Hartati Sulistyo Rini
Dosen Jurusan Sosiologi Dan Antropologi FIS UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

Published : 33 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

DILEMA KEBERADAAN SEKTOR INFORMAL Sulistyo Rini, Hartati
Jurnal Komunitas Vol 4, No 2 (2012): Tema Edisi: Kelompok-Kelompok Sosial Anak Tiri Modernitas
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai sistem ekonomi alternatif, keberadaan sektor informal mengundang pro dan kontra. Peranannya yang signifikan sebagai katup pengaman ekonomi nasional belum diimbangi dengan proteksi atau perlindungan dari pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah membahas peran sektor informal dalam mengatasi masalah sosial ekonomi masyarakat dan dilema yang dialami oleh sektor informal dalam menjalankan perannya tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat peran sektor informal pada bidang ketenagakerjaan dan penyerapan angka pengangguran. Sektor formal dianggap tidak mampu menyediakan kesempatan kerja untuk seluruh lapisan masyarakat, apalagi mereka yang ada pada posisi marjinal. Pada beberapa kasus-khususnya yang berhubungan dengan sektor informal perkotaan perlakuan dan kebijakan negara menjadi sangat diskriminatif karena seringkali berhadapan dengan kebijakan negara yang bahkan berakhir dengan kekerasan.  Perlindungan terhadap sektor informal salah satunya adalah pada pedagang kaki lima di Surakarta.  Kota ini menjadi contoh representatif dalam pengorganisasian kepentingan  pemerintah  dan pedagang kaki lima. Ini dapat menjadi inspirasi positif bagi penanganan sektor informal di tempat yang lain untuk memperluas lapangan kerja bagi masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan sosial. As an alternative economic system, the existence of informal sector invites pros and cons. The significant role of informal sector as a safety valve of the national economy has not been matched by government with the protection or support The objective of this study is to discuss the role of the informal sector in addressing social and economic issues, and the dilemma faced by the informal sector in carrying out this role. The results of this study shows that there is an important role of the informal sector in the field of employment and unemployment absorption. The formal sector is not considered able to provide job opportunities to all levels of society, especially those in marginal positions. In some cases, particularly with regard to the urban informal sector-treatment and state policy became very discriminatory because often faced with state policies and even lead to violence. The protection of the informal sector one is on street vendors in Surakarta. The city is become representative example in organizing between the government’s interest and street vendors. It can be a positive inspiration for handling informal sector in other places to expand employment opportunities for the community and increase social welfare.
ANALISIS PETA KONFLIK PEMBANGUNAN PABRIK PT. SEMEN INDONESIA DI KECAMATAN GUNEM KABUPATEN REMBANG Hidayatullah, Umar; Rini, Hartati Sulistyo; Arsal, Thriwaty
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 5 No 1 (2016): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peta konflik serta dinamika konflik yangterjadi dalam proses pembangunan pabrik PT. Semen Indonesia di Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang. Teori kelas Karl Marx serta pemetaan konflik Fisherdigunakan untuk menganalisis fokus kajian dalam penelitian ini. Metode penelitianyang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Teknikpengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data penelitian ini diperoleh melalui triangulasi data. Analisis data dalampenelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu : pengumpulan data, reduksidata, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitianmenunjukan bahwa setiap pihak memiliki pendapat yang berbeda dalam menyikapi pembangunan pabrik sekaligus lahan eksploitasi yang akan digunakan PT. Semen Indonesia. Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, antara lain; PT. SemenIndonesia, Pemerintah, LBH Semarang, JM-PPK, Walhi, kelompok masyarakatpendukung, dan kelompok masyarakat penolak pembangunan pabrik. Konflik menyebabkan kehancuran hubungan sosial masyarakat sekaligus persatuan kelompokyang memiliki kepentingan yang sama. Berdasarkan penelitian ini, penulis dapatmemberikan saran perlunya kajian dari berbagai disiplin ilmu terkait dengan pembangunan pabrik PT. Semen Indonesia dan mendorong pihak-pihak yang berselisihuntuk menemukan jalan keluar untuk menyelesaikan konflik.
PENDIDIKAN FORMAL DALAM PERSPEKTIF SEDULUR SIKEP (Studi Kasus pada Sedulur Sikep Desa Klopoduwur Kabupaten Blora) Rizqi, Mihda Naba; Rini, Hartati Sulistyo
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 4 No 2 (2015): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sedulur sikep lahir sebagai bentuk penolakan terhadap penjajahan Belanda. Penolakan tersebut diikuti dengan sikap tidak setuju mengenai beberapa hal seperti keberadaan sekolah. Sekolah di jaman Belanda merupakan sebuah politik untuk memperdaya masyarakat Indonesia. Melalui sekolah, masyarakat Indonesia akan mendapat penanaman nilai yang berbasis kebudayaan Belanda. Selebihnya, kepandaian yang diperoleh dari sekolah digunakan untuk membodohi sesama. Sehingga, sedulur sikep secara tegas menolak partisipasi dalam pendidikan formal. Larangan bersekolah seakan menjadi sebuah ajaran tersendiri yang dipegang oleh sedulur sikep. Akan tetapi, perkembangan zaman saat ini telah membawa banyak perubahan pada sedulur sikep. Hal ini sangat menarik, sehingga akan dikupas lebih mendalam mengenai persepsi sedulur sikep di Desa Klopoduwur terhadap nilai-nilai pendidikan dan persepsi mereka terhadap pendidikan formal. Serta, akan dijelaskan pula faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan pendidikan formal di sedulur sikep Klopoduwur.
PERAN KOMUNITAS WARIA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL DI MASYARAKAT (STUDI KASUS PADA KOMUNITAS GAY DAN WARIA “GEWWOS DI WONOSOBO) Apriliyanto, Eri; Iswari, Rini; Rini, Hartati Sulistyo
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 5 No 2 (2016): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas tentang peran Komunitas Waria Gewwos dalam Kehidupan Sosial di Masyarakat Wonosobo.  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa keberadaan waria dapat diterima masyarakat Wonosobo melalui kegiatan-kegiatan Gewwos yang berfungsi bagi masyarakat. Komunitas Waria Gewwos mempunyai beberapa peran dalam kehidupan sosial di masyarakat Wonosobo. Peran yang dilakukan oleh waria anggota Gewwos antara lain adalah peran dalam membuka lapangan pekerjaan, peran dalam kegiatan gotong royong di desa dan perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia, peran dalam kegiatan bakti sosial ke panti asuhan bersama dengan Dinas Sosial Kabupaten Wonosobo, peran dalam pengembangan kesenian kota melalui Wonosobo Costume Carnival, serta peran dalam mengurangi tindakan kriminal.
PEMANFAATAN DAN PEMAKNAAN RUANG PUBLIK BAGI MASYARAKAT DI KAWASAN JALAN PAHLAWAN KOTA SEMARANG Ardani, Krisna Sandy; Rini, Hartati Sulistyo; Iswari, Rini
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 5 No 1 (2016): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membahas pemanfaatan dan pemaknaan ruang publik bagi masyarakat di kawasan Jalan Pahlawan Kota Semarang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data penelitian ini diperoleh melalui triangulasi data. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu : pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jalan Pahlawan dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Semarang lebih ramai pada malam hari, terkecuali pada hari Minggu pagi yang dimanfatkan untuk kegiatan Car Free Day (CFD). Malam hari Jalan Pahlawan dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas sosial seperti nongkrong, foto-foto, kumpul komunitas sampai aktivitas ekonomi seperti perdagangan. Masyarakat Kota Semarang memaknai Jalan Pahlawan bukan hanya sebagai akses mobilitas akan tetapi lebih sebagai area atau ruang publik yang dapat digunakan untuk aktivitas masyarakat, terutama sebagai wadah interaksi antar anggota masyarakat itu sendiri.
PERGESERAN MAKNA IBADAH KURBAN SEBAGAI KONSTRUKSI IDENTITAS SOSIAL MASYARAKAT Mahmudi, Mukh. Imron Ali; Rini, Hartati Sulistyo
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 4 No 2 (2015): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan dan pergeseran makna ibadah kurban sebagai konstruksi identitas sosial dalam ibadah kurban di Desa Banglarangan. Penelitian ini dilakukan di Desa Banglarangan, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: panitia kurban memberikan sosialisasi yang berbeda bagi masyarakat kelas atas dan masyarakat kelas bawah. Ibadah kurban disamping dimaknai sebagai ritual ibadah juga digunakan masyarakat sebagai nilai pembeda dengan sosialisasi yang berbeda dan juga dibuatkannya piagam kurban untuk shohibul qurban. Piagam kurban yang digunakan untuk mengonstruksikan identitas sosial shohibul qurban sebagai inteligensia karena mengadopsi gaya hidup kaum intelektual dengan piagam. Nilai pembeda itulah yang digunakan oleh masyarakat untuk mengonstruksi identitas sosialnya. Shohibul qurban akan mengonstruksikan identitasnya kembali menjelang pelaksanaan ibadah kurban. Shohibul qurban memiliki kelas baru sebagai masyarakat yang kaya dan religius meskipun latar belakang mereka berbeda-beda.
STRATEGI ADAPTASI PEDAGANG PASAR JOHAR SEMARANG DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN USAHA PASCA KEBAKARAN TAHUN 2015 Nurhayati, Nurhayati; Rini, Hartati Sulistyo; Luthfi, asma
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 6 No 1 (2017): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini menganalisis tentang strategi adaptasi pedagang Pasar Johar Semarang dalam mempertahankan kelangsungan usahanya pasca kebakaran yang terjadi pada tahun 2015. Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui strategi adaptasi yang digunakan oleh pedagang untuk tetap mempertahankan usaha setelah kebakaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, serta konsep adaptasi sebagai landasan analisisnya. Hasil penelitian menunjukan, bahwa: (1) Pedagang beradaptasi dengan lingkungan baru dimana terdapat kondisi keterbatasan dan adanya pasar darurat dan relokasi pasar sementara, (2) Strategi adaptasi yang dilakukan pedagang pasca kebakaran, pedagang melakukan adaptasi yang merupakan proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan. Hambatan yang terjadi pasca kebakaran seperti keterbatasan modal dan lahan, (3) Dalam pemilihan strategi adaptasi pedagang dipengaruhi faktor internal yaitu lokasi, biaya dan persiapan: faktor eksternal yaitu bantuan pemerintah dan keinginan pembeli.
Konflik Dalam Relasi Sosial Masyarakat Jawa Dan Lampung Di Wilayah Transmigrasi (Studi Kasus di Desa Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur) Miyanti, Cyrli Yunita; Rini, Hartati Sulistyo; Luthfi, Asma
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 6 No 2 (2017): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Bandar Agung adalah desa transmigrasi di mana ada dua suku yang tinggal di sana yaitu etnis Lampung dan Jawa. Hubungan sosial antara dua suku tidak berjalan dengan baik karena mereka kurang terbuka satu sama lain, di samping kurangnya masyarakat Jawa adaptasi dengan lingkungan baru yang membuat mereka sering bertentangan  dengan masyarakat Lampung. Konflik di Desa Bandar Agung disebabkan oleh beberapa aspek seperti aspek sosial yang meliputi kedatangan transmigrasi, stereotip etnis dan juga perebutan kekuasaan antara kepala desa dan sultan. Aspek ekonomi seperti kesenjangan ekonomi yang terjadi antara Jawa dan Lampung serta aspek budaya juga dapat menimbulkan konflik. Masyarakat desa Bandar Agung memiliki cara tersendiri untuk mengelola konflik yakni dengan membatasi pergaulan mereka dengan kelompok etnis yang berbeda, selain itu jika ada konflik mereka akan melakukan musyawarah dan dilanjutkan dengan melakukan kegiatan pasca-konflik yang bertujuan untuk membuat komunikasi antara Jawa dan Lampung dapat ditingkatkan.   Bandar Agung is a transmigration village where there are two tribes living there; they are Lampung and Javanese ethnics. Social relations between the two ethnics are not going well because they are less open to each other, besides the lack of adaptation of Javanese community to the new environment frequently brings them into conflict with Lampung community. Conflicts in Bandar Agung village are caused by several aspects such as social aspects including the arrival of transmigrants, ethnic stereotypes and also the power struggle between the headman and sultan. The economic aspects, such as economic gap between Java and Lampung, and cultural aspects can also lead to the conflict. The villagers in Bandar Agung have their own ways in managing the conflicts; that are by limiting their association with different ethnics, besides if there is a conflict they will hold a deliberation then it is continued by holding a post-conflict activity in order to enhance the communication between Javanese and Lampung community.  
DILEMA KEBERADAAN SEKTOR INFORMAL Sulistyo Rini, Hartati
KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture Vol 4, No 2 (2012): Tema Edisi: Kelompok-Kelompok Sosial Anak Tiri Modernitas
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v4i2.2415

Abstract

Sebagai sistem ekonomi alternatif, keberadaan sektor informal mengundang pro dan kontra. Peranannya yang signifikan sebagai katup pengaman ekonomi nasional belum diimbangi dengan proteksi atau perlindungan dari pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah membahas peran sektor informal dalam mengatasi masalah sosial ekonomi masyarakat dan dilema yang dialami oleh sektor informal dalam menjalankan perannya tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat peran sektor informal pada bidang ketenagakerjaan dan penyerapan angka pengangguran. Sektor formal dianggap tidak mampu menyediakan kesempatan kerja untuk seluruh lapisan masyarakat, apalagi mereka yang ada pada posisi marjinal. Pada beberapa kasus-khususnya yang berhubungan dengan sektor informal perkotaan perlakuan dan kebijakan negara menjadi sangat diskriminatif karena seringkali berhadapan dengan kebijakan negara yang bahkan berakhir dengan kekerasan.  Perlindungan terhadap sektor informal salah satunya adalah pada pedagang kaki lima di Surakarta.  Kota ini menjadi contoh representatif dalam pengorganisasian kepentingan  pemerintah  dan pedagang kaki lima. Ini dapat menjadi inspirasi positif bagi penanganan sektor informal di tempat yang lain untuk memperluas lapangan kerja bagi masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan sosial. As an alternative economic system, the existence of informal sector invites pros and cons. The significant role of informal sector as a safety valve of the national economy has not been matched by government with the protection or support The objective of this study is to discuss the role of the informal sector in addressing social and economic issues, and the dilemma faced by the informal sector in carrying out this role. The results of this study shows that there is an important role of the informal sector in the field of employment and unemployment absorption. The formal sector is not considered able to provide job opportunities to all levels of society, especially those in marginal positions. In some cases, particularly with regard to the urban informal sector-treatment and state policy became very discriminatory because often faced with state policies and even lead to violence. The protection of the informal sector one is on street vendors in Surakarta. The city is become representative example in organizing between the government’s interest and street vendors. It can be a positive inspiration for handling informal sector in other places to expand employment opportunities for the community and increase social welfare.
Kemiskinan Dan Perilaku Konsumtif Masyarakat Petani Cengkeh Di Kabupaten Ende, NTT Sudi, Maria Ansela; Rini, Hartati Sulistyo
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 7 No 1 (2018): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui fenomena kemiskinan dan perlaku konsumtif masyarakat petani cengkeh Desa Watumite, Kecamatan Nangapanda, KabupatenEnde, NTT. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografis. Hasil penelitian ini menemukan bahwa (1)masyarakat Watumite memiliki pandangan sendiri mengenai kemiskinan antara lain jika tidak bisa menyelenggarakan pesta, tidak bisa menyekolahkan anak, dan tidak memiliki rumah batu, (2)Bentuk-bentuk perilaku konsumtif masyarakat Desa Watumite antara lain perilaku konsumtif untuk keperluan pesta dan untuk keperluan hiburan dan rekreasi, (3)Faktor yang mendorong masyarakat melakukan perilaku konsumtif antara lain menginginkan pengakuan statu sosial di masyarakat, adanya pengaruh budaya luar , pendapatan petani cengkeh yang tinggi, budaya atau tradisi,  teknologi. This article aims to find out the phenomenon of poverty and consumptive behavior of clove farmers community in Watumite Village, District Nangapanda, Ende Regency, East Nusa Tenggara. This research uses qualitative method with ethnographic approach. The results of this study found that (1) the Watumite community has its own views on poverty, among others, if it can not organize a festivity, can not send children to school, and has no permanent house, (2) Consumtive behavior forms of Watumite villagers include consumptive behavior for festivity puposes and for recreational purposes (3) Some factor that encourage people to engage in consumptive behaviors such as social statue recognition in the community, the influence of external culture, high income of clove farmers, culture or tradition, and technology.