Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

The Impacts of Climate Change and Price Fluctuations to Income of Rubber Farmers at Burai Village Ogan Ilir Elly Rosana; Yulius Yulius; Thirtawati Thirtawati; Dewi Paramita
Jurnal Penyuluhan Vol. 16 No. 1 (2020): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluh Pertanian Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.472 KB) | DOI: 10.25015/16202027188

Abstract

The objectives of this study to analyzing climate change on rubber productivity in Burai Village and differences in rubber farmers' income and family consumption patterns in Burai Village before and after falling rubber prices. This research was conducted from October to December 2017. This study was a survey research which took 30 samples from 160 rubber farming households using simple random sampling method. The results of this study indicate that climate change has an impact on the productivity of rubber farming in the village of Burai, where there was a decline in rubber productivity by 14.44 percent from 1,345.80 kg / ha in 2012 to 1,151.42 kg/ha in 2016, while farmers' income rubber in 2012 and 2016 decreased by 67.73 percent. The difference in income of rubber farming families in 2012 and 2016 was Rp 6,267,390.6 per year, meaning that there was a decrease of 11.78 percent. Large differences in consumption patterns before and after the decline in rubber prices by Rp 476,933.34 per year or an increase of 1.40 percent compared to 2012, in line with Engel's Theory which states that the smaller a person's income, the greater the income used for food consumption.
Farmer Institutional Dynamics in Vegetable Agribusiness Development Efforts in Kelurahan Talang Keramat, Banyuasin District Yulian Junaidi; Yulius Yulius; Elly Rosana; Ogi Falma Manullang
Jurnal Lahan Suboptimal : Journal of Suboptimal Lands Vol. 10 No. 2 (2021): JLSO
Publisher : Research Center for Sub-optimal Lands (PUR-PLSO), Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jlso.10.2.2021.516

Abstract

Farmers' institutions, whether fostered by the government or those that have emerged from the initiatives of non-governmental organizations (NGOs), have an important position in developing vegetable agribusiness. This research aimed to compering the institutional dynamics of government-assisted farmers and non-government organizations and to formulate a collective learning institutional framework. The survey method was carried out by taking disproportional stratified random sampling, the data were analyzed using scoring, chi-square crosstabs and SWOT analysis. The results of this study indicate that the institutional dynamics of farmers are on average in moderate criteria with differences in dynamic indicators. Government-assisted groups prioritize achieving agribusiness goals, while NGO-assisted groups develop an egalitarian structure. Factors that significantly influence the institutional dynamics of farmers are farmer age, education, status in the organization, and access to credit. The joint learning framework from the technological aspect is aimed at discovering, sharing and using vegetable agribusiness development technology. Meanwhile, from the institutional aspect, it is aimed at strengthening organizations and networks.
PENDAMPINGAN PENYUSUNAN PEMBUKUAN KEGIATAN DAN KEUANGAN USAHATANI MANDIRI DAN KELOMPOK DI DESA PEMULUTAN ULU KECAMATAN PEMULUTAN KABUPATEN OGAN ILIR Yulius .
Jurnal Pengabdian Sriwijaya Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37061/jps.v6i2.6107

Abstract

Acapkali pembukuan usahatani dianggap sebagai alat pengontrol kebijaksanaan pengololaan usahatani. Dengan alat ini petani pengelola dapat mengetahui kelemahan-kelemahan dalam penyelenggaraan dan penyusunan perencanaan ushaataninya. Dengan pembukuan itu keadaan dapat segera diperbaiki, sehingga tujuan usaha yang diharapkan dapat dicapai. Dengan demikian mengembangkan cara-cara pembukuan usahatani kepada para petani sangat berguna. Kegunaan ini menjadi bertambah apabila melihat pemerintah juga mempunyai kepentingan.Metode yang akan digunakan didalam kegiatan ini adalah penyuluhan akan pentingnya pembukuan usahatani yang belum/terbiasa di lingkungan masyarakat tani yang ada di wilayah pengabdian masyarakat. Kegiatan-kegiatan berupa pengembangan kapasitas berupa pelatihan-pelatihan kepada para tokoh masyarakat dan pada petani pada umumnya.Pembukuan usahatani berfungsi sebagai sumber informasi usaha bagi manajemen perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengambilan keputusan. Pembukuan usahatani berfungsi sebagai Alat untuk menilai keberhasilan usaha yaitu sebagai bukti layak tidaknya usaha. Bagi petani dapat dijadikan untuk meminjam modal ke bank.  Dengan kegiatan pengabdian masyarakat ini maka pengetahuan dan kemampuan praktis petani bertambah terutama mengenai Penyusunan Pembukuan Kegiatan dan Keuangan Usahatani Mandiri dan Kelompok di Desa Pemulutan Ulu Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir
INTRODUKSI TEHNIK BUDIDAYA CACING LUMBRICUS RUBELUS DENGAN MEDIA KOTORAN TERNAK UNTUK MENDUKUNG DESA MANDIRI LESTARI PANGAN DI DESA PELABUHAN DALAM KECAMATAN PEMULUTAN KABUPATEN OGAN ILIR Yulius sosek
Jurnal Pengabdian Sriwijaya Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Lembaga Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37061/jps.v3i1.2150

Abstract

Cacing Lumbricus Rubelus merupakan salah satu jenis cacing yang dapat dijadikan pakan ternak dan ikan yang murah.  Cara pengolahan pakannya pun sederhana. Namun pengetahuan petani, tentang cara budidaya cacing tersebut masih sangat terbatas. Dengan demikian, sangat diperlukan adanya tranfer teknologi dari universitas kepada petani mengenai tehnik budidaya cacing tersebut. Metode yang akan digunakan dalam kegiatan ini adalah pendampingan dengan pembuatan demplot budidaya budidaya cacing. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk pengembangan kapasitas berupa pelatihan-pelatihan kepada para tokoh masyarakat.  Tingginya permintaan untuk kebutuhan farmasi, kosmetik, maupun pakan ternak mampu membuat sirna keraguan-raguan akan potensi dan prospek cerah budidaya cacing Lumbricus Rubellus . Komoditas cacing juga diharapkan menjadi bisnis agri masa depan yang selaras dengan misi setiap negara dalam melestarikan lingkungan. Cacing dikenal memiliki banyak keunggulannya. Salah satunya adalah ketahanan tubuh yang sangat luar biasa. Selain itu, perawatan cacing juga cukup simple. Dalam perawatan beberapa kolam cacing, tidak membutuhkan tenaga yang banyak.
Design and Planning of The Porang Supply Chain in South Sumatra Agustina Bidarti; Yulius Yulius; Erni Purbiyanti
Agriecobis : Journal of Agricultural Socioeconomics and Business Vol. 4 No. 2 (2021): October
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/agriecobis.v4i2.17407

Abstract

The length of the existing porang (Amorphopallus Muelleri B) supply chain is causing a problem on porang farmers in South Sumatra. The purpose of this research was to construct a P4S Karya Tani porang supply chain with two evaluation steps. First beginning, identify the potential demand for porang in South Sumatra from either the demand and supply perspective. Second, consider the challenges of maximizing market demand in the porang supply chain in South Sumatra. The research employed a qualitative descriptive method with a philosophical approach to supply chain management theory. Based on the discussion, P4S as evaluated the porang supply chain design, determining that small and large traders must be eliminated as intermediaries, allowing them to sell porang raw materials direct to consumers and agro-industry enterprises that export porang. All elements, including that of the local government, Sriwijaya University, the corporate sector, and banking institutions, should be involved in the P4S porang supply chain planning. This collaboration is crucial in order to connect and transform the paradigm of direct sales to consumers, enabling P4S porang farmers to sell to the nearest consumer, PT PIP in South Lampung, via a contract farming system.