Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Guncangan Gempa Bumi Lombok dan Palu Tahun 2018 Indriati Retno Palupi; Wiji Raharjo; Oktavia Dewi Alfiani
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 11, No 2 (2020)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34126/jlbg.v11i2.283

Abstract

Gempa bumi Lombok dan Palu di Sulawesi Tengah pada tahun 2018 mengakibatkan banyaknya kerusakan pada bangunan yang ada di wilayah sekitar gempa bumi. Kedua gempa tersebut sama-sama bersumber dari patahan tetapi memiliki karaekteristik yang berbeda. Gempa bumi di Lombok didahului oleh foreshock dengan jarak tujuh hari dari mainshock sementara gempa bumi Palu mengakibatkan timbulnya fenomena tsunami dan likuefaksi. Salah satu efek yang ditimbulkan akibat gempa bumi dan dirasakan langsung oleh masyarakat adalah guncangan tanah. Guncangan tersebut dapat dirasakan sampai dengan ratusan kilometer dari pusat lokasi gempa bumi dengan berbagai variasi kekuatan yang berbeda-beda, tergantung pada mekanisme fokus, besaran magnitudo gempa bumi itu sendiri dan jarak lokasi dari sumber gempa bumi serta faktor geologi. Atenuasi percepatan tanah merupakan salah satu metode untuk memperkirakan seberapa besar kekuatan guncangan tanah akibat gempa bumi. Dalam penelitian ini digunakan persamaan menurut Campbell (1981), Idriss (2002) dan Fukushima. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa daerah di bagian sisi barat dan timur Pulau Lombok serta hampir semua daerah di Sulawesi Tengah memiliki percepatan tanah yang cukup besar akibat gempa bumi.Kata kunci: atenuasi percepatan tanah, jarak, gempa Lombok, gempa Palu, magnitudo, mekanisme fokus Lombok and Palu earthquake (Central Sulawesi) in 2018 caused such damage to buildings in area around earthquake location. Both of them came from fault but they had their own chacacteristic. Lombok earthquake started with foreshock seven days before mainshock, while Palu earthquake its cause tsunami and liquifaction phenomena. One effect caused by earthquake and felt by peoples is ground shaking. Ground shaking can be felt by people untill hundred kilometers from earthquake location, depended on its focal mechanism, magnitude, the distance of the location and geological factors. Attenuation of Ground Acceleration is one methode to calculate the energy of ground shaking. In this research, we use ground acceleration equation from Campbell (1981), Idriss (2002) and Fukushima. The result showed that in west and east part of Lombok island and most of the area of Central Sulawesi have high ground shaking caused by the earthquake. Keywords: ground acceleration, distance, Lombok earthquake, Palu earthquake, magnitude, focal mechanism
Penggunaan Action Camera Pada Spherical Photogrammetry Untuk Pemodelan Tiga Dimensi Joko Hartadi; Taufiq Ihsanudin; Oktavia Dewi Alfiani; Dessy Apriyanti
Jurnal Geosaintek Vol 4, No 3 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1042.831 KB) | DOI: 10.12962/j25023659.v4i3.4523

Abstract

Penggunaan action camera untuk pengumpulan data dapat diterapkan untuk pengambilan data spherical photogrammetry. Data foto diambil dengan memposisikan kamera pada salah satu titik exposure. Titik ini menjadi sumbu rotasi kamera saat melakukan pengambilan foto dengan sudut pandang 360°. Overlap kamera panoramik dibuat vertikal untuk mendapatkan foto stereo fasad candi yang akan dibuat model tiga dimensinya. Pembuatan foto panorama memerlukan beberapa foto dengan membuat bagian dari foto yang saling bertampalan (overlap). Kelebihan foto ini ialah dengan sekali berdiri alat dapat meliput sudut pandang 360° dalam arah horisontal dan 180° dalam arah vertikal. Permukaan objek yang dimodelkan dapat direpresentasikan dalam bentuk mesh. Mesh (dalam komunitas komputer grafik) diperoleh dari penggabungan titik-titik yang menghubungan setiap fitur yang sama menjadi jaring segitiga atau biasa disebut sebagai triangular irregular network (TIN) dalam fotogrametri. Hasil akhir dari rekonstruksi objek adalah model 3D yang memiliki tekstur
MENUJU SISTEM INFORMASI TIGA DIMENSI UNTUK MANAJEMEN GEDUNG (STUDI KASUS : GEDUNG LABTEK IX/C KAMPUS ITB BANDUNG ) Oktavia Dewi Alfiani
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 4, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN "VETERAN" YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (869.667 KB)

Abstract

Sari - Semua gedung atau bangunan mempunyai beberapa bentuk pelayanan mekanik dan elektrik untukmenyediakan kebutuhan fasilitas-fasilitas guna memelihara suatu lingkungan kerja yang nyaman. Pelayananpelayanantersebut harus dikendalikan oleh suatu alat yang pasti sehingga semua hal data fasilitas yang adadapat diketahui perkembangan,hal-hal tersebut misalnya, tersedia air panas yang cukup untuk kolam mandi dikamar mandi, tersedia air panas di radiator untuk menjaga hawa ruangan tetap hangat, memanas danmendinginnya suhu ruangan akibat sistem ventilasi yang tersedia di semua ruangan. Pengontrolan semua haltersebut dengan tidak memperhatikan banyaknya penghuni-penghuni atau pilihan-pilihan individu. Tujuan darisuatu Sistem Manajemen Gedung adalah untuk mengotomatiskan dan mengambil kendali beberapa operasipelayanan gedung dengan cara yang kemungkinannya paling efisien bagi occupiers/business, untuk mengetahuidan mengatasi kendala-kendala yang ada di gedung dengan berbasis sistem informasi geografis tiga dimensi.Melalui proses membentuk dan menampilkan gambaran bangunan secara tiga dimensi di permukaan tanahdalam tingkat ketelitian dan detail informasi utilitis tertentu untuk kegiatan pengelolaan gedung sebagai bentukpemodelan menuju sistem informasi tiga dimensi. Dengan adanya hasil penelitian diharapkan dapat memberikanmanfaat tentang gambaran umum yang dapat diaplikasikan untuk mengefektifkan dan mengefisienkanpengelolaan gedung dengan menggunakan sistem informasi tiga dimensi.Kata-kata kunci: sistem manajemen gedung, utilitas, sistem informasi geografis, tiga dimensi 
Pemanfaatan Informasi Geospasial Untuk Manajemen Bencana Dwi Wahyuningrum; Oktavia Dewi Alfiani; Adhiyatma Srinarbito
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 9, No 1sp (2022): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Edisi Spesial
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v9i1sp.9403

Abstract

Abstrak – Manajemen bencana menjadi salah satu prosedur penting yang dikembangkan pada wilayah yang sering mengalami kejadian bencana, salah satunya adalah di Indonesia. Berbagai jenis bencana yang terjadi seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, gunung api, dan bencana lainnya mengharusnya sistem manajemen kebencanaan yang dibangun harus memiliki kelengkapan data dan informasi. Salah satu jenis data dan informasi penting yang harus tersedia adalah data yang memiliki aspek lokasi, yaitu data dan informasi geospasial. Berbagai metode dilakukan untuk menyediakan data dan informasi geospasial dalam mewujudkan sistem manajemen bencana yang handal dan akurat. Beberapa metode tersebut adalah pengukuran GNSS, penginderaan jauh, fotogrametri, dan Sistem Informasi Geospasial (SIG). Metode-metode geospasial dilaksanakan di setiap tahap siklus bencana. Dengan memanfaatkan informasi geospasial maka dapat melengkapi sistem dan proses manajemen bencana dalam hal ketersediaan data yang akurat, efektif, dan terbarukan. Hal ini memudahkan proses diseminasi informasi kebencanaan, baik untk pelaporan, visualisasi kondisi, dan pengambilan kebijakan. Kata Kunci: geospasial, sig, data spasial, manajemen bencana, mitigasi Abstract – Disaster management is one of the important procedures developed in areas that frequently experience disasters, one of which is Indonesia. Various types of disasters occur such as floods, landslides, earthquakes, tsunamis, volcanoes, and other disasters. The disaster management system that is built must have complete data and information. One type of important data and information that must be available is data that has a locational aspect; namely geospatial data and information. Various methods are used to provide geospatial data and information in creating a reliable and accurate disaster management system. Some of these methods are GNSS measurements, remote sensing, photogrammetry, and Geospatial Information Systems (GIS). Geospatial methods are implemented at each stage of the disaster cycle. Utilizing geospatial information can complement disaster management systems and processes in terms of the availability of accurate, effective, and renewable data. This facilitates the dissemination process of disaster information, for reporting, visualizing conditions, and making policies.  Keywords: geospatial, gis, spatial data, disaster management, mitigation
Story Map Profil Desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, DIY. Nezha Sarfina; Octavia Dewi Alfiani; Budi Santosa
Jurnal Ilmiah Geomatika Vol 3, No 1 (2023): April Jurnal Ilmiah Geomatika
Publisher : Program Studi Teknik Geomatika Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.582 KB) | DOI: 10.31315/imagi.v3i1.7684

Abstract

Desa Tegalrejo memiliki berbagai macam potensi. Mulai dari potensi alamnya yang dapat dijadikan objek wisata hingga sentra makanan yang dapat dijadikan potensi utama dari Desa Tegalrejo. Sayangnya informasi tersebut tidak dimuat pada peta yang diletakkan pada balai desa yang seharusnya menjadi media pengenalan profil desa. Dalam wawancara yang dilakukan dengan salah satu perangkat desa menyatakan bahwa Desa Tegalrejo membutuhkan peta desa terbaru dalam bentuk cetak maupun digital. Kondisi tersebut menunjukkan  pentingnya pembuatan profil desa di Desa Tegalrejo yang dapat menyampaikan seluruh informasi Desa Tegalrejo secara menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat umum.  Perancangan ini bertujuan membuat story map profil Desa Tegalrejo untuk memberikan seluruh informasi mengenai Desa Tegalrejo yang mudah dipahami oleh masyarakat desa maupun masyarakat diluar desa. Metode yang digunakan pada perancangan ini adalah mengemas informasi profil Desa Tegalrejo kedalam Story Map.  Data yang digunakan sebagai basemap merupakan peta penggunaan lahan yang dibuat dari digitasi citra resolusi tinggi. Story Map yang dibuat selanjutnya dilakukan pengujian aksesibilitas dan kebergunaan dengan menyebarkan kuesioner kepada beberapa pengguna internet. Hasil dari digitasi adalah peta penggunaan lahan yang sesuai dengan PERKA BIG Nomor. 3 Tahun 2016 dengan mendapatkan nilai uji atribut sebesar 95%. Peta penggunaan lahan tersebut dikemas menjadi lebih menarik kedalam tampilan Story Map sebagai basemap. Story Map yang telah dilakukan pengujian mendapatkan nilai sebesar 93,6 poin untuk kebergunaan dan aksesibilitas mendapatkan nilai sebesar 94,4 poin. Kedua penilaian tersebut masuk kategori “Sangat Mudah Diakses” dan “Sangat Bermanfaat”.
Visualization of Islamic Boarding School Location at Yogyakarta with Web-Based Geodesain Oktavia Dewi Alfiani; Dwi Wahyuningrum; Shoffan Saifullah; Haekal Haekal
Telematika Vol 20, No 3 (2023): Edisi Oktober 2023
Publisher : Jurusan Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/telematika.v20i3.10885

Abstract

Purpose: This research produces a webGIS design that presents the geospatial location of buildings in the Krapyak Yogyakarta boarding school area to facilitate users outside the area when heading to the location of the boarding school whose buildings are scattered.Design/methodology/approach: By combining aerial photos from UAV mapping with Open Street Map. The combined results of both maps are presented in a webGIS built from HTML, CSS and OpenLayers scripting.Findings/result: Building a webGIS to present information on the location of Krapyak Islamic boarding schools that has been equipped with corrected coordinates and routes from the iconic city of Yogyakarta so that immigrants from outside the area can easily understand the use of the webgis. Originality/value/state of the art: From previous research, webGIS development only uses maps presented through openstreetmap where if users use existing online navigation applications have different coordinate system references (Soraya R, 2018). So by equalizing the map reference by combining the results of UAV mapping and correcting the shape of the building presented on openstreetmap, the spatial information from the webgis will have a position accuracy that is more in line with the truth.