Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Nested PCR methods for detection Toxoplasma gondii B1 gene in Cerebrospinal Fluid of HIV patients Ryan Halleyantoro; Yunilda Andriyani; Ika Puspa Sari; Agnes Kurniawan
Journal of Biomedicine and Translational Research Vol 5, No 2 (2019): December 2019
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jbtr.v5i2.4840

Abstract

Background: Toxoplasmosis is a disease caused by infection of Toxoplasma gondii, Which may cause a life-threatening condition in immunocompromised patients, for example, Toxoplasma encephalitis (TE). It is challenging to diagnose Toxoplasma as a cause of central nervous system (CNS) infection in HIV patient, so we need an alternative method, which is a PCR detection of Toxoplasma gondii B1 gene.Objective: This research aimed to find association between PCR methods for Toxoplasma gondii B1 gene and anti-Toxoplasma IgG from cerebral spinal fluid patient HIV AIDS.Methods: A cross-sectional study was conducted to Cerebrospinal fluid (CSF) samples of HIV patients with neurological symptoms to determine Toxoplasma gondii infection using nested PCR methods for the B1 gene and detection of anti-Toxoplasma IgG.Results: 88 CSF samples from HIV patients tested using nested PCR showed 23 samples (26,1%) were positive. Serologic test for IgG Toxoplasma showed 34 samples were positive (28,6%). There was a significant correlation (p=0.000(<0.05) between PCR result and a serologic test for IgG Toxoplasma.Conclusion: Nested PCR methods to detect B1 gene increased the accuracy of diagnosis for toxoplasma encephalitis.
Effectivity of the jackfruit leaves infusion (Artocarpus heterophyllus l.) as a larvacide to the mortality rate of Aedes aegypti larva Fina Alvia Rahma; Endang Mahati; R.A. Kisdjamiatun RMD; Ryan Halleyantoro
Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 14, No 1 (2020): Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta Kerja Sama KNPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2147.783 KB) | DOI: 10.33533/jpm.v14i1.1461

Abstract

Larval stage control using temephos, a chemical larvicide powder, was not completely safe. WHO recommended to use biological controls. Jackfruit leaves which contain saponins, flavonoids, and tannins can be used as alternate. This study was conducted to determine the effectivity of jackfruit leaves (Artocarpus heterophyllus L.) infusion on the mortality of Aedes aegypti larvae using post test only control group design. 600 of Aedes aegypti larvae were divided into 1 control group and 5 experiment groups that consist  jackfruit leaves infusion concentrations of 4%, 8%, 12%, 16%, 20% with four times replication. The mortality of larvae was observed every 8 hours to 48 hours. The LC50 and LT50 were obtained by probit analysis were 3.842% and 2.150 hours. In the repeated Kruskal-Wallis test and Mann-Whitney, there were significant differences (p<0.05) in the mortality of Aedes aegypti larvae that died based on differences in the concentration of jackfruit leaf infusion. In the Spearman test, there were significant correlations (p<0.05) between the concentration of jackfruit leaves infusion and the mortality of Aedes aegypti larvae and the death rate of Aedes aegypti larvae. The results of the study are expected to be alternatives to chemical larvicides commonly used by the community.
INSIDENSI DAN ANALISIS FAKTOR RISIKO INFEKSI CACING TAMBANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI GROBOGAN, JAWA TENGAH Ryan Halleyantoro; Anugrah Riansari; Dian Puspita Dewi
JURNAL KEDOKTERAN RAFLESIA Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Kedokteran Raflesia
Publisher : UNIVERSITAS BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/juke.v5i1.8927

Abstract

Penyakit kecacingan merupakan penyakit akibat infeksi cacing yang cenderung tidak mematikan namun  menimbulkan berbagai masalah seperti menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktivitas. Sebagian besar kecacingan pada siswa disebabkan oleh cacing Soil Transmitted Helminth (STH) salah satunya cacing tambang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi infeksi cacing tambang serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian infeksi cacing tambang pada anak usia sekolah dasar di daerah Grobogan, Jawa Tengah.  Penelitian observasi dengan desain cross sectional menggunakan  sampel feses dari siswa di dua SD di Grobogan, Jawa Tengah sebanyak 73 sampel feses. Pemeriksaan mikroskopis dilakukan untuk mengetahui sampel feses yang positif mengandung telur cacing tambang. Hasil menunjukkan sebanyak 10 siswa (13,7%) positif terinfeksi cacing tambang. Data mengenai faktor resiko cacing tambang didapatkan melalui kuesioner sederhana megenai PHBS. Kebersihan sekolah, pekerjaan berisiko dari orang tua siswa serta kebersihan kuku siswa SD merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi angka infeksi cacing tambang pada siswa SD di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.Pihak sekolah perlu meningkatkan program sanitasi di lingkungan sekolah, menggalakkan perilaku hidup sehat serta penyuluhan kesehatan kepada siswa dan keluarganya.
SEROPREVALENSI TOXOPLASMOSIS WANITA DI KOTA SEMARANG Anugrah Riansari; Ryan Halleyantoro; Dian Puspita Dewi; Sudaryanto Sudaryanto; Eva Annisaa; Rebriarina Hapsari
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 2 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i2.14885

Abstract

Pada berbagai belahan dunia diperkirakan 95% dari populasi telah terinfeksi Toxoplasma. Wanita terinfeksi Toxoplasma selama dan sesaat sebelum kehamilan dapat meneruskan infeksinya kepada janin (Congenital Transmission). Infeksi toxoplasma dapat mengakibatkan keguguran, janin lahir mati, dan cacat janin. Pada wanita hamil toksoplasmosis dapat menyebabkan 9% kematian fetus. Belum ada penelitian toxoplasmosis di Kota Semarang. Penelitian ini bertujuan memperoleh data seroprevalensi antibodi anti toxoplasma Ig G dan menganalisis faktor risiko terjadinya toxoplasmosis pada wanita di Kota Semarang. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan analitik observasional, menggunakan desain penelitian cross sectional. Pemberian kuesioner dilakukan pada responden, selain itu juga dilakukan pengambilan sampel darah untuk uji antibodi anti Toxoplasma IgG. Variabel bebas dalam penelitian adalah memelihara kucing, interaksi dengan kucing, konsumsi daging yang kurang matang, kebiasaan kontak dengan tanah. Didapatkan 88 sampel penelitian responden yang memenuhi kriteria inklusi. Sebagian besar memiliki status menikah (75%) dan pendidikan tinggi (83%). Seroprevalensi toxoplasmosis pada wanita di Kota Semarang 48,9%. Tidak didapatkan pengaruh faktor risiko memelihara kucing (OR: 0,568; p-value:0,318), interaksi dengan kucing (OR:0,684, p-value: 0,378), konsumsi daging yang kurang matang (OR: 0,499, p-value: 0,085), kebiasaan kontak dengan tanah (OR:1,912, p-value:0,134) terhadap seroprevalensi toxoplasmosis pada wanita di Kota Semarang.  Diharapkan penelitian lanjutan tentang IgM Toxoplasma dan faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap penularan toxoplasmosis di Kota Semarang.