Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Consumer Perception to Green Products of Rattan Handicraft Redhana Aulia; Prima Ditahardiyani
JURNAL MANAJEMEN AGRIBISNIS Vol 11 No 01 (2023): Jurnal Managemen Agribisnis
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JMA.2023.v11.i01.p15

Abstract

Isu lingkungan telah menjadi perhatian konsumen secara global saat ini. Konsumen mulai mengubah perilaku pembelian menuju produk ramah lingkungan. Seiring dengan perubahan perilaku konsumen terhadap produk hijau, produk hijau industri kerajinan rotan memilki potensi untuk berkembang. Produsen produk hijau rotan perlu mengembangkan strategi pemasaran yang efektif melalui pengetahuan tentang persepsi konsumen. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi konsumen terhadap produk hijau rotan. Lokasi penelitian berada di Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Sampel penelitian sebanyak 200 orang. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience sampling. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode Principle Component Analysis (PCA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi konsumen terhadap produk hijau rotan terbagi menjadi tiga faktor: produk hijau rotan memiliki kualitas yang lebih baik dan ramah lingkungan, produk hijau rotan memberikan manfaat sosial, dan produk hijau rotan menghemat energi dan sumber daya. Faktor yang paling dominan membentuk persepsi konsumen terhadap produk rotan hijau adalah kualitas produk yang baik dan ramah lingkungan.
Factors Affecting Consumer Purchasing Decisions for Green Rattan Craft Products Prima Ditahardiyani; Redhana Aulia
JURNAL MANAJEMEN AGRIBISNIS Vol 11 No 01 (2023): Jurnal Managemen Agribisnis
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JMA.2023.v11.i01.p19

Abstract

Seiring dengan meningkatnya kepedulian konsumen terhadap lingkungan, dewasa ini tren konsumen beralih pada produk hijau. Meskipun demikian, produsen produk hijau kerajinan rotan perlu mengetahui bagaimana peringkat faktor pendorong dan penghambat keputusan pembelian konsumen agar usahanya dapat maju dan berkembang di era persaingan yang semakin ketat. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk menentukan peringkat kepentingan faktor-faktor pendorong dan penghambat serta mengukur bagaimana pengaruhnya terhadap keputusan pembelian produk hijau kerajinan rotan. Penelitian berlokasi di Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Sampel yang digunakan berjumlah 200 orang yang dipilih berdasar metode accidental sampling. Data diperoleh melalui kuesioner dan studi literatur. Data tersebut, kemudian dianalisis menggunakan metode Relative Importance Index (RII) dan analisis regresi logistik ordinal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa urutan tingkat kepentingan faktor-faktor pendorong keputusan pembelian produk hijau kerajinan rotan adalah kesadaran akan pentingnya kelestarian lingkungan, tanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan, mendukung produsen lokal, kualitas produk hijau lebih baik, keamanan produk hijau lebih terjamin dan pengalaman mengkonsumsi produk hijau lebih bernilai, sedangkan urutan faktor-faktor yang menghambat keputusan pembelian produk hijau kerajinan rotan adalah harga produk hijau yang relatif lebih mahal, tampilan produk kurang variatif dan menarik, pendapatan, ketersediaan produk terbatas, dan pengetahuan tentang produk hijau.
Perumusan Strategi Pemasaran Hijau Kerajinan Rotan untuk Meningkatkan Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Prima Ditahardiyani; Hartoni Hartoni; Redhana Aulia
JIA (Jurnal Ilmiah Agribisnis) : Jurnal Agribisnis dan Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Vol. 8 No. 5 (2023)
Publisher : Department of Agribusiness, Halu Oleo University Jointly with Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia - Indonesian Society of Agricultural Economics (PERHEPI/ISAE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37149/jia.v8i5.825

Abstract

The application of the green marketing concept is needed for green product manufacturers to compete and emphasize their competitive advantages effectively. Green marketing offers many benefits to producers, including improved profitability, productivity, and company image. As producers of green products, rattan craft Small and Medium Enterprises should implement green marketing to get more benefits. Nevertheless, rattan craft small and medium-sized enterprises (SMEs) still need to adopt this practice. The lack of ability to effectively convey an environmentally friendly image has led to a decline in consumer satisfaction and loyalty. Therefore, this study aims to formulate a green marketing strategy to enhance consumer satisfaction and loyalty towards rattan handicrafts. The research is located in Banjarbaru City, South Kalimantan Province. Data was collected through in-depth interviews and questionnaires. A green marketing strategy was formulated using the 7P green marketing mix consisting of product, price, place, promotion, people, process and physical evidence and analyzed using Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT). The prioritization of green marketing strategy is determined using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The result indicated that among strengths and opportunities, it is made from materials that are safe for the environment and can be developed into various products are the two most important factors. In contrast, among weaknesses and threats, products are less varied, and the existence of substitute goods such as plastic and bamboo are the weaknesses and threats that are most concern. The alternative green marketing mix strategy formulated consists of maximizing the use of e-commerce, expanding cooperation and networking with stakeholders, increasing innovation and product variants, green advertising in digital media, guaranteeing green products through green label certification, and increasing discounts and bonuses for purchasing a certain amount. The research results also showed that the primary priority strategy is increasing innovation and product variants, while less priority is adding discounts and bonuses for purchasing specific quantities.