Demam tifoid merupakan penyakit endemis yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Terapi antibiotik diperlukan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dengan prinsip terapi yang rasional guna menghindari terjadinya resistensi antibiotik, kematian, serta memperpanjang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik serta rasionalitas penggunaan antibiotik pada terapi demam tifoid. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan pengumpulan data secara retrospektif dan dianalisis secara deskriptif, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian kemudian di analisis menggunakan metode Gyssens dan di uji menggunakan teknik Chi-square menggunakan SPSS 26 version untuk melihat hubungan kriteria pasien dengan rasionalitas penggunaan antibiotik. Hasil penelitian didapatkan pola penggunaan antibiotik ialah antibiotik yang paling banyak digunakan sefotaksim sebanyak 40%, seftriakson sebanyak 33,8%, levofloksasin sebanyak 6,2%. Sebanyak 65 sampel pasien yang diteliti didapatkan sebanyak 55 pasien (84,6 %) mendapatkan pengobatan antibiotik yang rasional dan termasuk dalam kategori 0, sementara sisanya sebanyak 10 pasien (15,4 %) mendapatkan pengobatan yang tidak rasional meliputi kategori IIA sebanyak 3 pasien (4,6%), kategori IIB sebanyak 1 pasien (1,5%), kategori IIIA sebanyak 2 pasien (3,1%), kategori IIIB sebanyak 2 pasien (3,1%) dan kategori IVB sebanyak 2 pasien (3,1%). Nilai Chi-square di dapatkan usia memiliki hubungan terhadap pemilihan regimen antibiotik (p= 0,000b), dan pengujian LOS terhadap kerasionalan penggunaan antibiotik (p= 0,024b), lama pemberian antibiotik terhadap terhadap kerasionalan penggunaan antibiotik (p= 0,021b) dimana dapat disimpulkan bahwa terhadap hubungan yang signifikan antara LOS, lama pemberian antibiotik empiris terhadap kerasionalan penggunaan antibiotik.