p-Index From 2019 - 2024
1.235
P-Index
This Author published in this journals
All Journal NOTARIUS
Luluk Lusiati Cahyarini
Kantor Notaris & PPAT Dr. Luluk Lusiati Cahyarini SH. M.Kn Kabupaten Semarang

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Wewenang Pejabat Pembuat Akta Tanah Dalam Pendaftaran Pembebanan Hak Tanggungan Atas Tanah Yang Belum Bersertifikat Anis Eka Asriati; Luluk Lusiati Cahyarini
Notarius Vol 15, No 1 (2022): Notarius
Publisher : Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nts.v15i1.46020

Abstract

Urgensi Perkembangan Regulasi Kapal Laut Sebagai Objek Jaminan Hipotek Maghfira Aulia; Luluk Lusiati Cahyarini
Notarius Vol 15, No 1 (2022): Notarius
Publisher : Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nts.v15i1.46049

Abstract

The national shipping industry is very close and cannot be separated in relation to an aspect of financing. Financing for the procurement of these ships can be obtained through credit or loan facilities because ships are objects that can be used as objects of collateral for debt repayment in the credit agreement. The purpose of this study is to provide an overview of the regulation of ships as objects of mortgage collateral in statutory regulations. The research method uses juridical empirical. The result of the research shows that the provisions regarding or ships as objects of mortgage collateral in Indonesia are one of the factors why banking institutions and financial institutions in the country are still reluctant to provide credit or loan facilities to the national shipping and shipping industry for marine financing. This is because the laws and regulations in Indonesia regulating the mortgage on ships are not clear, no longer in accordance with the times and the current needs regarding credit, banking, and national economic activities, and do not meet applicable international standards. Keywords: Mortgage; Guarantee; Ship.AbstrakIndustri perkapalan nasional sangat erat serta tidak dapat dipisahkan kaitannya dengan suatu aspek pembiayaan. Pembiayaan untuk pengadaan kapal laut tersebut dapat diperoleh melalui fasilitas kredit atau pinjaman, karena kapal laut merupakan benda yang dapat dijadikan objek jaminan pelunasan hutang dalam perjanjian kredit.Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memberikan gambaran tentang pengaturan kapal laut sebagai objek jaminan hipotek didalam peraturan perundang-undangan. Metode penelitiannya menggunakan yuridis empiris. Hasil dari penelitian bahwa ketentuan-ketentuan mengenai ataukapal laut sebagai objek jaminan hipotek di Indonesia merupakan salah satu faktor mengapa lembaga perbankan dan lembaga keuangan didalam negri masih enggan untuk memberikan fasilitas kredit atau pinjaman kepada industri perkapalan dan pelayaran nasional untuk pembiayaan kapal laut. Hal ini dikarenakan peraturan perundang-undangan di Indonesia yang dalam hal ini mengatur mengenai, hipotek atas kapal laut tidak jelas, tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman dan kebutuhan dewasa ini tentang kegiatan perkreditan, perbankandanperekonomian nasional serta tidak memenuhi standar internasional yang berlaku. Kata kunci: Hipotek; Jaminan; Kapal Laut.The national shipping industry is very close and cannot be separated in relation to an aspect of financing. Financing for the procurement of these ships can be obtained through credit or loan facilities because ships are objects that can be used as objects of collateral for debt repayment in the credit agreement. The purpose of this study is to provide an overview of the regulation of ships as objects of mortgage collateral in statutory regulations. The research method uses juridical empirical. The result of the research shows that the provisions regarding or ships as objects of mortgage collateral in Indonesia are one of the factors why banking institutions and financial institutions in the country are still reluctant to provide credit or loan facilities to the national shipping and shipping industry for marine financing. This is because the laws and regulations in Indonesia regulating the mortgage on ships are not clear, no longer in accordance with the times and the current needs regarding credit, banking, and national economic activities, and do not meet applicable international standards. Keywords: Mortgage; Guarantee; Ship.AbstrakIndustri perkapalan nasional sangat erat serta tidak dapat dipisahkan kaitannya dengan suatu aspek pembiayaan. Pembiayaan untuk pengadaan kapal laut tersebut dapat diperoleh melalui fasilitas kredit atau pinjaman, karena kapal laut merupakan benda yang dapat dijadikan objek jaminan pelunasan hutang dalam perjanjian kredit.Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memberikan gambaran tentang pengaturan kapal laut sebagai objek jaminan hipotek didalam peraturan perundang-undangan. Metode penelitiannya menggunakan yuridis empiris. Hasil dari penelitian bahwa ketentuan-ketentuan mengenai ataukapal laut sebagai objek jaminan hipotek di Indonesia merupakan salah satu faktor mengapa lembaga perbankan dan lembaga keuangan didalam negri masih enggan untuk memberikan fasilitas kredit atau pinjaman kepada industri perkapalan dan pelayaran nasional untuk pembiayaan kapal laut. Hal ini dikarenakan peraturan perundang-undangan di Indonesia yang dalam hal ini mengatur mengenai, hipotek atas kapal laut tidak jelas, tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman dan kebutuhan dewasa ini tentang kegiatan perkreditan, perbankandanperekonomian nasional serta tidak memenuhi standar internasional yang berlaku. Kata kunci: Hipotek; Jaminan; Kapal Laut.
Pertanggung Jawaban Pejabat Pembuat Akta Tanah Dalam Pendaftaran Hak Tanggungan Elektronik Erosa Kristianty; Luluk Lusiati Cahyarini
Notarius Vol 14, No 2 (2021): Notarius
Publisher : Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nts.v14i2.43755

Abstract

Land Deed Making Officials have a role in integrated Electronic Mortgage registration. The research method used is normative research. The results of the discussion of this article are that PPAT has a role and responsibility in registering Electronic Mortgage Rights, PPAT is only responsible for the process of checking land rights certificates, making APHT, reporting APHT, inputting deed data, uploading APHT and supporting data, downloading cover letters of deeds, Scanning and uploading a cover letter for the deed, things that must be considered are specifically when checking the certificate of land rights. The conclusion of this article is that PPAT's responsibility in Electronic Mortgage registration is limited to PPAT actions in the Electronic Mortgage registration process from the beginning of the process until the issuance of the Electronic Mortgage Certificate.Keywords: PPAT; electronic security rights; responsibleAbstrakPejabat Pembuat Akta Tanah berperan dalam pendaftaran Hak Tanggungan terintegrasi secara Elektronik. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian normatif. Hasil pembahasan artikel ini yaitu PPAT mempunyai peran dan tanggung jawab dalam pendaftaran Hak Tanggungan Elektronik, PPAT bertanggung jawab hanya sebatas proses pengecekan sertifikat hak atas tanah, pembuatan APHT, pelaporan APHT, penginputan data akta, pengunggahan APHT dan data pendukungnya, pengunduhan surat pengantar akta, memindai (scan) dan mengunggah (upload) surat pengantar akta, hal yang harus diperhatikan yaitu khusus pada saat pengecekan sertfikat hak atas tanah. Simpulan dari artikel ini adalah tanggung jawab PPAT dalam pendaftaran Hak Tanggungan secara Elektronik yaitu hanya sebatas dengan tindakan PPAT dalam proses pendaftaran Hak Tanggungan Elektronik dari awal proses sampai dengan diterbitkannya sertifikat Hak Tanggungan Elektronik.Kata Kunci: PPAT; hak tanggungan elektronik; tanggung jawab
Analisis Hukum Jual Beli Tanah Belum Bersertifikat (Studi Kasus Putusan Nomor 75/Pdt/2016/Pt.Dps) Septiana Runingtiyas Ayu Pertiwi; Luluk Lusiati Cahyarini
Notarius Vol 16, No 1 (2023): Notarius
Publisher : Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nts.v16i1.37307

Abstract

AbstractThe sale and acquisition of uncertified land is usually carried out in front of the Village Head, but to ensure the security to community, this is carried out in front of a PPAT.  Problems in study (1) how the legality of the sale and purchase of uncertified land carried out before PPAT based on Decision Number 75/PDT/2016/PT.DP, (2) how the judge's consideration in deciding default by I Gede Darma Yudha, S.H., M.Kn.  Notary/PPAT in Decision Number 75/PDT/2016/PT.DPS. The research is normative research. The research contains primary and optional legitimate materials. The information assortment method is record study. The exploration was analyzed by descriptive and argumentative techniques. The results showed that the sale and purchase uncertified land was carried out with an underhand agreement that did not meet  legal requirements of the agreemen so agreement under the hand is declared null and void. The actions of I Gede Darma Yudha, S.H., M.Kn. Notary/PPAT has received payment and management of uncertified land sale and purchase basically, he has committed himself as a seller in an underhand sale and purchase agreement.Keywords: buy and sell; land; notary/PPAT AbstrakJual beli tanah belum bersertifikat biasanya dilakukan dihadapan Kepala Desa, namun untuk menjamin keamanan masyarakat melakukan jual beli tanah belum bersertifikat dihadapan PPAT. Permasalahan penelitian : (1) bagaimana keabsahan jual beli tanah  belum bersertifikat yang dilaksanakan dihadapan PPAT berdasarkan pada Putusan Nomor 75/PDT/2016/PT.DPS, (2) bagaimana pertimbangan hakim dalam memutuskan wanprestasi yang dilakukan oleh I Gede Darma Yudha, S.H., M.Kn. sebagai Notaris/PPAT pada putusan Nomor 75/PDT/2016/PT.DPS. Penelitian ini adalah penelitian normatif. Penelitian ini terdapat bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Metode pengumpulan informasi melalui studi dokumen. Penelitian dianalisis dengan teknik deskriptif dan argumentatif. Hasil penelitian menyatakan jual beli tanah belum bersertifikat  dilaksanakan dengan perjanjian dibawah tangan yang tidak memenuhi syarat sah perjanjian sehingga perjanjian dibawah tangan  dinyatakan batal demi hukum. Perbuatan I Gede Darma Yudha, S.H., M.Kn. sebagai Notaris/PPAT telah menerima uang pembayaran dan pengurusan jual beli tanah belum bersertifikat pada dasarnya telah ikut mengikatkan diri sebagai penjual dalam perjanjian jual beli di bawah tangan.Kata kunci: jual beli; tanah; notaris/PPAT
Efektifitas Perjanjian Konversi Hutang Menjadi Saham/Convertible Bond Agreement Sebagai Alternatif Restrukturisasi Hutang Bank Untuk Melindungi Perseroan Terbatas Dari Kepailitan Calvin Pradono; Luluk Lusiati Cahyarini
Notarius Vol 15, No 1 (2022): Notarius
Publisher : Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nts.v15i1.46040

Abstract

Corporation or usually refered as (PT) are one of the most demanded forms of legal entities by most of the entrepreneurs and capital owner who started their own business. Corporation is a capital alliance, that mean the company prioritizes the accumulation of capital as much as possible. Unfortunately, the capital deposited by shareholders is often insufficient for the company's operations, so directors as the person in charge are faced with a choice between conducting an initial public offering or borrowing capital through a financial institution, namely a bank or other party. This journal will discuss how the effectiveness of the debt-to-stock conversion/ convertible bond agreement to save the company from bankruptcy. the debt conversion agreement as shares, as an alternative action for companies as debtors to borrow additional capital as well as being effective for creditors as a means of investing with minimal risk. The analysis Resultof this research explains that even though there is no law that specifically regulates this conversion agreement, this conversion agreement can be carried out to provide benefits for both parties, both indebted creditors and indebted debtors. Keywords: Corporation, Capital, Debt, Conversion  AbstrakPerseroan Terbatas atau disebut sebagai (PT) sebagai suatu bentuk badan hukum yang paling diminati oleh pengusaha dan pemilik modal yang ingin menjalankan usahanya. Perseroan terbatas merupakan persekutuan modal artinya perseroan mengutamakan terkumpulnya modal sebanyak-banyaknya. Sayangnya modal yang disetorkan oleh para pemegang saham sering tidak dapat mencukupi untuk kegiatan operasional perusahaan, sehingga direksi sebagai penanggungjawab dihadapi dengan pilihan antara melakukan penawaran umum perdana atau melakukan peminjaman modal melalui lembaga pembiayaan yaitu bank maupun pihak lain. Jurnal ini akan membahas bagaimana efektifitas perjanjian pengalihan hutang menjadi saham untuk melindungi perusahaan dari kebangkrutan. perjanjian konversi hutang sebagai saham/convertible bond, sebagai salah satu tindakan alternatif bagi perusahaan sebagai debitor untuk meminjam modal tambahan sekaligus efektif bagi kreditor sebagai alat untuk berinvestasi dengan resiko yang minimal. Hasil Analisis dalam penelitian menerangkan bahwa walau belum ada undang-undang yang mengatur secara spesifik mengenai perjanjian konversi ini, namun perjanjian konversi ini dapat dilakukan memberikan keuntungan kedua belah pihak baik kreditor yang berpiutang maupun debitor yang berhutang.Kata Kunci: Perseroan Terbatas, Modal, Hutang, Konversi
Implementasi Penerbitan Sim D Bagi Penyandang Disabilitas Di Polrestabes Semarang Berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 9 Tahun 2012 Tentang Surat Izin Mengemudi Seko Novriansyah; Luluk Lusiati Cahyarini
Notarius Vol 15, No 1 (2022): Notarius
Publisher : Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nts.v15i1.46036

Abstract

AbstractThe rights of persons with disabilities must be achieved so that persons with disabilities can play a role intheir social environment, and have independence in real izing their own welfare. The purpose of writing this journal is to determine the implementation of SIM D Issuance for Persons with Disabilities in Semarang Police and the obstacles faced by Polrestabes Semarang in the process of implementing SIM Dissuance for persons with disabilities based on the Chief of Police Regulation Number 9 of 20l2. The method used in this research is socio logical juridical research. with analytical descriptive specifications, the results of this study indicate that the issuance of SIM D for persons with disabilities atthe Semarang Police Station is in accordance with Police Regulation Number 9 of 20l2 but its implementation has not been optimal. Obstacles faced by the Semarang Police and its efforts:lack ofawareness of persons with disabilities on the importance of SIM D, it is necessary to socialize, ack of understanding of persons with disabilities about the procedures for the SIM D practicalexam,lack of understanding from the Semarang Police about the procedures for the SIM D practicalexam in obtaining SIM D services.Keywords: sim d; disabilities; polrestabes semarang. AbstrakHak penyandang disabilitas harus dicapaiagar penyandang disabilitas dapat berperan dalam lingkungan sosialnya, dan memiliki kemandirian dalam mewujudkan kesejahteraannya sendiri. Tujuan dari penulisan jurnal ini yaitu untuk mengetahui implementasi Penerbitan SIM D Penyandang Disabilitas di Polrestabes Semarang dan kendala yang dihadapi Polrestabes Semarang dalam proses pelaksanaan Penerbitan SIM D bagi penyandang disabilitas berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 9 Tahun 20l2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis sosiologis, dengan spesifikasi deskriptif analitik, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerbitan SIM D bagi penyandang disabiitas di Polrestabes Semarang sudah sesuai dengan Peraturan Kepolisian Nomor 9 Tahun 20l2 namun pelaksanaannya belum maksimal. Kendala yang dihadapi Polrestabes Semarang dan upayanya: kurangnya kesadaran penyandang disabilitas akan pentingnya SIM D, maka perlu sosialisasi, kurangnya pemahaman penyandang disabilitas tentang tata cara ujian praktek SIM D, kurangnya pemahaman dari Polrestabes Semarang tentang tata cara ujian praktek SIM D dalam pelayanan perolehan SIM D.Kata kunci: sim d; disabilitas; polrestabes semarang
Pemanfaatan Indikasi Geografis Kopi Robusta Oleh Pemegang Hak Indikasi Geografis Di Povinsi Lampung Mirda Aprilia Mafiroh; Luluk Lusiati Cahyarini
Notarius Vol 16, No 2 (2023): Notarius
Publisher : Program Studi Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nts.v16i2.40067

Abstract

AbstractThis research is based on the background of Lampung Robusta Coffee which is a mainstay product from the Lampung area whose consumers are also many from outside the region and even abroad. This study aims to determined how the Lampung farming community utilizes the acquisition of Geographical Indications for Lampung Robusta Coffee and how the role of the Lampung provincial government in optimizing the use of Geographical Indications for Lampung farming communities. The research method used is Juridical Empirical. The results revealed that the Lampung Farming Community used it by trading Lampung Robusta Coffee with the registered Geographical Indication name, so that the economy of the Lampung Farmer Community increased. Then, the role of the Lampung provincial government in optimizing the use of Geographical Indications by the Lampung Farming Community is to provide assistance and guidance to the Lampung Farming Community starting from coffee planting to post-harvest coffee so that coffee can grow well. The conclusion of this study is that the economy of the Lampung Farmer Community is increasing and the role of the Lampung provincial government is to provide assistance starting from coffee planting to post-coffee harvest so that coffee can grow well.Keywords: utilization; robusta coffee; geographical indicationAbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi karena Kopi Robusta Lampung merupakan produk andalan daerah Lampung dimana konsumennya juga banyak berasal dari luar daerah hingga ke luar negeri. Tujuan penelitian ini ialah guna mengidentifikasi bagaimana masyarakat petani Lampung memanfaatkan perolehan Indikasi Geografis Kopi Robusta Lampung serta bagaimana peran pemerintah provinsi Lampung dalam mengoptimalkan pemanfaatan Indikasi Geografis untuk masyarakat petani Lampung. Metode penelitian yang dipakai adalah yuridis empiris. Hasil penelitian memperlihatkan bahwasanya Masyarakat Petani Lampung memanfaatkannya dengan memperdagangkan Kopi Robusta Lampung dengan nama Indikasi Geografis yang terdaftar, sehingga perekonomian Masyarakat Petani Lampung meningkat. Peran pemerintah provinsi Lampung dalam mengoptimalkan pemanfaatan Indikasi Geografis oleh Masyarakat Petani Lampung yakni memberi pendampingan serta pembinaan kepada Masyarakat Petani Lampung dimulai dari penanaman kopi sampai ke pasca panen kopi sehingga kopi mampu tumbuh dengan baik. Kesimpulan penelitian ini adalah perekonomian Masyarakat Petani Lampung semakin meningkat dan Peran pemerintah provinsi Lampung yaitu melakukan pendampingan dimulai dari penanaman kopi sampai ke pasca panen kopi sehingga kopi mampu tumbuh secara baik.Kata kunci: pemanfaatan; kopi robusta; indikasi geografis