Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Pengaruh Penambahan Filler Kitosan dan CaCO3 Terhadap Karakteristik Bioplastik dari Umbi Gadung (Dioscorea Hispida Densst) Nur Indah Sari; Muhammad Syahrir; Diana Eka Pratiwi
Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia Vol 23, No 1 (2022): Chemica
Publisher : Jurusan Kimia FMIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (897.655 KB) | DOI: 10.35580/chemica.v23i1.33919

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan filler kitosan dan CaCO3 terhadap karakteristik bioplastik dan untuk mengetahui konsentrasi filler kitosan dan CaCO3 yang optimum dalam sintesis bioplastik dari umbi gadung dengan tahapan ekstraksi pati, sintesis bioplastik dengan penambahan filler kitosan dan CaCO3, dan karakterisasi yang meliputi uji ketahanan air, kemampuan biodegradasi, sifat mekanik (kuat tarik, elongasi, dan modulus young), serta analisis gugus fungsi dengan menggunakan spektrofotometer FTIR. Sampel umbi gadung diperoleh dari Desa Bu’nea Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi filler kitosan maupun CaCO3 sebanding dengan nilai ketahanan air dan berbanding terbalik dengan kemampuan degradasi bioplastik. Sifat mekanik terbaik sekaligus sebagai konsentrasi optimum diperoleh dari penambahan kitosan 6% dengan nilai kuat tarik sebesar 8,85 MPa, elongasi sebesar 11,83% dan nilai modulus young 0,7482 MPa. Adapun CaCO3 3% merupakan konsentrasi optimum yang memberikan sifat mekanik yang paling besar yaitu nilai kuat tarik 7,5522 MPa, elongasi 9,64% serta modulus young 0,7834 MPa. Hasil identifikasi gugus fungsi FTIR terdapat gugus O-H, C-H, N-H, dan C-O yang merupakan gugus fungsi dari bahan penyusun bioplastik yaitu pati, kitosan, dan gliserol..Kata kunci: Bioplastik, Dioscorea Hispida Dennst, kitosan, CaCO3ABSTRACTThis study aims to determine the effect of adding chitosan and CaCO3 fillers to the characteristics of bioplastics and to determine the optimum concentration of chitosan and CaCO3 fillers in the synthesis of bioplastics from gadung-yam. The research sample was gadung-yam which was obtained from Bu’nea Village, Minasate’ne District, Pangkep Regency, South Sulawesi. The research phase includes starch extraction, bioplastic synthesis with the addition of chitosan and filler CaCO3, and characterization which includes testing of water resistance, biodegradability, mechanical properties (tensile strength, elongation, and Young's modulus), as well as analysis of functional groups using FTIR spectrophotometer.The results showed that the filler concentration of chitosan and CaCO3 was proportional to the value of water resistance and inversely proportional to the ability of bioplastic degradation. The best mechanical properties were obtained from the addition of 6% chitosan with a tensile strength value of 8.85 MPa, elongation of 11.83% and Young's modulus value. 0.7482 MPa. The 3% CaCO3 is the optimum concentration that gives the greatest mechanical properties, namely the tensile strength value of 7.5522 MPa, elongation 9.64% and Young's modulus 0.7834 MPa. The result of the identification of the FTIR functional group, there ar O-H, C-H, N-H, and C-O which are functional groups of the building blocks of bioplastics, namely starch, chitosan, and glycerol.Keywords: Bioplastic, Dioscorea Hispida Dennst, chitosan, CaCO3
Pemanfaatan daun bayam merah tipe varietas red leaf sebagai bahan baku pada pembuatan tinta stempel ramah lingkungan Najmawati Sulaiman; Elok Faiqoh; Muhammad Syahrir
Jurnal Litbang Industri Vol 12, No 1 (2022)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v12i1.7464.27-32

Abstract

Tinta stempel umumnya terbuat dari pewarna sintetik dengan zat kimia yang bersifat toksik dan mudah menguap sehingga dapat berbahaya bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi pemanfaatan daun bayam merah sebagai pewarna alami pengganti pewarna sintetik untuk menghasilkan tinta stempel ramah lingkungan serta menguji sifat massa jenis, viskositas, dan tegangan permukaannya. Bayam merah varietas Red leaf mengandung kadar antosianin lebih tinggi dari varietas lainnya sehingga menghasilkan warna tinta stempel yang lebih pekat.  Metode penelitian terdiri atas tiga tahapan yaitu ekstraksi daun bayam merah, formulasi tinta stempel, dan pengujian tinta. Hasil penelitian menunjukkan tinta stempel yang dibuat dari ekstrak daun bayam merah memiliki karakteristik tinta berwarna merah, tidak luntur saat digosok, waktu mengering tinta selama 20 s, semua tulisan terbaca dengan jelas dan pengulangan hasil cap stempel cenderung stabil. Nilai massa jenis yang diperoleh sebesar 1,134 g/cm3, viskositas sebesar 1,047 cP, dan tegangan permukaan sebesar 33,362 dyne/cm. Berdasarkan hasil yang diperoleh, tinta stempel ekstrak daun bayam merah menghasilkan kualitas tinta yang sama dengan tinta komersial.
Masyarakat petani kelapa dan ibu PKK Kelurahan Tonyamang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang Muhammad Syahrir; Netti Herawati; Muhammad Yunus; Nita Maghfirah Ilyas
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2019, No 6: PROSIDING 6
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.688 KB)

Abstract

Community Coconut farmers and mother of PKK Kel. Tonyamang Kec. Patampanua Pinrang Regency is generally do not have the knowledge and skills to process a considerable amount of coconut water waste in the area into useful materials such as food vinegar and ethanol, which can increase economic value, especially in the farming community in the area. The approach taken is to provide training and empowerment to mother of PKK and coconut farmers in the form of lectures and live demonstrations and practices at partner locations, on thecniq for processing coconut water waste into chemicals in the form of ethanol and food vinegar, so that they are skilled in conducting training and can develop further. The output of PKM is food vinegar and ethanol from high quality coconut water waste for the needs of the community in partner areas and can even be marketed to other regions.
PELATIHAN PENGEMASAN DAN PELABELAN BAGI KELOMPOK IBU PKK DAN RUMAH TANGGA PEMBUAT MAKANAN KHAS TRADISIONAL BUGIS-MAKASSAR “BAJE” DI DESA ROMANG LOMPOA KEC. BONTOMARANNU KAB GOWA Muhammad Syahrir; Muhammad Danial
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat PROSIDING EDISI 10: SEMNAS 2020
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.93 KB)

Abstract

Abstrak. Kegiatan Permasalahan yang dialami kelompok Ibu PKK dan Rumah Tangga Kel. Romang Lompoa  Kec Bontomarannu Kab Gowa adalah belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengemas dan melakukan pelabelan makanan khas tradisional Bugis Makassar “Baje’ dimana hal ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi jika dilakukan pengolahan dengan baik melalui cara tersebut. Kalau dikelola dengan baik, maka akan berpotensi  untuk mengangkat perekonomian masyarakat terutama bagi kelompok Ibu PKK dan Rumah tangga di wilayah tersebut.Metode pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah memberikan pelatihan dalam bentuk ceramah dan demonstrasi langsung serta penerapannya  di lokasi mitra, mengenai teknik pengemasan dan pelabelan makanan khas Tradisional Bugis-Makassar “Baje’. Produksi makanan khas tradisional tersebut dapat dilakukan oleh masyarakat terutama bagi kelompok Ibu PKK dan rumah tangga di lokasi tersebut setelah mereka terampil dalam pelaksanaan pelatihan serta dapat mengembangkan lebih jauh.Luaran PKM ini adalah makanan khas tradisional yang dikemas plastic dan berlabel yang berkualitas untuk kebutuhan masyarakat di wilayah mitra bahkan dapat dipasarkan ke wilayah lainnya. Kata kunci: Makanan Khas Tradisional, Pelatihan, Pengemasan, Pelabelan, Nilai Ekonomis
Tingkat Selektivitas, Faktor Kapasitas, Jumlah Pelat Teoritik dan Waktu Retensi Analisis PAH dengan GC-FID Menggunakan Kolom RTX-5-MS dan Kolom CP-Sil 8 CB Muhammad Syahrir
Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia Vol 13, No 2 (2012)
Publisher : Jurusan Kimia FMIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.046 KB) | DOI: 10.35580/chemica.v13i2.628

Abstract

Kromatografi Gas tipe QP 2010 mampu mendeteksi Poliaromatik Hidrokarbon (PAH) skala nanogram permikroliter. Jenis kolom yang dipakai memerlukan suatu ketepatan dan ketersesuaian yang bergantung pada PAH. Beberapa jenis PAH yang dipakai dalam membandingkan jenis kolom dalam penelitian ini adalah naftalena, asenaftene,fenantrena, florantena,pirena, Benzoantrasena dan perilena. Membandingkan dua jenis kolom Kolom Rtx-5-MS dan Kolom CP-Sil 8 CB. Tingkat selektivitas, faktor kapasitas, jumlah pelat teoritis serta waktu retensi menjadi kriteria dalam diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolom Rtx-5-MS pada kondisi kromatografi gas memberikan tingkat selektifitas, faktor kapasitas dan jumlah pelat teoritis memenuhi syarat pemisahan yang baik dan waktu retensi antara 4,60 menit – 30,00 menit, sedangkan kolom CP-Sil 8 CB      (25 m x 0,23 mm) pada waktu retensi antara 4,60 menit – 25,00 menit, sedikit lebih cepat dalam terdeteksi PAH dengan tingkat selektivitas yang lebih tinggi. Kolom Rtx-5-MS memenuhi syarat pemisahan PAH dengan baik tetapi memerlukan waktu kurang lebih 5 menit lebih lama munculnya peak Perylene yang terpisah, menyulitkan menganalisis jenis PAH tersebut dibandingkan dengan pemakaian kolom CP-Sil-8 CB. Kata Kunci: selektivitas, faktor kapasitas,pelat teoritik, GC-FID, PAH ABSTRACT Gas chromatography QP 2010 type is able to detect the polyaromatic hydrocarbons (PAH) on nanogram per microlitre scale. The types of column that was used require a precision and appropriate that depend on PAH. Several types of PAH used in comparing column types on this study is naphtalene, acenaphtene, phenantrene, fluoranthene, pyrene, benzoantracene and perylene. Comparing two types of colums, RTX-5-MS column and CP-Sil 8 CB colum. Degree of selectivity, capacity factors, number of theoretical plates and retention times become criterion were observed. The results showed that RTX-5-MS column on gas chromatography provide degree of selectivity, capacity factors and theoretical plates are qualified for a good separation and retention time of 4.60 min – 30.00 min, while CP-Sil 8 CB (25 m x 0,23 mm) at the retention times of 4.60 min – 25.00 min, slightly faster in PAH detection with higher selectivity. RTX-5-MS column is qualified in PAH separation but it takes about 5 minutes longer to Perylene peak separate, it makes difficult to analyze PAH types compared CP-Sil-CB colum. Keywords: selectivity, capacity factors, theoretical plates, GC-FID, PAH
Pengaruh pH terhadap Massa Kristal Tunggal Kalsium Tartrat Tetrahidrat (CaTT) dari Limbah Cangkang Telur Ayam dengan Metode Gel Metasilikat Angriyani Ahmad; Suriati Eka Putri; Muhammad Syahrir
Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia Vol 22, No 2 (2021): Chemica
Publisher : Jurusan Kimia FMIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (719.36 KB) | DOI: 10.35580/chemica.v22i2.26205

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh pH awal gel terhadap massa kristal tunggal kalsium tartrat tetrahidrat dari cangkang telur ayam dengan metode gel metasilikat. Serbuk cangkang telur ayam yang telah dikalsinasi memiliki kandungan CaO sebesar 99,53%. Serbuk CaO dari cangkang telur ayam yang direaksikan dengan asam klorida (HCl) 1,5 M menghasilkan kalsium klorida (CaCl2). Kalsium klorida selanjutnya digunakan sebagai larutan supernatan dalam sintesis kristal tunggal kalsium tartrat tetrahidrat (CaTT). Natrium silikat (Na2SiO3) yang direaksikan dengan asam tartrat (C4H6O6) membentuk gel metasilikat dengan variasi pH awal gel (pH 3,50; 4,00; 4,50; 5,00 dan 5,50). Supernatan CaCl2 berdifusi ke dalam gel dan membentuk kristal CaTT berwarna kuning bening yang tidak larut dalam akuades. pH awal gel berpengaruh pada massa kristal CaTT dimana pada pH rendah 3,50 dan 4,00 menghasilkan kristal dengan massa rata-rata 0,1722 g dan 0,2191 g, pada pH 4,50 sebesar 0,3003 g dan pada pH 5,00 dan 5,50 massa kristal yang dihasilkan berturut turut yaitu 0,2289 g dan 0,2116 g. Karakterisasi kristal hasil sintesis menggunakan XRD membuktikan bahwa kristal hasil sintesis adalah kristal CaTT tunggal dengan sistem kristal ortorombik.Kata kunci: Cangkang telur ayam, gel metasilikat, kalsium tartrat tetrahidrat ABSTRACTThis study aims to determine the effect of the initial pH of the gel on the single crystal mass of calcium tartrate tetrahydrate from chicken egg shell using the metasilicate gel method. The calcined chicken egg shell powder has a CaO content of 99.53%. CaO powder from chicken egg shells reacted with 1.5 M hydrochloric acid (HCl) produced calcium chloride (CaCl2). Calcium chloride is then used as a supernatant solution in the synthesis of single crystals of calcium tartrate tetrahydrate (CaTT). Sodium silicate (Na2SiO3) reacted with tartaric acid (C4H6O6) formed a metasilicate gel with a variation of the initial pH of the gel (pH 3.50; 4.00; 4.50; 5.00 and 5.50). The CaCl2 supernatant diffuses into the gel and forms clear yellow CaTT crystals which are insoluble in distilled water. The initial pH of the gel affected the crystal mass of CaTT where at low pH 3,50 and 4,00 produced crystals with an average mass of  0,1722 g and 0,2191 g, at pH 4,50 of 0,3003 g and at pH 5,00 and  5,50 crystal masses produced were 0,2289 g and 0,2116 g, respectively. Characterization of crystals synthesized using XRD proves that the synthesized crystals are single CaTT crystals with orthorhombic crystal systems.Keywords: Chicken egg shell, metasilicate gel, calcium tartrate tetrahydrate
Pengaruh Suhu Dan Waktu Pemanasan Terhadap Stabilitas Pigmen Antosianin Ekstrak Asam Sitrat Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrizus) Dan Aplikasi Pada Bahan Pangan Nasrullah Nasrullah; Halimah Husain; Muh. Syahrir
Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia Vol 22, No 1 (2021): Jurnal Chemica
Publisher : Jurusan Kimia FMIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.416 KB) | DOI: 10.35580/chemica.v22i1.21728

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini merupakan penelitian eksperimen bertujuan untuk mengetahui stabilitas ekstrak pigmen antosianin kulit buah naga merah (Hylocereus polyrizus) terhadap suhu dan waktu pemanasan serta ketahanan warna antosianin kulit buah naga merah pada bahan pangan. Ekstraksi kulit buah naga merah dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut asam sitrat 10% : air (6:1). Pengaruh suhu 400C, 500C dan 600C terhadap stabilitas pigmen antosianin dilakukan pada rentang waktu 5 menit, 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit. Selanjutnya dilakukan pengukuran absorbansi sampel pada spektrofotometer UV-Vis dengan λ maks 520,00. Data hasil pengukuran menunjukkan bahwa pigmen antosianin stabil pada rentang suhu 400C - 500C dengan lama pemanasan 30 menit, 45 menit dan 60 menit. Kata Kunci : Kulit buah naga merah,  suhu, waktu.ABSTRACT            This research is an experimental study with aim’s to know the stability of anthocyanin pigment extract from red dragon fruit skin (Hylocereus polyrizus) on temperature, heating time and the anthocyanin color resistance of red dragon fruit skin on foodstuffs. Extraction of dragon fruit skin was done by maceration method using 10% citric acid solvent: water (6: 1). The effect of temperature of 400C, 500C and 600C on the stability of anthocyanin pigments was carried out in the time range of 5 minutes, 15 minutes, 30 minutes, 45 minutes and 60 minutes. Then the absorbance measurements of the samples in UV-Vis spectrophotometer were carried out with λ max 520.00. The measoroment result showed that anthocyanin pigment is stable on the temperature range 400C - 500C with heating time of 30 minutes, 45 minutes and 60 minutes.             Keywords: Red dragon fruit skin, temperature, time.
Pengaruh Kemasan Terhadap Lama Penyimpanan Makanan Khas Tradisional Bugis-Makassar ”BAJE” Sitti Faika; Muhammad Syahrir; Muhammad Danial
Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia Vol 11, No 1 (2010)
Publisher : Jurusan Kimia FMIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/chemica.v11i1.387

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen di laboratorium dengan menggunakan uji organoleptik, berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa  makanan Baje yang dikemas dengan plastik memiliki lama penyimpanan lebih lama dibanding dengan lama penyimpanan makanan yang dikemas dengan daun pisang kering dan daun jagung kering serta  kertas minyak. Makanan yang dikemas dengan plastik memiliki umur simpan selama 5 hari dengan kondisi rasa manis, warna, aroma, dan tekstur cenderung stabil. Sedang makanan yang dikemas dengan daun pisang kering, daun kulit jagung, dan kertas minyak hanya dapat dilakukan penyimpanan makanan khas Bugis-Makassar ”Baje’  masing-masing  4 dan 5 hari dan cenderung menjadi tidak stabil. Kelebihan dari Baje yang dikemas dengan daun jagung dan daun pisang kering cukup digemari atau disukai warnanya oleh panelis dengan masing-masing 57,14 % suka dan  64,29 % sangat suka pada hari pertama uji coba tetapi sudah mulai berkurang tingkat kesukaan panelis pada hari ketiga dan kelima uji coba. Kata kunci; Baje, kemasan makanan, makanan tradisional ABSTRACT This research is a laboratory experiment using sensory test, according to the research results that Baje foods  are packed with plastic  has a longer storage time compared with the old food storage is packed with dried banana leaves and dry corn leaves  and paper oil. Foods that are packaged with plastics have a shelf life of over five days with the condition of the sweet taste, color, flavor, and texture tend to be stable. The food was packed with dried banana leaves, corn leaves, bark, paper oil can only be carried out larder typical Bugis-Makassar "Baje 'respective fourth and fifth days and tends to become unstable. Baje excess of maize leaves are packed with dried banana leaves and seemed very popular, or preferred color by each panelist with 57.14% and 64.29% prefer really like on the first day of trial, but had begun to decrease the level of the panelist's favorite on the third day and fifth trials. Key words; Baje, packaged food, traditional food
Sinthesis of Bentonite-Fe2O3 Composite and the Application in Photodegradation of Phenol Solution Musdalifah Musdalifah; Muhammad Syahrir; Suriati Eka Putri
Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia Vol 23, No 2 (2022): Chemica
Publisher : Jurusan Kimia FMIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.506 KB) | DOI: 10.35580/chemica.v23i2.35346

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik komposit bentonit-Fe2O3 hasil sintesis dan mengetahui pengaruh waktu penyinaran terhadap kemampuan komposit bentonit-Fe2O3 dalam fotodegradasi fenol. Aktivasi bentonit dengan menggunakan HCl dan dikarakterisasi menggunakan XRD dan komposit bentonit-Fe2O3 disintesis menggunakan metode impregnasi dan dikarakterisasi menggunakan instrumen XRD dan SEM-EDX. Fotodegradasi fenol konsentrasi 10 ppm pada variasi waktu penyinaran 60 menit ; 120 menit ; 180  menit ; 240 menit ; 300 menit. Pengukuran hasil fotodegradasi fenol menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada Panjang gelombang 270 nm. Hasil karakterisasi menggunakan XRD pada bentonit teraktivasi menunjukkan kesesuaian puncak 2θ dengan montmorillonit. Pada difraksi bentonit-Fe2O3 terdapat puncak baru yang terindikasi Fe2O3 menunjukkan bahwa komposit bentonit-Fe2O3 telah tersintesis. Karakterisasi morfologi menggunakan SEM-EDX menunjukkan bahwa pembentukan partikel Fe2O3 yang ditandai dengan hasil EDX dengan persentase Fe sebesar 12,77 % dan O sebesar 57,76 %. Komposit bentonit-Fe2O3 mampu mendegradasi fenol pada konsentrasi 10 ppm sebesar 45,70 % pada waktu optimum 180 menit. Sedangkan padakonsenntrasi yang sama kemampuan fotodegradassi bentonit adalah sebesar 1,22 %,. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan fotodegradasi bentonit-Fe2O3 lebih besar dibandingkan bentonit.Kata Kunci : Komposit bentonit-Fe2O3, Fotokatalis, Fotodegradasi, Fenol.ABSTRACTThis research is an experimental study that aims to determine the characteristics of the synthetic bentonite-Fe2O3 composite and to determine the effect of irradiation time on the ability of bentonite-Fe2O3 composite in phenol photodegradation. Activation of bentonite using HCl and characterized by XRD and bentonite-Fe2O3 composite was synthesized using impregnation method and characterized by XRD and SEM-EDX instruments. Photodegradation with concentration of phenol at 10 ppm and irradiation time variation at 60, 120, 180, 240 and 300 minutes. Measurement of photodegradated phenol using a UV-Vis Spectrophotometer at a wavelength of 270 nm. The results of characterization by XRD on activated bentonite showed that the suitability of the 2θ peak with montmorillonite. In that bentonite-Fe2O3 diffraction there is a new peak indicated by Fe2O3 indicating that the bentonite-Fe2O3 composite has been synthesized. Morphological characterization using SEM-EDX showed that the formation of Fe2O3 particles was indicated by the EDX results with the percentage of Fe of 12.77% and O of 57.76%. Bentonite-Fe2O3 composite was able to degrade phenol at a concentration of 10 ppm by 45,70% at an optimum time of 180 minutes. Meanwhile, at the same concentration, the photodegradation ability of bentonite is 1.22%. This show that the photodegradation ability of bentonite-Fe2O3 is greater than of bentonite. Keyword :Bentonite-Fe2O3 composite, Photocatalyst, Photodegradation,  Phenol.
PKM PENYUSUNAN TES KOGNITIF BERBASIS HOTS BAGI GURU SDN PETAKEANG GALUNG KABUPATEN MAMUJU Muhammad Danial; Taty Sulastri; Muh. Syahrir; Wahidah Sanusi; Musliati Musliati
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat SEMINAR NASIONAL 2022:PROSIDING EDISI 8
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Tujuan PKM ini  adalah guru memahami  tentang: (1) prinsip instrumen tes kognitif berbasis HOTS (High Order Thinking Skill: keterampilan berpikir tingkat tinggi), (2) langkah-langkah teknis penyusunan instrumen tes kognitif berupa soal-soal berbasis HOTS, (3) memahami komponen-komponen yang harus terdapat dalam instrumen tes kognitif berbasis HOTS, (4) terampil menyusun instrumen tes kognitif berbasis HOTS, dan (5) menghasilkan produk instrumen tes kognitif berbasis HOTS. Metode yang digunakan  untuk  mencapai  tujuan  tersebut adalah:  pemaparan materi tentang  prinsip dan penyusunan instrumen tes kognitif berbasis HOTS oleh Tim Pengabdi, praktik penyusunan instrumen tes kognitif berbasis HOTS oleh peserta  pelatihan,  presentasi produk/hasil naskah soal-soal berbasis HOTS oleh peserta perwakilan, pengamatan dan pengisian angket peserta setelah kegiatan PKM ini dilaksanakan. Peserta kegiatan ini adalah guru Sekolah Dasar Negeri Petakeang Galung Kecamatan Tapalang Kabupaten Mamuju yang berjumlah 20 orang. Hasil kegiatan PKM ini adalah peserta pelatihan: (1) memahami prinsip instrumen tes kognitif berbasis keterampilam berpikir tingktat tinggi (High Order Thinking Skill; HOTS), (2) memahami langkah-langkah teknis penyusunan instrumen tes kognitif berupa soal-soal berbasis HOTS, (3) memahami komponen-komponen yang harus terdapat dalam instrumen tes kognitif berbasis HOTS, (4) keseluruhan peserta terampil menyusun instrumen tes kognitif berbasis HOTS, dan (5) menghasilkan produk instrumen tes kognitif berbasis HOTS, serta (6) peserta pelatihan sangat antusias mengikuti kegiatan worhshop penyusunan soal-soal kognitif berbasis HOTS dan merespon positif kegiatan ini dengan mengatakan bahwa kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini sangat bermanfaat kaitannya dengan perbaikan kualitas pembelajaran di Sekolahnya. Kata kunci: Instrumen tes kognitif, HOTS