This Author published in this journals
All Journal Jurnal Arsitektur
Mudhofar .
Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

MAKNA SIMBOL ORNAMEN PADA VIHARA DEWI WELAS ASIH Ovy Damayanti; Mudhofar .
Jurnal Arsitektur Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1326.946 KB) | DOI: 10.59970/jas.v10i2.5

Abstract

Arsitektur Cinayang sudah hadir di negeri kita sejak beberapa abad yang lalu ditandai denganadanya bangunan-bangunan tempat peribadatan (Klenteng) maupun bangunan-bangunan rumah tinggal yang terdapat banyak dikawasanPecinan, terutama dikota-kota pantai. Hal ini wajar mengingat orang-orang Cina yang datang ke negeri kita dahulu umumnya adalah para perantau yang menggunakan laut sebagai media transportasinya.Bangunandengangaya ArsitekturCinamenampilkan sesuatu yang khas dengan bentuk dan nuansa yang mempunyai ciri Arsitektur tersendiri. Ragam hias (ornamen) dan warna-warna yang digunakan dalam bangunan mengandung makna dan maksud tertentu.Arsitektur Cinamerupakan Arsitektur Khas Oriental yang berasal dari daratan Cina yang padadasarnya adalah Arsitektur Tradisionalberornamen atau berhias. Hiasan tersebut bisa berada di dinding, pintu,jendela dan lain-lain yang didasarkan pada mitosdan kepercayaan bangsa Tionghoa, dengan berbagairagam ornamen mulai dari ragam geometris, motif tanaman, motifhewan bahkan sampai legenda-legenda, dengan warna-warna khas yang tampil.Dalam penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan jenis-jenis ornamen dan makna simbolis ornamen yang terdapat pada Vihara Dewi Welas Asih.Penelitianini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah ornamen yang terdapat padaVihara Dewi Welas Asihyang terdapat di Kawasan Cirebon Lama, yaitu kawasan sekitar Jl Yos Sudarsono dan BAT.
IDENTIFIKASI ARSITEKTUR RUMAH TINGGAL PANGERAN ARYA DENDA KUSUMA DI DESA MANDALANGEN KOTA CIREBON Rijal Abdullah; Mudhofar .
Jurnal Arsitektur Vol. 11 No. 1 (2019): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1369.551 KB) | DOI: 10.59970/jas.v11i1.10

Abstract

Cirebon merupakan daerah yang dimana banyak kebudayaan, suku, agama berkumpul karena Cirebon dulu sebagai pusat perdagangan di Jawa Barat bagian Timur. Sehingga menyebabkan banyak akulturasi budaya, salah satunya pada gaya arsitekturnya. Pada hunian atau tempat tinggal di Cirebon lebih tepatnya pada kawasan pemukiman di keraton kesepuhan desa Mandalangenyang diduga dipengaruhi oleh beberapa gaya yaitu dari, Kolonial Belanda, Tradisional Jawa dan Tradisional Sunda yang menjadi ciri gaya hunian pada zamanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikikasi unsur arsitektur salah satu rumah tinggal lama yaitu rumah tinggal pangeran Arya Denda Kusuma pada saat ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif menngunakan teknik pengumpulan data berupa penelitian pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan elemen-elemen atau bangian-bagian yang mana merupakan ciri arsitektur jawa, arsitektur sunda ataupun arsitektur kolonial.
POLA TATA RUANG MASJID KANOMAN Krisna Yunarto; Mudhofar .
Jurnal Arsitektur Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1163.196 KB) | DOI: 10.59970/jas.v11i2.16

Abstract

Keraton Kanoman adalah salah satu dari dua bangunan kesultanan Cirebon yang berdiri pada tahun 1678 M. Kebesaran Islam di Jawa bagian barat tidak lepas dari Kesultanan Cirebon. Masjid yang berada di area Keraton Kanoman selain digunakan sebagai tempat ibadah, masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran. Masjid Kanoman ini pernah menjadi pusat kegiatan penyebaran Islam di Jawa Barat. Para jamaah yang berdatangan tidak hanya dari wilayah Cirebon saja tetapi juga dari daerah sekitar bahkan sampai ke pelosok pulau Jawa. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tata ruang dalam Masjid sedangkan metode peelitian adalah pengamatan langsung dan literatur. Data identifikasi yang dapat disimpulkan dalam penelitian inia adalah dinding masjid dibangun dari bata merah sedangkan lantai dilapisi ubin berwarna abu-abu berukuran 30x30 cm, sementara atap tertutup genteng berbentuk tajuk bersusun. Puncaknya ditutup dengan mustaka. Di bagian atap itu, ditopang dengan empat pilar kayu jati bulat yang hingga sekarang masih dipertahankan keaslian arsitekturnya. Tata ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
PENGARUH LANGGAM ARSITEKTUR JAWA DAN SUNDA PADA MASJID KERAMAT KI BUYUT TRUSMI Indriyani .; Mudhofar .
Jurnal Arsitektur Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1185.572 KB) | DOI: 10.59970/jas.v11i2.21

Abstract

Masuknya Islam di Pulau Jawa tidak lepas dari keberadaan Cirebon yang merupakan salah satu wilayah dengan corak kebudayaan Islam tertua di Pulau Jawa. Pertumbuhan Cirebon menjadi wilayah bercorak Islam dimulai ketika Syarif Hidayatullah memimpin wilayah Cirebon mulai sekitar tahun 1479, sedangkan kedatangan dan penyebaran Islam di wilayah Cirebon sudah ada sebelum kedatangan Syarif Hidayatullah di tahun 1470 (Tjandrasasmitha, 2009: 163). Kompleks Situs Ki Buyut Trusmi merupakan kompleks bangunan kuno yang terletak di Kampung Dalem, Desa Trusmi Wetan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif kepada kunci kiayi masjid keramat buyut terusmi dengan cara obvervasi lapangan. Hasil dari tulisan ini mengungkapkan bahwa pada masjid Ki Buyut Trusmi terdapat pengaruh Arsitektur Jawa pada Atap nya dan pengaruh langgam arsitektur Jawa pada bagian interior masjid.
MORFOLOGI RUMAH TINGGAL PANGERAN ARYA DENDA KUSUMA DI DESA MANDALANGEN KOTA CIREBON Ani Bayu; Mudhofar .
Jurnal Arsitektur Vol. 12 No. 1 (2020): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2069.115 KB) | DOI: 10.59970/jas.v12i1.68

Abstract

Cirebon merupakan daerah yang berada pada pesisir utara pulau jawa atau dikenal dengan jalur pantura yang menghubungkan Jakarta,Cirebon,semarang,Surabaya. Cirebon pada awalnya merupakan sebuah dukuh kecil yang dibangun oleh Ki Gedeng Tapa yang lama kelamaan berkembang menjadi sebuah desa ramai kemudian diberi nama caruban ( carub dalam bahasa Indonesia artinya bersatu padu ). Dinamakan demikian karena disana banyak kebudayaan, suku, agama yang berkumpul karena Cirebon dulu merupakan pusat perdagangan di Jawa Barat bagian Timur. Menurut manuskrip Purwaka Caruban Nagari, pada abab 15 tepatnya dipantai laut jawa terdapat sebuah desa nelayan kecil bernama muara jati. Pada waktu itu banyak kapal asing yang datang untuk berniaga dengan penduduk setempat . pada waktu itu kepengurusan pelabuhan dipegang oleh Ki Gedeng AlangAlang yang ditunjuk oleh penguasa kerajaan galuh ( pajajaran ). Ki Gedeng Alang-Alang memindahkan permukiman ke tempat permukiman baru yang terletak di lemahwungkuk 5 km arah selatan mendekati kaki bukit menuju kerajaan galuh dengan Ki Gedeng Alang-Alang sebagai kepala permukimannya dengan gelar Kuwu Cirebon. selanjutnya, putra prabu siliwangi dilantik sebagai adipati Cirebon dengan gelar cakrabumi. Pangeran inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya kerajaan Cirebon, langkah pertamanya diawali tidak mengirimkan sebuah sesembahan kepada raja galuh. Dan karena hal itu raja galuh mengirimkan utusan ke Cirebon untuk menanyakan sesembahan yang berupa rebon terasi ke adipati Cirebon, dalam pertemuan itu adipati Cirebon berhasil menyakinkan para utusan bahwa wilayah Cirebon sudah berdiri sendiri. Objek yang diteliti adalah rumah tinggal dari Pangeran Arya Denda Kusuma yang diperkirakan telah berdiri pada tahun 1898. Pada rumah tinggal ini Nampak pola tata ruang yang tidak seperti hunian pada umumnya sehingga menimbulkan kekhasan tersendiri contoh pola tata ruang yang memanjang, penempatan kolom dan sebagainya yang tidak dimiliki oleh bangunan tempat tinggal lain disekitarnya
KARAKTERISTIK LANGGAM ARSITEKTUR KOLONIAL STUDI KASUS : GEDUNG BALAIKOTA CIREBON Nurul Ilman; Mudhofar .
Jurnal Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2020): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1837.108 KB) | DOI: 10.59970/jas.v12i2.106

Abstract

Mengatahui sejarah Bangunan Arsitetur menjadi hal yang sangat penting dengan banyaknya perkembangan arsitektur dunia yang telah melahirkan berbagai macam gaya dan langgam . terutama berkembangan gaya arsitektur modern menggeser gaya dan langgam lama dan sudah jarang di Temukanya gaya-gaya arsitektur lama (arsitektur colonial) . maka dari itu pelestarian bangunan arsitektur lama di butuh kan guna mengetahui sejarah dan perkembangan arsitektur Indonesia terutama di wilayah Cirebon. Tujuan penelitian adalah menemukan keunikan dan karakter arsitektur kolonial pada gedung Balai Kota Cirebon. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dan membandingkan bentukan langgam arsitektur pada gedung Balai Kota Cirebon dengan kerakteristik arsitektur kolonial di Indonesia. hasil penelitian menunjukan bahwa gedung Balai Kota Cirebon memiliki ciri atau karaketristik langgam arsitektur kolonial diantaranya terlihat pada Pemakaian bahan bangunan dari alam seperti batu bata dan bentuknya yang sangat plastis, ornamen sculptural dan bermacammacam warna dari bahan asli (bata, alam, kayu).