M. Arifuddin
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian “Farmaka Tropis”, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Metanol Kulit Batang Sengkuang pada Tikus Wistar yang Diinduksi CFA (Complete Freund’s Adjuvant): Anti-Inflammatory Activity Test of Methanolic Extract of Sengkuang Bark (Dracontomelon Dao) on Wistar Complete Freund’s Adjuvant (CFA) Induced Rats Nurul Muhlisa Mus; Supriatno Supriatno; M. Arifuddin; Erwin Samsul
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 5 No. 3 (2023): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v5i3.1804

Abstract

One of the plants found in East Kalimantan is the Drancotomelon dao (sengkuang) plant. Previous tests demonstrated the presence of anti-inflammatory activity of D. Dao leaf extract through the reduction of proinflammatory mediators such as TNF-?, IL-1?, and IL-6 which were induced by bacteria. This study aims to determine the anti-inflammatory activity of the methanol extract of the stem bark of the Sengkuang plant in a rat model of rheumatoid arthritis induced by complete freund's adjuvant (CFA) to determine the anti-inflammatory potential of other parts of the sengkuang plant. In this test, rat models of rheumatoid arthritis induced using CFA were divided into 4 treatment groups: negative group (NaCMC), positive group (methyl prednisolone), test group 1 (sengkuang extract 50 mg/KgBW/day), test group 2 (lengkuang extract). 200 mg/KgBB/day). Observation of its anti-inflammatory effect was observed for 14 days. Analysis of the data in this study used a one-way ANOVA with joint thickness dependent variable and zinc dose independent variable. Sengkuang extract at doses of 50 and 200 mg/KgBW/day can reduce joint thickness in animals induced with CFA. The activity of reducing joint thickness showed significance in zinc extract at a dose of 50 mg/KgBW/day on the 14th day. Methanol extract of sengkuang has anti-inflammatory activity in CFA-induced rheumatoid arthritis rats at an optimal dose of 200 mg/KgBW/day, has an anti-inflammatory effect that is good enough to reduce edema volume in arthritis rats. Keywords: Drancotomelon dao, Sengkuang, Anti-Inflammatory, CFA Abstrak Salah satu tumbuhan yang ditemukan di Kalimantan Timur adalah tumbuhan Drancotomelon dao (sengkuang). Uji sebelumnya menunjukkan adanya aktivitas antiinflamasi ekstrak daun D. Dao melalui penurunan mediator proinflamasi seperti TNF-?, IL-1?, dan IL-6 yang diinduksi oleh bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antiinflamasi ekstrak metanol kulit batang tanaman Sengkuang pada tikus model artritis rematoid yang diinduksi complete freund’s adjuvant (CFA) untuk mengetahui potensi antiinflamasi dari bagian lain tanaman sengkuang ini. Pada uji ini, Tikus model rematoid arthritis diinduksi menggunakan CFA dibuat menjadi 4 kelompok perlakuan: kelompok negatif (NaCMC), kelompok positif (metil prednisolone), kelompok uji 1 (ekstrak sengkuang 50 mg/KgBB/hari), kelompok uji 2 (ekstrak sengkuang 200 mg/KgBB/hari). Observasi efek antiinflamasinya diamati selama 14 hari. Analisis data penelitian ini menggunakan ANOVA satu arah dengan variabel terikat tebal sendi dan variabel bebas dosis sengkuang. Ekstrak sengkuang baik dosis 50 dan 200 mg/KgBB/hari dapat menurunkan tebal sendi pada hewan yang diinduksi dengan CFA. Aktivitas penurunan tebal sendi menunjukkan signifikansi pada ekstrak sengkuang dengan dosis 50 mg/KgBB/hari pada hari ke-14. Ekstrak methanol sengkuang memiliki aktivitas antiinflamasi pada tikus model rheumatoid artritis yang diinduksi CFA dengan dosis optimal 200mg/KgBB/hari, memiliki efek anti inflamasi yang cukup baik untuk menurunkan volume edema pada tikus model arthritis. Kata Kunci: Drancotomelon dao, Sengkuang, Antiinflamasi, CFA
Isolasi Fungi Endofit Batang Bajakah (Uncaria nervosa Elmer) dan Pengujian Toksisitas dengan Metode BSLT: Isolation of Endophytic Fungi from Bajakah Stems (Uncaria nervosa Elmer) and Toxicity Testing by BSLT Method Umi Khusnul Khotimah; M. Arifuddin; Fika Aryati; Islamudin Ahmad
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 5 No. SE-1 (2023): Spesial Edition J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v5iSE-1.2053

Abstract

Bajakah (Uncaria nervosa Elmer) is one of the plants that grows a lot in East Kalimantan and difficult to cultivate. Empirically, Bajakah stems are used by rural communities, especially the Dayak people for the treatment of various diseases by drinking boiled water, causing Bajakah stems to be exploited. Endophytic fungi are endophytic microbes that live in plant tissues asymptomatically and can produce secondary metabolites with various biological activities, one of which is anticancer. This study aims to isolate the endophytic fungi of the Bajakah stem and test the toxicity using the BSLT method on Artemia salina shrimp larvae as an initial screening to determine the potential of endophytic fungi as a producer of candidate drug compounds. Based on the results of the study, 2 isolates of the endophytic fungi of the Bajakah stem were obtained. The results of the toxicity test of the UN 3B isolate extract obtained an LC50 value of 21.4 ppm, while the UN 4B isolate extract was 28.2 ppm. Each extract is cytotoxic because it can cause the death of 50% of test animals at concentrations <1000 ppm. Keywords: Bajakah, endophytic fungi, cytotoxic test, BSLT Abstrak Bajakah (Uncaria nervosa Elmer) merupakan salah satu tumbuhan yang banyak tumbuh di Kalimantan Timur dan sulit dibudidayakan. Secara empiris, batang Bajakah dimanfaatkan oleh masyarakat pedalaman, khususnya masyarakat suku Dayak untuk pengobatan berbagai penyakit dengan cara meminum air rebusan, sehingga menyebabkan batang Bajakah di eksploitasi. Fungi endofit merupakan mikroba endofit yang hidup di jaringan tumbuhan secara asimtomatis dan dapat menghasilkan senyawa metabolit sekunder dengan berbagai aktivitas biologis salah satunya antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi fungi endofit batang Bajakah dan uji toksisitas dengan metode BSLT terhadap larva udang Artemia salina sebagai skrining awal untuk mengetahui potensi fungi endofit sebagai penghasil kandidat senyawa obat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 2 isolat fungi endofit batang Bajakah. Hasil uji toksisitas ekstrak isolat UN 3B diperoleh nilai LC50 sebesar 21,4 ppm, sedangkan ekstrak isolat UN 4B sebesar 28,2 ppm. Pada masing-masing ekstrak bersifat sitotoksik karena dapat menyebabkan kematian 50% hewan uji pada konsentrasi <1000 ppm. Kata Kunci: Bajakah, fungi endofit, uji sitotoksik, BSLT
Bioaktivitas Ekstrak Etil Asetat Hasil Fermentasi Fungi Endofit Batang Bajakah (Uncaria nervosa Elmer.): Bioactivity of Ethyl Acetate Extract from Fermentation of the Endophytic Stem of Bajakah (Uncaria nervosa Elmer.) Khoirunnisa Khoirunnisa; Novianty Indjar Gama; M. Arifuddin; Rolan Rusli
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 5 No. SE-1 (2023): Spesial Edition J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v5iSE-1.2054

Abstract

Uncaria nervosa Elmer. or commonly known as Bajakah is a plant endemic to Kalimantan which is believed to treat cancer. Utilization of endophytic fungal microorganisms is an effort to maintain the sustainability of plants that have the ability to transfer genetics from their host plants. The aims of this study were to determine the amount of yield, to obtain the types of secondary metabolites contained in the ethyl acetate extract, and to determine the toxicity of endophytic fungi isolates based on LC50 values for Artemia salina larvae. The methods used were isolation of endophytic fungi, endophytic fungi extraction, phytochemical tests using TLC and cytotoxic testing using the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method using Artemia salina larvae as test animals. The total yield of isolate G1A1 and isolate G1A3 were 0.0084% and 0.0078%, respectively. The results of the phytochemical screening of isolate G1A1 were tannins (Rf = 0.55) and triterpenoids (Rf = 0.6). Isolate G1A3 contains triterpenoids (Rf = 0.5) and flavonoids (Rf = 0.9). The LC50 value of isolate G1A1 was 512.86 ppm and isolate G1A3 was 660.7 ppm which has the potential to be cytotoxic. Keywords: endophytic fungi, TLC, BSLT Abstrak Uncaria nervosa Elmer. atau biasa dikenal dengan Bajakah merupakan tanaman endemik Kalimantan yang dipercaya dapat mengobati kanker. Pemanfaatan mikroorganisme fungi endofit menjadi upaya dalam menjaga keberlangsungan tumbuhan yang memiliki kemampuan transfer genetik dari tanaman inangnya. Tujuan dari penenlitian ini adalah mengetahui jumlah rendemen, mendapatkan jenis metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak etil asetat, dan mengetahui toksisitas isolat fungi endofit berdasarkan nilai LC50 terhadap larva Artemia salina. Metode yang digunakan adalah isolasi fungi endofit, ekstraksi fungi endofit, uji fitokimia dengan KLT dan pengujian sitotoksik dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) menggunakan hewan uji dari larva Artemia salina. Jumlah rendemen isolat G1A1 dan isolat G1A3 masing-masing sebesar 0,0084% dan 0,0078%. Hasil skrining fitokimia isolat G1A1 adalah tanin (Rf = 0,55) dan triterpenoid (Rf =0,6). Pada isolat G1A3 mengandung triterpenoid (Rf = 0,5) dan flavonoid (Rf = 0,9). Nilai LC50 isolat G1A1 sebesar 512,86 ppm dan pada isolat G1A3 sebesar 660,7 ppm yang berpotensi sebagai sitotoksik. Kata Kunci: fungi endofit, KLT, BSLT