p-Index From 2019 - 2024
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal NOTARIUS
Djumadi Purwoatmodjo
Kantor Notaris & PPAT Dr. H. Djumadi Purwoatmodjo S.H. M.M. Kabupaten Pati

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analysis Legalitas Akta Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) Yang Dibuat Dihadapan Notaris dan Pengaruhnya Terhadap Perlindungan Bagi Kreditor Arina Ratna Paramita; Djumadi Purwoatmodjo
Notarius Vol 15, No 2 (2022): Notarius
Publisher : Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nts.v15i2.42672

Abstract

AbstractSKMHT is the granting of power in accordance with the understanding of power, namely to carry out or carry out a certain business, in this case, namely "to impose a mortgage" or only specifically to one act of imposing a mortgage, in the form of a Deed of Granting Mortgage. This article discusses the issue of the legality of the SKMHT deed made before a Notary in terms of Article 15 of the Notary Position Act and its legal protection. The research method uses empirical juridical, namely examining the applicable legal provisions and what happens in reality in society. The results of the study indicate that the Power of Attorney to impose Mortgage (SKMHT) is given directly by the Mortgage Provider and must meet the requirements as stipulated in Article 15 of the Mortgage Law. If the requirements regarding the content of the Power of Attorney to impose Mortgage do not meet the requirements, it will result in the power of attorney in question being null and void, which means that the power of attorney concerned cannot be used as the basis for making the Deed of Granting Mortgage (APHT). SKMHT is a form of legal protection for creditors.Keywords: deed; legality; mortgage right; creditorAbstrakSKMHT merupakan pemberian kuasa yang sesuai dengan pengertian kuasa, yaitu untuk melakukan atau menyelenggarakan satu urusan tertentu, dalam hal ini yaitu ”membebankan  hak tanggungan” atau hanya khusus satu perbuatan membebankan hak tanggungan saja, kedalam bentuk Akta Pemberian Hak Tanggungan. Artikel ini membahas persoalan mengenai legalitas akta SKMHT yang dibuat dihadapan Notaris ditinjau dari pasal 15 Undang-undang Jabatan Notaris dan perlindungan hukumnya. Metode penelitian menggunakan yuridis empiris yaitu mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang terjadi dalam kenyataannya dalam masyarakat. “Hasil penelitian menunjukkan bahwa Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) diberikan langsung oleh Pemberi Hak Tanggungan dan harus memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan pada Pasal 15 Undang-Undang Hak Tanggungan.”Jika“persyaratan mengenai muatan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan ini tidak memenuhi persyaratan, akan berakibat surat kuasa yang bersangkutan batal demi hukum, yang berarti bahwa surat kuasa yang bersangkutan tidak dapat digunakan sebagai dasar pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan”(APHT). SKMHT menjadi bentuk perlindungan hukum terhadap kreditur.Kata kunci : akta; legalitas; hak tanggungan; kreditor
Dampak Hukum Dan Non Hukum Perkawinan Adat Ngemblok Di Kabupaten Rembang Mutoharoh Mutoharoh; Djumadi Purwoatmodjo
Notarius Vol 15, No 1 (2022): Notarius
Publisher : Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nts.v15i1.46026

Abstract

AbstractThe sprawling pattern in sebang county is known as bogging. Ngemblock is a tradition of proposing to men form women with a panjer. The unique ngemblock tradition is that there are consequences of a long return. The writing purposes to analyze and identify the reasons people still carry out the ngemblock tradition, the impact of the law and non-law phenomenon in Rembang county. The research method used in this article is empirical juridical with a descriptive qualitive approach. Research (1) The reason people in the remand community still carry out the ngemblock tradition viewed asa legacy, a society with a higher view of the male position than the female, the presence of a dwelling determined that the observance of the tradition and the failure of the law and non law would have no legal effect on the bride and groom who had no legal effect. For both female an male candidates who drop off the strong roots in society have become a code of customary laws that live in the community. Remitting societies are expected to maintain and preserve the ngemblock tradition as unique ancestral legacyKeywords : customary marriage law; boys, ngemblock; womenAbstrakPola peminangan di Kabupaten Rembang dikenal dengan ngemblok. Ngemblok merupakan tradisi lamaran dari perempuan kepada laki-laki dengan membawa panjer. Uniknya tradisi ngemblok ialah ada konsekuensi pengembalian panjer. Tujuan penulisan untuk menganalisis dan mengidentifikasi alasan masyarakat tetap melaksanakan tradisi ngemblok, dampak hukum dan non hukum fenomena ngemblok di Kabupaten Rembang. Metode penelitian yang digunakan pada artikel ini adalah yuridis empiris dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian (1) Alasan masyarakat Rembang masih melaksanakan tradisi ngemblok karena dipandang sebagai warisan leluhur, masyarakat berpandangan kedudukan laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan, keberadaan tempat tinggal menentukan masyarakat mentaati dan tidaknya tradisi (2) Dampak hukum dan non hukum yaitu Bagi calon mempelai yang tidak melaksanakan ngemblok tidak ada dampak hukumnya, Bagi calon perempuan maupun laki-laki yang membatalkan hubungan social kurang baik dengan calon besan. Tradisi ngemblok sudah menjadi kebiasaan karena nilainya sudah mengakar kuat di masyarakat sehingga telah menjadi kaidah hukum adat yang hidup di masyarakat. Masyarakat Rembang diharapkan dapat menjaga dan melestarikan tradisi ngemblok sebagai warisan leluhur yang memiliki keunikan.Kata Kunci: hukum perkawinan adat; laki-laki,; ngemblok; perempuan