Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JURNAL FARMASIMED (JFM)

THE EFFECT OF SUGARCANE LEAF EXTRACT ON MALONDIALDEHYDE PLASMA LEVELS IN CARBON TETRACHLORIDE-INDUCED RATS Dewi, Ika Puspita; Ulinnuha, Jihan Ulya; Holidah, Diana
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 5 No 1 (2022): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jfm.v5i1.1340

Abstract

Peroksidasi lipid akibat radikal bebas dapat menyebabkan kematian sel yang dapat merusak berbagai organ, termasuk liver. Hal ini dapat ditandai dengan peningkatan kadar malondialdehid. Pengukuran parameter ini pada darah dan organ digunakan sebagai penanda adanya stres oksidatif. Radikal bebas akibat peroksidasi lipid dapat diredam dengan senyawa antioksidan. Beberapa penelitian telah membuktikan aktivitas antioksidan tebu (Saccharum officinarum). Daun tebu dan jus tebu dari varietas yang berbeda-beda telah menunjukkan sifat antioksidan yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak etanol tebu dengan berbagai dosis terhadap kadar malondialdehid plasma tikus yang diinduksi stress oksidatif dengan karbon tetraklorida (CCl4). Daun tebu diekstraksi dengan maserasi dengan pelarut etanol 96%. Pembuatan kurva baku malondialdehid dilakukan dengan seri larutan 1,1,2,2-tetraethoxypropane. Pengujian dilakukan terhadap hewan uji tikus Wistar yang dibagi menjadi beberapa kelompok. Pembagian kelompok meliputi kelompok normal tanpa induksi CCl4 diberikan CMC-Na 1%; kontrol negatif diberikan CMC-Na 1%; kontrol positif diberikan Silybum marinum yang 100 mg/kgBB; kelompok dosis yang terdiri atas 300, 400, dan 500 yang masing-masing diberikan ekstrak etanol daun tebu dosis dengan dosis 300 mg/kgBB, 400 mg/kgBB dan 500 mg/kgBB berturut-turut. Tikus diperlakukan sepanjang 14 hari lalu diambil sampel plasmanya pada hari ke-15 untuk pengukuran kadar malondialdehid. Hasil ekstraksi daun tebu mendapatkan rendemen sebesar 16,05%. Kurva baku yang digunakan untuk mengukur malondialdehid plasma tikus adalah y = 0,0059x + 0,0238. Hasil menunjukkan pemberian ekstrak daun tebu semua dosis memiliki nilai malondialdehid yang lebih rendah dibandingkan kontrol negatif. Dosis 400 mg/kgBB tidak memiliki perbedaan signifikan dengan kontrol positif, sedangkan dosis 500 mg/kgBB lebih rendah dibanding dengan kontrol positif. Hal ini diduga karena metabolit sekunder seperti flavon yang terdapat pada ekstrak yang dapat meredam radikal bebas. Ekstrak etanol daun tebu dapat berperan sebagai antioksidan dengan menurunkan kadar malondialdehid darah tikus terinduksi CCl4.
Drug Interaction Study in Type 2 Diabetes Mellitus with Hypertension Patients at X Hospital, Jember Regency Afifah, Hanin; Dewi, Ika Puspita; RACHMAWATI, Ema; HOLIDAH, DIANA; NORCAHYANTI, IKA
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 6 No 2 (2024): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jfm.v6i2.2051

Abstract

Diabetes melitus dan hipertensi merupakan penyakit yang saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lainnya. Hipertensi berkontribusi terhadap perkembangan dan perkembangan komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular pada diabetes. Pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi hipertensi dapat memperoleh banyak obat (polifarmasi). Hal ini berisiko menimbulkan Drug Related Problem, salah satunya interaksi obat. Adanya interaksi obat dapat menyebabkan kegagalan terapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko terjadinya interaksi obat pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi hipertensi. Metode penelitian menggunakan deskriptif non eksperimental secara retrospektif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan rekam medis pasien rawat inap rumah sakit X di Jember. Sebanyak 32 pasien memenuhi kriteria inklusi selama durasi satu tahun data pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan pasien paling banyak adalah pasien wanita dengan rentang usia 45 – 54 tahun dan 55 – 64 tahun dan penyakit penyerta paling banyak adalah peptic ulcer. Pengobatan diabetes paling banyak menggunakan terapi tunggal insulin short-acting, sedangkan terapi hipertensi menggunakan kombinasi candesartan dan amlodipin. Analisis potensi interaksi obat antara antidiabetes dan antihipertensi menunjukkan interaksi obat terjadi pada 17 pasien dengan kejadian tertinggi yaitu interaksi insulin short-acting dengan candesartan sebanyak sembilan kasus dengan tingkat interaksi mayoritas moderat.