Anastasia Ratnawati Biromo
Universitas Tarumanagara

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gangguan Kesehatan Mental pada Mahasiswa Kedokteran: Sebuah Kajian Studi Potong Lintang Salah Satu Fakultas Kedokteran di Jakarta Barat Anastasia Ratnawati Biromo; Novendy Novendy; Gilbert Alfredo Delano Lonan; Vera Ariani; Muhammad Rizal Permana
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 7 (2023): Volume 3 Nomor 7 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.78 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v3i7.10620

Abstract

ABSTRACT Medical education requires physical and mental resilience because of the long journey of the study itself. Enduring various pressures can lead to serious mental health disorders such as stress, anxiety, and depression. There is currently no data on the proportion of mental health disorders in Universitas Tarumanagara’s medical faculty. This study was conducted to obtain data on the proportion of mental health disorders among Universitas Tarumanagara’s medical students. The research design was a cross-sectional descriptive. The SQR-20, PHQ-9, PSS-10, and DASS-21 questionnaires were used to assess mental health disorders, stress, anxiety, and depression. The study found that 49.9% of respondents had mental health disorders (SQR-20 questionnaire), 12.8% of respondents reported moderate to severe depression (PHQ-9 questionnaire), and 69.4% of respondents were under moderate stress (PSS-10 questionnaire). According to the DASS-21 questionnaire results, 26.8% of respondents had moderate-to-severe stress, 58.9% had moderate-to-severe anxiety, and 37.6% had moderate-to-severe depression. It can be concluded that the high proportion of mental health disorders such as stress, anxiety, and depression among Universitas Tarumanagara’s medical faculty students requires special attention. This must be addressed immediately, and students must seek assistance to ensure that they won’t experience more severe conditions in the future. Keywords: Mental Health, Stress, Anxienty, Depression  ABSTRAK Menempuh pendidikan di fakultas kedokteran memerlukan kekuatan fisik dan mental yang kuat karena perjalanan studi yang panjang. Berbagai tekanan yang dihadapi dapat menimbulkan gangguan kesehatan mental yang serius seperti stress, kecemasan hingga depresi. Sampai saat ini masih belum diperoleh data mengenai kejadian gangguan kesehatan mental di fakultas kedokteran Universitas Tarumanagara. Maka dengan itu dilakukan penelitian ini untuk mendapat data proporsi kejadian gangguan kesehatan mental pada mahasiswa di fakultas kedokteran Universitas Tarumanagara. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif potong lintang. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner SQR-20, PHQ-9, PSS-10 dan DASS-21 untuk menilai gangguan kesehatan mental, stress, kecemasan dan depresi. Penelitian ini mendapatkan sebanyak 49.9% reponden mengalami gangguan kesehatan mental (kuesioner SQR-20), sebanyak 12.8% responden mengalami depresi sedang-berat (kuesioner PHQ-9), dan sebanyak 69.4% responden mengalami stress sedang (kuesioner PSS-10). Hasil kuesioner DASS-21 didapatkan sebanyak 26.8% responden mengalami stress sedang-sangat berat, 58.9% mengalami kecemasan sedang-sangat berat dan 37.6% mengalami depresi sedang-sangat berat. Dapat disimpulkan bahwa tingginya angka kejadian gangguan kesehatan mental berupa stress, kecemasan dan depresi pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Tarumanagara perlu mendapat perhatian khusus dari institusi pendidikan terkait. Hal ini harus segera ditangani dan mahasiswa perlu mendapatkan pertolongan supaya tidak menimbulkan kondisi yang lebih berat dikemudian hari. Kata Kunci: Kesehatan Mental, Stress, Kecemasan, Depresi
Hubungan Kadar Vitamin D dengan Kejadian Insomnia Pada Kelompok Lanjut Usia di Panti Santa Anna Anastasia Ratnawati Biromo; Noer Saelan Tadjudin; Alexander Halim Santoso; Yohanes Firmansyah; William Gilbert Satyanegara; Dean Ascha Wijaya; Joshua Kurniawan; Ayleen Nathalie Jap; Fladys Jashinta Mashadi; Melkior Michael Fransisco; Linginda Soebrata
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 7 (2024): Volume 6 Nomor 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i7.13516

Abstract

ABSTRACT Vitamin D deficiency is a public health problem that affects everyone regardless of their age. It is linked to various health problems, and one of them is sleep problem. Nearly 60% of elderly have sleep problems, with insomnia being the most frequently reported symptom. Insomnia can lead to physical, mental, behaviour problems, and increasing risk of having diabetes and cardiovascular disease. To find the association between vitamin D and insomnia in elderly. This research uses cross sectional study to find association between vitamin D and insomnia in elderly who live in Santa Anna’s nursing home. Respondents who met the inclusion criterias were measured for vitamin D and then filling out Insomnia Severity Index (ISI) questionnaire. Statistical analysis used is the Mann-Whitney test. Twenty-seven participants met the inclusion criteria, with the mean age of 75,59 (SD 7,42) years and vitamin D level 19,93 (SD 6,87) ng/ml. There was no significant difference in vitamin D level between non-insomnia and insomnia (p-value 0,979). However, from this study we found that lower vitamin D serum was associated with the increasing risk of insomnia. Vitamin D deficiency should be taken into account when treating elderly with sleep disorder. Health practitioners should consider Vitamin D supplementation as adjunctive treatment in sleep problems. Keywords: Insomnia, Elderly, Vitamin D  ABSTRAK Defisiensi vitamin D merupakan masalah kesehatan umum yang dapat terjadi pada semua orang tanpa memandang usia. Defisiensi vitamin D dihubungkan dengan berbagai macam masalah kesehatan, salah satunya adalah gangguan tidur. Gangguan tidur pada lansia merupakan masalah yang sering ditemui, dimana hampir 60% lansia mengalami gangguan tidur. Insomnia dapat menyebabkan gangguan fisik, mental, perilaku, dan meningkatkan risiko penyakit diabetes serta kardiovaskular. Meneliti hubungan vitamin D dengan kejadian insomnia pada lansia. Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang mencari hubungan antara kadar vitamin D dengan kejadian insomnia pada orang lanjut usia di Panti Lansia Santa Anna. Responden yang memenuhi kriteria inklusi dilakukan pengukuran kadar vitamin D dan pengisian kuesioner Insomnia Severity Index (ISI) untuk insomnia. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Sebanyak 27 responden memenuhi kriteria inklusi dengan rerata usia 75,59 (SD 7,42) tahun, dengan kadar vitamin D 19,93 (SD 6,87) ng/ml. Hasil analisis statistik tidak mendapatkan perbedaan rerata kadar vitamin D yang bermakna antara kelompok dengan atau tanpa insomnia (p-value 0,979), meski demikian pada penelitian ini didapatkan bahwa defisiensi vitamin D berisiko meningkatkan terjadinya insomnia. Defisiensi vitamin D harus dipertimbangkan dalam manajemen lanjut usia dengan gangguan tidur. Suplementasi vitamin D dapat dipertimbangkan sebagai terapi tambahan pada lanjut usia yang mengalami gangguan tidur. Kata Kunci: Insomnia, Lansia, Vitamin D