Mukh. Imron Ali Mahmudi, Mukh. Imron Ali
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERGESERAN MAKNA IBADAH KURBAN SEBAGAI KONSTRUKSI IDENTITAS SOSIAL MASYARAKAT Mahmudi, Mukh. Imron Ali; Rini, Hartati Sulistyo
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 4 No 2 (2015): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan dan pergeseran makna ibadah kurban sebagai konstruksi identitas sosial dalam ibadah kurban di Desa Banglarangan. Penelitian ini dilakukan di Desa Banglarangan, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: panitia kurban memberikan sosialisasi yang berbeda bagi masyarakat kelas atas dan masyarakat kelas bawah. Ibadah kurban disamping dimaknai sebagai ritual ibadah juga digunakan masyarakat sebagai nilai pembeda dengan sosialisasi yang berbeda dan juga dibuatkannya piagam kurban untuk shohibul qurban. Piagam kurban yang digunakan untuk mengonstruksikan identitas sosial shohibul qurban sebagai inteligensia karena mengadopsi gaya hidup kaum intelektual dengan piagam. Nilai pembeda itulah yang digunakan oleh masyarakat untuk mengonstruksi identitas sosialnya. Shohibul qurban akan mengonstruksikan identitasnya kembali menjelang pelaksanaan ibadah kurban. Shohibul qurban memiliki kelas baru sebagai masyarakat yang kaya dan religius meskipun latar belakang mereka berbeda-beda.
Pendirian Rumah Ibadah di Indonesia Mahmudi, Mukh. Imron Ali; Anam, M Syaeful
JURNAL PENELITIAN Volume 18 Nomor 1 2021
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jupe.v18i1.3469

Abstract

This article aims to analyze the problems of establishing worship places in Indonesia and the potential for the development of religious harmony. The previous study explained that the issue of establishing places of worship in Indonesia had been accommodated in the Joint Regulation of the Minister of Religion and the Minister of Home Affairs (PBM) Number 9 and 8 of 2006 concerning the maintenance of religious harmony, empowerment of spiritual harmony forums, and the establishment of houses of worship. Researchers collected data through interviews and document studies of various cases related to conflicts over places of worship in Indonesia. This study uses a conceptual approach to developing the essential elements of sociology and the Strengths Weakness Opportunity Problem Action (SWOPA) analysis method to analyze the root causes and develop alternative policies to improve conflicts over the construction of places of worship in Indonesia. This study indicates that regulations regarding the establishment of houses of worship are used as a means of dialogue and become a legitimation to complicate and exclude the process of establishing houses of worship for minorities from various religions. In addition, the structural, cultural, and processual aspects that exist in the community are essential to be managed to minimize the occurrence of conflict. Stakeholders can also consider this analysis to build inclusive inter-religious relations.
PERGESERAN MAKNA IBADAH KURBAN SEBAGAI KONSTRUKSI IDENTITAS SOSIAL MASYARAKAT Mahmudi, Mukh. Imron Ali; Rini, Hartati Sulistyo
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 4 No 2 (2015): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan dan pergeseran makna ibadah kurban sebagai konstruksi identitas sosial dalam ibadah kurban di Desa Banglarangan. Penelitian ini dilakukan di Desa Banglarangan, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: panitia kurban memberikan sosialisasi yang berbeda bagi masyarakat kelas atas dan masyarakat kelas bawah. Ibadah kurban disamping dimaknai sebagai ritual ibadah juga digunakan masyarakat sebagai nilai pembeda dengan sosialisasi yang berbeda dan juga dibuatkannya piagam kurban untuk shohibul qurban. Piagam kurban yang digunakan untuk mengonstruksikan identitas sosial shohibul qurban sebagai inteligensia karena mengadopsi gaya hidup kaum intelektual dengan piagam. Nilai pembeda itulah yang digunakan oleh masyarakat untuk mengonstruksi identitas sosialnya. Shohibul qurban akan mengonstruksikan identitasnya kembali menjelang pelaksanaan ibadah kurban. Shohibul qurban memiliki kelas baru sebagai masyarakat yang kaya dan religius meskipun latar belakang mereka berbeda-beda.
Kontestasi Identitas Masyarakat Etnis Tionghoa di Lasem Mahmudi, Mukh. Imron Ali
SOSIETAS Vol 10, No 2 (2020): Sosietas : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.128 KB) | DOI: 10.17509/sosietas.v10i2.30112

Abstract

Meskipun kebudayaan etnis Tionghoa sudah dipulihkan pascareformasi, sentimen terhadap etnis Tionghoa di Indonesia masih berkembang di kalangan orang-orang ‘pribumi’. Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa mereka enggan disebut sebagai diaspora Tionghoa. Artikel ini menganalisis bagaimana kontestasi identitas masyarakat Tionghoa di Lasem menghadapi sentimen negatif pada orang-orang Tionghoa. Penelitian studi kasus ini dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Data kemudian dianalisis menggunakan program analisis data kualitatif NVivo. Konsep identitas dari Jenkins digunakan untuk menganalisis kontestasi identitas baik secara internal masupun eksternal bagi etnis Tionghoa di Lasem. Penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Tionghoa di Lasem cenderung melepaskan identitas ketionghoaannya karena keterkaitannya dengan referent-origin (asal rujukan) nya menimbulkan berbagai penolakan dari masyarakat lokal. Ada proses negosiasi yang terjadi dalam pembentukan identitas etnis Tionghoa di Lasem. Ada kecenderung Peranakan Tionghoa di Lasem lebih menunjukkan identitas lokal alihalih memperkuat identitas ketionghoaan mereka. Novelty dalam penelitian ini adalah Peranakan Tionghoa di Lasem meminjam identitas lokal yang dihormati masyarakat pribumi dalam kelenteng mereka sehingga mereka bisa berbaur dengan masyarakat lokal di Lasem.