Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Umur Panen Berbeda terhadap Kandungan Nutrisi dan Analisa Kelayakan Usaha Jangkrik Alam Budidaya di Kalimantan Selatan Fajri Maulana; Fadli Fajri; Bunga Putri Febrina; Abdul Muta Ali; Noor Jannah; Seftia Norazizah
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 25, No 2 (2023): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.25.2.194-205.2023

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui umur panen optimal dilihat dari kandungan nutrisi (bahan kering, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan total abu) dan analisa kelayakan usaha jangkrik alam di Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan jangkrik alam yang dipelihara dari telur sebanyak 500 gram/kotak pemeliharaan sampai umur 35 hari. Kotak pemeliharan jangkrik alam pada penelitian ini berukuran 180 x 112 x 56 cm yang terbuat dari triplek dan berjumlah 4 buah. Pakan yang digunakan adalah BR 1 Wonokoyo, batang pisang dan daun singkong. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan yaitu rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan yaitu: A = Pemanenan jangkrik alam hari ke-31, B = Pemanenan jangkrik alam hari ke-32, C = Pemanenan jangkrik alam hari ke-33, D = Pemanenan jangkrik alam hari ke-34, E = Pemanenan jangkrik alam hari ke-35 dengan 4 kali ulangan. Parameter yang diamati adalah kandungan bahan kering, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, abu total dan analisa kelayakan usaha jangkrik alam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur panen jangkrik alam memberikan pengaruh berbeda nyata (P≤0,05) terhadap kandungan bahan kering dan lemak kasar serta berbeda sangat nyata (P<0.01) terhadap protein kasar, namun berbeda tidak nyata (P≥0,05) terhadap kandungan serat kasar dan total abu. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa umur pemanenan jangkrik alam yang optimal dilihat dari kandungan nutrisi yaitu hari ke-35 dengan kandungan nutrisi yaitu bahan kering 92,61%, protein kasar 60,99%BK, lemak kasar 17,99 %BK, serat kasar 5,18 %BK dan total abu 5,70 %BK.
POTENSI RANSUM BERBASIS BAHAN BAKU LOKAL SEBAGAI PENGGANTI RANSUM KOMERSIL TERHADAP KANDUNGAN KADAR AIR DAN KADAR ABU Amelia Lulu Rosalin Hutabarat; Fadhli Fajri; Fajri Maulana; Wenni Meika Lestari; Dwi Sandri; Bunga Putri Febrina; Abdul Muta Ali; Noor Jannah; Anggun Angkasa Bela Persada; Mufrida Zein; Sihabuddin Chalid
Jurnal Peternakan Borneo Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal Peternakan Borneo
Publisher : Politala Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/jpb.v1i1.5

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ransum berbasis bahan baku lokal sebagai pengganti ransum komersil terhadap kadar air dan abu. Penelitian ini menggunakan bahan pakan lokal yang ada di Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan yang terdiri dari jagung lokal, dedak padi, bungkil inti sawit, tepung ikan, maggot, tepung batu, topmix dan juga ransum komersil. Metode penelitian ini adalah metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 5 perlakuan ransum dan 4 ulangan. Ransum perlakuan yaitu A (100 % Ransum Komersil / Kontrol), B (75 % Ransum komersil + 25 % Ransum Lokal) C (50 % Ransum Komersil + 50 % Ransum Lokal), D (25 % Ransum Komersil + 75 % Ransum Lokal) dan E (100 % Ransum Basal Lokal). Parameter yang diukur adalah kadar air (%) dan kadar abu (%). Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas nutrisi ransum lokal dan ransum pabrikan pada komposisi tertentu memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap kadar air dan kadar abu. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa komposisi campuran ransum lokal dan ransum komersil tidak berpengaruh terhadap kandungan nutrisi terutama kadar air dan kadar abu. Kadar air berkisar 11,64% -12,38% dan kadar abu berkisar 16,14% - 16,76%.
Physical and Chemical Quality of Sorghum and Indigofera Silage as Cow Feeding in the Sentra Pertanian Terpadu of PT Arutmin Indonesia Tambang Asamasam Noor Jannah; Fajri Maulana; Endang Wawan; Nurul Yakin; Muhammad Syahwal Ade Putra
Asian Journal of Social and Humanities Vol. 2 No. 11 (2024): Asian Journal of Social and Humanities
Publisher : Pelopor Publikasi Akademika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59888/ajosh.v2i11.372

Abstract

To support the management of forage and cattle fattening business at the Integrated Agricultural Center (SPT) of PT Arutmin Indonesia Tambang Asamasam. This research uses the Field Work Practice (PKL) method which is carried out for three months, starting from March 4, 2024 to June 3, 2024. During this period, various activities are carried out according to a predetermined schedule and can be adjusted to other activities of the company. This street vendor was held at PT Arutmin Indonesia Tambang Asamasam, which is located in Simpang Empat Sungai Baru Village, Jorong District, Tanah Laut Regency, South Kalimantan Province. The results of this study show that Silage P3 (sorghum 40% and indigofera 60%) and P4 (sorghum 20% and indigofera 80%) are seen from physical quality (color, texture, aroma, and pH) and chemical quality, especially protein content, are in accordance with cow fattening. The physical qualities of sorghum silage and indigofera (color, texture and aroma) are almost the same very well there are no failures in the fermentation process. The pH value of silage is able to stay below 4 so that the silage is of good quality. The chemical quality of sorghum and indigofera with water content of 67.78 – 70.02%, ash content 4.03 – 6.83%, crude protein 4.69 – 19.41%, crude fat 7.58 – 9.35%, crude fiber 38.21 – 40.29%, carbohydrates 18.60 -23.59%, phosphorus 0.13 – 0.21%, calcium 0.16 – 0.91% and calories 197.27 – 228.54Cal/g can be used for cattle fattening.