Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGGUNAAN CANGKANG KEONG SAWAH (Pila ampullacea) SEBAGAI BIOKOAGULAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK (GREY WATER) Sriwahyuni, Dewi; Ashari, Teuku Muhammad; Harahap, Muhammad Ridwan
AMINA Vol 2 No 3 (2020): December 2020
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/amina.v2i3.1386

Abstract

Pembuangan air limbah yang dilakukan tanpa pengolahan lebih lanjut akan menyebabkan badan air menjadi tercemar dan kondisi lingkungan menjadi rusak. Cara yang dapat digunakan untuk mengurangi tingkat pencemaran pada limbah domestik yaitu dengan menggunakan cangkang keong sawah sebagai biokoagulan pada proses pengolahan limbah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan cangkang keong sawah dalam menurunkan tingkat pencemaran Turbiditas, COD dan pH serta mengetahui pengaruh konsentrasi yang diberikan oleh cangkang keong sawah. Pengolahan limbah pada penelitian ini dilakukan dengan proses koagulasi-flokulasi. Dosis koagulan yang digunakan 0 g/L, 10 g/L, 20 g/L, 30 g/L, 40 g/L dan 50 g/L. Waktu pengadukan cepat 100 rpm, 125 rpm dan 150 rpm dengan kecepatan pengadukan lambat 30 rpm, 60 rpm dan 90 rpm. Waktu pengendapan 30, 60 dan 90 menit. Hasil penelitian penurunan tingkat kekeruhan paling optimum terjadi pada konsentrasi 50 g/L dengan kecepatan pengadukan 125 rpm dan waktu pengendapan 60 menit sebesar 11,36 NTU dengan persentase penurunan sebesar 88,52%. Sedangkan penurunan COD paling optimum adalah pada kecepatan 125 rpm dengan konsentrasi 50 g/L yaitu sebesar 18,6 mg/L dengan persentase penurunan sebesar 90,88%.
PEMANFAATAN BIJI TREMBESI (Samanea saman) SEBAGAI BIOKOAGULAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK Adira, Riska; Ashari, Teuku Muhammad; Rahmi, Rizna
AMINA Vol 2 No 3 (2020): December 2020
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/amina.v2i3.1390

Abstract

Air limbah domestik merupakan air yang bersumber dari kegiatan atau aktivitas rumah tangga yang jika dibuang ke badan air akan membuat kualitas badan air semakin hari semakin menurun. Salah satu metode pengolahan yang dapat dilakukan untuk pengolahan air adalah proses koagulasi-flokulasi, biasanya pada metode ini digunakan bahan koagulan sintetik yang berbahaya bagi tubuh, seperti poly aluminium chloride (PAC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan nilai penyisihan pH, Turbiditas, TSS, dan COD serta mengetahui dosis optimum yang dapat menurunkan parameter pH, turbiditas, TSS, dan COD dengan variasi dosis koagulan biji trembesi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dosis koagulan terbaik dalam penyisihan kadar kekeruhan optimum berada pada dosis 1 g/L yang mampu menurunkan kadar kekeruhan dari nilai awalnya 176 NTU menjadi 53 NTU dengan persentase 69,88%, parameter pH masih berada pada kadar pH netral (6-9) dan masih memenuhi syarat baku mutu limbah domestik, penyisihan kadar TSS dosis koagulan optimum berada pada 0,8 g/L sebanyak 10 mg/L dari pengujian awal 170 mg/L dengan persentase 94,11%, dan dosis optimum penurunan parameter COD juga berada pada dosis 1 g/L, dapat menurunkan nilai COD menjadi 69,8 mg/L dengan persentase 81,48%.
Impact of Boric Acid on Photocatalytic Oxidation T.Muhammad Ashari
Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/ekw.v2i1.680

Abstract

Greywater reuse is considered as one solution in solving water scarcity problem in the world because it is less contagious and less polluting to environment than the entire municipal wastewater. Greywater is easier to treat and reuse it. One possibility to treat greywater is using constructed wetland followed by an advanced oxidation process such as photocatalytic oxidation. This process removes organic materials in waste water by oxidation via hydroxyl radicals. There was discussion about the effects of the solution inorganic matrix such as borate on the photocatalytic oxidation. Borate a common constituent of greywater was reported to inhibit photocatalytic oxidation. This research tried to determine the effect of boric acid on photocatalytic oxidation spiked with boric acid in concentration of 5 to 200 mg/L using aqueous TetraEGDME solutions. It was found that there is no inhibition of photocatalytic oxidation process when boric acid is present and pH is acidic (about 4-5).
UJI EFEKTIVITAS CANGKANG KEONG MAS (POMACEA CANALICULATA L) SEBAGAI BIOSORBEN DALAM MENYERAP LOGAM TIMBAL (Pb) Risna Mauriza; Ashari T. Muhammad; Husnawati Yahya
Jurnal Phi: Kurnal Pendidikan Fisika & Terapan Vol 1, No 3 (2020)
Publisher : UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/p-jpft.v1i3.7841

Abstract

ABSTRAK. Logam berat  Pb merupakan logam berat yang berbahaya bagi kesehatan. Logam Pb dapat merusak sistem organ. Salah satu cara untuk mengurangi adanya kandungan logam Pb dapat dilakukan dengan penggunaan adsorben. Keong mas merupakan salah satu hama bagi aktivitas pertanian. Di dalam cangkang keong mas mengandung banyak kalsium karbonat. Kalsium karbonat dapat dijadikan sebagai adsorben. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektivan serbuk cangkang keong mas dalam menyerap logam Pb. Penelitian merupakan penelitian kuantitatif. Terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat terdiri dari konsentrasi 10 ppm timbal dn kecepatan waktu pengadukan 100 rpm. Sedangkan variabel bebas terdiri dari variasi massa serbuk dan waktu pengadukan. Massa serbuk keong mas yang digunakan yaitu 0 gr; 5 gr; 10 gr; 15 gr dan 20 gr dengan variasi waktu pengadukan selama 15 menit dan 30 menit untuk tiap sampel Pb. Tiap Pb yang digunakan dengan konsentrasi 10 ppm. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh didapatkan hasil efektivitas serbuk cangkang keong mas dalam menyerap Pb 10 ppm terdapat pada massa 5 gr serbuk cangkang keong mas dan dengan waktu pengadukan 15 menit yaitu sebesar 99,99% dengan hasil penurunan konsentrasi Pb 10 ppm menjadi Pb 0,0001 ppm 
Perbandingan Efektivitas Tanaman Lembang (Thypa Angustifolia) Dan Tanaman Iris (Iris Pseuadacorus) Pada Constructed Wetland Terhadap Limbah Cair Industri Tahu Ashari T. Muhammad
Jurnal Phi Jurnal Pendidikan Fisika dan Fisika Terapan Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/p-jpft.v2i2.9785

Abstract

Industri tahu memiliki dampak positif dan dampak negatif bagi lingkungan. Salah satu dampak positif dari industri tahu adalah termenuhinya kebutuhan masyarakat akan sumber pangan. Dedangkan dampak negatif dari industri tahu berupa limbah buangan yang tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat menimbulkan masalah pencemaran sehingga merusak lingkungan. Constructed wetland merupakan salah satu metode pengolahan limbah cair tahu yang dapat digunakan untuk mengurangi TSS, COD dan Turbiditas pada limbah cair tahu. Penelitian ini untuk mengetahui perbandingan efektivitas kinerja constructed wetland dengan tanaman Lembang dan tanaman iris terhadap penurunan TSS,   COD dan Turbiditas pada limbah cair industri tahu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Limbah cair tahu setalah dilakukan proses constructed wetland selama  21 hari oleh  tanaman Lembang mampu menurunkan kadar TSS sebesar 99,22%,   kadar COD sebesar 99,6 %, turbiditas turun sebesar 96,61%. Constructed wetland tanaman iris mampu menurunkan kadar TSS sebesar 97,41 %,  kadar COD 99,9 %, turbiditas turun sebesar 96,14 %, Kedua tanaman tersebut mampu menurunkan kadar pencemar pada limba tahu hingga sesuai baku mutu limbah cair. Kedua tanaman tersebut memiliki tingkat kefektifan yang tidak terlalu berbeda dalam menurunkan parameter pencemar pada limbah tahu
PENYISIHAN POLUTAN PADA LIMBAH CAIR PENATU MENGGUNAKAN ADSORBEN ARANG AKTIF BERASAL DARI BAMBU Ashari T. Muhammad
Jurnal Phi Jurnal Pendidikan Fisika dan Fisika Terapan Vol 3, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/p-jpft.v3i1.12409

Abstract

Perkembangan jasa penatu menyumbang dampak besar bagi pencemaran lingkungan, kesehatan manusia serta ekosistem yang berada di badan air. Dalam limbah cair penatu mengandung surfaktan, serta adanya penggunaan deterjen pada limbah penatu dapat mempengaruhi parameter seperti COD, TSS dan pH. Adsorpsi merupakan salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan, karena dapat dilakukan dengan berbagai jenis material dan relative lebih murah dibandingkan pengolahan lain. Adsorben yang digunakan pada penelitian ini berupa karbon aktif yang berasal dari bambu. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui pengaruh variasi dosis karbon aktif serta efisiensinya untuk menurunkan kadar pH, TSS, COD dan surfaktan. Arang bambu diaktifkan menggunakan aktivator Natrium Karbonat (Na2CO3) dengan konsentrasi 20%. Pengujian awal air limbah sebelum dilakukan proses adsorpsi untuk pH, TSS, COD dan surfaktan masing-masing sebesar 8,0, 183 mg/L, 411 mg/L dan 6,512 mg/L masih berada diatas standar baku mutu PERMEN LH No.5 Tahun 2014. Setelah dilakukannya penelitian, hasil menunjukkan bahwa pada dosis optimal 15 g/L arang bambu aktif mampu menurunkan TSS (54 mg/L), COD (121,2 mg/L) dan surfaktan (4,416 mg/L).
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ORGANIK RUMAH PEMOTONGAN AYAM (RPA) DENGAN METODE FITOREMEDIASI DENGAN TUMBUHAN KIAMBANG (Pistia stratiotes L) Teuku Muhammad Ashari; Muhammad Alfasyimi; Ilham Zulfahmi
AMINA Vol 3 No 3 (2021): December 2021
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas tumbuhan Pistia stratiotes L dalam menurunkan kadar pencemar pada pengolahan Air Limbah Rumah Pemotongan Ayam (RPA) dengan system wetlands lahan basa buatan. Perlakuan terdiri dari 2 variasi, pada bak reaktor pertama jumlah variasi tanamnya 10 tumbuhan dan pada bak kedua 20 tumbuhan. Dengan variasi waktu selama 5 hari (H5), 8 hari (H8), dan 10 hari (H10). Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah tumbuhan dan lama waktu tinggal berpengaruh terhadap penurunan kadar pencemar pada limbah RPA. Penurunan kadar pencemar yang paling efektif terjadi pada H10 pada bak reaktor yang ke 2 dengan jumlah 20 tumbuhan dengan persentase penurunan BOD sebesar 90.9%, COD sebesar 96.78%, dan TSS sebesar 96.27%. Sementara parameter pH mengalami kenaikan selama 10 hari tersebut akan tetapi masih memenuhi baku mutu limbah cair. Hasil pengukuran juga menunjukkan bahwa efektifitas penurunan kadar pencemar ditentukan oleh jumlah tumbuhan dan waktu tinggal, semakin banyak jumlah tumbuhan dan waktu tinggal maka semakin efektif dalam menurunkan BOD, COD, dan TSS.
PEMANFAATAN SERBUK BIJI KELOR (Moringa oleifera) SEBAGAI BIOKOAGULAN PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENATU Juliansyah Harahap; Teuku Muhammad Ashari; Cut Hidayatul Munar
AMINA Vol 4 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan usaha penatu memungkinkan peningkatan jumlah pemakai deterjen sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran lingkungan apabila dibuang secara langsung ke perairan. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah penatu akan mempengaruhi kualitas air yang berada di lingkungannya apabila tidak dilakukan pengolahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi dosis optimum serbuk biji kelor (Moringa oleifera) serta efesiensinya untuk menurunkan parameter COD, TSS, pH, dan turbiditas. Variasi dosis koagulan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu 0 g, 0,01 g, 0,05 g, 0,1 g, 0,3 g, 0,5 g, 0,7 g, 0,9 g, dan 1,2 g. Pengujian awal air limbah penatu sebelum dilakukan proses koagulasi-flokulasi untuk parameter COD, TSS, pH, dan turbiditas sebesar (733,48 mg/L), (110,0 mg/L), (8,7), dan (188,8 NTU) masih berada di atas baku mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 68 Tahun 2016. Setelah dilakukan penelitian, hasil menunjukkan bahwa pengaruh dosis optimum biokoagulan serbuk biji kelor terhadap penurunan parameter COD terjadi pada dosis 0,01 g sebanyak 82 mg/L, TSS terjadi pada dosis 0,01 g sebanyak 33 mg/L, pH terjadi pada dosis 1,2 g sebanyak 8,4, dan turbiditas terjadi pada dosis 0,01 g sebanyak 49 NTU.
Penggunaan Metode Multi Soil Layering (MSL) untuk Penyisihan Pencemar pada Limbah Cair Industri Pembekuan Ikan Abd Mujahid Hamdan; Teuku Muhammad Ashari; Zurriyati Iklima; Haifa Dzihninafira; Alfaniati Rahmatillah; Akbar Sarif
JRST (Jurnal Riset Sains dan Teknologi) Volume 7 No. 1 Maret 2023: JRST
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (815.365 KB) | DOI: 10.30595/jrst.v7i1.16652

Abstract

Metode Multi Soil Layering (MSL) adalah metode pengolahan limbah yang memanfaatkan tanah sebagai media dalam penyisihan parameter. Metode MSL sudah banyak digunakan pada berbagai pengolahan limbah cair seperti limbah cair domestik, industri dan lain sebagainya. Namun, belum pernah ditemukan publikasi pengolahan limbah cair industri pembekuan ikan dengan menggunakan metode MSL. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan efektivitas metode MSL dalam menurunkan parameter Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS) dan pH pada limbah cair industri pembekuan ikan. Variasi yang digunakan pada penelitian ini adalah variasi 1, 2 dan 3 layer SMB. Penelitian ini menggunakan variasi waktu pengolahan 24, 48 dan 72 jam. Pengolahan limbah cair industri pembekuan ikan menggunakan metode MSL dapat menurunkan kadar COD, TSS, dan menetralkan pH. Hasil dari pengolahan limbah cair industri pembekuan ikan menggunakan metode MSL pada parameter COD senilai 41 mg/l dengan efektivitas penurunannya 90,33%, parameter TSS senilai 49 mg/l dengan efektivitas penurunannya 88,94%, dan mengalami perubahan nilai pH menjadi 7,7 pada variasi 1 layer SMB dengan waktu 72 jam. Metode MSL diharapkan menjadi sebuah alternatif baru pada pengolahan limbah cair industri pembekuan ikan sehingga dijadikan metode dalam mengolah limbah cair yang dihasilkan.
PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH TAHU DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI FITOREMEDIASI DAN KOAGULASI-FLOKULASI T. Muhammad Ashari
Lingkar : Journal of Environmental Engineering Vol 1 No 1 (2020): LINGKAR : Journal of Environmental Engineering
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.359 KB) | DOI: 10.22373/ljee.v1i1.846

Abstract

Tahu merupakan salah satu makanan favorit Indonesia karena mudah diperoleh dan rasa yang enak. Sebagian industri tahu Indonesia adalah industri rumah tangga sehingga sisa produksi yang dihasilkan dibuang langsung ke badan air. Limbah ini mengandung polutan yang menyebabkan bau tidak sedap dan nutrient yang dapat menyebabkan eutrofikasi. Oleh karena itu, diperlukan metode pengolahan limbah cair tahu yang tepat untuk menurunkan polutan hingga sesuai dengan baku mutu yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pada penelitian ini, metode pengolahan limbah yang digunakan adalah metode fitoremediasi menggunakan tumbuhan enceng gondok dan mengkombinasikannya dengan proses koagulasi – flokulasi menggunakan bio koagulan Moringa Oleifera. Proses fitoremediasi dilakukan pada lingkungan yang terkontrol selama 21 hari, diikuti dengan proses koagulasi flokulasi untuk mengurangi kadar polutan agar sesuai baku mutu. Proses fitoremediasi limbah cair tahu mampu menurunkan COD dari 4000 mg/L menjadi 60 mg/L, BOD dari 1544 mg/L menjadi 20 mg/L, TSS dari 775 mg/L menjadi 150 mg/L, pH dari 4,3 menjadi 8,4. Kombinasi fitoremediasi dan koagulasi-flokulasi mampu menurunkan turbiditas dari 401 NTU menjadi 10 NTU. Rangkaian proses fitoremediasi dan koagulasi–flokulasi pada penelitian ini mampu menurunkan kadar polutan pada limbah cair tahu hingga sesuai dengan baku mutu yang dikeluarkan pemerintah.