Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemanfaatan Limbah Kotoran Sapi Terhadap Pembuatan Biogas dan Pupuk Organik di Desa Madureso, Mojokerto: - Amrina Rosyadah; Merry Sunaryo; Julianti Saffana Zahra; Husnul Kirom Ramadhani; Syahriatul Hikmiah; Aanisah Azzahrah Apriyanti; Moh. Nafiis Damanhuri Thoba; Naufal Ilham Saputra; Nirmala Kaana Taqiyyaa; Fadeli Wibisono; Moch. Fahmi Husaini Tiway; Krisna Dwi Cahya Santoso Putra; Rosita Putri Sunaryani; Farikhatul Wasillah
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Sistem Informasi dan Teknologi (Sisfokomtek)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v4i2.915

Abstract

Biogas adalah gas yang berasal dari kotoran ternak/manusia yang mudah terbakar. Proses pembuatannya yakni memfermentasi kotoran tersebut dengan memanfaaatkan mikroorganisme anaerob (Wahyuni, 2013). Kandungan utama biogas adalah karbon dioksida dan metana (CH4) dalam kotoran sapi yang tinggi, yaitu nilai kalor berkisar 4.800 – 6.700 kkal/m3. Pemanfaatan biogas sebagai energi terbarukan guna meningkatkan kualitas SDM dan perekonomian sangat penting dilakukan bagi desa yang didominasi sektor peternakan dan peternakan, seperti halnya pada Desa Madureso, Mojokerto. Upaya pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi biogas dan pupuk organik ini melibatkan Kelompok Tani Jaya. Rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Tim P2MD Himpunan Mahasiwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, yaitu dimulai dengan melakukan koordinasi dengan pihak Desa Madureso dan Kelompok Tani Jaya untuk selanjutnya dilakukan oleh sosialisasi terkait gambaran umum biogas, mengumpulkan warga desa ikut turut serta dalam pembangunan instalasi. Sebelum melakukan pengoperasian instalasi biogas, dilakukan pelatihan pembuatan biogas dari tahap pengisian biodigester, proses pengadukan, fermentasi, hingga output berupa gas dan pupuk. Dari keseluruhan rangkaian kegiatan pengabdian, sambutan masyarakat sangat baik dan antusias untuk membantu terlaksananya kegiatan pengabdian. Hal ini terbukti dengan tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi serta kesediaan warga Desa Madureso untuk mendukung terlaksananya kegiatan ini. Diharapkan, monitoring dan evaluasi terus dilakukan, sehingga nantinya kendala atau permasalahan yang ditemui dalam proses pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi biogas ini dapat diatasi secara mandiri oleh warga setempat.
Sosialisasi Pengolahan Limbah Kotoran Sapi dalam Pembuatan Biogas di Desa Madureso Kabupaten Mojokerto Julianti Saffana Zahra; Merry Sunaryo; Fadeli Wibisono; Syahriatul Hikmiah; Nirmala Kaana Taqiyyaa
Wisanggeni: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol.3 No. 1 Juni (2023) Wisanggeni : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Institut Agama Islam Ma’arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25217/wisanggeni.v3i1.3252

Abstract

Cow dung is a waste that can interfere with environmental aspects. Constantly increasing volumes without treatment can interfere with human health. This problem is still a challenge for Madureso Village, Mojokerto Regency, East Java. Economic activity is dominated by the agricultural and plantation sectors. About 70% work as farmers or ranchers, but Madureso Village does not have a different cow dung processing system. To overcome this problem, the P2MD team of the Occupational Safety and Health Student Association of Nahdlatul Ulama University Surabaya initiated waste treatment by processing cow manure into biogas and organic fertilizer. Later, the biogas can be an effort by the local community in Madureso Village, to care about environmental hygiene problems and alternative fuels. Therefore, community service activities are carried out through socialization regarding biogas processing or production. The evaluation of the socialization that has been carried out is that most participants understand the importance of cow dung processing and how to utilize the results of this waste treatment. Thus, it is hoped that the community can carry out biogas processing independently and sustainably. Based on the results obtained during the community service activities, it can be seen that the socialization activity was successful because it has increased participants' understanding of biogas. There was an increase of 94% in post-test results where previously only 61% of respondents knew about biogas.
Sosialisasi Pengolahan Limbah Kotoran Sapi dalam Pembuatan Biogas di Desa Madureso Kabupaten Mojokerto Julianti Saffana Zahra; Merry Sunaryo; Fadeli Wibisono; Syahriatul Hikmiah; Nirmala Kaana Taqiyyaa
Wisanggeni: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol.3 No. 1 Juni (2023) Wisanggeni : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Institut Agama Islam Ma’arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25217/wisanggeni.v3i1.3252

Abstract

Cow dung is a waste that can interfere with environmental aspects. Constantly increasing volumes without treatment can interfere with human health. This problem is still a challenge for Madureso Village, Mojokerto Regency, East Java. Economic activity is dominated by the agricultural and plantation sectors. About 70% work as farmers or ranchers, but Madureso Village does not have a different cow dung processing system. To overcome this problem, the P2MD team of the Occupational Safety and Health Student Association of Nahdlatul Ulama University Surabaya initiated waste treatment by processing cow manure into biogas and organic fertilizer. Later, the biogas can be an effort by the local community in Madureso Village, to care about environmental hygiene problems and alternative fuels. Therefore, community service activities are carried out through socialization regarding biogas processing or production. The evaluation of the socialization that has been carried out is that most participants understand the importance of cow dung processing and how to utilize the results of this waste treatment. Thus, it is hoped that the community can carry out biogas processing independently and sustainably. Based on the results obtained during the community service activities, it can be seen that the socialization activity was successful because it has increased participants' understanding of biogas. There was an increase of 94% in post-test results where previously only 61% of respondents knew about biogas.
Program Kampoeng Wisata Lawas Maspati Tanggap Bencana Kebakaran sebagai Upaya Pemenuhan Sertifikasi CHSE Friska Ayu; Octavianus Hutapea; Rachma Rizqina Mardhotilla; Moch.Sahri; Julianti Saffana Zahra; Husnul Kirom Ramadhani; Syahriatul Hikmiah
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 4 No. 4 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Sistem Informasi dan Teknologi (Sisfokomtek)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Destinasi wisata yang memberikan jaminan terhadap pelayanan kebersihan, Kesehatan, Keselamatan dan Kelestarian Lingkungan (CHSE) akan dapat meningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke lokasi wisata yang nantinya akan berdampak terhadap peningkatan ekonomi. Aspek Keselamatan di destinasi wisata merupakan salah satu aspek penting yang masih sering disepelekan oleh wisatawan dan warga sekitar destinasi wisata, salah satunya adalah kesiapsiagaan dalam penanganan bencana kebarakan. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini adalah untuk membangun kesadaran masyarakat terkait Kesiapsiagaan dalam penanggulangan Bencana Kebakaran sebagai salah satu upaya pemenuhan sertifikasi CHSE. Metode pelaksanaan kegiatan PkM dilakukan dengan metode Educative dan Drill method dengan sasaran adalah warga dan pengurus kampoeng lawas mespati sebanyak 40 orang. Hasil kegiatan PkM menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan pada warga kampoeng lawas maspati terkait kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana kebakaran sebelum dan setelah dilakukan kegiatan, hal ini terlihat dari uji paired sample T-Test menunjukkan nilai 0,007<0,05 dapat disimpulkan bahwa informasi dapat diterima dengan baik oleh para warga kampoeng lawas maspati.