dilakukan secara univariat dan disajikan dalam bentuk persentase. Hasil menunjukkan bahwa pada pengukuran kadar SO2 di dalam dan luar TPA sebesar 32,917 µgr/Nm3 dan 20,234 µgr/Nm3. Sedangkan hasil pengukuran kadar NO2 di dalam dan luar TPA sebesar 21,665 µgr/Nm3 dan 18,35 µgr/Nm3. Kadar SO2 dan NO2 pada kedua titik lokasi masih memenuhi nilai baku mutu. Persentase keluhan sesak napas pada lokasi dalam dan luar TPA yaitu sebesar 38,71% dan 21,05%. Simpulan penelitian ini yaitu pada kadar SO2 dan NO2 yang lebih tinggi persentase keluhan sesak napas juga lebih tinggi. Disarankan untuk menggunakan APD masker saat bekerja. Abstract Blondo landfill has the potential to be a source of air pollution and has the potential to disrupt the health of scavengers. Factors that may cause scavenger breathing disorders are individual factor and air pollution in landfill caused by waste management activities that have the potential to produce sulfur dioxide and nitrogen dioxide gasses. The results of the preliminary survey with 15 scavengers at Blondo Landfill, 2 people complained about having dyspnea. The purpose of this study is to provide a description of the concentration of sulfur dioxide and nitrogen dioxide, individual factor, the use of PPE mask and scavenger’s dyspnea complaint.This type of research is quantitative descriptive. The sample in this study were 50 scavengers who worked at Blondo Landfill with a total sampling technique. Data analysis was carried out in a univariate and presented as a percentage.The results showed that the measurement of SO2 levels inside and outside landfill were 32.917 µgr/Nm3 and 20.234 µgr/Nm3. While the results of the measurement of NO2 levels inside and outside the landfill were 21.665 µgr/Nm3 and 18.35 µgr/Nm3. SO2 and NO2 levels at both location points still fill the quality standard value. The percentage of complaint of dyspnea in the landfill location inside and outside is 38.71% and 21.05%.The conclusion of this study is higher levels of SO2 and NO2 make the percentage of complaint of dyspnea is also higher. It is recommended to use PPE mask when working.
The Role of Informed Consent as Legal Protection for Doctors in Conducting Medical Procedures Fitriana, Dian
Sinergi International Journal of Law Vol. 1 No. 3 (2023): November
Publisher : Yayasan Sinergi Kawula Muda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61194/law.v1i3.101

Abstract

The field of Health Law recognizes Therapeutic Transactions as an agreement between a doctor and a patient, granting authority to the doctor to provide healthcare services to the patient based on their expertise and skills. Therapeutic transactions take the form of informed consent or approval of medical procedures before they are carried out. Informed consent involves the doctor explaining to the patient the condition of their illness and the medical procedures intended to address it, in the doctor's efforts to achieve recovery. Research findings indicate that informed consent plays a crucial role in the relationship between doctors and patients, serving as written evidence of the agreement between the doctor and the patient before medical procedures are undertaken. Informed consent can serve as the basis for proving whether a patient accepts or refuses a medical procedure, providing protection to the doctor. Legal protection for doctors is obtained as long as they carry out procedures in accordance with professional standards and operational procedures. For doctors, informed consent provides a sense of security when performing medical procedures on patients and can be used as a means of self-defense against potential claims or lawsuits from patients or their families if the medical procedure results in unintended consequences. Legal measures that doctors can take in the event of an undesired outcome related to medical procedures include attempting mediation with the patient first. If mediation fails or lacks good faith, the resolution may proceed through the legal system.
PENYULUHAN HUKUM PENGGUNAAN DEBTCOLLECTOR DALAM PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA KELURAHAN MEDANG KECAMATAN PAGEDANGAN KABUPATEN TANGERANG Fitriana, Dian; Dewi, Aliya Sandra; Fauziah, Anisa
Abdi Laksana : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 2 (2022): Abdi Laksana : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/al-jpkm.v3i2.20314

Abstract

Globalisasi di bidang ekonomi telah membawa dampak yang luar biasa dalam bidang hukum bisnis. Salah satu yang paling terkena dampak dari globalisasi tersebut ialah lembaga perbankan. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan pokoknya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat melalui pemberian pinjaman atau kredit. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang ada, bank memiliki berbagai fasilitas-fasilitas yang dapat dinikmati dan digunakan oleh masyarakat luas. Banyaknya fasilitas yang diberikan oleh jasa perbankan dalam menunjang kegiatan usaha bank, ditujukan untuk memikat masyarakat supaya menggunakan fasilitas bank yang dapat memenuhi kebutuhan transaksi pembayaran secara mudah dan cepat. Fasilitas yang dimaksud tersebut adalah berbagai bentuk pinjaman berbentuk kredit, seperti Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor, Kredit Tanpa Agunan, Kredit Pemilikan Rumah, ataupun Kartu Kredit. Pengguna kartu kredit yang terlilit hutang dalam jumlah yang besar dan tidak mampu melunasi tagihan yang diminta oleh bank harus berurusan dengan debt collector. Atas dasar hal tersebut penulis mengangkatnya menjadi pembahasan  dalam artikel ini.Kata Kunci : Debtcollector, Kredit Macet
PENYULUHAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE Fitriana, Dian; Dewi, Aliya Sandra; Elvira, Elvira
Abdi Laksana : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2023): Abdi Laksana : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/al-jpkm.v4i2.30953

Abstract

Dewasa ini perkembangan teknologi semakin pesat dan membawa perubahan besar pada gaya hidup masyarakat. Salah satu yang sangat terasa dampaknya adalah penggunaan internet dalam transakasi jual beli di masyarakat. Kegiatan jual beli secara online telah menjadi pola gaya hidup baru, dimana masyarakat memanfaatkan berbagai macam aplikasi internet untuk menjual dan membeli barang. Kehadiran sistem jual beli online ini disambut baik oleh masyarakat, dan juga pemerintah sebagai pihak pembuat undang-undang yang telah merilis berbagai macam peraturan perundang-undangan sebagai payung hukum dilegalkannya kegiatan jual beli secara online. Pertumbuhan industri jual beli online yang semakin marak ini tidak terlepas dari perilaku konsumen yang menginginkan kecepatan dan kemudahan dalam berbelanja. Masyarakat tidak perlu lagi berbelanja secara langsung untuk membeli barang, tapi cukup melalui marketplace maka barang yang diinginkan akan dikirimkan ke rumah. Hal ini tentu saja sangat efisien dan memudahkan konsumen karena menjadi hemat waktu dan energi. Hanya saja jual beli dengan sistem online ini mempunyai beberapa kelemahan, yaitu konsumen tidak dapat melihat langsung barang yang dibelinya. Akibatnya sering terjadi produk yang dibeli konsumen datang dalam kondisi yang rusak atau cacat. Tak jarang hal ini menimbulkan sengketa antara konsumen dan pihak penjual, yang mana pihak konumen selalu menjadi pihak yang dirugikan. Inilah yang membuat tim kami berusaha untuk mengupas bagaimana proses perlindungan hukum bagi konsumen dalam transaksi jual beli online. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi mengenai pentingnya perlindungan hukum bagi konsumen dalam transaksi jual beli online yang sekarang marak terjadi dalam masyarakat. Metode kegiatan ini dilaksanakan dengan cara pemaparan materi, ceramah, diskusi serta tanya jawab.Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Konsumen, Jual Beli Online