This Author published in this journals
All Journal Jurnal Triton
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Efisiensi Biaya Peremajaan Kelapa Sawit Pola Swadaya di Desa Sei Putih Daniel Noviardi Sitorus; Sakti Hutabarat; Didi Muwardi
JURNAL TRITON Vol 14 No 1 (2023): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/jt.v14i1.289

Abstract

Efisiensi biaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengendalikan biaya agar pertindak efisien yaitu hasil akhir tidak jauh menyimpang dari standar yang telah ditentukan dengan cara membandingkan biaya sesungguhnya denga biaya standar sehingga dapat dicapai suatu efisiensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan standar biaya peremajaan nasional dengan biaya peremajaan kelapa sawit swadaya dan mengetahui efisiensi biaya peremajaan pekebun swadaya. Penelitian ini dilakukan di Desa Sei Putih Kecamatan Tapung yang terletak di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan November 2020 sampai bulan Mei 2022. Studi ini menggunakan metode survei dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sensus, dimana semua pekebun yang tergabung dalam kelompok tani Rezeki Baru dijadikan sampel. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif, untuk menjawab tujuan pertama, sedangkan untuk tujuan kedua menggunakan analisis efisiensi biaya peremajaan. Hasil penelitian ini memperlihatkan standar biaya nasional peremajaan kelapa sawit di daerah Riau pada tahun 2015 dan 2016 adalah sebesar Rp 62.762.000,-/ha, sedangkan biaya rata-rata yang dikeluarkan pekebun pada peremajaan kelapa sawit sebesar Rp 52.045.898,-/ha. Selisih biaya rata-rata peremajaan yang dikeluarkan pekebun dengan biaya yang ditetapkan pemerintah yaitu sebesar 17,07%. Rasio efisiensi biaya menunjukkan nilai 82,93%, yang artinya peremajaan yang dilakukan pekebun kelompok tani Rezeki Baru tidak baik. Biaya peremajaan yang kurang efisien ini dikarenakan adanya kegiatan peremajaan yang telah ditetapkan oleh pemerintah tidak dilakukan oleh pekebun sebagaimana mestinya, sehingga mengakibatkan adanya perbedaan biaya yang dikeluarkan oleh pekebun.