Pada berbagai belahan dunia diperkirakan 95% dari populasi telah terinfeksi Toxoplasma. Wanita terinfeksi Toxoplasma selama dan sesaat sebelum kehamilan dapat meneruskan infeksinya kepada janin (Congenital Transmission). Infeksi toxoplasma dapat mengakibatkan keguguran, janin lahir mati, dan cacat janin. Pada wanita hamil toksoplasmosis dapat menyebabkan 9% kematian fetus. Belum ada penelitian toxoplasmosis di Kota Semarang. Penelitian ini bertujuan memperoleh data seroprevalensi antibodi anti toxoplasma Ig G dan menganalisis faktor risiko terjadinya toxoplasmosis pada wanita di Kota Semarang. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan analitik observasional, menggunakan desain penelitian cross sectional. Pemberian kuesioner dilakukan pada responden, selain itu juga dilakukan pengambilan sampel darah untuk uji antibodi anti Toxoplasma IgG. Variabel bebas dalam penelitian adalah memelihara kucing, interaksi dengan kucing, konsumsi daging yang kurang matang, kebiasaan kontak dengan tanah. Didapatkan 88 sampel penelitian responden yang memenuhi kriteria inklusi. Sebagian besar memiliki status menikah (75%) dan pendidikan tinggi (83%). Seroprevalensi toxoplasmosis pada wanita di Kota Semarang 48,9%. Tidak didapatkan pengaruh faktor risiko memelihara kucing (OR: 0,568; p-value:0,318), interaksi dengan kucing (OR:0,684, p-value: 0,378), konsumsi daging yang kurang matang (OR: 0,499, p-value: 0,085), kebiasaan kontak dengan tanah (OR:1,912, p-value:0,134) terhadap seroprevalensi toxoplasmosis pada wanita di Kota Semarang. Diharapkan penelitian lanjutan tentang IgM Toxoplasma dan faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap penularan toxoplasmosis di Kota Semarang.